tag:blogger.com,1999:blog-87203648672288130272024-02-18T22:00:01.782-08:00SEJARAH PERADABAN ISLAM (CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.comBlogger57125tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-35254552537419706992011-10-20T11:53:00.000-07:002011-10-20T11:53:00.067-07:00ISLAM DI ANDALUSIA<div class="entry-body"><div><div class="item-body"><div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hispania" target="_blank" title="Hispania"><span style="color: black; text-decoration: none;">Hispania</span></a> yang dikuasai oleh orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" target="_blank" title="Kristen"><span style="color: black; text-decoration: none;">Kristen</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Visigoth" target="_blank" title="Visigoth"><span style="color: black; text-decoration: none;">Visigoth</span></a>. Pada tahun 711 M, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Moor" target="_blank" title="Moor"><span style="color: black; text-decoration: none;">Moor</span></a> dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jenderal" target="_blank" title="Jenderal"><span style="color: black; text-decoration: none;">jenderal</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tariq_bin_Ziyad" target="_blank" title="Tariq bin Ziyad"><span style="color: black; text-decoration: none;">Tariq bin Ziyad</span></a>, dan dibawah perintah dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Umayyah" target="_blank" title="Kekhalifahan Umayyah"><span style="color: black; text-decoration: none;">Kekhalifahan Umayyah</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Damaskus" target="_blank" title="Damaskus"><span style="color: black; text-decoration: none;">Damaskus</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Pasukan ini mendarat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gibraltar" target="_blank" title="Gibraltar"><span style="color: black; text-decoration: none;">Gibraltar</span></a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_April" target="_blank" title="30 April"><span style="color: black; text-decoration: none;">30 April</span></a>, dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan <b><i>Raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Roderic" target="_blank" title="Roderic"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderic</span></a></i></b> dari Visigoth dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Guadalete" target="_blank" title="Pertempuran Guadalete"><span style="color: black; text-decoration: none;">Pertempuran Guadalete</span></a> ( 711 M ), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada tahun 719 M. Hanya daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Galicia_%28Spanyol%29" target="_blank" title="Galicia (Spanyol)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Galicia</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Basque" target="_blank" title="Basque"><span style="color: black; text-decoration: none;">Basque</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asturias" target="_blank" title="Asturias"><span style="color: black; text-decoration: none;">Asturias</span></a> yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pirenia&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Pirenia (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Pirenia</span></a> untuk menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" target="_blank" title="Perancis"><span style="color: black; text-decoration: none;">Perancis</span></a>, namun berhasil dihentikan oleh kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Frank" target="_blank" title="Frank"><span style="color: black; text-decoration: none;">Frank</span></a> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Tours" target="_blank" title="Pertempuran Tours"><span style="color: black; text-decoration: none;">pertempuran Tours</span></a> (732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi <b><i>Al-Andalus</i></b>, terdiri dari <b><i>Spanyol, Portugal dan Perancis bagian selatan</i></b> yang disebut sekarang.</span><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">A. Perkembangan Politik</span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Pada awalnya, <b><i>Al-Andalus</i></b> dikuasai oleh seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wali_Al-Andalus" target="_blank" title="Wali Al-Andalus"><span style="color: black; text-decoration: none;">wali Yusuf Al-Fihri (gubernur)</span></a> yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/746" target="_blank" title="746"><span style="color: black; text-decoration: none;">746</span></a> M, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_bin_Abdurrahman_Al-Fihri" target="_blank" title="Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri"><span style="color: black; text-decoration: none;">Yusuf Al-Fihri</span></a> memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/750" target="_blank" title="750"><span style="color: black; text-decoration: none;">750</span></a> M, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Abbasiyah" target="_blank" title="Bani Abbasiyah"><span style="color: black; text-decoration: none;">bani Abbasiyah</span></a> menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/756" target="_blank" title="756"><span style="color: black; text-decoration: none;">756</span></a> M, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_I" target="_blank" title="Abdurrahman I"><span style="color: black; text-decoration: none;">Abdurrahman I</span></a> (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amir_Kordoba" target="_blank" title="Amir Kordoba"><span style="color: black; text-decoration: none;">Amir Kordoba</span></a>. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a> bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_bin_Muhammad" target="_blank" title="Abdullah bin Muhammad"><span style="color: black; text-decoration: none;">Abdullah bin Muhammad</span></a> bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Cucu Abdullah, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_III" target="_blank" title="Abdurrahman III"><span style="color: black; text-decoration: none;">Abdurrahman III</span></a>, menggantikannya pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/912" target="_blank" title="912"><span style="color: black; text-decoration: none;">912</span></a> M, dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah_Kordoba" target="_blank" title="Khalifah Kordoba"><span style="color: black; text-decoration: none;">Khalifah</span></a>, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baghdad" target="_blank" title="Baghdad"><span style="color: black; text-decoration: none;">Baghdad</span></a> dan kekhalifahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syi%27ah" target="_blank" title="Syi'ah"><span style="color: black; text-decoration: none;">Syi'ah</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tunis" target="_blank" title="Tunis"><span style="color: black; text-decoration: none;">Tunis</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">B. Masa kekhalifahan</span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> Andalusia - </span></b><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> diduduki umat Islam pada zaman khalifah <b><i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Walid&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Al-Walid (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Al-Walid</span></a> Rahimahullah</i></b> (705-715 M), salah seorang khalifah dari <b><span style="font-weight: normal;">Bani Umayyah</span></b> yang berpusat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Damaskus" target="_blank" title="Damaskus"><span style="color: black; text-decoration: none;">Damaskus</span></a>, dimana Ummat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> sebelumnya telah mengusasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a>. Dalam proses penaklukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> ini terdapat tiga pahlawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu <b><i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tharif_ibn_Malik&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Tharif ibn Malik (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Tharif ibn Malik</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thariq_ibn_Ziyad&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Thariq ibn Ziyad (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Thariq ibn Ziyad</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa_ibn_Nushair&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Musa ibn Nushair (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Musa ibn Nushair</span></a> Rahimahullahum ajma’in</i></b>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maroko" target="_blank" title="Maroko"><span style="color: black; text-decoration: none;">Maroko</span></a> dan benua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" target="_blank" title="Eropa"><span style="color: black; text-decoration: none;">Eropa</span></a> itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Julian&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Julian (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Julian</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a> membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Visigothic&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Kerajaan Visigothic (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">kerajaan Visigothic</span></a> yang berkuasa di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa_ibn_Nushair&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Musa ibn Nushair (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Musa ibn Nushair</span></a> pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thariq_ibn_Ziyad&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Thariq ibn Ziyad (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Thariq ibn Ziyad</span></a> <i>Rahimahullah</i>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thariq_ibn_Ziyad&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Thariq ibn Ziyad (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Thariq ibn Ziyad</span></a> <i>Rahimahullah</i> lebih banyak dikenal sebagai penakluk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Barbar&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Suku Barbar (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">suku Barbar</span></a> yang didukung oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa_ibn_Nushair&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Musa ibn Nushair (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Musa ibn Nushair</span></a> <i>Rahimahullah</i> dan sebagian lagi orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab" target="_blank" title="Arab"><span style="color: black; text-decoration: none;">Arab</span></a> yang dikirim Khalifah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Walid&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Al-Walid (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">al-Walid</span></a> <i>Rahimahullah</i>. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thariq_ibn_Ziyad&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Thariq ibn Ziyad (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Thariq ibn Ziyad</span></a> <i>Rahimahullah</i>. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gibraltar" target="_blank" title="Gibraltar"><span style="color: black; text-decoration: none;">Gibraltar</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jabal_Thariq&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Jabal Thariq (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Jabal Thariq</span></a>).</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a>. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakkah" target="_blank" title="Bakkah"><span style="color: black; text-decoration: none;">Bakkah</span></a>, Raja <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a> dapat dikalahkan. Dari situ Thariq <i>Rahimahullah</i> dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cordova&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Cordova (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Cordova</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Granada" target="_blank" title="Granada"><span style="color: black; text-decoration: none;">Granada</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toledo&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Toledo (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Toledo</span></a> (ibu kota <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Gothik&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Kerajaan Gothik (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">kerajaan Gothik</span></a> saat itu). Sebelum Thariq <i>Rahimahullah</i> berhasil menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa_ibn_Nushair&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Musa ibn Nushair (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Musa ibn Nushair</span></a> <i>Rahimahullah</i> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a>. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gothik" target="_blank" title="Gothik"><span style="color: black; text-decoration: none;">Gothik</span></a> yang jauh lebih besar, 100.000 orang.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Kemenangan pertama yang dicapai oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thariq_ibn_Ziyad&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Thariq ibn Ziyad (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Thariq ibn Ziyad</span></a> <i>Rahimahullah</i> membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa_ibn_Nushair&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Musa ibn Nushair (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Musa ibn Nushair</span></a> <i>Rahimahullah</i> merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa <i>Rahimahullah</i> berhasil menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sidonia&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Sidonia (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Sidonia</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karmona&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Karmona (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Karmona</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seville&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Seville (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Seville</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merida" target="_blank" title="Merida"><span style="color: black; text-decoration: none;">Merida</span></a> serta mengalahkan penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Gothic&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Kerajaan Gothic (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">kerajaan Gothic</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Theodomir&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Theodomir (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Theodomir</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Orihuela&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Orihuela (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Orihuela</span></a>, ia bergabung dengan Thariq di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toledo&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Toledo (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Toledo</span></a>. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a>, termasuk bagian utaranya, mulai dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saragosa&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Saragosa (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Saragosa</span></a> sampai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Navarre" target="_blank" title="Navarre"><span style="color: black; text-decoration: none;">Navarre</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_ibn_Abd_al-Aziz" target="_blank" title="Umar ibn Abd al-Aziz"><span style="color: black; text-decoration: none;">Umar ibn Abd al-Aziz</span></a> <i>Rahimahullah</i> tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pyrenia&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Pyrenia (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Pyrenia</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis_Selatan" target="_blank" title="Perancis Selatan"><span style="color: black; text-decoration: none;">Perancis Selatan</span></a>. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Samah&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Al-Samah (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Al-Samah</span></a> <i>Rahimahullah</i>, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdurrahman_ibn_Abdullah_al-Ghafiqi&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi</span></a> <i>Rahimahullah</i>. Dengan pasukannya, ia menyerang kota <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bordreu&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Bordreu (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Bordreu</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Poiter&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Poiter (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Poiter</span></a>, dan dari sini ia mencoba menyerang kota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tours" target="_blank" title="Tours"><span style="color: black; text-decoration: none;">Tours</span></a>. Akan tetapi, diantara kota <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Poiter&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Poiter (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Poiter</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tours" target="_blank" title="Tours"><span style="color: black; text-decoration: none;">Tours</span></a> itu ia ditahan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Charles_Martel&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Charles Martel (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Charles Martel</span></a>, sehingga penyerangan ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" target="_blank" title="Perancis"><span style="color: black; text-decoration: none;">Perancis</span></a> gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Avirignon&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Avirignon (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Avirignon</span></a> tahun 734 M, ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lyon" target="_blank" title="Lyon"><span style="color: black; text-decoration: none;">Lyon</span></a> tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Tengah" target="_blank" title="Laut Tengah"><span style="color: black; text-decoration: none;">Laut Tengah</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majorca&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Majorca (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Majorca</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Corsia&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Corsia (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Corsia</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sardinia" target="_blank" title="Sardinia"><span style="color: black; text-decoration: none;">Sardinia</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Creta&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Creta (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Creta</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rhodes" target="_blank" title="Rhodes"><span style="color: black; text-decoration: none;">Rhodes</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cyprus" target="_blank" title="Cyprus"><span style="color: black; text-decoration: none;">Cyprus</span></a> dan sebagian dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sicilia" target="_blank" title="Sicilia"><span style="color: black; text-decoration: none;">Sicilia</span></a> juga jatuh ke tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin" target="_blank" title="Muslimin"><span style="color: black; text-decoration: none;">Muslimin</span></a> yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> dan melebar jauh menjangkau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perancis_Tengah&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Perancis Tengah (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Perancis Tengah</span></a> dan bagian-bagian penting dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" target="_blank" title="Italia"><span style="color: black; text-decoration: none;">Italia</span></a>. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> sendiri. Pada masa penaklukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> oleh orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a>, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gothic" target="_blank" title="Gothic"><span style="color: black; text-decoration: none;">Gothic</span></a> bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" target="_blank" title="Yahudi"><span style="color: black; text-decoration: none;">Yahudi</span></a>. Penganut agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" target="_blank" title="Yahudi"><span style="color: black; text-decoration: none;">Yahudi</span></a> yang merupakan bagian terbesar dari penduduk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> dipaksa dibaptis menurut agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" target="_blank" title="Kristen"><span style="color: black; text-decoration: none;">Kristen</span></a>. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a>. Berkenaan dengan itu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amer_Ali&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Amer Ali (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Amer Ali</span></a>, seperti dikutip oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imamuddin&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Imamuddin (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Imamuddin</span></a> mengatakan, ketika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" target="_blank" title="Afrika"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika</span></a> (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Visighotic&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Visighotic (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Visighotic</span></a>. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" target="_blank" title="Yahudi"><span style="color: black; text-decoration: none;">Yahudi</span></a> yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> ini banyak membantu keberhasilan campur tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Gothic&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Kerajaan Gothic (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">kerajaan Gothic</span></a> berdiri.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> masuk ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a>, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> masih berada di bawah pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Romawi" target="_blank" title="Romawi"><span style="color: black; text-decoration: none;">Romawi</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Byzantine" target="_blank" title="Byzantine"><span style="color: black; text-decoration: none;">Byzantine</span></a>), berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> berada di bawah kekuasaan kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Goth" target="_blank" title="Goth"><span style="color: black; text-decoration: none;">Goth</span></a>, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a>, Raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Goth" target="_blank" title="Goth"><span style="color: black; text-decoration: none;">Goth</span></a> terakhir yang dikalahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a>. Awal kehancuran kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ghoth&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Ghoth (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Ghoth</span></a> adalah ketika Raja <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a> memindahkan ibu kota negaranya dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seville&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Seville (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Seville</span></a> ke <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toledo&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Toledo (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Toledo</span></a>, sementara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Witiza&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Witiza (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Witiza</span></a>, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toledo&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Toledo (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Toledo</span></a>, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oppas&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Oppas (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Oppas</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Achila&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Achila (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Achila</span></a>, kakak dan anak <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Witiza&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Witiza (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Witiza</span></a>. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a>. Mereka pergi ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a> dan bergabung dengan kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin" target="_blank" title="Muslimin"><span style="color: black; text-decoration: none;">muslimin</span></a>. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Sementara itu terjadi pula konflik antara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a> dengan Ratu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Julian&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Julian (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Julian</span></a>, mantan penguasa wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Septah&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Septah (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Septah</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Julian&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Julian (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Julian</span></a> juga bergabung dengan kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin" target="_blank" title="Muslimin"><span style="color: black; text-decoration: none;">Muslimin</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" target="_blank" title="Afrika Utara"><span style="color: black; text-decoration: none;">Afrika Utara</span></a> dan mendukung usaha umat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> untuk menguasai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Julian&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Julian (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Julian</span></a> bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa <i>Rahimahumullah</i>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">Hal menguntungkan tentara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> lainnya adalah bahwa tentara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roderick&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Roderick (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Roderick</span></a> yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" target="_blank" title="Yahudi"><span style="color: black; text-decoration: none;">Yahudi</span></a> yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin" target="_blank" title="Muslimin"><span style="color: black; text-decoration: none;">Muslimin</span></a>.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: black;">Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> yang terlibat dalam penaklukan wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> yang ditunjukkan para tentara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a>, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin" target="_blank" title="Muslimin"><span style="color: black; text-decoration: none;">muslimin</span></a> itu menyebabkan penduduk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" target="_blank" title="Spanyol"><span style="color: black; text-decoration: none;">Spanyol</span></a> menyambut kehadiran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a> di sana.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">C. Perkembangan Peradaban</span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><b><span lang="EN" style="color: black; font-style: normal;"> </span></b></i></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><b><span lang="EN" style="color: black; font-style: normal;">Kemajuan Intelektual </span></b></i><b><i><span lang="EN" style="color: black;"></span></i></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari :</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Komunitas-komunitas Arab</i></b> (Utara dan Selatan)</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Al-Muwalladun</i></b> (orang-orang Spanyol yang masuk Islam)</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Barbar</i></b> (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara)</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Al-Shaqalibah</i></b> (tentara bayaran yang dijual Jerman kepada penguasa Islam)</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Yahudi</i></b></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Kristen Muzareb yang berbudaya Arab</i></b></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">- <b><i>Kristen yang masih menentang kehadiran Islam</i></b></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">1. Filsafat</span></b><span lang="EN" style="color: black;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu <b><i>Ibn Rusyd</i></b> dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black; font-weight: normal;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">2. Sains </span></b><span lang="EN" style="color: black;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">3. Fiqih </span></b><span lang="EN" style="color: black;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">4. Musik dan Kesenian</span></b><span lang="EN" style="color: black;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN" style="color: black;">5. Bahasa dan Sastra </span></b><span lang="EN" style="color: black;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN" style="color: black;">Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain. </span></div><br />
<div><img alt="" height="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4368173050090497843-6469463541424842819?l=spistai.blogspot.com" width="1" /></div></div></div></div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-75392791625125662052011-10-19T13:05:00.000-07:002011-10-19T13:05:00.429-07:00Integrasi Sosial dalam MasyarakatKali ini saya akan membahas mengenai <a href="http://www.gudangmateri.com/2011/04/integrasi-sosial-dalam-masyarakat.html" target="_blank">Integrasi Sosial dalam Masyarakat</a> , tentunya materi ini amat penting untuk dipahami guna memahami makna integrasi sosial dan tentunya penerapannya secara langsung dalam masyarakat. <br />
<div class="entry-body"><div><div class="item-body"><div><br />
<b>Pengertian Integrasi Sosial</b><br />
<br />
Secara arti kata Integrasi berasal dari bahasa inggris "<i>integration</i>" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.<br />
<br />
Sedangkan definisi lain dari integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Sehingga integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :<br />
<br />
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.<br />
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.<br />
<br />
Dalam pengertian sempit integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.<br />
<br />
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.<br />
<br />
Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka<br />
<br />
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme integrasi sosial dalam masyarakat senantiasa terkait dengan dua landasan berikut :<br />
<br />
- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)<br />
<br />
- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.<br />
<br />
Sehingga definisi dari integrasi sosial dalam masyarakat dapat diartikan sebagai kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan.<br />
<br />
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. <br />
<br />
<b>Bentuk - Bentuk Integrasi Sosial</b><br />
<br />
Bentuk integrasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:<br />
<br />
- Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi sosial ini terlihat dari pembentukan tatanan sosial yang baru yang menggantikan budaya Asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan sosial yang primitif dan rasis. Maka dari itu budaya Asli yang bertentangan dengan norma dan mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan sosial baru yang dapat menyatukan beragam latar belakang sosial.<br />
<br />
- Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternatif tersendiri dalam menyikapi interaksi sosial, hal ini didasarkan pada nilai-nilai sosial masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai-nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi sosial.<br />
<br />
<b>Faktor - Faktor untuk mencapai Integrasi Sosial dalam Masyarakat</b><br />
<br />
Integrasi sosial dalam masyarakat dapat dicapai apabila unsur-unsur sosial saling berinteraksi.Selain itu norma-norma sosial dan adat istiadat yang baik turut menjadi penunjang untuk mencapai integrasi sosial tersebut. Hal ini dikarenakan norma-norma sosial dan adat istiadat merupakan unsur yang mengatur perilaku dengan mengadakan tuntutan mengenai bagaimana orang harus bertingkah laku.<br />
<br />
Namun demikian tercapainya integrasi sosial dalam masyarakat memerlukan pengorbananm, baik pengorbanan perasaan, maupun pengrobanan materil. Dasar dari pengorbanan adalah langkah penyesuaian antara perbedaan perasaan, keinginan, ukuran dan penilaian di dalam masyarakat tersebut. Maka dari itu norma sosial sebagai acuan bertindak dan berprilaku dalam masyarakat akan memberikan pedoman untuk seorang bagaimana bersosialisasi dalam masyarakat.<br />
<br />
Adapun faktor - faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi sosial dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:<br />
<br />
- Faktor internal : kesadaran diri sebagai makhluk sosial, tuntutan kebutuhan, dan semangat gotong royong.<br />
<br />
- Faktor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persamaan kebudayaan, terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persaman visi, misi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya kosensus nilai, dan adanya tantangan dari luar<br />
<br />
<b>Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial</b><br />
<br />
Untuk mencapai integrasi sosial dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat :<br />
<br />
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.<br />
<br />
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan dan saling memahami antara satu sama lain, maka konflik pun dapat dihindarkan.<br />
<br />
Untuk mencapai integrasi sosial seringkali konflik-pun tak terhindarkan , maka perlu dicari beberapa bentuk yang mengakomodasi perbedaan tersebut. Maka dari itu ditawarkanlah empat sistem berikut untuk mengurangi konflik yang terjadi, antara lain:<br />
<br />
1. Mengedepankan identitas bersama seperti sistem budaya yang berasaskan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.<br />
2. Menerapkan sistem sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam masyarakat dalam segala bidang.<br />
3. Membiasakan sistem kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang terwujud sdalam pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), sehingga pola-pola penilaian yang berbeda dapat disamakan sebagai pola-pola keindonesiaan. <br />
4. Mendasarkan pada nasionalime yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras, melainkan identitas kenegaraan.<br />
<br />
Setelah pembahasan diatas kita dapat memahami secara jelas makna dan fungsi penting sebuah integrasi sosial dalam masyarakat. Seperti kita ketahui Indonesia sebagai negara yang multi-etnis tentunya sangat rawan dengan konflik SARA. Maka dari itu integrasi sosial hadir untuk mengharmonisasi masyarakat, sehingga konflik tersebut dapat dicegah. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.<br />
<div><img alt="" height="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/3890940342545020385-5601332506821863807?l=www.gudangmateri.com" width="1" /></div><img height="1" src="http://feeds.feedburner.com/%7Er/xml/www/%7E4/a75UUSnJ5zY" width="1" /></div></div></div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-86624754686811497862011-10-18T13:10:00.000-07:002011-10-18T13:10:00.107-07:009 Penemuan Muslim Yang Mengguncang Dunia<h2 class="entry-title"><a class="entry-title-link" href="http://deburanombak.com/2011/08/9-penemuan-muslim-yang-mengguncang-dunia/" target="_blank"><br />
</a></h2><div class="entry-author"><span class="entry-author-parent">by <span class="entry-author-name">dheQ</span></span></div><div style="float: right; margin-left: 10px;"><a href="http://api.tweetmeme.com/share?url=http%3A%2F%2Fdeburanombak.com%2F2011%2F08%2F9-penemuan-muslim-yang-mengguncang-dunia%2F" target="_blank"><br />
</a> </div>Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan<br />
ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun<br />
warisan muslim yang terlupakan.<br />
“Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman<br />
Renaisans langsung kepada Yunani,” ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi<br />
dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.<br />
Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani<br />
mengharapkan pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi<br />
peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah<br />
menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan terbentang seluas daratan<br />
China.<br />
Inilah penemuan muslim yang luar biasa:<br />
1. Operasi Bedah<br />
<img alt="http://spesialisbedah.com/wp-content/uploads/2008/09/operasi1-300x255.jpg" src="http://spesialisbedah.com/wp-content/uploads/2008/09/operasi1-300x255.jpg" /><br />
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500<br />
halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di<br />
Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak<br />
penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang<br />
jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada<br />
luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan<br />
sepasang alat jepit pembedahan.<br />
2. Kopi<br />
<img alt="http://matakita.files.wordpress.com/2008/02/cangkir-kopi.jpg" src="http://matakita.files.wordpress.com/2008/02/cangkir-kopi.jpg" /><br />
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali<br />
dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum<br />
sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh<br />
sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada<br />
abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika<br />
kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.<br />
3. Mesin Terbang<br />
<img alt="http://farm4.static.flickr.com/3578/3819397105_854813b5cc.jpg" src="http://farm4.static.flickr.com/3578/3819397105_854813b5cc.jpg" /><br />
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi<br />
sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain<br />
sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum<br />
burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas<br />
terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan<br />
mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak<br />
terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun<br />
kemudian.<br />
4. Universitas<br />
<img alt="http://www.1st-art-gallery.com/thumbnail/176605/1/View-Of-The-University,-Cairo-$28vue-De-L$27universite-Du-Caire$29.jpg" src="http://www.1st-art-gallery.com/thumbnail/176605/1/View-Of-The-University,-Cairo-$28vue-De-L$27universite-Du-Caire$29.jpg" /><br />
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan<br />
sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya<br />
Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan<br />
universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian.<br />
Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti<br />
utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi<br />
wanita muslim di mana pun di dunia.<br />
5. Aljabar<br />
<img alt="http://kartini87.files.wordpress.com/2009/07/aljabar.jpg" src="http://kartini87.files.wordpress.com/2009/07/aljabar.jpg" /><br />
Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9<br />
‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of<br />
Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar<br />
adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan<br />
gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang<br />
pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa<br />
menjadi kekuatan.<br />
6. Optik<br />
<img alt="http://sepenggal.files.wordpress.com/2008/12/gambar-alat-optik.jpg" src="http://sepenggal.files.wordpress.com/2008/12/gambar-alat-optik.jpg" /><br />
“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar<br />
Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia<br />
melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori<br />
Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri.<br />
Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran<br />
kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan<br />
koneksi antara optik dan otak.<br />
7. Musik<br />
<img alt="http://totalfeedback.com/tfwp/wp-content/uploads/2008/12/music-notes.jpg" src="http://totalfeedback.com/tfwp/wp-content/uploads/2008/12/music-notes.jpg" /><br />
Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen<br />
yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek<br />
moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet<br />
Arab.<br />
8. Sikat Gigi<br />
<img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAeY9Nh2cjNjzE3feCTKMnLuezjI53Pw8FSeqakHPg3aLvmETo1AD-S5tTIWBlZmxVbGdB3436JPptxFW5QZqVTpSbL62onBriKcwVSqMa7ebHeZasbDrqzvItmNg_s6ED228CPAkUEh4/s1600/sikat-gigi.jpg" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAeY9Nh2cjNjzE3feCTKMnLuezjI53Pw8FSeqakHPg3aLvmETo1AD-S5tTIWBlZmxVbGdB3436JPptxFW5QZqVTpSbL62onBriKcwVSqMa7ebHeZasbDrqzvItmNg_s6ED228CPAkUEh4/s1600/sikat-gigi.jpg" /><br />
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi<br />
pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk<br />
membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam<br />
Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.<br />
9. Engkol<br />
<img alt="http://otomotif.web.id/image/1.4.jpg" src="http://otomotif.web.id/image/1.4.jpg" /><br />
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim,<br />
termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi<br />
gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek<br />
berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh<br />
Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepedaSEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-34932480585733943072011-10-18T13:06:00.000-07:002011-10-18T13:06:00.490-07:00Menjadi Pemimpin yang Melayani<div class="entry-author"> <span class="entry-author-parent"><br />
<span class="entry-author-name"></span></span></div><img src="http://1.bp.blogspot.com/-T6TtgM9lbDc/Ta7oUDJ7UhI/AAAAAAAAAWo/rf3IljR5MZA/s1600/pemimpin-yang-melayani.jpg" width="580" /><br />
Pemimpin dalam suatu organisasi maupun dalam pemerintahan memegang peran yang amat penting demi kemajuan organisasi atau institusi tersebut. Dalam perkembangan sekarang ini, orang-orang sangat mendambakan pemimpin yang peduli dan melayani. Harapan terbesar terhadap seorang pemimpin baru oleh masyarakat adalah kepemimpinan yang melayani, apabila gaya kepemimpinan ini berkembang niscaya institusi yang dipimpinnya akan sejahtera , bila ia menjadi seorang pemimpin terhadap sekelompok masyarakat , maka rakyatnya akan makmur.<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">" Good leaders must first become good servants"</span></b><br />
- Robert Greenleaf<br />
<br />
Namun di Indonesia , seringkali kita menemukan pemimpin yang justru mau dilayani . Sehingga muncul antipati terhadap pemimpin. Kebanyakan sudut pandang yang salah dari seorang pemimpin adalah dirinya harus dilayani oleh segenap rakyatnya , ibarat seorang anak bayi keinginannya harus dituruti. Hal ini didasari dari keangkuhan dan kesombongan dirinya sebagai seorang yang dianggap berkedudukan tinggi maupun orang istimewa. Sehingga kepemimpinan yang melayani hanya menjadi angan - angan belaka.<br />
<br />
<b>Pengertian Pemimpin yang Melayani</b><br />
<br />
Menurut teori tentang pemimpin yang melayani dimulai sejak tahun 1970, ketika R.K. Greenleaf (1904-1990) menulis sebuah essay yang berjudul “The Servant as Leader”. Essay tersebut dikembangkan oleh Greenleaf menjadi sebuah buku yang diterbitkan tahun 1977 berjudul “Servant Leadership: A Journey into the Nature of Legitimate Power and Greatness”. Ide mengenai pemimpin yang melayani ini diperoleh Greenleaf tahun 1960-an ketika membaca novel karya Herman Hessee, “Journey to the East”. <br />
<br />
Setelah membaca cerita ini, Greenleaf (2002) menyimpulkan bahwa pemimpin yang hebat diawali dengan bertindak sebagai pelayan bagi orang lain. Kepemimpinan yang sesungguhnya timbul dari motivasi utama untuk membantu orang lain.<br />
<br />
Kedua kata “melayani” dan “pemimpin” biasanya dianggap sebagai hal yang berlawanan. Ketika kedua hal yang bertolak belakang disatukan dengan cara yang kreatif dan berarti, sebuah paradoks muncul. Jadi, kedua hal tersebut telah disatukan untuk menciptakan ide paradoksial tentang kepemimpinan yang melayani.<br />
<br />
Greenleaf (2002) menyatakan bahwa pemimpin yang melayani diawali dengan perasaan alami untuk melayani terlebih dahulu. Setelah itu, dengan kesadaran, seseorang ingin memimpin. Greenleaf (2002) mendefinisikan pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan komunitasnya dan karenanya ia mendahulukan hal-hal tersebut dibandingkan dengan pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja.<br />
<br />
Impiannya ialah agar orang yang dilayani tadi akan menjadi pemimpin yang melayani juga. Greenleaf (2002) menekankan, bila seseorang ingin menjadi pemimpin yang efektif dan berhasil, ia harus lebih dulu memiliki motivasi dan hasrat yang besar untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu mendorong pengikutnya untuk mencapai potensi optimalnya.<br />
<br />
Belakangan ini, agar bisa berorientasi pada pelanggan, organisasi membutuhkan pemimpin yang bersedia melayani. Para pemimpin harus memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan internal (para karyawan) sehingga akan berdampak pada pelayanan prima yang didemonstrasikan oleh para pelanggan internal kepada para pelanggan eksternal (Tjiharjadi et al., 2007). Sayangnya, gaya kepemimpinan yang melayani kurang diminati oleh kebanyakan praktisi bisnis. Gaya kepemimpinan yang melayani lebih banyak digunakan di organisasi sektor publik dan pemerintah.<br />
<br />
<b>Karakteristik Pemimpin yang Melayani</b><br />
<br />
Menurut Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat karakteristik seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku pemimpin tersebut , yang dipaparkan pada list berikut :<br />
<br />
1. Kesediaan untuk menyimak (listening)<br />
Biasanya, seorang pemimpin dinilai berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan. Kemampuan ini juga penting bagi pemimpin yang melayani, pemimpin ini perlu dikuatkan dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba untuk mengidentifikasikan keinginan dari sebuah kelompok dan membantu mengklarifikasikan keinginan tersebut, dengan cara menyimak.<br />
<br />
2. Kuat dalam empati (empathy)<br />
Pemimpin yang melayani berusaha untuk mengerti dan berempati dengan orang lain. Manusia perlu untuk merasa diterima dan diakui atas semangat mereka yang khusus dan unik.<br />
<br />
3. Melakukan pemulihan-pemulihan (healing)<br />
Salah satu kekuatan terbesar seorang pemimpin yang melayani adalah kemampuannya untuk melakukan pemulihan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.<br />
<br />
4. Penyadaran/peningkatan kesadaran (awareness)<br />
Kesadaran umum, dan terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran juga membantu seseorang dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan etika dan nilai.<br />
<br />
5. Memiliki sifat persuasif (persuasion)<br />
Karakteristik lain dari pemimpin yang melayani adalah mengandalkan persuasi dalam pengambilan keputusan, bukan posisi sebagai otoritas. Pemimpin yang melayani mencoba untuk meyakinkan orang lain, bukan memaksa orang lain untuk patuh.<br />
<br />
6. Mampu membuat konsep (conceptualization)<br />
Pemimpin yang melayani mengembangkan kemampuannya untuk “memimpikan hal-hal besar.” Kemampuan untuk melihat permasalahan (atau sebuah organisasi) dari perspektif konseptualisasi berarti bahwa seseorang harus berpikir melebihi realitas sehari-hari. Pemimpin yang melayani menyeimbangkan antara pemikiran konseptual dengan pendekatan dengan fokus harian.<br />
<br />
7. Mampu membuat perkiraan yang tepat (foresight)<br />
Foresight adalah sebuah karakteristik yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini dan kemungkinan konsekuensi dari sebuah keputusan untuk masa depan. Hal ini juga berakar di dalam pikiran intuitif.<br />
<br />
8. Penatalayanannya baik (stewardship)<br />
Peter Block (dalam Spears 2004) telah mendefinisikan stewardship sebagai “memegang sesuatu yang dipercayakan kepadanya oleh orang lain”. Pemimpin yang melayani, seperti stewardship, mengasumsikan komitmen utama untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal ini juga menekankan pada penggunaan keterbukaan dan persuasi dibandingkan dengan pengendalian.<br />
<br />
9. Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the growth of people)<br />
Pemimpin yang melayani percaya bahwa orang lain mempunyai nilai intrinsik melebihi kontribusi nyata mereka sebagai karyawan atau pekerja. Sebagai hasilnya, pemimpin yang melayani berkomitmen secara mendalam pada pengembangan dari masing-masing dan setiap individu dalam institusi. Pemimpin yang melayani menyadari tanggung jawab yang luar biasa untuk melakukan semua hal yang memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumber daya manusia.<br />
<br />
10. Serius dalam upaya pembentukan dan pengembangan komunitas (building community)<br />
Pemimpin yang melayani merasakan bahwa banyak hal yang telah hilang dalam sejarah manusia belakangan ini sebagai hasil dari pergeseran dari komunitas lokal menjadi institusi besar sebagai pembentuk utama dalam hidup manusia. Hal ini menyebabkan pemimpin yang melayani untuk mencoba mengidentifikasikan beberapa sarana untuk membangun komunitas di antara mereka yang bekerja di institusi tersebut.<br />
<br />
Hal yang perlu dicatat di sini adalah dalam pekerjaannya sehari-hari, seorang pemimpin yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang menjadi terinspirasi, terdorong, belajar, dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah pendekatan kekuasaan, akan tetapi pendekatan hubungan atau relasional.<br />
<br />
Selain itu Spears juga mengungkapkan <b>indikator tentang pemimpin yang melayani</b> , indikator ini juga merupakan penambahan dari hasil studi pasca Spears. Indikator tersebut antara lain:<br />
<br />
1) Pemimpin yang melayani menyadari dan menghayati bahwa ia melayani suatu hal yang lebih besar dari dirinya atau organisasinya. <br />
<br />
2) Pemimpin yang melayani memberikan teladan untuk prilaku dan sikap yang ia ingin hadir dan menjadi bagian utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksakan orang untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan berbagai hal-hal yang ia inginkan. <br />
<br />
3) Pemimpin yang melayani memiliki pribadi yang otentik yaitu kerendahan hati, dapat diminta pertanggung jawaban, integritas antara nilai, gambar diri dan ambisinya, serta ia tampil sebagai manusia biasa dengan kelemahannya. <br />
<br />
4) Pemimpin yang melayani juga mempersoalkan masalah moral dan berani mengambil resiko dalam menegakkan prinsip etika tertentu. <br />
<br />
5) Pemimpin yang melayani memiliki visi dan mampu memberdayakan orang. <br />
<br />
6) Pemimpin yang melayani mampu memberikan kepercayaan dan pemahaman atas keadaan pengikutnya <br />
<br />
7) Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu yang panjang dan proses yang berkesinambungan. <br />
<br />
8) Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang proaktif dan bersifat dua arah. <br />
<br />
9) Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah perbedaan pendapat, bahkan ia merasa tidak nyaman bila pendapat, paradigma dan gaya kerja sejenis. <br />
<br />
10) Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan wewenang kepada pengikutnya. Ia memiliki gambaran positif, optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka melalui sharing pengetahuan, skill dan perspektif. <br />
<br />
11) Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika untuk mempengaruhi orang, selain dengan peneladanan. <br />
<br />
12) Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan, namun menciptakan dan melahirkan pahlawan-pahlawan. <br />
<br />
13) Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan menghindar dari berbagai hal yang orang lain dapat lakukan. Hal yang terpenting bahwa pemimpin yang melayani tidak berarti akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia juga menjadi sosok yang tidak dikendalikan oleh berbagai kelompok yang kuat. Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang jadi terinspirasi, terdorong, belajar dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah dengan kekuasaan melainkan pendekatan hubungan atau relasional. <br />
<br />
<b>Kisah Khalifah Umar Bin Khattab yang Melayani Rakyat-nya</b><br />
<br />
Kisah ini merupakan kisah inspiratif dari khalifah Umar Bin Khattab yang senantiasa melayani rakyatnya , bahkan beliau secara diam - diam melakukan perjalanan keluar masuk kampung untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Beliau tidak ingin satu pun rakyatnya tidak terlayani , hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada rakyatnya yang dilalaikan.<br />
<br />
Suatu malam , bersama salah seorang pembantunya, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil. Dari sebuah rumah yang tak layak huni, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar bin khattab dan pembantunya bergegas mendekati rumah itu. Setelah mendekat, Umar melihat seorang perempuan tengah memasak di atas tungku api. Asap mengepul dari panci, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.<br />
<br />
“Assalamu’alaikum,” Khalifah Umar memohon izin untuk masuk.<br />
Si Ibu yang tidak mengetahui siapa gerangan tamu nya itu memberi izin untuk masuk.<br />
“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.<br />
Si ibu itu menjawab, “Anakku.”<br />
“Apakah ia sakit?”<br />
“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Tapi ia kelaparan.”<br />
<br />
Khalifah Umar ingin sekali mengetahui apa yang sedang dimasak oleh ibu itu. Kenapa begitu lama sudah dimasak tapi belum juga matang. Akhirnya khalifah Umar berkata, “Wahai ibu, Apa yang sedang engkau masak?”<br />
<br />
Ibu itu menjawab, “Engkau lihatlah sendiri!”<br />
<br />
Khalifah umar dan pembantunya segera melihat ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut seraya memastikan Umar berteriak, “Apakah engkau memasak batu?”<br />
<br />
Perempuan itu menganggukkan kepala. Dengan suara lirih, perempuan itu menjawab pertanyaan khalifah Umar, “Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Sementara aku berusaha untuk bekerja tetapi karena kewajiban menjaga anakku, hal itu tidak dapat kulakukan. Sampai waktu maghrib tiba, kami belum juga mendapatkan makanan apapun juga. Anakku terus mendesakku. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci. Kemudian batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Ia tetap saja menangis. Sungguh Khalifah Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”<br />
<br />
Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, pembantu khalifah Umar ingin menegur perempuan itu. Namun khalifah Umar dengan cepat mencegahnya. Dengan air mata berlinang ia pamit kepada si Ibu dan mengajak pembantunya cepat-cepat pulang ke Madinah. Khalifah Umar langsung menuju gudang baitul mal untuk mengambil sekarung gandum dan memikulnya di punggungnya. Ia kembali menuju ke rumah perempuan tadi.<br />
<br />
Di tengah perjalanan sang pembantu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu.” Khalifah Umar menjawab dengan air mata yang berlinang: “Rasulullah pernah berkata, jika ada seorang pemimpin yang membiarkan rakyatnya mati kelaparan tanpa bantuan apapun, Allah mengharamkan surga untuknya.” Khalifah Umar kemudian melanjutkan, Biarlah beban berat ini yang akan membebaskanku dari siksaan api neraka kelak.”<br />
<br />
Dalam kegelapan malam Khalifah Umar berjuang memikul karung gandum itu, hingga akhirnya ia sampai ke rumah sang Ibu. Dengan kaget, sang Ibu bertanya: “Siapakah anda? Bukankah anda yang datang tadi?” Khalifah Umar tersenyum dan menjawab, “Benar. Saya adalah seorang hamba Allah yang diamanahkan untuk mengurus seluruh keperluan rakyat saya. Maafkan saya telah mengabaikan anda.”<br />
<br />
<b>Kesimpulan</b><br />
<br />
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa seorang pemimpin tidak seharusnya termanjakan untuk pelayanan dari bawahan maupun instansinya . Melainkan seorang pemimpin harus melayani bawahannya maupun rakyatnya . Tentunya pimpinan merupakan amanah yang diberikan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas .<br />
<br />
Dan tentunya bila kita ingin menentukan seorang pemimpin , dapatlah kita melihat pada karakteristik dan indikator yang telah saya paparkan diatas. Kini sebagai rakyat kita harus cerdas dalam melihat seorang pemimpin, jangan sampai kita salah pilih pemimpin!. Tentunya bagi pembaca yang termasuk para pemuda/i penerus bangsa dapat mempersiapkan diri sejak sekarang untuk memimpin , baik memimpin diri sendiri maupun memimpin organisasi , bahkan dapat memimpin Indonesia.<br />
<br />
Patutlah kita menjadikan khalifah Umar Bin Khattab sebagai pemimpin adil , bertanggung jawab , dan melayani. Beliau merupakan salah satu contoh <a href="http://www.gudangmateri.com/2010/08/menjadi-seorang-pemimpin-sejati.html" target="_blank">pemimpin yang sejati</a> yang memberikan suri tauladan yang baik bagi pemimpin - pemimpin lainnya . Demikian penjelasan dari saya , setelah membaca tulisan ini ada baiknya anda membaca juga <a href="http://www.gudangmateri.com/2010/08/definisi-pemimpin.html" target="_blank">definisi pemimpin</a> dan juga <a href="http://www.gudangmateri.com/2010/08/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html" target="_blank">tugas dan fungsi pemimpin</a> . Semoga tulisan ini bermanfaat buat pembaca sekalian<br />
<br />
<b>Referensi</b><br />
<br />
Tjiharjadi, Semuil, et al. 2007. To be a Great Leader. Yogyakarta: Penerbit Andi.<br />
<br />
Greenleaf, Robert K., Larry C. Spears, 2002. Servant Leadership: A Journey Into The Nature Of Legitimate Power And Greatness. Mahwah, New Jersey: Paulist Press <br />
<br />
<i>http://books.google.co.id/books?id=gOexpCA5JqIC&printsec=frontcover&dq=servant+leaderlr=ei=vbxyS9XiD4_olQSO6dn5BAcd=1#v=onepage&q=servant%20leader&f=false</i> (diakses tanggal 8 Februari 2011)<br />
<br />
Spears, Larry C. 2004. Practicing Servant-Leadership <i>http://www.sullivanadvisorygroup.com/docs/article/Practicing%20Servant%20Leadership.pdf</i> (diakses tanggal 8 Februari 2011)<br />
<br />
Kisah Pemimpin yang Adil dan Melayani . <i>http://blog.umy.ac.id/jurnalkampus/2010/12/07/kisah-pemimpin-yang-adil/</i> (diakses tanggal : 20 April 2011)<br />
<br />
<i>http://www.gudangmateri.com/2010/08/kata-mutiara-dan-kutipan-pemimpin.html</i> (diakses tanggal : 20 April 2011)<br />
<div><img alt="" height="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/3890940342545020385-2529941425496414730?l=www.gudangmateri.com" width="1" /></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-73011784422912690692011-10-17T13:17:00.000-07:002011-10-17T13:17:00.345-07:00Sejarah Ahmadiyah di Indonesia<div class="entry-author"> <span class="entry-author-parent"></span></div><div class="entry-body"><div><div class="item-body"><div><div style="float: right; margin-left: 10px;"><a href="http://api.tweetmeme.com/share?url=http%3A%2F%2Fdeburanombak.com%2F2011%2F02%2Fsejarah-ahmadiyah-di-indonesia%2F" target="_blank"><br />
</a> </div>Para pembaca yang budiman, sekarang lagi heboh-hebohnya ngebahas permasalahan tentang paham Ahmadiyah. artikel ini say turunkan bukan untuk menjudge atau memberikan stetement salah atau benarnya ahmadiyah. seluruh penilaian ada didiri anda sebagai pembaca yang budiman. artikel ini sekedar memberikan gambaran secara garis besar apa itu ahmadiyah dan sejarahnya sampai ke Indonesia. sekali lagi pertimbangkan dengan akal sehat dan tentukan bahwa yang salah itu salah dan yang benar itu tetap akan benar.<br />
<h3>Ahmadiyah Qadian</h3>Tiga pemuda dari Sumatera Tawalib yakni suatu pesantren di Sumatera Barat meninggalkan negerinya untuk menuntut Ilmu. Mereka adalah (alm) Abubakar Ayyub, (alm) Ahmad Nuruddin, dan (alm) Zaini Dahlan. Awalnya meraka akan berangkat ke Mesir, karena saat itu Kairo terkenal sebagai Pusat Studi Islam. Namun Guru mereka menyarankan agar pergi ke India karena negara tersebut mulai menjadi pusat pemikiran Modernisasi Islam. Sampailah ketiga pemuda Indonesia itu di Kota Lahore dan bertemu dengan Anjuman Isyaati Islam atau dikenal dengan nama Ahmadiyah Lahore.<br />
Setelah beberapa waktu disana, merekapun ingin melihat sumber dan pusat Ahmadiyah yang ada di desa Qadian. Dan setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan, akhirnya mereka Bai’at di tangan Hadhrat Khalifatul Masih II r.a., Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a. Kemudian tiga pemuda itu memutuskan untuk belajar di Madrasah Ahmadiyah yang kini disebut Jamiah Ahmadiyah. Merasa puas dengan pengajaran disana, Mereka mengundang rekan-rekan pelajar di Sumatera Tawalib untuk belajar di Qadian. Tidak lama kemudian duapuluh tiga orang pemuda Indonesia dari Sumatera Tawalib bergabung dengan ketiga pemuda Indonesia yang terdahulu, untuk melanjutkan studi juga baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Dua tahun setelah peristiwa itu, para pelajar Indonesia menginginkan agar Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. berkunjung ke Indonesia.<br />
Hal ini disampaikan (alm) Haji Mahmud – juru bicara para pelajar Indonesia dalam Bahasa Arab. Respon positif terlontar dari Hadhrat Khalifatul Masih II r.a.. Ia meyakinkan bahwa meskipun beliau sendiri tidak dapat mengunjungi Indonesia, beliau akan mengirim wakil beliau ke Indonesia. Kemudian, (alm) Maulana Rahmat Ali HAOT dikirim sebagai muballigh ke Indonesia sebagai pemenuhannya. Tanggal 17 Agustus 1925, Maulana Rahmat Ali HAOT dilepas Hadhrat Khalifatul Masih II r.a berangkat dari Qadian. Tepatnya tanggal 2 Oktober 1925 sampailah Maulana Rahmat Ali HAOT di Tapaktuan, Aceh. Kemudian berangkat menuju Padang, Sumatera Barat. Banyak kaum intelek dan orang orang biasa menggabungkan diri dengan Ahmadiyah.<br />
Pada tahun 1926, Disana, Jemaat Ahmadiyah mulai resmi berdiri sebagai organisasi. Tak beberapa lama, Maulana Rahmat Ali HAOT berangkat ke Jakarta, ibukota Indonesia. Perkembangan Ahmadiyah tumbuh semakin cepat, hingga dibentuklah Pengurus Besar (PB) Jemaat Ahmadiyah dengan (alm) R. Muhyiddin sebagai Ketua pertamanya. Terjadilah Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Di dalam meraih kemerdekaan itu tidak sedikit para Ahmadi Indonesia yang ikut berjuang dan meraih kemerdekaan. Misalnya (alm) R. Muhyiddin. Beliau dibunuh oleh tentara Belanda pada tahun 1946 karena beliau merupakan salah satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia. Juga ada beberapa Ahmadi yang bertugas sebagai prajurit di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan mengorbankan diri mereka untuk negara. Sementara para Ahmadi yang lain berperan di bidang masing-masing untuk kemerdekaan Indonesia, seperti (alm) Mln. Abdul Wahid dan (alm) Mln. Ahmad Nuruddin berjuang sebagai penyiar radio, menyampaikan pesan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.<br />
Sementara itu, muballigh yang lain (alm) Mln. Sayyid Syah Muhammad merupakan salah satu tokoh penting sehingga Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, di kemudian hari menganugerahkan gelar veteran kepada beliau untuk dedikasi beliau kepada negara. Di tahun lima puluhan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia mendapatkan legalitas menjadi satu Organisasi keormasan di Indonesia. Yakni dengan dikeluarkannya Badan Hukum oleh Menteri Kehakiman RI No. JA. 5/23/13 tertanggal 13-3-1953. Ahmadiyah tidak pernah berpolitik, meskipun ketegangan politik di Indonesia pada tahun 1960-an sangat tinggi. Pergulatan politik ujung-ujungnya membawa kejatuhan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, juga memakan banyak korban. Satu lambang era baru di Indonesia pada masa itu adalah gugurnya mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, Arif Rahman Hakim, yang tidak lain melainkan seorang khadim Ahmadiyah. Dia terbunuh di tengah ketegangan politik masa itu dan menjadi simbol bagi era baru pada masa itu.<br />
Oleh karena itu iapun diberikan penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Ampera. Di Era 70-an, melalui Rabithah Alam al Islami semakin menjadi-jadi di awal 1970-an, para ulama Indonesia mengikuti langkah mereka. Maka ketika Rabithah Alam al Islami menyatakan Ahmadiyah sebagai non muslim pada tahun 1974, hingga MUI memberikan fatwa sesat terhadap Ahmadiyah. Sebagai akibatnya, Banyak mesjid Ahmadiyah yang dirubuhkan oleh massa yang dipimpin oleh ulama. Selain itu, banyak Ahmadi yang menderita serangan secara fisik. Periode 90-an menjadi periode pesat perkembangan Ahmadiyah di Indonesia bersamaan dengan diluncurkannya Moslem Television Ahmadiyya (MTA).<br />
Ketika Pengungsi Timor Timur yang membanjiri wilayah Indonesia setelah jajak pendapat dan menyatakan bahwa Timor Timur ingin lepas dari Indonesia, hal ini memberikan kesempatan kepada Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia untuk mengirimkan tim Khidmat Khalq untuk berkhidmat secara terbuka. Ketika Tahun 2000, tibalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad ke Indonesia datang dari London menuju Indonesia. Ketika itu beliau sempat bertemu dan mendapat sambuatan baik dari Presiden Republik Indonesia, Abdurahman Wahid dan Ketua MPR, Amin Rais.<br />
<h2>Status di Berbagai Negara</h2><h3>Pakistan</h3>Di Pakistan, parlemen telah mendeklarasikan pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi konstitusinya tentang definisi Muslim, yaitu “orang yang meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir. Penganut Ahmadiyah, baik Qadian maupun Lahore, dibolehkah menjalankan kepercayaannya di Pakistan, namun harus mengaku sebagai agama tersendiri di luar Islam.<br />
<h3>Indonesia</h3>Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat semenjak tahun 1980, lalu ditegaskan kembali pada fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 2005.<br />
<h3>Malaysia</h3>Di Malaysia Ahmadiyah telah lama dilarang.<br />
<h3>Brunei Darussalam</h3>Sebagaimana di Malaysia, di Brunei Darussalam pun status terlarang ditetapkan untuk Ahmadiyah.<br />
<h2>Kontroversi ajaran Ahmadiyah</h2><a href="http://deburanombak.com/wp-content/uploads/2011/02/baitul-hikmah.com-bubarkan-ahmadiyah.jpg" target="_blank"><img alt="" height="230" src="http://deburanombak.com/wp-content/uploads/2011/02/baitul-hikmah.com-bubarkan-ahmadiyah.jpg" style="margin: 5px 7px 5px 0px;" title="gambar ilustrasi" width="307" /></a>Menurut sudut pandang umum umat Islam, ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng dari ajaran Islam sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi yaitu Isa al Masih dan Imam Mahdi, hal yang bertentangan dengan pandangan umumnya kaum muslim yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir walaupun juga mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi setelah Beliau saw(Isa al Masih dan Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW).<br />
Perbedaan Ahmadiyah dengan kaum Muslim pada umumnya adalah karena Ahmadiyah menganggap bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi telah datang ke dunia ini seperti yang telah dinubuwwatkan Nabi Muhammad SAW. Namun umat Islam pada umumnya mempercayai bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi belum turun ke dunia. Sedangkan permasalahan-permasalahan selain itu adalah perbedaan penafsiran ayat-ayat al Quran saja.<br />
Ahmadiyah sering dikait-kaitkan dengan adanya kitab Tazkirah. Sebenarnya kitab tersebut bukanlah satu kitab suci bagi warga Ahmadiyah, namun hanya merupakan satu buku yang berisi kumpulan pengalaman ruhani pendiri Jemaat Ahmadiyah, layaknya diary. Tidak semua anggota Ahmadiyah memilikinya, karena yang digunakan sebagai pegangan dan pedoman hidup adalah Al Quran-ul-Karim saja.<br />
Ada pula yang menyebutkan bahwa Kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah Qadian dan Rabwah. Namun tidak demikian adanya, kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah sama dengan kota suci umat Islam lainnya, yakni Mekkah dan Madinah.<br />
Sedangkan Ahmadiyah Lahore mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah <i>mujaddid</i> dan tidak disetarakan dengan posisi nabi, sesuai keterangan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Lahore) untuk Indonesia yang berpusat di Yogyakarta.<br />
selain itu ahmadiyah juga telah menjelaskan bahwa nabi <a href="http://www.ahmadiyya.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=69:nabi-isa-as-telah-wafat&catid=34:ahmadiyah&Itemid=56" target="_blank">Isa As</a> telah wafat. <a href="http://www.ahmadiyya.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=68:makam-nabi-isa-as&catid=37:video&Itemid=60" target="_blank">Makam</a> yang diduga telah dibangun oleh Thomas di atas jasad Yesus itu berlokasi di distrik Khanyar, di pusat ibu kota Kashmir, Srinagar. Di jalan sebelah makam itu, terpampang sebuah papan-nama, dengan tulisan putih menonjol yang sudah tua: “Rozabal”, yakni kependekan dari “Rauza Bal”. menurut ahmadiyah dalil tentang wafatnya nabi isa adalah;<br />
<h3>Dalil Pertama</h3>Allah swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 117:<br />
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ<br />
Artinya: “.. dan aku sementara menjadi penjaga atas mereka selama aku di antara mereka, akan tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, maka Engkaulah yang menjadi Pengawas mereka dan Engkaulah Saksi atas segala sesuatu.”<br />
Keterangan: Dalam ayat ini Nabi Isa as menjawab kepada Allah swt. bahwa beliau selalu berusaha agar pengikut-pengikutnya jangan sampai menyembah tuhan lain kecuali Allah swt. Seterusnya – dengan jelas – beliau bersabda: “Tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, aku tidak tahu apa-apa yang mereka<br />
kerjakan.”<br />
Perkataan tawaffa dalam ayat itu artinya mati (kematian) sebagaimana kita baca dalam surah Ali Imran ayat 193: Artinya: “.. dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang saleh.”<br />
<h3>Dalil Kedua</h3>Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 55:<br />
Artinya: Ingatlah ketika Allah berfirman “Hai Isa,<br />
sesungguhnya Aku akan mematikan engkau secara biasa dan akan meninggikan derajat engkau disisi-Ku dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau diatas orang-orang yang ingkar hingga Hari Kiamat.”<br />
Keterangan: Di dalam Hadits Bukhari di bawah ayat itu Ditulis didapati keterangan, bahwa Hadrat Ibnu Abbas r.a. berkata: mutawafika artinya mematikan kamu.<br />
Dan tentang arti kata: (rofiuka) di dalam Hadits Kanzuh Ummal jilid II hal. 53 terdapat keterangan sebagai<br />
berikut:<br />
Artinya: Apabila seorang abdi merendahkan hatinya, Allah meninggikan derajatnya sampai langit ketujuh.<br />
<h3>Dalil Ketiga</h3>Artinya: Al Masih ibnu Maryam tidak lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul<br />
sebelumnya. Dan ibunya adalah seorang yang amat benar. Mereka kedua-duanya biasa makan makanan.<br />
Dalam surah Al-Anbiya ayat 8 Allah swt berfirman lagi:<br />
Artinya: “Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.”<br />
Keterangan: Nabi Isa as pun tidak terkecuali waktu beliau hidup di dunia ini harus makan Tetapi sekarang beliau tidak makan, artinya sudah wafat.<br />
<h3>Dalil Keempat</h3>Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 144.<br />
Artinya: “Dan Muhammad tiada lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul sebelumnya.”<br />
Keterangan: Di dalam ayat lain dalam Quran Karim Allah swt berfirman: (Surah Al Baqarah ayat 141).<br />
Artinya: “Itulah suatu ummat yang telah berlalu sesudah habis masanya.”<br />
Dalam kamus bahasa Arab “Lisanul Arab,” terdapat tulisan (keterangan) yang bunyinya:<br />
Artinya: Ia berlalu, apabila sudah mati.<br />
Maksud ayat itu jelas sekali, bahwa semua Rasul yang datang sebelum Muhammad saw semuanya sudah wafat.<br />
<h3>Dalil Kelima</h3>Allah swt herfirman dalam surah Al A’raaf ayat 25:<br />
Artinya: “Di situlah kamu akan hidup dan di situlah kamu akan mati dan dari padanyalah kamu dikeluarkan. “<br />
Keterangan: Jadi menurut hukum (peraturan) Allah swt sebagaimana tersebut dalam ayat di atas, manusia hidup dan mati di atas dunia inilah. Manusia tidak bisa hidup di luar bumi ini tanpa hawa (udara) dari bumi. Sebab itu Nabi Isa as pun sudah wafat.<br />
<h3>Dalil Keenam</h3>Allah swt berfirman dalam surah Maryam ayat 31:<br />
Artinya: “Dan Dia menjadikan aku (Isa as) seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup. “<br />
Keterangan: Allah swt memerintahkan kepada Nabi Isa as agar selama beliau (Nabi Isa as) hidup harus mendirikan sholat dan membayar zakat. Tetapi pada dewasa ini beliau tidak membayar zakat lagi, artinya beliau sudah wafat.<br />
<h3>Dalil Ketujuh</h3>Allah swt berfirman dalam surah Anbiya ayat 34:<br />
Artinya: “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka karena itu apakah jikalau kamu mati mereka akan kekal.”<br />
Keterangan: Menurut ayat ini, apabila Nabi Muhammad saw wafat, tidak mungkin bagi orang-orang lain, walaupun Nabi Isa as dapat hidup untuk selama-lamanya.<br />
<h3>Dalil Kedelapan</h3>Di dalam kitab Hadits Kanzul Ummal jilid IV hal. 160, Hadhrat Fatimah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw<br />
bersabda:<br />
“Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya seratus dua puluh tahun”.<br />
<h3>Dalil Kesembilan</h3>Rasulullahh saw bersabda (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid II hal. 100):<br />
”Jika Musa as dan Isa as hidup, mereka harus ikut aku.”<br />
Soal: Banyak orang yang salah menafsirkan surah An-Nisa ayat 157-158. Menurut mereka, Nabi Isa as tidak disalib, tetapi diangkat oleh Allah swt ke langit. Yang disalib itu adalah orang lain. (Oleh Allah swt diganti dengan orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa as). Ayatnya berbunyi:<br />
Artinya: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib akan tetapi ia disamarkan kepada mereka seperti yang mati di atas salib. Malahan Allah swt telah meninggikan derajatnya kepada-Nya”.<br />
Jawab & Keterangan: perkataan sholabuhu dalam ayat tersebut, bukan berarti bahwa orang-orang Yahudi tidak menaruh Nabi Isa as di atas salib, tetapi yang sebenarnya – mereka tidak menyalibkannya sampai mati.<br />
Didalam kamus Al Munjid kita baca:<br />
Artinya: “Ia menyalib tulang-tulang artinya mengeluarkan sumsumnya.” Sedangkan Nabi Isa as tidak dipatahkan tulang-tulangnya.<br />
Adapun maksud perkataan syubha bukan berarti bahwa Nabi Isa as disamarkan (diganti) dengan orang lain, tetapi beliau disamarkan seolah-olah telah mati di atas kayu salib. Yang menajdi pokok pembicaraan adalah nabi Isa [bukan orang lain], jadi mestinya Nabi Isa yang disamarkan [seperti mati], bukan orang lain yang disamarkan seperti Nabi Isa.<br />
Tentang perkataan anjalna sudah dijelaskan dalam dalil kedua.<br />
Soal: Banyak orang yang berkata, bahwa menurut Hadits Bukhari: Nabi Isa as akan turun dari langit.<br />
Jawab pertama: Di dalam hadits tersebut tidak terdapat perkataan langit.<br />
Jawab kedua: Perkataan anjalna artinya bukan turun dari langit. Contohnya yang lain kita baca dalam surah Al-Hadid ayat 25:<br />
Artinya: “Dan Kami turunkan besi.”<br />
Semua manusia tahu dari mana datangnya besi.<br />
Jawab ketiga: Maksud perkataan “Isa Ibnu Maryam,” tidak berarti bahwa Isa Ibnu Maryam yang dulu yang akan datang (sebab Isa Ibnu Maryam sudah wafat), tetapi yang akan datang itu orang lain yang sifat-sifatnya seperti Nabi Isa as, sebagaimana Nabi Yahya as datang dalam sifat-sifat Nabi Ilyasa as (Matheus Bab 17 ayat 12-13).<br />
<h3>Ahmadiyah menurut pengikutnya</h3><a href="http://deburanombak.com/wp-content/uploads/2011/02/Mirza-Ghulam.jpg" target="_blank"><img alt="" height="315" src="http://deburanombak.com/wp-content/uploads/2011/02/Mirza-Ghulam.jpg" style="margin: 5px 0px 5px 7px;" title="Mirza-Ghulam" width="206" /></a>Pada tahun 1835, di sebuah desa bernama Qadian, di daerah Punjab, India, lahir seorang anak laki-laki bernama Ghulam Ahmad. Orang tuanya Muslim dan ia tumbuh dewasa menjadi seorang Muslim yang luar biasa. Sejak awal kehidupannya, Mirza Ghulam Ahmad sudah amat tertarik pada telaah dan khidmat agama Islam. Ia sering bertemu dengan individual Kristiani, Hindu ataupun Sikh dalam perdebatan publik, serta menulis dan bicara tentang mereka. Hal ini menjadikan lingkungan keagamaan menjadi tertarik kepadanya dan ia dikenal baik oleh para pimpinan komunitas.<br />
Mirza Ghulam Ahmad mulai menerima wahyu Ilahi sejak usia muda dan dengan berjalannya waktu maka pengalaman perwahyuannya berlipat kali secara progresif. Setiap wahyu yang diterimanya kemudian terpenuhi pada saatnya, sebagian di antaranya yang berkaitan dengan masa depan masih menunggu pemenuhannya. Dakwahnya menyatakan diri sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud (al Masih) dilakukan di akhir tahun 1890, dan dipublikasikan ke seluruh dunia. Pernyataannya, seperti juga halnya para pembaharu Ilahiah lainnya seperti Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW, langsung mendapat tentangan luas. Sebelum menyatakan dirinya sebagai Masih Mau’ud, Allah SWT telah menjanjikan kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui wahyu bahwa:<br />
“Aku akan membawa pesanmu sampai ke ujung-ujung dunia”<br />
— Mirza Ghulam Ahmad—<br />
Wahyu ini memberikan janji akan adanya dukungan Ilahi dalam penyebaran ajaran Jemaat yang telah dimulainya di dalam Islam. Mentaati perintah Tuhan, Mirza Ghulam Ahmad menyatakan diri sebagai Al-Masih bagi umat Kristiani, sebagai Imam Mahdi bagi umat Muslim, sebagai Krishna bagi umat Hindu, dan lain sebagainya. Jelasnya, ia adalah “Nabi Yang Dijanjikan” bagi masing-masing bangsa, dan ditugaskan untuk menyatukan umat manusia di bawah bendera satu agama. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi umat Islam adalah seorang nabi yang membawa ajaran yang bersifat universal; dan sosok Mirza Ghulam Ahmad yang menyatakan diri sebagai al Masih yang dijanjikan juga menyatakan dirinya tunduk dan menjadi refleksi dari Muhammad, Khataman Nabiyin. Menjelaskan tentang tujuan diutusnya wujud Masih Mau’ud, ia menjelaskan:<br />
Tugas yang diberikan Tuhan kepadaku ialah agar aku dengan cara menghilangkan hambatan di antara hamba dan Khalik-nya, menegakkan kembali di hati manusia, kasih dan pengabdian kepada Allah. Dan dengan memanifestasikan kebenaran lalu mengakhiri semua perselisihan dan perang agama, sebagai fondasi dari kedamaian abadi serta memperkenalkan manusia kepada kebenaran ruhaniah yang telah dilupakannya selama ini. Begitu juga aku akan menunjukkan kepada dunia makna kehidupan keruhanian yang hakiki yang selama ini telah tergeser oleh nafsu duniawi. Dan melalui kehidupanku sendiri, memanifestasikan kekuatan Ilahiah yang sebenarnya dimiliki manusia namun hanya bisa nyata melalui doa dan ibadah. Di atas segalanya adalah aku harus menegakkan kembali Ketauhidan Ilahi yang suci, yang telah sirna dari hati manusia, yang bersih dari segala kekotoran pemikiran polytheistik.<br />
— Mirza Ghulam Ahmad—<br />
Menyusul wafatnya Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1908, para Muslim Ahmadi memilih seorang pengganti sebagai Khalifah. Sosok Khalifah merupakan pimpinan keruhanian dan administratif dari Jemaat Islam Ahmadiyah. Pimpinan tertinggi dari Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia pada saat ini (2007) adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad yang berkedudukan di London, dan terpilih sebagai Khalifah kelima. Ia banyak berkunjung ke berbagai negara dan cermat mengamati budaya dan masyarakat lainnya.<br />
Dengan bimbingan seorang Khalifah, Jemaat Ahmadiyah berada di barisan terdepan dalam khidmat dan kesejahteraan kemanusiaan. Banyak sekolah-sekolah, klinik dan rumah sakit yang didirikan di berbagai negeri, dimana mereka yang papa dan miskin dirawat secara gratis. Saat terjadi bencana alam, Jemaat Ahmadiyah membantu secara sukarela secara finansial ataupun fisik tanpa membedakan agama, warna kulit atau pun bangsa. Jemaat Ahmadiyah telah memiliki jaringan televisi global yang bernama “MTA (Muslim Television Ahmadiyya) International”, yang mengudara dua puluh empat jam sehari dalam beberapa bahasa dunia. Layanan ini diberikan tanpa memungut biaya. Jemaat Ahmadiyah telah menyebar ke lebih dari 170 negara di dunia dan populasinya diperkirakan sudah mencapai 80 juta manusia yang telah berbai’at ke dalam Jemaat pada tahun 2001.<br />
<h3>Bai’at dalam Jemaat Ahmadiyah</h3>Bulan Desember 1888, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima ilham Ilahi untuk mengambil bai’at dari orang-orang. Bai’at yang pertama diselenggarakan di kota Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah seorang mukhlis bernama Mia Ahmad Jaan. Dan orang yang bai’at pertama kali adalah Hadhrat Maulvi Nuruddin (yang nantinya menjadi Khalifah pertama Jemaat Ahmadiyah). Pada hari itu kurang lebih 40 orang telah bai’at.<br />
Para pembaca yang budiman demikianlah sedikit sejarah tentang ahmadiyah. tentu semua penilain tentang paham ahmadiyah ada di tangan anda sekalian.<br />
sumber:<br />
<a href="http://www.google.com/url?sa=t&ct=res&cd=8&url=http%3A%2F%2Fwww.kitlv-journals.nl%2Ffiles%2Fpdf%2Fart_BKI_2088.pdf&ei=CYAURp6BPKGesALpveXnAg&usg=__J6zXPp2ESybMGsQTsNBH1bo66Dk=&sig2=AEbScsaBil-9nVLrTOeITA" target="_blank">Beck, Herman (2005). The rupture between the muhammadiyah and the ahmadiyya. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI) 161-2/3 (2005):210-246</a><br />
<a href="http://www.alislam.org/introduction/index.html" target="_blank">http://www.alislam.org/introduction/index.html</a><br />
<a href="http://www.thepersecution.org/world/indonesia/05/jai_pr2108.html" target="_blank">http://www.thepersecution.org/world/indonesia/05/jai_pr2108.html</a><br />
<a href="http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/06/080609_ahmadiyah.shtml" target="_blank">“SKB Ahmadiyah diterbitkan”</a>. <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesian/" target="_blank">BBCIndonesia.com</a>. <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/06/080609_ahmadiyah.shtml" target="_blank">http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/06/080609_ahmadiyah.shtml</a>.<br />
<a href="http://alislam.org/introduction/index.html" target="_blank">http://alislam.org/introduction/index.html</a><br />
<br />
<a href="http://www.ahmadiyah.org/" target="_blank">http://www.ahmadiyah.org/</a><br />
<a href="http://www.ahmadiyah.org/index.php" target="_blank">http://www.ahmadiyah.org/index.php</a><br />
http://www.ahmadiyya.or.id/pustaka/buku/bshp/bshp.pdf<br />
http://adekabang.wordpress.com/2011/02/07/sejarah-penyebaran-ahmadiyah-di-indonesia/</div></div></div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-91205620394469107562011-10-16T13:11:00.000-07:002011-10-16T13:11:00.359-07:00Barus dan Sejarah Peradaban Islam yang Terlupakan<div style="float: right; margin-left: 10px;"><a href="http://api.tweetmeme.com/share?url=http%3A%2F%2Fdeburanombak.com%2F2011%2F08%2Fbarus-dan-sejarah-peradaban-islam-yang-terlupakan%2F" target="_blank"><br />
<img height="61" src="http://api.tweetmeme.com/imagebutton.gif?url=http%3A%2F%2Fdeburanombak.com%2F2011%2F08%2Fbarus-dan-sejarah-peradaban-islam-yang-terlupakan%2F&source=deburanombak&style=normal&service=is.gd&b=2" width="50" /><br />
</a> </div><img alt="" src="http://a.cdn.tendaweb.com/fckfiles/image/aksiHT/pedagang_kapur_barus.jpg" />Mungkin, sebagian di antara kita masih ada yang merasa asing dengan nama “Barus”-sebuah kota tertua di Indonesia yang terletak di pinggir pantai Barat Sumatera. Tapi, tahukah kita bahwa Barus merupakan perkampungan Arab Muslim pertama di Indonesia? Dan sadarkah kita bahwa karena ketidaktahuan kita, kita melupakannya? <b>Sekilas tentang Barus</b><br />
Sebelum menjadi sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Barus merupakan kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, Barus disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur (1). Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Pada zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun, saat Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Kerajaan Aceh.<br />
Lalu kenapa Barus di sebut sebagai kota tertua? Karena mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia, China dan sebagainya.<br />
Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang di kenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan, dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Fir’aun sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi (2).<br />
Berdasarkan buku <i>Nuchbatuddar</i> karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi dan terdapat pula makam Syaikh Ushuluddin yang panjangnya kira-kira 7 meter. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu. (3)<br />
Sebuah tim Arkeolog yang berasal dari <i>Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO)</i> Perancis yang berkerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad ke 9-12 M, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu dan sebagainya.<br />
Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun, dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur. (4) hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh dan sebagainya, hidup dengan berkecukupan di kota Barus dan sekitarnya. (5)<br />
<b>Kapan Islam masuk ke Barus?</b><br />
Masuknya cahaya Islam ke kota Barus juga tak terlepas dari peran Banda Aceh yang rute pelayaran perniagaannya telah dikenal sejak zaman dahulu oleh para pedagang Arab, India dan China.<br />
Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara – terutama Sumatera dan Jawa – dengan Cina diakui oleh sejarawan G.R Tibbetts. Tibbetts meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dan jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan nusantara saat itu. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi”. (6)<br />
Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M – hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah saw. menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah secara terang-terangan kepada bangsa Arab – di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Buddha Sriwijaya.<br />
Disebutkan pula bahwa di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan lokal secara damai. Mereka sudah beranak-pinak di sana. Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian al-Qur’an dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal madrasah dan pesantren, umumnya juga merupakan tempat beribadah (masjid).<br />
Selain itu, mereka juga memiliki kedudukan yang baik dan mempunyai pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Buddha Sriwijaya). Bahkan, kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar. Semakin lama, semakin banyak pula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan, ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai. (7)<br />
Bahkan, Buzurg bin Shahriyar al-Ramhurmuzi pada tahun 1000 M menulis sebuah kitab yang menggambarkan betapa di zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim. Perkampungan itu berdiri di dalam wilayah kekuasaan Sriwijaya. Hanya karena hubungan yang teramat baik dengan dunia Islam, Sriwijaya memperbolehkan orang-orang Islam yang sudah ada di wilayahnya sejak lama hidup dalam damai dan memiliki perkampungannya sendiri, dimana di dalamnya berlaku syari’at Islam. (8)<br />
Temuan lain mengenai Barus juga diperkuat oleh Prof. Dr. HAMKA, yang menyebutkan bahwa, seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, Hamka menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Nusantara. Hamka juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika. (9)<br />
Perjalanan dari Sumatera sampai ke Mekkah sendiri pada abad itu (dengan mempergunakan kapal laut dan transit lebih dulu di Tanjung Comorin, India) konon memakan waktu 2,5-hampir 3 tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2,5 tahun, maka yang didapat adalah tahun 622 M lebih enam bulan. Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampungan Islam, setidaknya memerlukan waktu 5-10 tahun. Jika ini yang terjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama para sahabat Rasulullah saw., segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib <i>radhiyallahu’anhu</i>.<br />
Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, orang-orang Arab disebut sebagai orang-orang <i>Ta Shib</i>, sedangkan Amirul Mukminin disebut sebagai <i>Tan mi mo ni’</i>. Disebutkan bahwa duta <i>Tan mi mo ni</i>’, utusan Khalifah, telah hadir di Nusantara pada tahun 651 M atau 31 H dan menceritakan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dengan tiga kali berganti kepimimpinan. Maka dengan demikian, duta Muslim itu datang ke Nusantara di perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatera pada saat kepimimpinan Khalifah Utsman bin Affan (644 -656 M). hanya berselang 20 tahun setelah Rasulullah saw. wafat (632 M). (10)<br />
Dari bukti-bukti di atas, dapatlah dipastikan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut:<br />
• Rasulullah menerima wahyu pertama di tahun 610 M, 2,5 tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M).<br />
• Lalu selama 3 tahun lamanya berdakwah secara diam-diam – periode <i>Arqam bin Abil Arqam</i> (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M) dan setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Mekkah ke seluruh Jazirah Arab.<br />
• Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (yang disebut Barus).<br />
Jadi, hanya 9 tahun sejak Rasulullah saw. memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. (11)<br />
Inilah, yang oleh banyak sejarawan dikenal dengan Teori Mekkah. Sehingga Teori Gujarat yang berasal dari Orientalis Snouck Hurgronje terbantah dengan sendirinya. Dan Barus akan tetap menjadi sejarah peradaban Islam yang tak akan terlupakan bagi siapa saja yang mengetahuinya. (<i>Penulis,</i> <i>Sarah Larasati Mantovani</i>)<br />
<b><span style="text-decoration: underline;">Footnote:</span></b><br />
(1) http://id.wikipedia.org/wiki/Barus,_Tapanuli_Tengah, data-data ada yang di ambil dari buku Rizki Ridyasmara, <i>Gerilya Salib di Serambi Mekkah: Dari Zaman Portugis hingga Paska Tsunami,</i> Pustaka al-Kautsar, 2006, Jakarta.<br />
(2) <i>Ibid</i>, hlm. 4-5. Lihat <i>Akhir Perjalanan Sejarah Barus</i>, KOMPAS, 1 April 2005.<br />
(3) Lihat Naskah Jawi yang dialihtuliskan dan dipetik dari kumpulan naskah Barus dan dijilidkan lalu disimpan di Bagian Naskah Museum Nasional Jakarta dengan no. ML 16. Dalam Katalogus van Ronkel naskah ini yang disebut Bat. Gen. 162, dikatakan berjudul “<i>Asal Toeroenan Radja Barus</i>”. Seksi Jawi pertama berjudul “<i>Sarakatah Surat Catera Asal Keturunan Raja Dalam Negeri Barus”</i>, lihat juga <i>Sejarah Raja-Raja Barus</i>, Ecole Franéaise d’Extréme-Orient, 1988 dan<i> A Kingdom of Words: Language and Power in Sumatra</i>, Oxford University Press, 1999.<br />
(4) <i>Ibid</i>, hlm. 5.<br />
(5) <i>Ibid</i>, hlm. 6. Lihat Sagimun M.D., <i>Peninggalan Sejarah, Masa Perkembangan Agama-Agama di Indonesia</i>, CV. Haji Masagung, cet. 1, 1998, hlm. 58.<br />
(6) <i>Ibid</i>, hlm. 3. Lihat G.R Tibbetts, <i>Pre Islamic Arabia and South East Asia</i>, JMBRAS, 19 pt.3, 1956, hlm. 207. Penulis Malaysia – Dr. Ismail Hamid dalam <i>Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam</i>, terbitan Pustaka al-Husna, Jakarta, cet.1, 1989, hlm. 11 juga mengutip Tibbetts.<br />
(7) <i>Ibid</i>, hlm. 3-4. Lihat <i>Kitab Chiu Thang Shu</i>, tanpa tahun.<br />
(8) <i>Ibid,</i> hlm. 12. Lihat Buzurg bin Shahriyar al Ramhurmuzi, <i>Aja’ib al Hind</i>.<br />
(9) <i>Ibid</i>, hlm. 4. Lihat HAMKA, <i>Dari Perbendaharaan Lama</i>, Pustaka Panjimas, cet. 3, Jakarta, 1996, hlm. 4-5.<br />
(10) <i>Ibid</i>, hlm. 9.<br />
(11) <i>Ibid</i>, hlm. 7. Lihat Joesoef Sou’yb, <i>Sejarah Khulafaur Rasyidin</i>, Bulan Bintang, cet. 1, 1979, hlm. 390-391.<br />
<i>Foto: Masyarakat Barus Tempo Dulu</i>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-67351390439214160652011-10-15T10:40:00.000-07:002011-10-15T10:40:09.183-07:00DEFINISI SEJARAH PERADABAN ISLAM<span style="color: #3333ff;"><strong>.PENDAHULUAN</strong></span><br />
Banyak sekali hasilnya dari zaman dahulu sampai sekarang mengenai kebudayaan Islam yang terus-menerus berkembang, misalkan saja dalam sejarah kehidupan Rasulullah Saw, yang telah menyebarkan agama Islam di dunia ini. Banyak kita temui mengenai kepribadian yang seluruh kehidupannya di curahkan untuk agama Allah, dan Beliau di kenal sebagai orang yang banyak berpikir dan memikirkan masyarakat secara serius, dengan keteguhan dan kekuatan kepribadiannya, Nabi merubah pikiran-pikiran, adat-adat dan moral orang-orang Arab. Ia merubah orang kasar menjadi beradab.<br />
Sebelum menginjak kemana-mana, disini pemakalah ingin mengulas sedikit mengenai pengertian dari sejarah peradaban Islam, yang dimana peradaban tersebut bersumber pada Islam itu sendiri.<br />
<br />
<span style="color: #3333ff;"><strong>B.PEMBAHASAN</strong></span><br />
Pengertian Sejarah Peradaban Islam<br />
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti “Keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang di abadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas, dan pokok dari persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”.1<br />
Berangkat dari pengetian sejarah sebagaimana yang dikemukakan di atas, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.<br />
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.<br />
1.Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.<br />
2.Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.<br />
3.Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.<br />
Dalam definisi peradaban yang di maksud disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, dan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.2<br />
Dengan demikian jelaslah banhwa kedatangan Islam mempunyai makna kemanusiaan yang tinggi, cita-cita dan semangat Islam adalah peneguhan kemanusiaan, memperteguh kesetiaan manusia terhadap tugas dan kewajibannya sebagai wakil Allah di muka bumi.3 Menurut H.A.R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.4<br />
Jadi disini penulis menyimpulkan bahwa definisi mengenai sejarah peradaban Islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.<br />
Sejak zaman Rasulullah Saw, kebudayaan Islam berkembang terus menerus sejalan dengan perkembangan pemikiran dan meluasnya kekuatan politik dan daerah penganut Islam, terbentuk bermacam-macam struktur, ide, dan lembaga-lembaga dalam politik, lapangan ibadat, lapangan hukum, lapangan seni, lapangan ekonomi, lapangan sosial dan bermacam-macam lapangan kebudayaan yang lain. Yang jelas benar menonjol dalam perkembangan kebudayaan Islam yang berpusat pada al-Qur’an itu adalah kedinamisannya menyerbu keluaar dari keterbelakangan kebudayaan bangsa Arab, yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus, dan keluasan berfikir yang mendorongnya.5<br />
Yang sangat menarik dalam perkembangan kebudayaan Islam dari abad ketujuh sampai ketiga belas adalah bagaimana kebudayaan dan agama yang berasal pada bangsa Arab di gurun pasir yang miskin dan terpencil dengan pimpinan Nabi Muhammad Saw dan khalifah-khalifah rasyidin dan khalifah raja-raja, dan yang disebut pertama kali dari kebudayaan saat itu adalah ilmu.6<br />
Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.7<br />
<br />
<strong><span style="color: #3333ff;">C. KESIMPULAN</span></strong><br />
Sejarah menurut istilah berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan peradaban adalah kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan.<br />
Jadi saya menyimpulkan bahwa definisi mengenai sejarah peradaban Islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.<br />
<br />
<br />
<strong>DAFTAR PUSTAKA</strong><br />
Dra. Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Depag, Jakarta, 1986.<br />
Drs. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997.<br />
Drs. H. M. Solikhin, Sejarah Peradaban Islam, Rosail, Semarang, 2005.<br />
A. I. Sabra, dkk., Sumbangan Islam Kepada Sains dan Peradaban Dunia, Nuansa, Bandung, 2001.SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-79014313685069388762011-10-15T10:39:00.000-07:002011-10-15T10:39:06.746-07:00Pengertian Sejarah Peradaban Islam<div align="right" class="MsoNormal" dir="rtl" style="font-family: times new roman; text-align: left;"><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">1. <b>Pengertian sejarah</b></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 100%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="font-family: times new roman;"><span dir="ltr" style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">Pengertian sejarah secara etimologis berasal dari kata arab <i>"syajarah"</i> yang mempunyai arti <i>"pohon kehidupan</i>" dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History, dan makna sehjarah mempunyai 2 konsep :</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">sejarah yang tesusun dari serangkaian pristiwa pada masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia dan juga sejarah sebagai suatu cara yang dengannya fakta fakta di seleksi, di ubah ubah, di jabarkan dan di analisis.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Pertama </u></b><u><span> </span></u>:</span><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Kedua</u></b> : sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, sebab masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">A. Karakteristik sejarah</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapta dilihat berdasarkan 3 orientasi </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Pertama </u></b>: sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Kedua </u></b>: sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hokum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa lampau.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Ketiga</u></b> : sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">B. Kegunaan sejarah</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Pertama </u></b>: Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidup.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Kedua</u></b> : sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Ketiga :</u></b> sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Dengan begitu penntingnya sejarah dalam kehidupan ini di dalam ALQur'an sendiri terdapat beberapa kisah para nabi dan tokoh masa lampau diantaranya:</span><span style="font-size: 100%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">111.<span> </span>Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><br />
</span><span style="font-size: 100%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">9.<span> </span>Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan Telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang Telah mereka makmurkan. dan Telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b>2. Pengertian sejarah peradaban islam</b></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai macam pengetian lain diantaranya </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Pertama </u></b>: sejarah peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Kedua</u></b> : sejarah peradaban islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b><u>Ketiga </u></b>: sejarah perdaban islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b>3. Peran dan fungsi manusia sebagai pembuat peradaban</b></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Dalam perspektif islam manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti, kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur'an diantaranya: </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Pertama : manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah berfirman</span><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">: </span><span style="font-size: 100%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">70.<span> </span>Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Sebagai konsekwensi logis manusia memilki kebebasan yang bertanggung jawab, dalam arti yang seluas luasnya dan pada dimensi yang beragam yang pasa gilirannya merupakan amanat yang harus di pikul.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">Kedua : guna mengemban tugasnya sebagai mahluk yang di mulyakan Allah, tidak sepeti ciptaan Allah yang lain. Semuanya mempunyai tekanan yang sama yaitu agar manusia menggunakan akalnya hanya untuk hal hal yang positif sesuai dengan fitrah dan panggilan hati nuraninya, dan amatlah tercella bagi orang yang teperdaya oleh hawa nafsu terlepas dari kemanusiaannya dan fitrahnya.dan dalam hal ini </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">Al Qur'an menegaskan :</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">10.<span> </span>Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">11.<span> </span>Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b>4. Dasar dasar kemasyarakatan yang di letakan rosul </b></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Dasar dasar peradaban yang di letakan Rasulullah itu pada umumnya merupakan sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan periabadatan, social, ekonomi, politik, yang bersumber dari Al Qur'an dan sunnah.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">Dan beberapa asas islam yang di letakan Rasulullah diantarnya : Al Ikha (persaudaraan), Al-Musawa(persamaan), Al-tasamuh(toleransi), Al-tasyawur(musyawarah), Al-ta'awun(tolong menolong), Al-adalah(keadilan)</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"><b>5. Pembelajaran sejarah peradaban islam di ISID (Institute Studi Islam Darussalam)</b></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">Pembelajaran sejarah peradaban islam di ISID memakai langkah langkah yang strategis dalam pembelajarannya diantaranya :</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">1.<span> </span></span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">materi kuliah di sampaikan dengan menggunkan bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur'an dan Hadist.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">2.<span> </span></span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">pokok pokok bahasan dan topic inti, disamping di sampaikan dengan metode diskriktif, juga di barengi dengan penyampaian analisa kritis</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">3.<span> </span></span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">prinsip gontor dalam proses pembelajaran,</span></div><div align="right" class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;"> </span></div><div align="right" class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">الطريقة اهم من المدة ... والاستاذ اهم من الطريقه .....وروح الاستاذ هو الاهم </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; font-family: times new roman; margin-left: 90pt; text-align: left; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 100%;">4.<span> </span></span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">ISID selalu meletakan mata kuliah sejarah perdaban islam sebagai di siplin ilmu yang hidup dan selalu memberikan nuansa nuansa baru sesuai dengan semangat panca jiwa pondok modern Darussalam Gontor, Keiklasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiah, kebebasan yang bertanggung jawab.</span></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-6550598576471485412011-10-15T10:38:00.000-07:002011-10-15T10:38:23.109-07:00PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="outer_page_container"> <div class="between_page_ads" id="between_page_ads_1"> </div><div class="outer_page only_ie6_border" id="outer_page_2" style="height: 962px; width: 679px;"> <div class="page" id="page2" style="-moz-transform-origin: left top; -moz-transform: scale(0.752772); height: 80.08em; width: 56.58em;"> <div class="layer scale_hack" style="z-index: 2;"> <div class="middle_layer"> <div class="inner_layer" style="font-size: 0.10em;"> <div class="ff1" style="font-size: 10.39em; left: 12.03em; letter-spacing: 0.05em; top: 10.64em; word-spacing: 0.26em;"> <span style="font-size: small;">A. Pendahuluan </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 12.53em; word-spacing: 0.16em;"><span style="font-size: small;"> Dalam pembahasan pengertian sejarah peradaban islam ini, terdapat tiga </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 14.43em; word-spacing: 0.21em;"><span style="font-size: small;"> konsep utama yang perlu di jelaskan terlebih dahulu, yaitu : “sejarah”, </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 16.32em; word-spacing: 0.18em;"><span style="font-size: small;"> “peradaban”, dan “islam”. Ketiga konsep tersebut pada gilirannya perlu </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 18.22em; word-spacing: -0.01em;"><span style="font-size: small;"> dipahami sebagai suatu kesatuan konsep “Sejarah dan Peradaban Islam”. </span></div><div class="ff1" style="left: 12.03em; letter-spacing: 0.05em; top: 20.11em; word-spacing: 0.31em;"><span style="font-size: small;"> B. Pembahasan </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 22em; word-spacing: 0.01em;"><span style="font-size: small;"> a.<span class="ib" style="width: 0.88em;"> </span>Pengertian “Sejarah” secara etimologis dapat di telkusuri dari asal kata </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 23.9em; word-spacing: 0.01em;"><span style="font-size: small;"> sejarah yang sering dikatakan berasal dari kata Arab “syajarah” artinya </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 25.79em; word-spacing: 0.12em;"><span style="font-size: small;"> “pohon kehidupan”. Dalam bahasa asing lainnya, peristilahan sejarah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 27.69em; word-spacing: 0.93em;"><span style="font-size: small;"> tersebut histore (Prancis), geschicte (Jerman), historie atau </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 29.58em;"><span style="font-size: small;"> geschiederis (Belanda) dan History (Inggris). Kata history sendiri lebih </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 31.48em; word-spacing: 0.12em;"><span style="font-size: small;"> popular untuk menyebut sejarah dalam ilmu pengetahuan, sebetulnya </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 33.37em; word-spacing: 0.08em;"><span style="font-size: small;"> berasal dari bahasa Yunani (Istoria) yang berarti pengetahuan tentang </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 35.26em; word-spacing: -0.01em;"><span style="font-size: small;"> gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 37.16em; word-spacing: 0.43em;"><span style="font-size: small;"> Konsep sejarah dengan pengertiannya yang pertama memberikan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 39.05em; word-spacing: 0.22em;"><span style="font-size: small;"> pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau dan hendaknya </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 40.95em; word-spacing: 0.2em;"><span style="font-size: small;"> dipahami sebagai suatu aktualitas atau sebagai peristiwa itu sendiri. </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.05em; top: 42.84em; word-spacing: 0.12em;"><span style="font-size: small;"> Adapun pemahaman atas konsep kedua, bahwa sejarah menunjukkan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 44.74em; word-spacing: 0.2em;"><span style="font-size: small;"> makna yang subjektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 46.63em; word-spacing: 0.2em;"><span style="font-size: small;"> kisah atau cerita, hal mana didalam proses pengkisahan itu terdapat </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 48.52em; word-spacing: 0.3em;"><span style="font-size: small;"> kesan yang dirasakan oleh sejarawan berdasarkan pengalaman dan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 50.42em;"><span style="font-size: small;"> lingkungan. </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 52.31em; word-spacing: 0.25em;"><span style="font-size: small;"> b. Pengertian Pearadaban </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 54.21em; word-spacing: 0.27em;"><span style="font-size: small;"> Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali dipahami sama </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 56.1em; word-spacing: 0.03em;"><span style="font-size: small;"> artinya dengan kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa Inggris terdapat </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 58em; word-spacing: 0.48em;"><span style="font-size: small;"> perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut, yakni istilah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 59.89em; word-spacing: 0.07em;"><span style="font-size: small;"> civilization untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 61.78em; word-spacing: 0.02em;"><span style="font-size: small;"> pula dalam bahasa Arab, dibedakan antara kata tsaqafah (kebudayaan), </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 63.68em; word-spacing: 0.29em;"><span style="font-size: small;"> kata nadlarah (kemajuan), dan kata tamaddun (peradaban), bahkan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 65.57em; word-spacing: 0.12em;"><span style="font-size: small;"> dalam bahasa melayu istilah tamaddun dimaksudkan untuk menyebut </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.05em; top: 67.47em;"><span style="font-size: small;"> keduanya. </span></div></div></div></div></div></div><div class="outer_page only_ie6_border" id="outer_page_3" style="height: 962px; width: 679px;"><div class="page" id="page3" style="-moz-transform-origin: left top; -moz-transform: scale(0.752772); height: 80.08em; width: 56.58em;"><div class="layer scale_hack" style="z-index: 2;"><div class="middle_layer"><div class="inner_layer"><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 10.64em; word-spacing: 0.33em;"><span style="font-size: small;">Peradaban dapat diartikan menjadi dua cara : (1) proses menjadi </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 12.53em; word-spacing: 0.71em;"><span style="font-size: small;"> berkeadaban, dan (2) suatu masyarakat manusia yang sudah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 14.43em;"><span style="font-size: small;"> berkembang atau maju. </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.04em; top: 16.32em;"><span style="font-size: small;"> c.<span class="ib" style="width: 0.87em;"> </span>Sejarah Peradaban Islam </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 18.22em; word-spacing: 0.68em;"><span style="font-size: small;"> Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perkembangan atau </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 20.11em; word-spacing: 0.06em;"><span style="font-size: small;"> kemajuan kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya. Disini dapat </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 22em; word-spacing: 0.18em;"><span style="font-size: small;"> pula dikemukakan makna peradaban islam dalam tiga pengertiannya </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 23.9em; word-spacing: 0.26em;"><span style="font-size: small;"> yang berbeda-beda. Pertama kemajuan dan tingkat kecerdasan akal </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 25.79em; word-spacing: 0.02em;"><span style="font-size: small;"> yang dihasilkan dalam suatu suatu periode kekuasaan islam, mulai dari </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.05em; top: 27.69em; word-spacing: 0.3em;"><span style="font-size: small;"> periode Nabi Muhammad SAW. Sampai perkembangan kekuasaan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 29.58em; word-spacing: 0.05em;"><span style="font-size: small;"> islam sekarang,; kedua hasil-hasil yang dicapai oleh umat islam dalam </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 31.48em; word-spacing: 0.6em;"><span style="font-size: small;"> lapangan kesusastraan, ilmu pengetahuan, dan kesenian; ketiga </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 33.37em; word-spacing: 0.37em;"><span style="font-size: small;"> kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 35.26em; word-spacing: 0.13em;"><span style="font-size: small;"> pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan wadah- </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 37.16em; word-spacing: -0.01em;"><span style="font-size: small;"> wadah penggunaan bahasa dan kebiasaan hidup bermasyarakat. </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 39.05em; word-spacing: 0.08em;"><span style="font-size: small;"> Beberapa karya tentang sejarah (historiografi) umat islam yang ditulis </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 40.95em; word-spacing: 0.01em;"><span style="font-size: small;"> oleh para ahli terdahulu menunjukkan model-model periodisasi sejarah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 42.84em; word-spacing: 0.07em;"><span style="font-size: small;"> islam yang berbeda-beda. Diantaranya, karya Ahmad Syalabi, Sejarah </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.05em; top: 44.74em; word-spacing: 0.79em;"><span style="font-size: small;"> dan Kebudayaan Islam, membagi babakan sejarah dimaksud </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 46.63em; word-spacing: 0.11em;"><span style="font-size: small;"> berdasarkan perkembangan islam pada masa Nabi dan para penguasa </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 48.52em; word-spacing: 0.1em;"><span style="font-size: small;"> muslim melalui dinasti-dinasti islam, dalam karya lain seperti di tulis </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 50.42em;"><span style="font-size: small;"> oleh Hasan Ibrahim Hasan, Islamic History and Culture (632-1986). </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 52.31em; word-spacing: 0.27em;"><span style="font-size: small;"> Dalam karya-karya mutakhir tentang sejarah peradaban islam, para </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 54.21em; word-spacing: 0.05em;"><span style="font-size: small;"> ahli cenderung menyederhanakan periodisasinya menjadi tiga babakan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 56.1em;"><span style="font-size: small;"> utama yaitu : periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 58em;"><span style="font-size: small;"> Diantara karya-karya dimaksud, disini yang layak penulis kembangkan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 59.89em; word-spacing: 0.08em;"><span style="font-size: small;"> adalah periodesasi yang dibuat oleh Ira M Lapidus dalam karyanya A </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 61.78em; word-spacing: -0.02em;"><span style="font-size: small;"> History of Islamic Societis dengan pembabakan sebagai berikut : </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.04em; top: 63.68em; word-spacing: 0.05em;"><span style="font-size: small;"> 1.<span class="ib" style="width: 1.08em;"> </span>Periode awal peradaban islam di Timur Tengah (abad VII-XII </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.09em; top: 65.57em;"><span style="font-size: small;"> M) </span></div></div></div></div></div><span style="font-size: small;"> </span> </div><div class="between_page_ads" id="between_page_ads_3"> </div><div class="outer_page only_ie6_border " id="outer_page_4" style="height: 962px; width: 679px;"> <div class="page" id="page4" style="-moz-transform-origin: left top; -moz-transform: scale(0.752772); display: block; height: 80.08em; width: 56.58em;"> <div class="layer scale_hack" style="z-index: 2;"> <div class="middle_layer"> <div class="inner_layer" style="font-size: 0.10em;"> <div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.04em; top: 10.64em; word-spacing: 0.61em;"><span style="font-size: small;"> 2.<span class="ib" style="width: 1.08em;"> </span>Periode penyebaran peradaban Islam Timur Tengah ke </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.04em; top: 12.53em; word-spacing: 0.04em;"><span style="font-size: small;"> wilayah lain atau disebut juga era “Penyebaran Global Masyarakat </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.04em; top: 14.43em; word-spacing: -0.01em;"><span style="font-size: small;"> Islam” (abad XIII – XIX M)” </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.05em; top: 16.32em; word-spacing: 0.16em;"><span style="font-size: small;"> 3.<span class="ib" style="width: 1.08em;"> </span>Periode perkembangan modern umat islam (abad XIX – XX </span></div><div class="ff1" style="left: 16.98em; letter-spacing: 0.06em; top: 18.22em;"><span style="font-size: small;"> M). </span></div><div class="ff1" style="left: 13.68em; letter-spacing: 0.05em; top: 20.11em; word-spacing: 0.51em;"><span style="font-size: small;"> d. Penutup </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 22em; word-spacing: 0.08em;"><span style="font-size: small;"> Sejarah dan peradaban Islam sebagai suatu disiplin ilmu memiliki ciri </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 23.9em; word-spacing: -0.02em;"><span style="font-size: small;"> khas yang membedakannya dari disiplin lain. Ciri khususnya itu bahwa </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 25.79em; word-spacing: 0.53em;"><span style="font-size: small;"> ia merupakan pengetahuan tentang keseluruhan aspek kemajuan </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 27.69em; word-spacing: 0.47em;"><span style="font-size: small;"> ummat islam disepanjang sejarahnya. Ilmu ini jelas berorientasi </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.04em; top: 29.58em; word-spacing: 0.01em;"><span style="font-size: small;"> kepada masa lampau berdasarkan peristiwa-peristiwa penting diseputar </span></div><div class="ff1" style="left: 15.33em; letter-spacing: 0.05em; top: 31.48em; word-spacing: -0.03em;"><span style="font-size: small;"> umat islam. </span></div><div class="ff1" style="left: 7.79em; letter-spacing: 0.04em; top: 26.52em; word-spacing: -0.02em;"><span style="font-size: small;"> Daftar Pustaka </span></div><div class="ff1" style="left: 10.39em; letter-spacing: 0.04em; top: 37.79em; word-spacing: 0.28em;"><span style="font-size: small;"> Siti Maryam dkk. Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik hingga modern, </span></div><div class="ff1" style="left: 10.39em; letter-spacing: 0.05em; top: 39.68em; word-spacing: -0.03em;"><span style="font-size: small;"> Yogyakarta. Fak. Adab 2002. </span></div><div class="ff1" style="left: 10.39em; letter-spacing: 0.05em; top: 39.68em; word-spacing: -0.03em;"><span style="font-size: small;"> </span></div></div></div></div></div></div><div class="between_page_ads" id="between_page_ads_4"> </div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-89818696518390693962011-10-15T10:32:00.001-07:002011-10-15T10:32:35.848-07:00Manfaat Mempelajari Sejarah Islam<div class="post-header"> </div>Manfaat/ tujuan memmpelajari Sejarah Peradaban Islam<br />
a. Untuk mengetahui sejarah perkembangan peradaban Islam.<br />
b. Sebagai pelajaran untuk diterapkan di masa sekarang.<br />
c. Peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad adalah peradaban yang paling sempurna sehingga dapat kita jadikan pelajaran di masa sekarang.<br />
d. Untuk menyelidki dan mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah di capai oleh umat Islam terdahulu dalam lpangan peradaban.<br />
e. Untuk mengggali dan meninjau kembali factor – faktor apa yang menyebabkan kemajuan islam dlama lapangan perdaban dan faktor apa pula yag menyebabkan kemundurannya kemudian menjadi cermin bagi masa – masa sesudahnya.<br />
f. Untuk mengetahui dan membandingkan antara peradaban yang dijiwai islam dengan peradaban yang lepas dari jiwa Islam.Mengetahui sumbangan Islam dan umat Islam dalam lapangan peradaban umat manusia di muka bumi.SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-48529577088639510462011-10-15T10:30:00.000-07:002011-10-15T10:30:40.821-07:00Iptek dan Peradaban Islam Bayt al-Hikmah Institute IPTEKDAN PERADABAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><strong></strong><span></span></div><div class="entry-content" style="text-align: justify;"><strong> Pendahuluan</strong><br />
Bicara tentang kejayaan peradaban Islam di masa lalu, dan juga jatuhnya kemuliaan itu seperti nostalgia. Orang bilang, romantisme sejarah. Tidak apa-apa, terkadang ada baiknya juga untuk dijadikan sebagai bahan renungan. Karena bukankah masa lalu juga adalah bagian dari hidup kita. Baik atau buruk, masa lalu adalah milik kita. Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi trendsetter sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.<br />
<div class="MsoNormal"> <span id="more-170"></span></div><div class="MsoNormal">Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Tongkat kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan seterusnya. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Penaklukan wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam. Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki kota Makkah. Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua kakinya di pintu Ka’bah. Mereka menunggu hukuman Rasul setelah mereka menentangnya selama 21 tahun. Namun, ternyata Rasulullah justru memaafkan mereka.</div><div class="MsoNormal">Begitu pula yang dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayubi ketika merebut kembali Yerusalem dari tangan Pasukan Salib Eropa, ia malah melindungi jiwa dan harta 100 ribu orang Barat. Shalahuddin juga memberi ijin ke luar kepada mereka dengan sejumlah tebusan kecil oleh mereka yang mampu, juga membebaskan sejumlah besar orang-orang miskin. Panglima Islam ini joke membebaskan 84 ribu orang dari situ. Malah, saudaranya, al-Malikul Adil, membayar tebusan untuk 2 ribu orang laki-laki di antara mereka.</div><div class="MsoNormal">Padahal 90 tahun sebelumnya, ketika pasukan Salib Eropa merebut Baitul Maqdis, mereka justru melakukan pembantaian. Diriwayatkan bahwa ketika penduduk al-Quds berlindung ke Masjid Aqsa, di atasnya dikibarkan bendera keamanan pemberian panglima Tancard. Ketika masjid itu sudah penuh dengan orang-orang (orangtua, wanita, dan anak-anak), mereka dibantai habis-habisan seperti menjagal kambing. Darah-darah muncrat mengalir di tempat ibadah itu setinggi lutut penunggang kuda. Kota menjadi bersih oleh penyembelihan penghuninya secara tuntas. Jalan-jalan penuh dengan kepala-kepala yang hancur, kaki-kaki yang putus dan tubuh-tubuh yang rusak. Para sejarawan muslim menyebutkan jumlah mereka yang dibantai di Masjid Aqsa sebanyak 70 ribu orang. Para sejarawan Perancis sendiri tidak mengingkari pembantaian mengerikan itu, bahkan mereka kebanyakan menceritakannya dengan bangga.</div><div class="MsoNormal">Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya ditaklukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk menghancurkan, tapi memberi kehidupan. Dengan begitu, Islam tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini.</div><div class="MsoNormal">Peradaban Islam memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah menghiasi perjalanannya. Meski demikian, orang tidak mudah untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil ditorehkannya untuk umat manusia ini. Pencerahan joke terjadi di segala bidang dan di seluruh dunia.</div><div class="MsoNormal">Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.</div><div class="MsoNormal">Orientalis Sedillot seperti yang dikutip Mustafa as-Siba’i dalam Peradaban Islam, Dulu, Kini, dan Esok, mengatakan bahwa, “Hanya bangsa Arab pemikul panji-panji peradaban abad pertengahan. Mereka melenyapkan barbarisme Eropa yang digoncangkan oleh serangan-serangan dari Utara. Bangsa Arab melanglang mendatangi ‘sumber-sumber filsafat Yunani yang abadi’. Mereka tidak berhenti pada batas yang telah diperoleh berupa khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya dan membuka pintu-pintu baru bagi pengkajian alam.”</div><div class="MsoNormal">Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.</div><div class="MsoNormal">Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella.</div><div class="MsoNormal">Buku al-Bashariyyat karya al-Hasan bin al-Haitsam diterjemahkan oleh Ghiteleon dari Polska. Gherardo dari Cremona menyebarkan ilmu falak yang hakiki dengan menerjemahkan asy-Syarh karya Jabir. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.</div><div class="MsoNormal">Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.</div><div class="MsoNormal">Empat belas abad yang silam, Allah Ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan bagi umat manusia. Beliau adalah merupakan Rasul terakhir yang membawa agama terakhir yakni Islam. Hal ini secara jelas dan tegas dikemukakan oleh Al-Qur’an dimana Kitab Suci tersebut memproklamasikan keuniversalan misi dari Muhammad SAW sebagaimana kita jumpai dalam ayat-ayat berikut ini:</div><div class="MsoNormal">Katakanlah, “Wahai manusia , sesungguhnya aku ini Rasul kepada kamu sekalian dari Allah yang mempunyai kerajaan seluruh langit dan bumi. Tak ada yang patut disembah melainkan Dia.”…………..(QS. 7:159).</div><div class="MsoNormal">Dan kami tidaklah mengutus engkau melainkan sebagai pembawa kabar suka dan pemberi peringatan untuk segenap manusia……….(QS. 34:29).</div><div class="MsoNormal">Dan tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh ummat…….(QS. 21:108).</div><div class="MsoNormal">Nabi Muhammad SAW telah mengubah pandangan hidup dan memberi semangat yang menyala-nyala kepada umat Islam, sehingga dari bangsa yang terkebelakang dalam waktu yang amat singkat mereka, mereka telah menjadi guru sejagat. Ummat Islam menghidupkan ilmu, mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Fakta sejarah menjelaskan antara lain , bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya ummat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.</div><div class="MsoNormal">Masa Kejayaan Islam Pertama telah menjadi bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan ajaran Al-Qur’an ummat Islam sendiri akan menikmati kemajuan peradaban dan kebudayaan diatas bumi ini. Di masa Kejayaan Islam Pertama, pimpinan Islam berada di tangan tokoh-tokoh yang setiap orangnya patuh sepenuhnya dan setia kepada Nabi Muhammad SAW, baik secara keimanan, keyakinan, perbuatan, akhlak, pendidikan, kesucian jiwa, keluhuran budi maupun kesempurnaan.</div><div class="MsoNormal">Pimpinan Ummat Islam sesudah wafatnya nabi Muhammad SAW, Abubakar, Umar, Utsman dan Ali adalah merupakan pemimpin-pemimpin duniawi dengan jabatan Khalifah, yang menganggap kedudukan mereka itu sebagai pengabdian pada ummat Islam, bukan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan mutlak dan kemegahan. Dalam tiga abad pertama sejarah permulaaan Islam (650-1000M) , bagian-bagian dunia yang dikuasai Islam adalah bagian-bagian yang pale maju dan memiliki peradaban yang tinggi. Negeri-negeri Islam penuh dengan kota-kota indah, penuh dengan mesjid-mesjid yang megah, dimana-mana terdapat perguruan tinggi dan Univesitas yang didalamnya tersimpan peradaban-peradaban dan hikmah-hikmah yang bernilai tiggi. Kecemerlangan Islam Timur merupakan hal yang kontras dengan dunia Nasrani Barat, yang tenggelam dalam masa kegelapan zaman.</div><div class="MsoNormal">2. Pembahasan</div><div class="MsoNormal">a. Kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah</div><div class="MsoNormal">Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Daulat Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan Daulat Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad SAW. Pendiri dinasti ini adalah Abu Abbas as-Saffah, nama lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.</div><div class="MsoNormal">Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial , dan budaya.</div><div class="MsoNormal">Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:</div><div class="MsoNormal">1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia Pertama.</div><div class="MsoNormal">2. Periode Kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki Pertama.</div><div class="MsoNormal">3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M, masa kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia Kedua.</div><div class="MsoNormal">4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ – 590 H/1194 M), masa kekuasaan Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki Kedua.</div><div class="MsoNormal">5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.</div><div class="MsoNormal">Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal">Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji Zaidan memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum pernah ada dalam sejarah.</div><div class="MsoNormal">Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia.</div><div class="MsoNormal">Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut adalah sejak abad ke-8 M, pada masa pemerintahan Al-Makmun (813 –833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk tujuan itu, “The House of Wisdom / Bay al-Hikmah”. Dr. Mx Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin mengungkapkan tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: “Kedokteran Islam dan ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahayanya. Kemudian ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap gulita Eropa, mengantarkan Eropa ke jalan renaissance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan, Islam harus tetap bersama kita.” (Oemar Amin Hoesin)</div><div class="MsoNormal">Adapun kebijaksanaan para penguasa Daulah Abbasiyah periode 1 dalam menjalankan tugasnya lebih mengutamakan kepada pembangunan wilayah seperti: Khalifah tetap keturunan Arab, sedangkan menteri, gubernur, dan panglima perang diangkat dari keturunan bangsa Persia. Kota Bagdad sebagai ibukota, dijadikan kota internasional untuk segala kegiatan ekonomi dan sosial serta politik segala bangsa yang menganut berbagai keyakinan diizinkan bermukim di dalamnya, ada bangsa Arab, Turki, Persia, Romawi, Hindi dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal">Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.</div><div class="MsoNormal">Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal">Para menteri keturunan Persia diberi hak penuh untuk menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan penting dalam membina tamadun/peradaban Islam. Mereka sangat mencintai ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan kecerdasan rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga karena banyaknya keturunan Malawy yang memberikan tenaga dan jasanya untuk kemajuan Islam.</div><div class="MsoNormal">b. Latar Belakang dan Faktor-faktor yang Memunculkan “Revolusi Abbasiyah”</div><div class="MsoNormal">Menjelang akhir daulah Umawiyah (akhir abad pertama Hijriyah) terjadilah bermacam-macam kekacauan dalam segala cabang kehidupan negara; terjadi kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para khalifah dan para pembesar negara lainnya, terjadilah pelanggaran-pelanggaranterhadap ajaran-ajaran Islam.</div><div class="MsoNormal">Di antara kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan yang diperbuat, yaitu:</div><div class="MsoNormal">Politik kepegawaian negara didasarkan pada klik, golongan, suku, kaum dan kawan (nepotisme)</div><div class="MsoNormal">Penindasan yang terus-menerus terhadap pengikut-pengikut Imam Ali bin Abi Thalib RA pada khususnya dan terhadap Bani Hasyim (Hasyimiah) pada umumnya.</div><div class="MsoNormal">Menganggap rendah terhadap kaum muslimin yang bukan bangsa Arab, sehingga mereka tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan.</div><div class="MsoNormal">Pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-haka asasi manusia dengan cara yang terang-terangan.</div><div class="MsoNormal">Prof. Dr. Hamka melukiskan keadaan tersebut “Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, waktu itulah mulai disusun dengan diam-diam promotion untuk menegakkan Bani Abbas. Keadaan dan cara Umar bin Abdul Aziz memerintah telah menyebabkan suburnya promotion untuk Daulat yang akan berdiri itu. Sebab sejak zaman Muawiyah Daulat Bani Umayyah itu didirikan dengan kekerasan. Siasat yang keras dan licik, yang pada zaman sekarang dalam ilmu politik disebut “Machiavellisme”, artinya mempergunakan segala kesempatan, sekalipun kesempatan yang jahat untuk memperbesar kekuasaan. Umpamanya memburuk-burukkan dan menyumpah Ali bin Abi Thalib RA dalam tiap khutbah Jum’at; itu sudah terang tidak dapat diterima umat dengan rela hati.”.</div><div class="MsoNormal">Selanjutnya Dr. Badri Yatim, MA,.mengungkapkan dalam bukunya</div><div class="MsoNormal">c. Kegemilangan Iptek di Masa Khilafah Abasiyyah</div><div class="MsoNormal">Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam.</div><div class="MsoNormal">Di epoch ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7 atau 9.</div><div class="MsoNormal">Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi complicated dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1.</div><div class="MsoNormal">Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara turn di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada.</div><div class="MsoNormal">Kekhilafahan Abbasiyah dengan kegemilangan ipteknya kini hanya tercatat dalam buku usang sejarah Islam. Tapi jangan khawatir, someday Islam akan kembali jaya dan tugas kita semua untuk mewujudkannya.</div><div class="MsoNormal">Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke puncak kejayaan. Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam. Tradisi keilmuan berkembang pesat.</div><div class="MsoNormal">Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, kata Ketua Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Dr Muhammad Lutfi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786.</div><div class="MsoNormal">Saat itu, kata Lutfi, banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna.</div><div class="MsoNormal">Sebelum Islam datang, kata Luthfi, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu joke bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahyul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. ”Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan,” jelas Luthfi.</div><div class="MsoNormal">Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab.</div><div class="MsoNormal">Lain lagi pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah — di Barat disebut Ottoman — yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis. Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi mereka menguasai Laut Tengah.</div><div class="MsoNormal">Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambah tenaga ahli.</div><div class="MsoNormal">Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah.</div><div class="MsoNormal">Salah langkah diambil saat mereka mendukung Jerman dalam perang dunia pertama. Ketika Jerman kalah, secara otomatis Turki menjadi negara yang kalah perang sehingga akhirnya wilayah mereka dirampas Inggris dan Perancis.</div><div class="MsoNormal">Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yang secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.</div><div class="MsoNormal">Kini 82 tahun berlalu, umat Muslim tercerai berai. Akankah Islam kembali mengalami zaman keemasan seperti yang terjadi di 700 tahun awal pemerintahannya?</div><div class="MsoNormal">Ketua MUI, KH Akhmad Kholil Ridwan menyatakan optimismenya bahwa Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwan menyebut saat ini merupakan momen kebangkitan Islam kembali. ”Seperti janji Allah, 700 tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dan sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya kebangkitan Islam,” ujarnya.</div><div class="MsoNormal">Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh menindas Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam. ”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan kuat,”ujarnya.</div><div class="MsoNormal">Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).</div><div class="MsoNormal">Di Iran, kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau presiden, melainkan oleh Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem pemerintahan Iran ini, menurut Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat. ”Tak heran kalau Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi tonggak peradaban baru Islam.”</div><div class="MsoNormal">Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan hanya ada satu pemerintahan Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan negara atau etnis. ”Untuk mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit,” kata dia.</div><div class="MsoNormal">Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”</div><div class="MsoNormal">Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.</div><div class="MsoNormal">Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan syariah Islam.</div><div class="MsoNormal">d. Runtuhnya sebuah kejayaan</div><div class="MsoNormal">Jatuh itu memang menyakitkan. Apalagi ketika kita udah berada jauh di puncak kesuksesan. Setelah berhasil membangun kejayaan selama 14 abad lebih, akhirnya peradaban Islam jatuh tersungkur. Inilah kisah tragis yang dialami peradaban Islam. Bukan tanpa sebab tentunya. Serangan pemikiran dan militer dari Barat bertubi-tubi menguncang Islam. Akibatnya, kaum muslimin mulai goyah. Puncaknya, adalah tergusurnya Khilafah Islamiyah di Turki dari pentas perpolitikan dunia.</div><div class="MsoNormal">Saat itu, Inggris menetapkan syarat bagi Turki, bahwa Inggris tak akan menarik dirinya dari bumi Turki, kecuali setelah Turki menjalankan syarat-syarat berikut: Pertama, Turki harus menghancurkan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah dari Turki, dan menyita harta bendanya. Kedua, Turki harus berjanji untuk menumpas setiap gerakan yang akan mendukung Khilafah. Ketiga, Turki harus memutuskan hubungannya dengan Islam. Keempat, Turki harus memilih konstitusi sekuler, sebagai pengganti dari konstitusi yang bersumber dari hukum-hukum Islam. Mustafa Kamal Ataturk kemudian menjalankan syarat-syarat tersebut, dan negara-negara penjajah joke akhirnya menarik diri dari wilayah Turki (Jalal al-Alam dalam kitabnya Dammirul Islam Wa Abiiduu Ahlahu, hlm. 48)</div><div class="MsoNormal">Cerzon (Menlu Inggris saat itu) menyampaikan pidato di depan parlemen Inggris, “Sesungguhnya kita telah menghancurkan Turki, sehingga Turki tidak akan dapat bangun lagi setelah itu… Sebab kita telah menghancurkan kekuatannya yang terwujud dalam dua hal, yaitu Islam dan Khilafah.”</div><div class="MsoNormal">Jadi terakhir kaum muslimin hidup dalam naungan Islam adalah di tahun 1924, tepatnya tanggal 3 Maret tatkala Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki alias Konstantinopel diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris keturunan Yahudi, Musthafa Kemal Attaturk. Nah, dialah yang mengeluarkan perintah untuk mengusir Khalifah Abdul Majid bin Abdul Aziz, Khalifah (pemimpin) terakhir kaum muslimin ke Swiss, dengan cuma berbekal koper pakaian dan secuil uang. Sebelumnya Kemal mengumumkan bahwa Majelis Nasional Turki telah menyetujui penghapusan Khilafah. Sejak saat itulah sampai sekarang kita nggak punya lagi pemerintahan Islam.</div><div class="MsoNormal">Akibatnya, umat Islam terkotak-kotak di berbagai negeri berdasarkan letak geografis yang beraneka ragam, yang sebagian besarnya berada di bawah kekuasaan musuh yang kafir: Inggris, Perancis, Italia, Belanda, dan Rusia. Di setiap negeri tersebut, kaum kafir telah mengangkat penguasa yang bersedia tunduk kepada mereka dari kalangan penduduk pribumi. Para penguasa ini adalah orang-orang yang mentaati perintah kaum kafir tersebut, dan mampu menjaga stabilitas negerinya.</div><div class="MsoNormal">Kaum kafir segera mengganti undang-undang dan peraturan Islam yang diterapkan di tengah-tengah rakyat dengan undang-undang dan peraturan kafir milik mereka. Kaum kafir segera mengubah kurikulum pendidikan untuk mencetak generasi-generasi baru yang mempercayai persepsi kehidupan menurut Barat, serta memusuhi akidah dan syariat Islam. Khilafah Islamiyah dihancurkan secara total, dan aktivitas untuk mengembalikan serta mendakwahkannya dianggap sebagai tindakan kriminal yang dapat dijatuhi sanksi oleh undang-undang.</div><div class="MsoNormal">Harta kekayaan dan potensi alam milik kaum muslimin telah dirampok oleh penjajah kafir, yang telah mengeksploitasi kekayaan tersebut dengan cara yang seburuk-buruknya, dan telah menghinakan kaum muslimin dengan sehina-hinanya (Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik, dalam kitabnya al-Muslimun Wal Amal as-Siyasi, hlm. 13)</div><div class="MsoNormal">Beginilah kita sekarang sobat. Tapi jangan bersedih, sebab kita akan kembali mengagungkan kejayaan Islam itu. Yakinlah, kita masih bisa merebutnya, meski dengan nyawa sebagai tebusannya. Kita lahir ke dunia ini dengan berlumur darah, maka kenapa musti takut mati dengan berlumur darah. Syahid di medan tempur.</div><div class="MsoNormal">e. Pandangan Islam terhadap IPTEK</div><div class="MsoNormal">Ahmad Y Samantho dalam makalahnya di ICAS Jakarta (2004): mengatakan bahwa kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran element (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek complicated tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.</div><div class="MsoNormal">Peradaban Barat moderen dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan element yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan element bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.</div><div class="MsoNormal">Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun di Timur.</div><div class="MsoNormal">Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai dignified Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan tellurian yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan vegetable emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.</div><div class="MsoNormal">Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan joke menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.</div><div class="MsoNormal">Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan tellurian ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.</div><div class="MsoNormal">Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah atmosphere dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?</div><div class="MsoNormal">Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan dignified bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan dignified (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).</div><div class="MsoNormal">Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.</div><div class="MsoNormal">Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.</div><div class="MsoNormal">Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang pale terkenal adalah ayat:</div><div class="MsoNormal">“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron 3 : 190-191)</div><div class="MsoNormal">“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah 58 : 11 )</div><div class="MsoNormal">Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda/sinyal) Ke-Maha-Kuasa-an dan Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.</div><div class="MsoNormal">Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan complicated tersebut.</div><div class="MsoNormal">Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW — yang dipelajari melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.</div><div class="MsoNormal">f. Keutamaan Mukmin yang berilmu</div><div class="MsoNormal">Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:</div><div class="MsoNormal">“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar 39 : 9).</div><div class="MsoNormal">“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah.” (QS. Al-Baqoroh 2 : 269).</div><div class="MsoNormal">“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah 58 :11)</div><div class="MsoNormal">Rasulullah SAW joke memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” (Al-Hadits Nabi SAW). “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu.” (Al-Hadits Nabi SAW).</div><div class="MsoNormal">Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:</div><div class="MsoNormal">1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.</div><div class="MsoNormal">2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.</div><div class="MsoNormal">3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.</div><div class="MsoNormal">Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 Sep 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur’an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 Sep 2001 bahwa “serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.</div><div class="MsoNormal">Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.”</div><div class="MsoNormal">Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul “Islam adalah agama yang berkembang pale pesat di Eropa” membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.</div><div class="MsoNormal">g. Dampak Kemajuan Islam di bidang IPTEK</div><div class="MsoNormal">1) Gereja Katolik dan Perkembangan Islam</div><div class="MsoNormal">Gereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar Gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya.</div><div class="MsoNormal">Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan inner dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar.</div><div class="MsoNormal">(1) Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.</div><div class="MsoNormal">(2)Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa. Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan information yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.</div><div class="MsoNormal">(3) Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.</div><div class="MsoNormal">h. Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa</div><div class="MsoNormal">Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.</div><div class="MsoNormal">Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.</div><div class="MsoNormal">i. Bersatu pada Pijakan Bersama: “Monoteisme”</div><div class="MsoNormal">Perkembangan Islam juga tercerminkan dalam perkembangan dialog antar-agama baru-baru ini. Dialog-dialog ini berawal dengan pernyataan bahwa tiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Nasrani) memiliki pijakan awal yang sama dan dapat bertemu pada satu titik yang sama. Dialog-dialog seperti ini telah sangat berhasil dan membuahkan kedekatan hubungan yang penting, khususnya antara umat Nasrani dan Muslim. Dalam Al Qur’an, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kaum Muslim mengajak kaum Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) untuk bersatu pada satu pijakan yang disepakati bersama:</div><div class="MsoNormal">Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu joke dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali ‘Imran, 3: 64)</div><div class="MsoNormal">Ketiga agama yang meyakini satu Tuhan tersebut memiliki keyakinan yang sama dan nilai-nilai dignified yang sama. Percaya pada keberadaan dan keesaan Tuhan, malaikat, Nabi, Hari Akhir, Surga dan Neraka, adalah ajaran pokok keimanan mereka. Di samping itu, pengorbanan diri, kerendahan hati, cinta, berlapang dada, sikap menghormati, kasih sayang, kejujuran, menghindar dari berbuat zalim dan tidak adil, serta berperilaku mengikuti suara hati nurani semuanya adalah sifat-sifat akhak terpuji yang disepakati bersama. Jadi, karena ketiga agama ini berada pada pijakan yang sama, mereka wajib bekerja sama untuk menghapuskan permusuhan, peperangan, dan penderitaan yang diakibatkan oleh ideologi-ideologi antiagama. Ketika dilihat dari sudut pandang ini, dialog antar-agama memegang peran yang jauh lebih penting. Sejumlah convention dan konferensi yang mempertemukan para wakil dari agama-agama ini, serta pesan perdamaian dan persaudaraan yang dihasilkannya, terus berlanjut secara berkala sejak pertengahan tahun 1990-an.</div><div class="MsoNormal">j. Kabar Gembira tentang Datangnya Zaman Keemasan</div><div class="MsoNormal">Dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur’an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur’an 14 abad yang lalu:</div><div class="MsoNormal">Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At Taubah, 9: 32-33)</div><div class="MsoNormal">Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur’an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela. Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang atmosphere laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut:</div><div class="MsoNormal">Selama masa ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. Tanah akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa joke dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)</div><div class="MsoNormal">… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437)</div><div class="MsoNormal">Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan … (Sunan Ibnu Majah)</div><div class="MsoNormal">Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud)</div><div class="MsoNormal">Keadilan akan demikian jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki. (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)</div><div class="MsoNormal">Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan akan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur’an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia.</div><div class="MsoNormal">Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Negara Iran dan Turki di epoch baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur’an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini.</div><div class="MsoNormal">k. Kekuatan Iptek</div><div class="MsoNormal">Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban complicated adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan dasar dan pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban complicated barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap Iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan Iptek. Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek.(2)</div><div class="MsoNormal">Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.(3)</div><div class="MsoNormal">Di Eropa, sejak abad pertengahan, timbul konflik antara ilmu pengetahuan (sains) dan agama (gereja). Dalam konflik ini sains keluar sebagai pemenang, dan sejak itu sains melepaskan diri dari kontrol dan pengaruh agama, serta membangun wilayahnya sendiri secara otonom.(4)</div><div class="MsoNormal">Dalam perkembangannya lebih lanjut, setelah terjadi revolusi industri di Barat , terutama sepanjang abad XVIII dan XIX, sains bahkan menjadi “agama baru” atau “agama palsu”(Pseudo Religion). Dalam kajian teologi complicated di Barat, timbul mazhab baru yang dinamakan “saintisme” dalam arti bahwa sains telah menjadi isme, ideologi bahkan agama baru.(5)</div><div class="MsoNormal">Namun sejak pertengahan abad XX, terutama seteleh terjadi penyalahgunaan iptek dalam perang dunia we dan perang dunia II, banyak pihak mulai menyerukan perlunya integrasi ilmu dan agama, iptek dan imtak. Pembicaraan tentang iptek mulai dikaitkan dengan dignified dan agama hingga sekarang (ingat kasus kloning misalnya). Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek dengan dignified (agama) di harapkan bukan hanya pada aspek penggunaannya saja (aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontologi) dan metodologi (epistemologi)-nya sekaligus.</div><div class="MsoNormal">Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan iptek ini sudah lama digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek ini. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.</div><div class="MsoNormal">Kekhwatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT sebagaimana diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan justru oleh orang-orang yang secara akademik sangat terpelajar, bahkan mumpuni. Ini berarti, aspek pendidikan turut menyumbang dan memberikan saham bagi kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu catatan mengenai raport merah pendidikan nasional kita.</div><div class="MsoNormal">Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.</div><div class="MsoNormal">Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi. (6)</div><div class="MsoNormal">Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita. (7)</div><div class="MsoNormal">Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat. (8)</div><div class="MsoNormal">Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar pale kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).</div><div class="MsoNormal">l. Menuju Integrasi Imtak dan Iptek</div><div class="MsoNormal">Untuk membangun sistem pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan imtak dan iptek dalam sistem pendidikan nasional kita, kita harus melihat kembali aspek-aspek pendidikan kita, terutama berkaitan dengan empat hal berikut ini, yaitu :</div><div class="MsoNormal">1) Filsafat dan orintasi pendidikan (termasuk di dalamnya filsafat manusia),</div><div class="MsoNormal">2) Tujuan Pendidikan</div><div class="MsoNormal">3) Filsafat ilmu pengetahuan (Episemologi), dan</div><div class="MsoNormal">4) Pendekatan dan metode pembelajaran.</div><div class="MsoNormal">Dalam filsafat pendidikan konvensional, pendidikan dipahami sebagai proses mengalihkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi lain. Filsafat pendidikan semacam ini mengandung banyak kelemahan. Selain dapat timbul degradasi (penurunan kualitas pendidikan) setiap saat, pendidikan cenderung dipahami sebagai send of believe semata dengan hanya menyentuh satu aspek saja, aspek kognitif dan kecerdasan intelektual (IQ) semata dengan mengabaikan kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan devout (SQ) peserta didik. Dengan filosofi seperti itu, peserta didik sering diperlakukan sebagai makhluk tidak berkesadaran. Akibatnya, pendidikan tidak berhasil melaksanakan fungsi dasarnya sebagai wahana pemberdayaan manusia dan peningkatan harkat dan martabat manusia dalam arti yang sebenar-benarnya.</div><div class="MsoNormal">Berbicara filsafat pendidikan, mau tidak mau, kita harus membicarakan pula tentang filsafat manusia. Soalnya, proses pendidikan itu dilakukan oleh manusia dan untuk manusia pula. Pendeknya, pendidikan melibatkan manusia baik sebagai subjek maupun objek sekaligus. Tanpa mengenal siapa manusia itu sebenarnya, proses pendidikan, akan selalu menemui kegagalan seperti yang selama ini terjadi.</div><div class="MsoNormal">Manusia, dalam pandangan Islam, adalah puncak dari ciptaan tuhan (Q.S. At-Thiin : 4), mahluk yang dimuliakan oleh Allah dan dilebihkan dibanding mahluk lain (Q.S. Al-Isra : 70), merupakan mahluk yang dipercaya oleh Tuhan sebagai Khalifah di muka bumi (Q.S. Al-Baqarah : 30, Shad :36), manusia dibekali oleh Allah potensi-potensi baik berupa panca indera, akal pikiran (rasio), hati (Qalb), dan sanubari (Q.S. As-Sajadh : 9). Dengan demikian, manusia adalah mahluk rasional dan emosional, makhluk jasmani dan rohani sekaligus.</div><div class="MsoNormal">Bertolak dari filsafat manusia ini, maka pendidikan tidak lain harus dipahami sebagai ikhtiar manusia yang dilakukan secara sadar untuk menumbuhkan potensi-potensi baik yang dimiliki manusia sehingga ia mampu dan sanggup mempertanggung jawabkan eksistensi dan kehadirannya di muka bumi. Dalam perspektif ini, adalah pendidikan manusia seutuhnya, dan harus diarahkan pada pembentukan kesadaran dan kepribadian manusia. Disinilah, nilai-nilai budaya dan agama, imtak dan akhlaqul al-Karimah, dapat ditanamkan, sehingga pendidikan, selain berisi send ilmu, juga bermakna transformasi nilai-nilai budaya dan agama (imtak).</div><div class="MsoNormal">Lalu, apa tujuan pendidikan itu? Dalam pandangan Islam, tujuan pendidikan tidak berbeda dengan tujuan hidup itu sendiri, yaitu beribadah kepada Allah SWT (Q.S. Al-Dzariyat: 56). Dengan kata lain, pendidikan harus menciptakan pribadi-pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang dapat mengantar manusia meraih kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam berorientasi pada penciptaan ilmuwan (ulama) yang takut bercampur kagum kepada kebesaran Allah SWT (Q.S. Fathir : 28), dan berorientasi pada penciptaan intelektual dengan kualifikasi sebagai Ulul Albab yang dapat mengembangkan kualitas pikir dan kualitas dzikir (imtaq dan iptek) sekaligus (Q.S. Ali Imran : 191-193).</div><div class="MsoNormal">Proses integrasi imtak dan iptek, seperti telah disinggung di muka, pada hemat saya, harus pula dilakukan dalam tataran atau ranah metafisika keilmuan, khususnya menyangkut ontologi dan epistemologi ilmu. Ontologi ilmu menjelaskan apa saja realitas yang dapat diketahui manusia, sedang epiremologi menjelaskan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan itu dan dari mana sumbernya.(9)</div><div class="MsoNormal">Dikotomi keilmuan yang terjadi selama ini sesungguhnya bermula dari sini. Untuk itu integrasi imtak dan iptek, harus pula dimulai dari sini. Ini berarti, kita harus membongkar filsafat ilmu sekuler yang selama ini dianut. Kita harus membangun epistemologi islami yang bersifat integralistik yang menegaskan kesatuan ilmu dan kesatuan imtak dan iptek dilihat dari sumbernya, yaitu Allah SWT seperti banyak digagas oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam kontemporer semacam Ismail Raji al-Faruqi, Prof. Naquib al Attas, Sayyed Hossein Nasr, dan belakangan Osman Bakar. (10)</div><div class="MsoNormal">Selain pada pada aspek filsafat, orientasi, tujuan, dan epistemologi pendidikan seperti telah diuraikan di atas, integrasi imtak dan iptek itu perlu dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat. Pendidikan imtak pada akhirnya harus berbicara tentang pendidikan agama (Islam) di berbagai sekolah maupun perguruan tinggi. Untuk mendukung integrasi pendidikan imtak dan iptek dalam sistem pendidikan nasional kita, maka pendidikan agama Islam disemua jenjang pendidikan tersebut harus dilakukan dengan pendekatan yang bersifat holistik, integralistik dan fungsional.</div><div class="MsoNormal">Dengan pendekatan holistik, Islam harus dipahami secara utuh, tidak parsial dan partikularistik. Pendidikan islam dapat mengikuti pola iman, Islam dan Ihsan, atau pola iman, ibadah dan akhlakul karimah, tanpa terpisah satu dengan yang lain, sehingga pendidikan Islam dan kajian Islam tidak hanya melahirkan dan memparkaya pemikiran dan wacana keislaman, tetapi sekaligus melahirkan kualitas dignified (akhlaq al karimah) yang menjadi tujuan dari agama itu sendiri. Pendidikan Islam dengan pendekatan ini harus melahirkan budaya “berilmu amaliah dan beramal ilmiah”. Integrasi ilmu dan amal, imtak dan iptek haruslah menjadi ciri dan sekaligus nilai tambah dari pendidikan islam. (11)</div><div class="MsoNormal">Dengan pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah dan dipisahkan dari pendidikan sains dan teknologi. Pendidikan iptek tidak harus dikeluarkan dari pusat kesadaran keagamaan dan keislaman kita. Ini berarti, belajar sains tidak berkurang dan lebih rendah nilainya dari belajar agama. Belajar sains merupakan perintah Tuhan (Al -Quran), sama dan tidak berbeda dengan belajar agama itu sendiri. Penghormatan Islam yang selama ini hanya diberikan kepada ulama (pemuka agama) harus pula diberikan kepada kaum ilmuan (Saintis) dan intelektual.</div><div class="MsoNormal">Dengan secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat dan mampu menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Dalam perspektif Islam ilmu memang tidak untuk ilmu dan pendidikan tidak untuk pendidikan semata. Pendidikan dan pengembangan ilmu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia yang seluas-luasnya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.</div><div class="MsoNormal">Semetara dari segi metodologi, pendidikan dan pengajaran agama disemua jenjang pendidikan tersebut, tidak cukup dengan metode rasional dengan mengisi otak dan kecerdasan peserta didik demata-mata, sementara jiwa dan spiritualitasnya dibiarkan kosong dan hampa. Pendidikan agama perlu dilakukan dengan memberikan penekanan pada aspek afektif melalui praktik dan pembiasaan, serta melalui pengalaman langsung dan keteladanan prilaku dan amal sholeh. Dalam tradisi intelektual Islam klasik, pada saat mana Islam mencapai puncak kejayaannya, aspek pemikiran teoritik (al aql al nazhari) tidak pernah dipisahkan dari aspek pengalaman praksis (al aql al amali). Pemikiran teoritis bertugas mencari dan menemukan kebenaran, sedangkan pemikiran praksis bertugas mewujudkan kebenaran yang ditemukan itu dalam kehidupan nyata sehingga tugas dan kerja intelektual pada hakekatnya tidak pernah terpisah dari realitas kehidupan umat dan bangsa. Dalam paradigma ini, ilmu dan pengembangan ilmu tidak pernah bebas nilai. Pengembangan iptek harus diberi nilai rabbani (nilai ketuhanan dan nilai imtak), sejalan dengan semangat wahyu pertama, iqra’ bismi rabbik. Ini berarti pengembangan iptek tidak boleh dilepaskan dari imtak. Pengembangan iptek harus dilakukan untuk kemaslahatan kemanusiaan yang sebesar-besarnya dan dilakukan dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.</div><div class="MsoNormal">Dalam perspektif ini, maka pengembangan pendidikan bermajna dakwah dalam arti yang sebenar-benarnya</div><div class="MsoNormal">m. Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK</div><div class="MsoNormal">Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.</div><div class="MsoNormal">Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.</div><div class="MsoNormal">Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.</div><div class="MsoNormal">n. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK</div><div class="MsoNormal">“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu” (Al-Hadist).</div><div class="MsoNormal">Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia.</div><div class="MsoNormal">Di sisi lain, memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta pendidik khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.</div><div class="MsoNormal">Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada sebagian pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk menyongsong kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi epoch milenium ketiga yang disebut sebagai epoch informasi dan epoch bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya telah memunculkan sikap optimis, generasi pelajar kita umumya telah memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan itu.</div><div class="MsoNormal">Don Tapscott, dalam bukunya Growing adult Digital (1999), telah melakukan survei terhadap para remaja di berbagai negara. Ia menyimpulkan, ada sepuluh ciri dari generasi 0 (zero), yang akan mengisi masa tersebut. Ciri-ciri itu, para remaja umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada perkembangan teknologi, sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, inquisitive arahnya pada how use something as good as probable bukan how does it work. Mereka pemikir cepat (fast thinker), peka dan kritis terutama pada informasi palsu, serta cek ricek menjadi keharusan bagi mereka.</div><div class="MsoNormal">Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek devout keagamaan dan aspek pengendalian emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati (kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat.</div><div class="MsoNormal">Jika hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari kemungkinan melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan masa depannya serta memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta tahunan pasca ujian nasional, yang kerap dipertontonkan secara coarse oleh sebagian para pelajar. Itulah salah satu contoh potret buram kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini.</div><div class="MsoNormal">Untuk itu, komponen penting yang terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa di sekolah adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus diakui guru faktor pale dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi pengaruh kuat pada pembentukan karakter siswa.</div><div class="MsoNormal">Kepada guru harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional disandarkan. Ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, para pelajar kita disiapkan agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Sekaligus jadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.</div><div class="MsoNormal">Tujuan pendidikan sebenarnya mengisyaratkan, proses dan hasil harus mempertimbangkan keseimbangan dan keserasian aspek pengembangan intelektual dan aspek devout (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikhotomis. Namun praktiknya, aspek devout seringkali hanya bertumpu pada peran guru agama. Ini dirasakan cukup berat, sehingga pengembangan kedua aspek itu tidak berproses secara simultan.</div><div class="MsoNormal">Upaya melibatkan semua guru mata ajar agar menyisipkan unsur keimanan dan ketakwaan (imtak) pada setiap pokok bahasan yang diajarkan, sesungguhnya telah digagas oleh pihak Departeman Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama.</div><div class="MsoNormal">Survei membuktikan, mengintegrasikan unsur ‘imtaq’ pada mata ajar selain pendidikan agama adalah sesuatu yang mungkin. Namun dalam praktiknya, aim kurikulum yang menjadi beban setiap guru yang harus tuntas serta pemahaman yang berbeda dalam menyikapi muatan-muatan imtaq yang harus disampaikan, menyebabkan keinginan menyisipkan unsur imtak menjadi terabaikan.</div><div class="MsoNormal">Memang tak ada sanksi apapun jika seorang guru selain guru agama tidak menyisipkan unsur imtaq pada pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Jujur saja guru umumnya takut salah jika berbicara masalah agama, mereka mencari aman hanya mengajarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya.</div><div class="MsoNormal">Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab semuanya. Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.</div><div class="MsoNormal">o. Islamimisasi IPTEK</div><div class="MsoNormal">Sains adalah sarana pemecahan masalah mendasar setiap peradaban. Ia adalah ungkapan fisik dari universe perspective di mana dia dilahirkan. Maka kita bisa memahami mengapa di Jepang yang kabarnya sangat menghargai nilai waktu demikian pesat berkembang budaya “pachinko” dan game. Tentu disebabkan mereka tak beriman akan kehidupan setelah mati, dan tak mempunyai batasan tentang hiburan.</div><div class="MsoNormal">Kini ummat Islam hanya sebagai konsumen sains yang ada sekarang. Kalaupun mereka ikut berperan di dalamnya, maka – secara umum — mereka tetap di bawah kendali pencetus sains tersebut. Ilmuwan-ilmuwan muslim masih sulit menghasilkan teknologi-teknologi eksak — apalagi non-eksak — untuk menopang kepentingan khusus ummat Islam.</div><div class="MsoNormal">Dunia Islam mulai bangkit (kembali) memikirkan kedudukan sains dalam Islam pada dekade 70-an. Pada 1976 dilangsungkan convention internasional pendidikan Islam di Jedah. Dan semakin ramai diseminarkan di tahun 80-an.</div><div class="MsoNormal">Secara umum, dikenal 4 kategori pendekatan sains Islam:</div><div class="MsoNormal">1. I’jazul Qur’an (mukjizat al-Qur’an).</div><div class="MsoNormal">I’jazul Qur’an dipelopori Maurice Bucaille yang sempat “boom” dengan bukunya “La Bible, le Coran et la Science” (edisi Indonesia: “Bibel, Qur’an dan Sains Modern“).</div><div class="MsoNormal">Pendekatannya adalah mencari kesesuaian penemuan ilmiah dengan ayat Qur’an. Hal ini kemudian banyak dikritik, lantaran penemuan ilmiah tidak dapat dijamin tidak akan mengalami perubahan di masa depan. Menganggap Qur’an sesuai dengan sesuatu yang masih bisa berubah berarti menganggap Qur’an juga bisa berubah.</div><div class="MsoNormal">2. Islamization Disciplines.</div><div class="MsoNormal">Yakni membandingkan sains complicated dan khazanah Islam, untuk kemudian melahirkan text-book orisinil dari ilmuwan muslim. Penggagas utamanya Ismail Raji al-Faruqi, dalam bukunya yang terkenal, Islamization of Knowledge, 1982. Ide Al-Faruqi ini mendapat dukungan yang besar sekali dan dialah yang mendorong pendirian International Institute of Islamic Thought (IIIT) di Washington (1981), yang merupakan lembaga yang aktif menggulirkan module seputar Islamisasi pengetahuan.</div><div class="MsoNormal">Rencana Islamisasi pengetahuan al-Faruqi bertujuan:</div><div class="MsoNormal">1. Penguasaan disiplin ilmu modern.</div><div class="MsoNormal">2. Penguaasaan warisan Islam.</div><div class="MsoNormal">3. Penentuan relevansi khusus Islam bagi setiap bidang pengetahuan modern.</div><div class="MsoNormal">4. Pencarian cara-cara untuk menciptakan perpaduan kreatif antara warisan Islam dan pengetahuan complicated (melalui consult masalah umat Islam dan umat manusia seluruhnya).</div><div class="MsoNormal">5. Pengarahan pemikiran Islam ke jalan yang menuntunnya menuju pemenuhan pola Ilahiyah dari Allah.</div><div class="MsoNormal">6. Realisasi praktis islamisasi pengetahuan melalui: penulisan kembali disiplin ilmu complicated ke dalam kerangka Islam dan menyebarkan pengetahuan Islam.</div><div class="MsoNormal">3 Membangun sains pada pemerintahan Islami.</div><div class="MsoNormal">Ide ini terutama pada proses pemanfaatan sains. “Dalam lingkungan Islam pastilah sains tunduk pada tujuan mulia.” Ilmuwan Pakistan, Z.A. Hasymi, memasukkan Abdus Salam dan Habibie pada kelompok ini.</div><div class="MsoNormal">4. Menggali epistimologi1 sains Islam (murni).</div><div class="MsoNormal">Epistimologi sains Islam murni digali dari pandangan dunia dunia Islam, dan dari sinilah dibangun teknologi dan peradaban Islam. Dipelopori oleh Ziauddin Sardar, dalam bukunya: “Islamic Futures: “The Shape of Ideas to Come”” (1985), edisi Indonesia: “Masa Depan Islam”, Pustaka, 1987).</div><div class="MsoNormal">Sardar mengkritik ide Al-Faruqi dengan pemikiran:</div><div class="MsoNormal">1. Karena sains dan teknologilah yang menjaga struktur sosial, ekonomi dan politik yang menguasai dunia.</div><div class="MsoNormal">2. Tidak ada kegiatan manusia yang dibagi-bagi dalam kotak-kotak: “psikologi”, “sosiologi”, dan ilmu politik.</div><div class="MsoNormal">3. Menerima bagian-bagian disipliner pengetahuan yang dilahirkan dari epistimologi Barat berarti menganggap pandangan dunia Islam lebih rendah daripada peradaban Barat. 1Epistimologi: teori pengetahuan, titik dari setiap pandangan dunia. Pokok pertanyaannya: “Apa yang dapat diketahui dan bagaimana kita mengetahuinya.</div><div class="MsoNormal">Penemuan kembali sifat dan gaya sains Islam di zaman sekarang merupakan salah satu tantangan pale menarik dan penting, karena kemunculan peradaban muslim yang mandiri di masa akan datang tergantung pada cara masyarakat muslim masa kini menangani hal ini.</div><div class="MsoNormal">Dalam convention tentang “Pengetahuan dan Nilai-Nilai” di Stocholm, 1981, dengan bantuan International Federation of Institutes of Advance Study (IFIAS), dikemukakan 10 konsep Islam yang diharapkan dapat dipakai dalam meneliti sains complicated dalam rangka membentuk cita-cita Muslim. Kesepuluh konsep ini adalah:</div><div class="MsoNormal">Paradigma Dasar:</div><div class="MsoNormal">(1) tauhid — meyakini hanya ada 1 Tuhan, dan kebenaran itu dari-Nya.</div><div class="MsoNormal">(2) khilafah — kami berada di bumi sebagai wakil Allah — segalanya sesuai keinginan-Nya.</div><div class="MsoNormal">(3)ibadah (pemujaan) — keseluruhan hidup manusia harus selaras dengan ridha Allah, tidak serupa kaum Syu’aib yang memelopori akar sekularisme: “Apa hubungan sholat dan berat timbangan (dalam dagang)”.</div><div class="MsoNormal">Sarana:</div><div class="MsoNormal">(4) ilm — tidak menghentikan pencarian ilmu untuk hal-hal yang bersifat material, tapi juga metafisme, semisal diuraikan Yusuf Qardhawi dalam “Sunnah dan Ilmu Pengetahuan”.</div><div class="MsoNormal">Penuntun:</div><div class="MsoNormal">(5) halal (diizinkan).</div><div class="MsoNormal">(6)adl (keadilan) — semua sains bisa berpijak pada nilai ini: janganlah kebenciankamu terhadap suatu kaum membuat-mu berlaku tidak adil. (Q.S. Al-Maidah 5 : 8). Keadilan yang menebarkan rahmatan lil alamin, termasuk kepada hewan, misalnya: menajamkan pisau sembelihan.</div><div class="MsoNormal">(7) istishlah (kepentingan umum).</div><div class="MsoNormal">Pembatas:</div><div class="MsoNormal">(8) haram (dilarang).</div><div class="MsoNormal">(9) zhulm (melampaui batas).</div><div class="MsoNormal">(10) dziya’ (pemborosan) — “Janganlah boros, meskipun berwudhu dengan atmosphere laut”.</div><div class="MsoNormal">Dalam membangun dan mengejar perbaikan iptek dunia Islam, Sardar mengajukan 2 pemikiran dasar:</div><div class="MsoNormal">1. Menganalisa kebutuhan sosial masyarakat muslim sendiri, dan dari sinilah dirancang teknologi yang sesuai.</div><div class="MsoNormal">2. Teknologi ini dikembangkan dalam kerangka pandangan-dunia muslim.</div><div class="MsoNormal">Kenyataannya, sangat tidak mudah bekerja di luar paradigma yang dominan, lantaran kita masih terikat dan terdikte dengan disiplin-disiplin ilmu yang dicetuskan dari, oleh dan untuk Barat.</div><div class="MsoNormal">Namun pale tidak ada dua bulletin praktis yang dapat dijadikan landasan: jangka pendek: membekali ilmuwan Islam dengan syakhshiyah Islamiyah, dan jangka panjang: perumusan kurikulum pendidikan Islam yang holistik.</div><div class="MsoNormal">Program perumusan kurikulum pendidikan Islam ini sudah mulai terlihat bentuknya di Indonesia, dengan lahirnya banyak sekolah sekolah Islam. Secara umum garis besarnya berlandaskan: SD: habitual; SMP: unreasoning dengan konsep; SMU: unreasoning dengan konsep dan ideologi. Diharapkan, anak anak yang dididik di sini, pada saat memasuki universitas, sudah siap bertarung secara ideologi.</div><div class="MsoNormal">Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadaban Islam</div><div class="MsoNormal">Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu. Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam agama-agama lain selain Islam kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar. Kita tahu bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah Surat Al-‘Alaq yang memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena. Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam. Dalam surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah Swt tersebut; yaitu Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan kata qalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.</div><div class="MsoNormal">Dalam ajaran Islam – baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan pale tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.</div><div class="MsoNormal">Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahun. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam.</div><div class="MsoNormal">Saya cukup apresiatif dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Hal itu juga yang kami lakukan di negara kami, Iran. Sehingga generasi Islam mendatang pada masa yang sama, mereka ahli dalam ilmu pengatahuan dan ahli dalam bidang agama. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.</div><div class="MsoNormal">Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.</div><div class="MsoNormal">Alhamdulillah saya melihat di negara Indonesia kaum pria dan wanita punya kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu. Itu semua karena ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender. Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.</div><div class="MsoNormal">3. Penutup</div><div class="MsoBodyText">Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang luar biasa. Bahkan Eropa joke seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah telah berakhir dan hanya menjadi kenagngan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba complicated ini kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung. Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing .</div><div class="MsoNormal">Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.</div><div class="MsoNormal">Daftar Pustaka</div><div class="MsoNormal">Farhana.Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah;Kebangkitan dan Kemajuan. Media ilmu.</div><div class="MsoNormal">Agar Umat Islam Mandiri.http://hidayatulloh.com</div><div class="MsoNormal">Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang Islam.http://ahmadsamantho.wordpress.com</div><div class="MsoNormal">Solihin, O.Sejarah Kejayaan Islam.www.gaulislam.com</div><div class="MsoNormal">Sa’aduddin, Nadri.Proletar : Masa Kejayaan Islam Pertama.http://www.mail-archive.com</div><div class="MsoNormal">Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id</div><div class="MsoNormal">Yahya, Harun.Islam : Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa.www.harunyahya.com</div><div class="MsoNormal">Mustafawi, Prof.Dr. Ayatulloh Sayyid Hasan Sadat.Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadaan Islam.www.umj.ac.id</div><div class="MsoNormal">Hafidz.Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abbasiyah.http://sobatmuda.multiply.com</div><div class="MsoNormal">Uli dan Rio L.Dulu Islam Pernah Berjaya.www.swaramuslim.net</div><div class="MsoNormal">Dinamika Madinatus Salam.www.republika.co.id</div></div><div style="text-align: justify;"><strong></strong><br />
<strong></strong></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-60268728742543615672011-10-15T10:28:00.000-07:002011-10-15T10:28:12.602-07:00Makalah Sejarah Peradaban Islam pada masa Khalifah<div><strong></strong></div>Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, kaum Muslimin mengadakan pertemuan di Saqifah bani Sa’idah. Mereka membicarakan siapakah sepatutnya yang menggantikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memimpin kaum Muslimin dan mengurusi persoalan umat. Setelah diskusi, pembahasan, dan pengajuan sejumlah usulan, tercapailah kesepakatan bulat khalifah Rasulullah pertama setelah kematian beliau adalah orang yang pernah menjadi khalifah (pengganti) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengimami kaum Muslimin pada saat beliau sakit. Itulah ash-Shiddiq sahabat beliau yang terbesar dan pendamping beliau di dalam gua, Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu.<br />
Ali Rodhiyallahu ‘anhu tidak pernah menentang kesepakatan tersebut. Keterlambatan baiat Ali kepada Abu Bakar1 karena urusan yang berkaitan dengan perbedaan pendapat yang terjadi antara Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu dan Fathimah Rodhiyallahu ‘anha mengenai masalah warisan Fathimah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.<br />
<h4><strong>Hal-Hal Penting Yang Dilakukan Abu Bakar Selama Menjadi Khalifah :</strong></h4><em><strong>Pertama, memberangkatkan pasukan Usamah.</strong></em><br />
Setelah resmi menjadi khalifah, Abu Bakar segera memberangkatkan pasukan Usamah. Pasukan itu tertahan setelah sampai di sebuah tempat dekat Madinah bernama Dzu Khasyab, tempat ketika Usamah mendapat berita tentang sakitnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar tidak mempedulikan pendapat-pendapat yang mendesak agar pasukan Usamah dibekukan mengingat tersebar luasnya kemurtadan di sebagian barisan. Sebagaimana juga beliau tidak memedulikan pendapat-pendapat yang menghendaki penggantian Usamah dengan orang lain.<br />
Abu Bakar ash-Shiddiq Rodhiyallahu ‘anhu berangkat mengantarkan pasukan yang dipimpin Usamah dengan berjalan kaki. Ketika Usamah bermaksud turun dari kendaraannya agar dinaiki oleh Abu Bakar, ia berkata kepada Usamah,”Demi Allah, engkau tidak perlu turun’ dan aku tidak usah naik.”<br />
Selanjutnya Abu Bakar menyampaikan wasiat kepada pasukan untuk tidak berkhianat, tidak menipu, tidak melampaui batas, tidak mencincang musuh, tidak membunuh anak-anak atau wanita atau orang lanjut usia, tidak memotong kambing atau unta kecuali untuk dimakan. Di antara wasiat yang disampaikan Abu Bakar kepada mereka ialah; “Jika kalian melewati suatu kaum yang secara khusus melakukan ibadah di biara-biara, biarkanlah mereka dan apa yang mereka sembah.”<br />
Kemudian secara khusus, Abu Bakar berkata kepada Usamah, Jika engkau berkenan, kuusulkan agar engkau mengizinkan. Umar untuk tinggal bersamaku sehingga aku dapat meminta pandangannya dalam menghadapi persoalan kaum Muslimin.”<br />
Usamah menjawab, “Urusannya terpulang kepadamu.” Usamah kemudian bergerak bersama pasukannya. Setiap kali melewati suatu kabilah yang para warganya banyak melakukan kemurtadan, Usamah berhasil mengembalikannya lagi (kepada Islam). Orang-orang murtad itu merasa gentar karena mereka yakin seandainya kaum Muslimin tidak dalam posisi yang amat kuat, niscaya mereka tidak akan keluar sekarang ini dan dengan pasukan seperti ini untuk menghadapi orang-orang Romawi. Sesampainya di negeri (jajahan) Romawi, tempat di mana ayahnya terbunuh, Usamah beserta pasukannya menyerbu mereka hingga Allah memberikan kemenangan. Mereka kemudian kembali dengan membawa kemenangan.2<br />
<strong>Kedua, memberangkatkan pasukan untuk memerangi orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar zakat</strong>. Pasukan ini dibaginya menjadi sepuluh panji; masing-masing pemegang panji diperintahkan untuk menuju ke suatu daerah. Sementara itu, Abu Bakar sendiri telah siap berangkat memimpin satu pasukan ke Dzil Qishshah, tetapi Ali Rodhiyallahu ‘anhu berkeras untuk mencegah seraya berkata,<br />
“Wahai Khalifah Rasulullah, kuingatkan kepadamu apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Perang Uhud, ‘Sarungkanlah pedangmu dan senangkanlah kami dengan dirimu.’ Demi Allah, jika kaum Muslimin mengalami musibah karena kematianmu, niscaya mereka tidak akan memiliki eksistensi sepeninggalanmu.”<br />
Abu Bakar kemudian kembali dan menyerahkan panji tersebut kepada yang lain.3 Allah memberikan dukungan kepada kaum Muslimin dalam pertempuran ini sehingga berhasil menumpas kemurtadan, memantapkan Islam di segenap penjuru Jazirah, dan memaksa semua kabilah untuk membayar zakat.<br />
<strong>Ketiga, memberangkatkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak bersama Mutsni bin Haritsah asy-Syaibani yang kemudian berhasil menaklukkan banyak negeri dan kembali dengan membawa kemenangan dan barang rampasan</strong>.<br />
<strong>Keempat, Abu Bakar memberikan gagasan dan memprakarsai penyerangan negeri-negeri Romawi</strong>. Setelah para sahabat dikumpulkan dan dimintai pendapat mereka tentang gagasan ini, akhirnya mereka menyetujuinya. Abu Bakar lalu menoleh ke arah Ali seraya bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Abul Hasan?” Ali Radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Aku melihat engkau senantiasa memperoleh keberkahan, keunggulan, dan pertolongan-insya Allah.” Mendengar jawaban ini, Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu merasa sangat gembira dan Allah joke melapangkan dadanya untuk melaksanakan gagasan tersebut.<br />
Abu Bakar kemudian mengumpulkan orang-orang dan menyampaikan khotbahnya kepada mereka. Dalam khotbahnya, ia memobilisasi masyarakat untuk berangkat jihad. Beliau juga menulis sejumlah surat pada para gubernurnya, memerintahkan mereka agar hadir. Setelah berkumpul sejumlah komandan, Abu Bakar memerintahkan mereka agar berangkat ke Syam, pasukan demi pasukan.<br />
Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu menunjuk Abu Ubaidah Rodhiyallahu ‘anhu untuk mengepalai amir pasukan. Setiap kali seorang amir berangkat, beliau melepasnya dan memberikan wasiat agar bertaqwa kepada Allah, menjaga persahabatan dengan baik, selalu menjaga shalat berjamaah pada waktunya. Beliau berpesan agar masing-masing orang memperbaiki dirinya sehingga Allah menjadikan orang lain berbuat baik kepadanya, menghormati para utusan musuh yang datang kepada mereka, mempersingkat keberadaan para utusan musuh tersebut di tengah-tengah mereka agar tidak mengetahui keadaan dan kondisi pasukan kaum Muslimin.<br />
Setelah kaum Muslimin berangkat menuju negeri-negeri Romawi dan tiba di Yarmuk, mereka mengirim berita kepada Abu Bakar bahwa pasukan Romawi berjumlah sangat besar. Abu Bakar kemudian menulis surat kepada Khalid bin Walid di Irak, memerintahkan agar berangkat menuju Syam dengan membawa separuh pasukan yang bertugas di Irak untuk membantu pasukan Abu Ubaidah dan menunjuk Mutsni bin Haritsah sebagai gantinya untuk memimpin separuh pasukan yang ada di Irak. Kepada Khalid bin Walid, Abu Bakar juga memerintahkan agar memimpin pasukan di Syam setibanya di negeri tersebut.<br />
Khalid bin Walid kemudian berangkat dan bergabung dengan kaum Muslimin di Syam. Kepada Abu Ubaidah, Khalid bin Walid menulis surat yang isinya,<br />
“Amma ba’du. Sesungguhnya, aku memohon kepada Allah agar melimpahkan keamanan kepada diriku dan dirimu pada saat menghadapi ketakutan dan memberikan perlindungan di dunia dari segala keburukan. Baru saja aku menerima surat dari Khalifah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memerintahkan aku agar bergerak menuju Syam dan memimpin pasukannya. Demi Allah, aku tidak pernah meminta hal tersebut dan aku tidak menginginkannya. Tetaplah engkau pada posisimu sebagaimana sediakala; kami tidak akan menolak (perintah) mu, tidak akan menentangmu, dan tidak akan memutuskan perkara tanpa kehadiran dirimu …. “<br />
Setelah membaca surat Khalid bin Walid, Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah melimpahkan keberkahan atas keputusan Khalifah Rasulullah dan mendukung apa yang dilakukan oleh Khalid.”<br />
Sebelumnya, Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu telah menulis surat kepada Abu Ubaidah yang isinya menyatakan, “Amma ba’du. Sesungguhnya, aku telah mengangkat Khalid untuk memerangi musuh di Syam. Karena itu, janganlah engkau menentangnya. Dengar dan taatilah dia! Wahai saudaraku, sesungguhnya aku mengutusnya kepadamu bukan karena dia lebih baik darimu, meiainkan hanya karena aku berkeyakinan bahwa dia memiliki kecerdikan dalam berperang di tempat yang sangat kritis ini. Semoga Allah menghendaki kebaikan bagi kami dan kamu. Wassalam …. “<br />
Akhirnya terjadilah beberapa kali pertempuran sengit antara kaum Muslimin dan orang-orang Romawi yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin. Orang-orang Romawi yang terbunuh tidak terhitung banyaknya, sebagaimana jumlah mereka yang ditawan.<br />
Di tengah berkecamuknya pertempuran ini, Khalid bin Walid mendapat surat yang memberitahukan bahwa Abu Bakar telah wafat dan digantikan oleh Umar Rodhiyallahu ‘anhu. Surat itu juga menyatakan pemecatan Khalid bin Walid sebagai komandan pasukan dan diganti (kembali) oleh Abu Ubaidah. Berita ini oleh Khalid dirahasiakan agar tidak terjadi keguncangan di kalangan barisan kaum Muslimin. Ketika Abu Ubaidah menerima berita tersebut, ia juga merahasiakannya karena pertimbangan yang sama.4<br />
<strong>Abu Bakar Wafat</strong><br />
Abu Bakar wafat pada tahun ke-13 Hijriah, malam Selasa, tanggal 23 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun. Masa khalifahnya 2 tahun, 3 bulan, dan 3 hari. la dikubur di rumah Aisyah Rodhiyallahu ‘anha di samping kubur Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.<br />
<strong>Wasiatnya Tentang Khalifah ‘Umar</strong><br />
Menjelang wafatnya, Abu Bakar meminta pendapat sejumlah sahabat generasi pertama yang tergolong ahli syura. Mereka seluruhnya sepakat untuk mewasiatkan khalifah sesudahnya kepada Umar ibnul Khaththab Rodhiyallahu ‘anhu.<br />
Dengan demikian, Abu Bakar merupakan orang yang pertama mewasiatkan khalifah sepeninggalnya kepada orang yang sudah ditunjuk dan mengangkat khalifah berdasarkan wasiat tersebut.<br />
Barangkali ada baiknya kami kemukakan penjelasan tentang rincian hal tersebut.<br />
Ath-Thabari, Ibnu Jauzi, dan Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu khawatir kaum Muslimin berselisih pendapat sepeninggal beliau kemudian tidak memperoleh kata sepakat. Karenanya, ia mengajak mereka-ketika sakitnya semakin berat- agar mencari seorang khalifah bagi mereka sepeninggalnya.<br />
Kaum Muslimin belum mendapatkan kesepakatan tentang siapa yang akan menggantikan Abu Bakar dalam masa yang singkat tersebut. Mereka kemudian mengembalikan masalah tersebut kepada Abu Bakar seraya berkata, “Terserah kepada pendapatmu saja.” Saat itulah, Abu Bakar mulai meminta pendapat dari para tokoh sahabat masing-masing secara terpisah. Ketika Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu mengetahui kesepakatan mereka tentang kelayakan dan keutamaan Umar Rodhiyallahu ‘anhu, ia joke keluar menemui orang banyak seraya memberitahukan bahwa ia telah mengerahkan segenap usaha untuk memilih siapakah orang yang pale layak dan tepat menggantikannya. Kepada khalayak. Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu meminta agar mereka menunjuk Umar Rodhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah sepeninggalnya. Mereka semua menjawab, “Kami dengar dan kami taat.”5<br />
Atas dasar apa Umar menjadi khalifah? Mungkin ada yang menyangka bahwa cara pengangkatan khalifah tersebut sama dengan pemilihan calon tunggal dan jauh dari suara yang seharusnya dilakukan oleh Ahlul Halli wal-’Aqdi di kalangan kaum Muslimin.<br />
Jika kita perhatikan secara saksama, sebenarnya hal tersebut didasarkan kepada syura Ahlul Halli Wal-’Aqdi sebab Abu Bakar tidak meminta kepada mereka agar menunjuk Umar kecuali telah meminta pendapat para tokoh sahabat yang kemudian secara bulat menyepakati dan merekomendasikan Umar. Sekalipun demikian, pengangkatan Abu Bakar terhadap Umar tersebut belum bisa dilaksanakan dan dikukuhkan kecuali setelah ia berkhotbah di hadapan para sahabat dan meminta kepada mereka untuk mendengar dan menaati Umar. Mereka semua lalu menjawab,”Kami mendengar, kami taat.” Juga setelah kaum Muslimin bersepakat sepeninggalnya atas kebenaran tindakan Abu Bakar dan keabsahan proses penggantian (suksesi) tersebut. Demikianlah dalil dari ijma (kesepakatan) atas terlaksananya imamah melalui istikhlaf (penunjukan orang tertentu) dan ‘ahd (wasiat) dengan memperhatikan syarat-syarat yang syar’i dan mu’tabarah.6<br />
<strong>Surat Wasiat (Kitabul ‘Ahdi) Kepada Umar</strong><br />
Setelah mengetahui kesepakatan semua orang atas penunjukan Umar sebagai pengganti, Abu Bakar memanggil Utsman bin Affan dan membacakan surat berikut ini kepadanya.<br />
“Bismillahirrahmanirrahim. Berikut ini adalah wasiat Abu Bakar, Khalifah Rasulullah, pada akhir kehidupannya di dunia dan awal kehidupannya di akhirat, di mana orang kafir akan beriman dan orang fajir akan yakin. Sesungguhnya. aku telah mengangkat Umar ibnul Khaththab untuk memimpin kalian. Jika dia bersabar dan berlaku adil. itulah yang kuketahui tentang dia dan pendapatku tentang dirinya. Ketika dia menyimpang dan berubah, aku tidak mengetahui hal yang ghaib. Kebaikanlah yang aku inginkan bagi setiap apa yang telah diupayakan. Orang-orang yang zhalim akan mengetahui apa nasib yang akan ditemuinya.”<br />
Abu Bakar menstempelnya. Surat wasiat ini lalu dibawa keluar oleh Utsman untuk dibacakan kepada khalayak ramai. Mereka joke membaiat Umar ibnul Khaththab. Peristiwa ini berlangsung pada bulan Jumadil Akhir tahun ke-13 Hijriah.<br />
<strong>Beberapa ‘Ibrah</strong><br />
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu tersebut menunjukkan sejumlah hal dan prinsip, di antaranya.<br />
Pertama, Khilafah Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu berlangsung melalui syura. Semua Ahlul Halli wal-’Aqdi dari kalangan sahabat termasuk di dalamnya Ali Radhiyallahu ‘anhu ikut serta dalam pengambilan keputusan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satu joke nash al-Qur’an atau Sunnah yang menegaskan hak khalifah kepada seseorang sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya ada nash yang menegaskannya, niscaya tidak akan ada syura untuk menentukannya dan para sahabat tidak akan berani melangkahi apa yang ditegaskan oleh nash tersebut.<br />
Kedua, perbedaan pendapat yang terjadi di Saqifah bani Sa’idah antar para tokoh sahabat, dalam rangka memusyawarahkan pemilihan khalifah, merupakan hal lumrah yang menjadi tuntutan pembahasan suatu permasalahan. Hal ini bahkan menjadi bukti nyata atas perlindungan Pembuat syariat (Allah) terhadap beraneka pendapat dan pandangan dari segala bentuk pelarangan dan pembatasan, selama menyangkut masalah yang tidak dinyatakan secara tegas dan gamblang oleh nash. Jalan untuk mencapai kebenaran tentang setiap masalah yang didiamkan oleh Pembuat syariat ialah dengan mengemukakan berbagai pandangan dan membahas semuanya dengan objektif, bebas, dan jujur.<br />
Musibah yang dihadapi kaum Muslimin saat itu sangat besar dan persoalannya joke sangat pelik. Seandainya para sahabat tidak menemukan satu pilihan (calon tunggal) yang ditawarkan untuk divoting kemudian disepakati, niscaya hal tersebut merupakan syura palsu dan kesepakatan yang dipaksakan dari luar.<br />
Sungguh aneh perilaku orang-orang yang menuntut syura dalam Islam dan menuduhnya dictatorship, sehingga ketika menyaksikan praktik-praktik yang sebenarnya, dengan serta merta mereka menuduhnya (karena bodoh atau pura-pura bodoh) sebagai perpecahan dan pertentangan. Bagaimana kiranya konsepsi dan bentuk syura dalam benak mereka? Bagaimanakah seharusnya syura itu dipraktikkan?<br />
Ketiga. Nasihat Ali Radhiyallahu ‘anhu kepada Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu agar tidak ikut terjun memerangi kaum murtad. Ali mengkhawatirkan kaum Muslimin jika beliau terbunuh. Hal ini menjadi bukti nyata atas kecintaan Ali Radhiyallahu ‘anhu yang sangat mendalam terhadap Abu Bakar. Merupakan bukti nyata pula bahwa Ali telah sepenuhnya menerima Khalifah Abu Bakar dan kelayakannya untuk memimpin kaum Muslimin. Sebagaimana hal ini juga menunjukkan tingkat kerja sama dan keikhlasan antara keduanya.<br />
Adapun pendapat yang dikatakan orang tentang keterlamban Ali dalam membaiat Abu Bakar dan betapapun perbedaan tentang seberapa lama keterlambatan pembaitan tersebut, yang jelas bahwa hal tersebut tidak bertentangan dengan hakikat ini dan tidak pula merusaknya.<br />
Seperti diketahui bahwa keterlambatan baiat Ali hanyalah karena pertimbangan sambung rasa musayarah atau mujamalah (basa-basi) terhadap perasaan Fathimah Radhiyallahu ‘anha yang begitu yakin dengan ijtihadnya bahwa dirinya berhak mewarisi dari ayahnnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana setiap anak wanita mewarisi dari bapaknya. Keterlambatan ini bukan karena kedengkian atau ketidaksetujuan yang disembunyikan oleh Ali terhadapAbu Bakar. Mungkinkah orang yang menyimpan kebencian kepada seseorang akan dapat menampilkan sikap yang penuh dengan rasa cinta, kerja sama dan ghirah ini?<br />
Keempat, setiap Muslim yang merenungkan sikap yang diambil oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu terhadap kabilah-kabilah yang murtad dan tekad yang begitu kuat untuk memerangi kabilah-kabilah tersebut sehingga berhasil meyakinkan semua sahabat yang pada mulanya tidak bersedia melakukannya, niscaya akan meyakini adanya hikmah Allah yang telah mengangkat orang yang sesuai dan untuk menghadapi tugas yang sesuai pula. Siapa joke di antara kita hampir tidak dapat membayangkan bahwa di kalangan sahabat ada orang yang lebih patut dari Abu Bakar untuk menghentikan badai (kemurtadan) tersebut dan mengembalikannya ke pangkuan Islam.<br />
Umar yang terkenal tegar dan kuat di kalangan para sahabat itu menjadi lemah tekadnya dan surut ketegarannya menghadapi badai ini. Adakah orang yang telah menyaksikan hikmah Ilahi yang mengagumkan ini masih ingin mengecam sejarah dan para pelakunya?<br />
Kelima, mungkin ada yang mengira bahwa semata-mata wasiat (‘ahd) dan penunjukan ganti (istikhlaf) dapat dinilai sebagai salah satu cara pengukuhan imamah dan pemerintahan, dengan dalil tindakan Abu Bakar yang telah mewasiatkan khalifah kepada Umar.<br />
Akan tetapi, permasalahan yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengukuhan imamah tidak dapat diakui sah kecuali setelah mengemukakan kepada kaum Muslimin kemudian pernyataan ridha dari kaum Muslimin terhadap imamah yang telah diwasiatkan tersebut. Jadi, ditetapkannya imamah hanyalah dengan keridhaan tersebut. Yakni, seandainya Abu Bakar mewasiatkan khalifah kepada Umar, tetapi kaum Muslimin tidak meridhainya, wasiat tersebut tidak ada nilainya.<br />
Dari sini, kita mengetahui, sebagaimana telah kami sebutkan terdahulu, bahwa khilafah Umar berlangsung berdasarkan masyurah dhimniyah (syura tidak langsung/implisit) yang termasuk ke dalam kesepakatan sahabat dalam menyetujui orang yang dipilih Abu Bakar untuk mereka.<br />
1) Lihat al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 6/301<br />
2) Ringkasan dari al-Bidayah wan-Nihayah. 6/304 dan sesudahnya.<br />
3) Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir di dalam al-Bidayah wan-Nihayah dari hadits Abdullah bin Umar dan Aisyah.<br />
4) Ringkasan dari Thabari, 3/343, al-Bidayah wan-Nihayah. Ibnu Katsir. 6/343. dan Tarikhul Khulafa’. as• Suyuti, him. 67.<br />
5) Lihat Tarikh Thabari, 3/428 dan Sirah Umar ibnul Khaththab, Ibnul jauzi hlm.36<br />
6) Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 7/18.SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-73320429212634276042011-10-15T10:24:00.000-07:002011-10-15T10:24:50.336-07:00<div style="text-align: center;">DAKWAH RASULULLAH SAW MENURUT HISTORY ISLAM<br />
(Periode Mekah-Madinah)</div><div style="text-align: center;"><br />
SKRIPSI<br />
Jurusan Dakwah dan Komunikasi<br />
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta<br />
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar<br />
Sarjana Sosial Islam<br />
</div><div style="text-align: center;">Oleh :<br />
MUHAMMAD HAEZAN<br />
NIM. 30.02.1.1.007</div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><br />
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM<br />
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI<br />
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI<br />
SURAKARTA<br />
2008</div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><br />
<div style="text-align: left;">1</div></div>ABSTRAK<br />
Muhammad Haezan (300211007) Dakwah Rasulullah Saw Menurut History Islam<br />
(Periode Mekah-Madinah).<br />
Kata Kunci : Dakwah, Rasulullah History Islam.<br />
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dakwah Rasulullah<br />
menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah) penelitian telaah pustaka<br />
dengan metode diskriptif ini menggunakan literature sebagai alat pengumpul data.<br />
Analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan<br />
kesimpulan.<br />
Rasul Muhammad Saw. Adalah seorang pemimpin agama dan pemimpin<br />
negara yang mempunyai kepribadian terpuji. Beliau adalah panutan terbaik<br />
(uswatun hasanah) bagi umat muslim di seluruh dunia Islam. Melaui organisasi<br />
dakwah Islamiyah, Rasulullah mampu mengubah jalannya sejarah dan<br />
mempengaruhi secara besar-besaran perkembangan penyiaran Islam dari masa<br />
jahiliyah (pra Islam) menuju masa peradaban Islam. Dakwah Rasulullah Saw<br />
periode Mekah-Medinah bertujuan membentuk pribadi muslim (di Mekah)<br />
bersifat majemuk sebagai unsur mutlak membangun pemerintahan Islam di<br />
Madinah dimana komunitas penduduk Madinah bersifat plural. Kemajemukan di<br />
Madinah tercermin dengan adanya perbedaan agama, suku, maupun golongan dan<br />
untuk mewujudkan toleransi antar sesama melalui organisasi dakwah Islamiyah.<br />
Keberhasilan Rasulullah dalam membangun pemerintahan ditandai dengan<br />
dibuatnya piagam Madinah sebagai Undang-Undang yang mengatur komunitas<br />
penduduk Madinah yang plural. Hal itu tidak terlepas dari upayanya dalam<br />
memperjuangkan dan mendawahkan Islam, sehingga beliau dikenal sebagai rasul<br />
yang amat disegani dan mendapatkan simpati dari umat Islam di Mekah –<br />
Madinah pada saat itu dan dunia Islam pada umumnya.<br />
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Rasulullah Saw merupakan<br />
Rasul; pemimpin agama serta pemimpin negara yang telah memberikan tauladan<br />
terbaik dalam aktivitas dakwah Islamiyah bagi umat muslim di Mekah-Madinah<br />
dan seluruh umat muslim di dunia pada umumnya. Pokok pikiran Rasulullah Saw<br />
dalam dakwah terletak pada upaya bagaimana mentransformasikan Islam kepada<br />
semua sisi kehidupan yang pluralistik. Dakwah Rasulullah pada prinsipnya<br />
berintikan pada satu keingginan yaitu terbangunnya sebuah kehidupan yang Islami<br />
dengan toleransi dimuka bumi ini diawali dari tingkat individu, keluarga,<br />
masyarakat, pemerintah sampai pada tingkat peradapan yang diakhiri dengan<br />
kembalinya kepemimpinan ditangan umat muslim. Untuk mewujudkannya ada<br />
tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu ta’rif (tahapan seruan, pengenalan,<br />
penyebaran fikrah dan menyampaikannya kepada seluruh lapisan masyarakat),<br />
takwin (menyeleksi pendukung, mempersiapkan pasukan dan memobilisasi shof<br />
dari kalangan para mad’u) dan tanfidz (tahap aksi dan produksi). Dakwah yang<br />
dijalankan oleh Rasulullah Saw mempunyai ciri-ciri tersendiri, hal ini sebagai<br />
manifestasi terhadap dakwah yang dilakukannya.<br />
6<br />
KATA PENGANTAR<br />
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang<br />
senantiasa mencurahkan rahmat,taufiq dan hidayahnya dan nikmatnya sehingga<br />
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini<br />
Skripsi dengan judul “Dakwah Rasulullah Menurut History Islam (Periode<br />
Mekah-Madinah)”. Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar<br />
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam<br />
Jurusan Dakwah dan Komunikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)<br />
Surakarta Tahun Akademik 2008/2009.<br />
Dengan selesainya penyusunan hasil penelitian ini peneliti mengucapkan<br />
terima kasih kepada:<br />
1. Bapak Prof. Dr. H. Usman Abubakar, M.A, selaku Ketua STAIN Surakarta<br />
2. Bapak Drs. Ahmad Hudaya, M.Ag, sebagai Ketua Jurusan Dakwah dan<br />
Komunikasi STAIN Surakarta yang telah memberikan ijin dalam penelitian<br />
ini.<br />
3. Bapak Drs. Agus Wahyu T, M.Ag, selaku pembimbing skripsi yang telah<br />
berkorban meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan<br />
mengarahkan dalam pembuatan skripsi ini.<br />
4. Bapak Drs. Abdul Aziz, M.Ag, selaku wali studi yang telah membimbing<br />
peneliti selama studi di STAIN Surakarta.<br />
5. Bapak dan Ibu tercinta, atas pengorbanan dan dukungan doa dan materi dalam<br />
menyelesaikan pennyusunan skripsi ini.<br />
6. Dosen dan Staf Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Surakarta atas<br />
bantuannya<br />
7. Saudara-saudaraku para aktivis dakwah yang tidak pernah lelah memberi<br />
motivasi untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semogga ukhuwah di<br />
antara kita selalu tersemai.<br />
7<br />
8. Rekan-rekan Jurusan Dakwah STAIN Surakarta Angkatan 2002 terima kasih<br />
atas segala dorongan dan bantuannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi<br />
ini.<br />
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah<br />
membantu terselesainya penelitian dan penyusunan skripsi ini.<br />
Peneliti penyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat<br />
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak<br />
sangat peneliti harapkan, sebagai masukan bagi peneliti khusunya dan bagi<br />
peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini.<br />
Surakarta, April 2008<br />
Penulis,<br />
Muhammad Haezan<br />
NIM. 30.02.1.1.007<br />
8<br />
DAFTAR ISI<br />
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i<br />
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... ii<br />
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii<br />
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv<br />
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v<br />
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi<br />
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii<br />
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix<br />
BAB I PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1<br />
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 15<br />
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 16<br />
D. Perumusan Masalah ................................................................ 17<br />
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 17<br />
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 18<br />
G. Telaah Pustaka ........................................................................ 19<br />
H. Metode Penelitian .................................................................... 20<br />
I. Sistematika Penulisan ............................................................. 23<br />
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH ISLAM<br />
A. Pengertian Dakwah ................................................................. 25<br />
B. Tujuan Dakwah ....................................................................... 32<br />
C. Hukum Dakwah ...................................................................... 34<br />
D. Faktor-Faktor Keberhasilan Dakwah ...................................... 39<br />
E. Unsur-Unsur Dakwah .............................................................. 47<br />
F. Dinamika Sosial Dakwah ........................................................ 50<br />
9<br />
BAB III RIWAYAT HIDUP RASULULLAH SAW<br />
A. Masyarakat Arab Pra Islam dan Kelahiran Rasulullah ........... 5643<br />
B. Pengalaman Hidup Rasulullah Saw ....................................... 618<br />
C. Kepribadian Rasulullah Saw .................................................. 64<br />
D. Risalah Muhammad Saw.......................................................... 66<br />
E. Rasul yang Umi ....................................................................... 69<br />
BAB IV DAKWAH ISLAM RASULULLAH SAW<br />
A. Turunnya Wahyu (Perintah Berdakwah) ................................. 731<br />
B. Dakwah Islam Periode Mekah ................................................ 84<br />
C. Dakwah Islam Periode Madinah ............................................. 104<br />
D. Kunci Sukses Kepemimpinan Rasulullah Saw Dalam<br />
Berdakwah ............................................................................... 135<br />
BAB V PENUTUP<br />
A. Kesimpulan ............................................................................. 142<br />
B. Saran-Saran ............................................................................. 143<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
DAFTAR RIWAYAT HIDUP<br />
LAMPIRAN-LAMPIRAN<br />
10<br />
DAFTAR RIWAYAT HIDUP<br />
Nama : Muhammad Haezan<br />
Tempat/Tanggal Lahir : Mataram, 27 Desember 1984<br />
Alamat : Montong Sari Gerung, Mataram, Lombok Barat<br />
Pendidikan :<br />
1. TK I Gerung, Mataram Lulus Tahun 1991<br />
2. SDN II Gerung, Mataram Lulus Tahun 1996<br />
3. MTs Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat Lulus Tahun 1999<br />
4. SMA Hasyim Asyari, Tebu Ireng Lulus Tahun 2001<br />
5. STAIN Surakarta Jurusan Dakwah/KPI Lulus Tahun 2008<br />
Pengalaman Organisasi :<br />
1. Kaur Humas MENWA STAIN Surakarta<br />
2. Kaur PAM MENWA STAIN Surakarta<br />
3. Devisi II Spekta STAIN Surakarta<br />
4. Wakil Ketua DRAG (Persatuan Motor Balap) Mataram<br />
11<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Dakwah merupakan jalan menuju Islam, sebagaimana telah<br />
digambarkan dalam Al-Qur'an : QS. Al-Imran (3): 19<br />
إِنَّ ال دي ن عِن د اللهِ ْالإِ سلام وما ا ختَل ف الَّذِي ن ُأوتوا اْلكِتا ب إِلا مِ ن ب عدِ ما جاءَ ه م<br />
( اْلعِْلم ب غيا بين ه م وم ن ي ْ كُف ر بِآياتِ اللَّهِ َفإِنَّ اللَّه سرِي ع اْلحِ سابِ( 19<br />
Artinya : "Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.<br />
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali<br />
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian<br />
(yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap<br />
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."<br />
(Depag RI, 1978: 102)<br />
Dakwah merupakan jalan menuju Islam maksudnya adalah panggilan<br />
dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar<br />
menganut ajaran Islam (agama), dengan cara beriman dan bertaqwa kepada<br />
Allah SWT. Bersikap sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak<br />
islamiyah, Islam adalah agama yang mencakup dan mengatur segala aspek<br />
kehidupan manusia guna memperoleh ridha dari Allah SWT.<br />
Pada permulaan kenabian Muhammad Saw, mencanangkan ide-ide<br />
pokok tentang Islam, kemudian tahap selanjutnya mengajarkan ibadah,<br />
perundang-undangan sosial dan pidana atau hukum Al-Qur'an yang diterapkan<br />
oleh Islam. di Mekkah ajaran Islam masih bersifat semu, tetapi dalam periode<br />
Madinah ajaran itu menjadi universal. Islam merupakan kesatuan,<br />
12<br />
keseluruhan, tidak merupakan aspek agama di satu pihak dan aspek sosial dan<br />
politik di pihak lain. Jadi Islam di sini adalah agama risalah yang<br />
dikembangkan oleh Rasulullah Saw dan agama Islam adalah agama dakwah<br />
artinya agama yang di dalamnya terdapat kewajiban untuk menyebarluaskan<br />
kebenaran dalam mengatur segala aspek kehidupan orang mukmin (Boisard,<br />
1980: 52).<br />
Dari sisi lain dakwah adalah upaya setiap muslim untuk merealisasikan<br />
fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan. Fungsi kerisalahan berarti<br />
meneruskan tugas Rasulullah SAW, yang patut dijadikan tauladan dalam<br />
segala budi pekertinya di setiap nafas zaman. Berkat jasa-jasa perjuangan<br />
dakwahnya menyebarkan agama Islam benar-benar membawa rahmat bagi<br />
seluruh alam, dan membawa tatanan dunia baru yang tentram dan damai.<br />
Dan dakwah secara umum adalah upaya menyampaikan agama Islam<br />
kepada seluruh umat manusia. Berdakwah termasuk ibadah yang paling agung<br />
dan ibadah yang memberikan banyak manfaat kepada umat manusia.<br />
Kewajiban berdakwah untuk menyebarkan ajaran Islam adalah<br />
tanggung jawab umat Islam di manapun berada. Lewat seruan itu, umat Islam<br />
dituntut membuat perubahan dalam segala bidang sehingga menjadi situasi<br />
yang lebih baik (Hsubky, 1995: 70).<br />
Dengan berpedoman pada ilmu dakwah yang bersumber dari<br />
kitabullah dan sunah Rasulullah Saw diharapkan dapat menyempurnakan<br />
dakwah Islam yang dilakukan oleh para da'i. oleh karena itu setiap pelaku<br />
dakwah (da'i) haruslah melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan, medan<br />
13<br />
dakwah termasuk kondisi sosial masyarakatnya, metode dan strategi dakwah.<br />
Di samping itu harus memiliki niat yang ikhlas, sabar, lemah lembut dan<br />
sesuai dengan cara-cara nabi. Dakwah juga harus dijauhkan dari unsur-unsur<br />
yang kurang terpuji misalnya; sombong, gila sanjungan ataupun gila<br />
kemasyhuran, dan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Selain itu<br />
berdakwah juga harus bisa menciptakan suasana gembira, nyaman, tidak<br />
terkesan bahwa agama Islam itu memberatkan.<br />
Sumber ajaran Islam membuat perbedaan secara tegas antara<br />
kebenaran dan kesalahan, al-haq dan al bathil, antara ma'ruf dan munkar.<br />
Dakwah Islam memihak kepada kebenaran; al-haq, ma'ruf, karena sesuai<br />
dengan fitrah manusia. Dengan demikian ada hubungan antara Islam, dakwah,<br />
fitrah manusia dan kebenaran karena dalam prakteknya dakwah merujuk pada<br />
fitrah manusia. Karena dalam fitrah itulah ada kebenaran. Jadi hakikat dakwah<br />
adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri, jalan Allah, tanpa ada<br />
unsur paksaan dan tipu muslihat (Sulthon, 2003 : 56).<br />
Muhammad Saw adalah rasul yang membedakan dengan jelas antara<br />
kebenaran dan kebathilan. Beliau diberi cahaya dan petunjuk oleh Allah dalam<br />
berdakwah. Beliau tercipta dalam keadaan ma'shum (dihindarkan dari segala<br />
kesalahan) oleh Allah SWT. Beliau adalah keturunan bangsawan Arab yang<br />
lahir di Mekah, 20 April tahun 571 M.<br />
Dakwah juga merupakan tugas Rasulullah yang patut dicontoh dan<br />
merupakan kehidupan Rabbaniyah. Dakwah memerlukan pengorbanan tanpa<br />
mengharapkan imbalan dan hasil yang segera, tanpa putus asa. Individu yang<br />
14<br />
melaksanakan dakwah akan mendapat kehidupan yang berkah dalam ridha<br />
Allah dan mendapat kecintaan Allah, memperoleh rahmat Allah serta akan<br />
menerima pahala yang berlipat ganda sebagai balasannya, karena dakwah<br />
merupakan amal terbaik yang dapat memunculkan potensi diri dan<br />
memelihara keimanan yang kita dimiliki.<br />
Kedudukan Muhammad Saw sebagai Rasulullah adalah pemberi kabar<br />
gembira, mendakwahkan agama Islam, sedangkan hidayah itu hanya milik<br />
Allah. Sehingga dakwah dalam pengertian agama adalah panggilan dari Allah<br />
dan Nabi Muhammad Saw kepada umat manusia agar percaya kepada ajaran<br />
Islam serta mengamalkannnya dalam segi kehidupan. Dalam konteks inilah<br />
kegiatan dakwah dapat mengambil dua bentuk yakni dakwah strutural dan<br />
dakwah kultural. Dakwah struktural adalah gerakan dakwah yang beada dalam<br />
kekuasaan. Aktifitas dakwah ini bergerak mendakwahkan ajaran Islam dengan<br />
menggunakan struktur sosial, politik maupun ekonomi yang ada untuk<br />
menjadikan Islam menjadi ideologi negara. Sedangkan dakwah kultural yaitu<br />
aktifitas dakwah yang menekankan pendekatan Islam kultural, nilai-nilai<br />
kebangsaan dalam bentuk negara-negara bangsa yang berkaitan antara Islam<br />
dan politik atau Islam dan negara.<br />
Beberapa strategi pada dasarnya adalah ikhtiar kultural agar fungsi<br />
dakwah itu bercorak fungsional. Adapun tiga faktor dakwah menampilkan<br />
Islam kultural yaitu; keuniversalan, kerahmatan dan kemudahan Islam . Islam<br />
secara kontekstual merupakan aktifitas dakwah kultural untuk mencari hakikat<br />
Islam yang sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berkembang, sehingga<br />
15<br />
tujuan dakwah kultural adalah agar ajaran nilai-nilai Islam dapat<br />
diimplementasikan secara aktual dan fungsional dalam kehidupan sosial<br />
sehingga dakwah Islamiyah bagaimanapun kuat dorongannya dan sungguhsungguh<br />
sifatnya, tidak mungkin dilakukan dengan kekerasan, karena hal<br />
tersebut bertentangan dengan kehendak Allah yang dalam bentuk ekspresi<br />
keluhuran budi umat manusia (Sulthon, 2003: 37)<br />
Pemahaman yang seperti inilah yang dijalankan Nabi kita Muhammad<br />
SAW dalam menjalankan dakwah Islamiyah untuk meninggalkan pengaruh<br />
masyarakat pra-sejarah Islam (jahiliyah) menuju masyarakat peradaban Islam<br />
atas dasar syari’ah Islam. Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin agama<br />
sekaligus pemimpin pemerintahan pada zaman peradaban Islam yang telah<br />
mengorbanklan seluruh waktu, tenaga, pikiran dan harta benda, tanpa pamrih<br />
demi penataan dan pelaksanaan organisasi dakwah Islam.<br />
Rasulullah SAW dengan sejarah dakwah Islamiyah merupakan<br />
jawaban dari segala permasalahan yang menimpa kaum muslimin. Proklamasi<br />
monotheisme yang berarti menolak penyembahan tradisional terhadap arcaarca<br />
dan nenek moyang telah membendung kekuatan yang mengancam dan<br />
menghancurkan masyarakat. Meski begitu, visi dan pemikiran Rasulullah<br />
dalam menyebarkan agama Islam yang diekspresikan dalam idiom-idiom<br />
religio-spiritual sangatlah universal. Bahkan dalam pelaksanaannya<br />
menimbulkan restrukturisasi masyarakat secara radikal.<br />
Misi utama dakwah Rasulullah SAW adalah untuk mewujudkan<br />
kemaslahatan semesta dari semua prinsip dan nilai-nilai universalitas Islam.<br />
16<br />
Islam sebagai suatu nilai-nilai yang mengatur hidup dan kehidupan manusia<br />
dalam segala aspeknya dan bukan Islam yang dipahami sebatas simbol dan<br />
ritual peribadatan semata.<br />
Dakwah Islam merupakan perjuangan jihad di jalan Allah SWT.<br />
Pengertian jihad secara umum adalah setiap tindakan positif untuk membela<br />
kebenaran atau melawan hawa nafsu. Jihad fi sabilillah tidak boleh pudar dari<br />
jiwa setiap ulama dan umatnya demi tegaknya Islam.<br />
Sabda Nabi Saw, "Barang siapa berperang untuk menegakkan kalimah<br />
Allah (Islam yang mulia maka ia berjuang di jalan-Nya" (HR. Bukhori<br />
Muslim). Jihad tidak hanya terbatas pada peperangan melawan musuh, jihad<br />
pun dapat dilakukan dengan pengorbanan harta dan jiwa dengan tulus ikhlas<br />
dalam menegakkan agama Allah SWT. Sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan<br />
as-Sunah. Bagi umat Islam, harta dan jiwa adalah sesuatu yang harus<br />
dikorbankan oleh Islam, bukan sebaliknya (Hsubky, 1995: 106).<br />
Adanya berbagai hambatan dakwah yang berupa ancaman, teror,<br />
tindak kekerasan dan pembunuhan, Rasulullah Saw mulai memberikan<br />
instruksi kepada para pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Peristiwa itu<br />
merupakan permulaan era Islam dan permulaan sejarah Islam. Hijrah berarti<br />
pindah, lari atau buang. Agam Islam menambah arti khusus yaitu arti<br />
memutuskan hubungan dengan kebodohan, menolak kemungkaran dan<br />
kekufuran, dengan ringkas hijrah adalah suatu tindakan keimanan dengan<br />
mengasingkan diri oleh sebab hal-hal yang memaksa.<br />
17<br />
Di Mekah Rasulullah Saw mengawali dakwah Islam dengan<br />
membentuk manusia-manusia muslim pertama yang merupakan minoritas<br />
tertindas dan membutuhkan moral dan bukan perundang-undangan sosial yang<br />
mereka tidak akan dapat menerapkannya. Kemudian di Madinah, dengan<br />
pribadi yang sudah dididik dengan iman, Islam membentuk masyarakat<br />
persamaan dan gotong royong dengan peraturan-peraturan yang diwahyukan.<br />
Kronologi yang menggambarkan proses lahirnya masyarakat Islam dari prasejarah<br />
Islam tanpa mengurangi sifat universalitas Islam (Boisard, 1980: 51-<br />
52).<br />
Kehidupan Rasulullah Saw semenjak hijrah ke Madinah merupakan<br />
bagian yang tidak terpisah dari sejarah Islam. Beliau selalu sabar dan tegas<br />
dalam menjalankan dakwah Islam, sifat-sifat Rasulullah telah memberi contoh<br />
kepada masyarakat spiritual klasik. Ketiga sifat khusus itu antara lain<br />
ketaqwaan (piete), siap berjuang (combativite), dan kebesaran jiwa<br />
(magnanimite). Kepribadian luhur Rasulullah Saw merupakan cahaya umat<br />
Islam yang mampu menerangi jiwa dari kegelapan.<br />
Dalam perspektif ini nampak jelas wajah universalitas Islam tidak<br />
perlu dibenturkan secara klasikal dengan tantangan-tantangan temporel,<br />
karena Islam pada hakikatnya adalah nafas zaman itu sendiri.<br />
Islam juga merupakan agama wahyu (samawy Ilahi) karena<br />
bersumberkan pada Al-Qur'an dan As-Sunah An-Nabawiyah. Muhammad<br />
SAW dijadikan sumber karena diyakini bahwa jati diri Muhammad SAW<br />
adalah personifikasi dari wahyu juga yang mampu menjelaskan agama Allah<br />
18<br />
dan kitab suci Al-Qur'an secara benar dalam tataran realitas historis. Sehingga,<br />
tidak diragukan bagi Al-Qur'an dan penjelasannya As-Sunah adalah<br />
monodualisme sumber Islam untuk segala ruang dan waktu (limited) universal<br />
(Mochtar, 1997: 24).<br />
Keberadaan Rasulullah SAW selaku personifikasi wahyu berada dalam<br />
ruang dan waktu tertentu, beliau hidup membentuk, membangun dan<br />
mengembangkan ajarannya setelah berinteraksi dengan kondisi, situasi, kultur,<br />
tradisi dan konstruksi sosial-budaya politik masyarakat Arab yang sangat<br />
pluralistik. Sementara Al-Qur'an sebagai sistem nilai yang dijelaskan bersifat<br />
universal (syumul), lintas ruang dan waktu.<br />
Proses interaksi yang intens antara universalitas Al-Qur'an dan<br />
partikularitas kultur asli masyarakat Arab, itulah sebuah realitas pembangunan<br />
Islam. Dengan demikian dakwah Islam oleh Rasulullah SAW dapat<br />
disimpulkan bahwa agama Islam yang dibangun atas dasar, dialektika doktrin<br />
(wahyu) yang universal dengan tradisi (realitas) yang partikular, nilai<br />
transedental dengan nilai imanental, kehendak Allah SWT.<br />
Dengan kata lain Islam adalah penjelmaan dari theoantroposentris.<br />
Dan kehidupan Rasulullah SAW merupakan eksperimentasi sejarah manusia<br />
yang ideal (khairu ummah). Logikanya, apabila kita menjadikan Islam pada<br />
masa Rasulullah SAW, sebagian Islam yang ideal sekaligus sebagai parameter<br />
yang otoritatif. Sebagaimana otoritas Al-Qur'an, maka tentu saja sesudah masa<br />
itu tenggelam hilang pula wajah agama Islam yang suci yang dibawa oleh<br />
Rasulullah dalam kegiatan dakwahnya (Engineer, 1993: 26)<br />
19<br />
Yang menarik bagi penulis dari dakwah Islamiyah Rasulullah SAW<br />
pada masa peradaban Islam adalah adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui<br />
dalam menyampaikan agama Islam. Melalui tahapan-tahapan inilah (tahapan<br />
dakwah periode Mekah dan Madinah) Rasulullah SAW membangun<br />
pemerintahan Islam yaitu mengubah susunan masyarakat dari susunan<br />
masyarakat prasejarah Islam ke masayarakat Islam yang bersistem keadilan<br />
sosial dan berdasarkan syariat Islam. Dari tahapan-tahapan ini tampak strategi<br />
dakwah yang tepat yang bisa dijadikan model untuk mencapai tujuan dakwah<br />
Islamiyah.<br />
Dalam merefleksikan kepemimpinan umat Islam, figur ideal<br />
kepemimpinan Rasulullah SAW ditampilkan sebagai sendi dan sistem<br />
kepemimpinan yang tetap relevan dan penuh teladan. Di tengah krisis<br />
kepemimpinan manusia di dunia hampir setiap suksesi kepemimpinan<br />
menimbulkan konflik yang berkepanjangan dan jatuhnya korban manusia.<br />
Tidak hanya itu tata nilai dan sistem kepemimpinan yng lebih sarat<br />
kepentingan dan manipulasi semakin mengaburkan kepercayaan umat<br />
sekaligus kehilangan pegangan moral dan nasibnya.<br />
Rasulullah SAW dengan keindahan dan kesempurnan akhlaknya<br />
merupakan jawaban dari permasalahan yang menimpa kaum muslimin dengan<br />
segenap sumber daya dan perangkat yang dimiliki tampil sebagai sinar cahaya<br />
Islam kembali kepada keutuhan Islam. Ajaran Rasulullah SAW yang dibawa<br />
dalam kegiatan dakwah disajikan dengan sistematis dan esoteris, yang<br />
menyentuh unsur batiniyah dan kejiwaan umat Islam (Khalid, 1984: 275-288).<br />
20<br />
Dewasa ini manusia hidup dalam suatu zaman yang penuh dengan citra<br />
kinetik, yaitu citra masyarakat yang terus berubah sebagai hubungan manusia<br />
yang bergerak cepat ditambah dengan kondisi obyektif masyarakat modern<br />
yang mengalami perubahan karakter karena masuknya budaya-budaya barat<br />
(westernisasi) yang masuk ke Indonesia, dan adanya penyelewenganpenyelewengan<br />
nilai-nilai Islam. Semakin hari tantangan realita kehidupan<br />
yang dihadapi umat Islam semakin banyak. Bentuknya pun beragam dari yang<br />
mikro kepada yang makro, dari urusan individu sampai masalah politik, sosial,<br />
ekonomi, konflik ideologi. Krisi multidimensi yang dialami menimbulkan<br />
bebagai konflik, hampir dalam semua segi mengalami kemunduran. Hal ini<br />
dapat dilihat dari berbagai sisi, misalnya dari sisi politik mereka terjajah, dari<br />
segi ekonomi mereka marjinal, dalam masalah pendidikan dan ilmu<br />
pengetahuan masih tertinggal, serta dalam aspek sosial budaya masih<br />
mengekor pada kehidupan barat dan dari segi kefahaman terhadap ajaran<br />
Islam sendiri mereka masih jauh dari memadai.<br />
Dengan berbagai masalah tersebut, kebenaran Islam mendapat<br />
tantangan untuk memberikan solusi yang tepat terhadap persoalan ini dapat<br />
terselesaikan jika umat Islam bisa memahami eksistensi agamanya menuju<br />
jalan Allah SWT, dan mampu meneladani sejarah perjuangan Rasulullah<br />
SAW terlepas dari sifat kemungkaran.<br />
Dengan mengulas sejarah perjuangan Rasululah dalam dakwah Islam<br />
merupakan jawaban yang dibutuhkan yang kemudian dapat diambil<br />
21<br />
hikmahnya, karena tujuan dari misi dakwah Islamiyah ialah mencegah segala<br />
kemunkaran atau kebatilan dari umat manusia.<br />
Proses dakwah Islam oleh Rasulullah Saw, terdapat tahapan dakwah<br />
faktual dimana pada tahapan yang pertama (di Mekah), Rasulullah<br />
membentuk pribadi muslim dari pengaruh masa jahiliyah (pra sejarah Islam),<br />
dan pada tahapan kedua (di Madinah) dengan pribadi muslim yang sudah<br />
terbentuk, rasulullah mulai membangun sebuah pemerintahan masyarakat<br />
Islam yang bersistem keadilan sosial dan berdasarkan syariat Islam dengan<br />
akta Piagam Madinah sebagai undang-undang yang mengatur kehidupan<br />
masyarakatnya yang plural (majemuk).<br />
Rasulullah Saw telah membangun pemerintahan Islam di Madinah di<br />
mana masyarakatnya mempunyai latar sosial budaya yang sangat plural<br />
(majemuk). Penduduknya terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras dan<br />
agama yang berbeda. Kemajemukan tersebut terlihat pada komposisi<br />
penduduk Madinah yang didomisili oleh berbagai golongan suku bangsa Arab<br />
dan bangsa Yahudi yang menganut agama dan keyakinan yang berbeda. Ada<br />
empat golongan dominan saat itu, yaitu: 1) Kaum Muslimin yang terdiri dari<br />
Muhajirin dan Ansor, 2) Golongan Aus dan Khazraj dengan keislamannya<br />
masih dalam tingkat nominal bahkan ada yang secara rahasia memusuhi Nabi<br />
(kaum munafik dan musyrik), 3) Golongan Aus dan Khazraj yang menjadi<br />
muslim, 4) Golongan Yahudi yang terdiri dari tiga suku utama yaitu Banu<br />
Qainuqa, Banu Nadzir dan Banu Quraidhah. Pada umumnya faktor ini<br />
mendorong konflik yang tidak tidak mudah diselesaikan, tetapi Piagam<br />
22<br />
Madinah (47 butir) merupakan upaya untuk menundukkan permasalahan<br />
masyarakat bangsa yang sedemikian plural itu pada konteks yang<br />
proporsional. Dalam kontreks ini Islam tampaknya memang didesain untuk<br />
bisa menata kehidupan sosial dalam segala aspek. Sebagaimana bisa dilihat<br />
dalam perumusan dan pelaksanaan butir-butir Piagam Madinah, yang hadir<br />
dengan gagasan baru bagi suatu bentuk tatanan "Masyarakat baru" yang<br />
disebut umat (community) dalam sejarah umat manusia. Kepemimpinan Nabi<br />
Muhammad Saw pada abad ke-7 M adalah model yang paling ideal dan<br />
sempurna (par-excellence) karena keberhasilannya membangun pemerintahan<br />
di Madinah. Karena alasan-alasan inilah, penulis menjadikan Piagam Madinah<br />
sebagai basis kajian untuk memperoleh kejelasan nilai normatif dan empirik<br />
Islam dalam pergumulannya di tenmgah masyarakat pluralistik (Azra, 2005:<br />
96-97).<br />
Untuk itu penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang sebuah<br />
perjalanan dakwah Rasulullah yang penulis anggap mampu untuk<br />
memberikan solusi atas krisis moral dalam masalah di atas, dengan Judul<br />
Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Medinah).<br />
Judul ini perlu diangkat karena di samping untuk menambah khazanah<br />
pegetahuan dakwah Islam juga untuk mengembangkan pemikiran dan<br />
pengetahuan dakwah yang telah ada di tengah-tengah masyarakat tersebut<br />
dapat berkembang lebih baik. Di samping itu dakwah Islamiyah oleh<br />
Rasullullah jika dicermati menjadikan kita manusia yang beriman berguna di<br />
23<br />
dunia maupun diakhirat, dengan sasaran dakwahnya ialah memerangi<br />
kemungkaran dan kembali kepada jalan Allah SWT.<br />
Judul ini memuat persoalan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad<br />
Saw. Diawali dengan memaparkan riwayat hidup Nabi sampai tekad<br />
perjuangan dakwah yang tidak pernah luntur karena halangan atau rintangan.<br />
Dalam mendakwahkan agama Islam, Nabi Muhammad menggunakan strategi<br />
dakwah dan hijrah demi terwujudnya tujuan dakwah. Kemudian dibuat suatu<br />
akta yang disebut Piagam Madinah untuk mengatur dan mempersatukan umat<br />
atau masyarakat yang majemuk serta untuk mengetahui sistem pemerintahan<br />
yang dibangun oleh nabi (pemimpin negara). Kemudian diakhiri dengan<br />
pembahasan kesuksesan nabi Muhammad sebagai pemimpin pemerintahan. Di<br />
mana letak kunci suksesnya? Dimana kunci sukses kepemimpinan Nabi<br />
Muhammad Saw ini masih relevan untuk diteladani setiap zaman bahkan di<br />
Indonesia pada era globalisasi ini.<br />
Selain itu judul ini diangkat untuk menjawab pertanyaan yaitu, umat<br />
Muslim diperintahkan untuk mempelajari Islam tentang sejarah dakwah Islam<br />
Rasulullah SAW mengapa? Sejarah (history) kehidupan dan perjuangan beliau<br />
merupakan cermin masa lalu untuk dijadikan pedoman bagi masa kini dan<br />
masa akan datang. Dari sejarah perjuangan Rasulullah SAW tersebut umat<br />
Islam dapat mengambil ibarat dan memperoleh keteladanan. Dan melalui<br />
sejarah itu pula umat Islam akan mengenal siapa dirinya, serta memahami<br />
lebih tepat sumber-sumber Islam.<br />
24<br />
Sejarah perjuangan Rasulullah SAW tidak pernah luntur karena<br />
halangan dan rintangan hijrah Rasulullah SAW dalam mennjalankan misi<br />
dakwah Islam merupakan alternatif juga garis start kelahiran peradaban baru<br />
yang membawa kesejukan dan rahmat bagi serata alam (rahmatan lil 'alamin).<br />
Konteks Islam tentang sejarah perjuangan dakwah Rasululah SAW<br />
adalah unik dan bersifat universal. Dalam beberapa hal ia lebih signifikan bagi<br />
kaum muslim daripada kelompok-kelompok umat yang lain. Dalam perspektif<br />
Al-Qur'an, Islam diturunkan untuk menyebar rahmat ke seluruh alam (Shidiqi,<br />
1996: 3-5).<br />
Seribu empat ratus tahun lebih sudah kebesaran Rasulullah SAW tetap<br />
utuh bahkan terus-menerus sinar cahayanya memancar mengisi ke dalam<br />
setiap naluri zaman. Kebesaran beliau laksana cemeti yang mewajibkan atas<br />
dirinya dan menggemakan suara kuat dengan panggilan yang menuntut<br />
kesetiaan bagi orang-orang yang beriman dan membangkitkan kekaguman<br />
bagi orang-orang kafir yang menentang ajarannya. Kebesaran yang sumber<br />
pertamanya dari kemanusiaan Muhammad dan cara beliau membina dirinya<br />
sendiri serta nalurinya serta akal yang selalu di bawah pengawasan dan<br />
lindungan. Pendiriannya, pendirian pilihan yang selalu menjadi pegangan<br />
untuk menghadapi alam semesta (al-kaun) dan manusia seluruhnya. Memang<br />
beliau panutan terbaik (uswatun khasanah) dalam setiap masa, rahmat adalah<br />
jiwanya, keadilan adalah syariatnya, kasih sayang adalah nalurinya, keluhuran<br />
budi adalah amal pekerjaannya serta derita manusia adalah kebaktian<br />
ibadahnya. Demikianlah kemanusiaan Rasulullah dalam menjalankan misi<br />
25<br />
dakwah Islamiyah dan kedudukan Rasulullah SAW yang demikianlah secara<br />
otomatis menjadikan semua lisan, perbuatan dan taqrir Nabi sebagai referensi<br />
bagi para sahabat serta umat muslim pada umumnya. Demikian juga<br />
kehidupan Rasulullah SAW adalah eksperimentasi sejarah manusia yang ideal<br />
(khairu ummah) yang dapat dijadikan tauladan dalam segala aspek kehidupan<br />
umat muslim di segala zaman.<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Setelah dikemukakan tentang gambaran dari latar belakang masalah<br />
tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:<br />
1. Rasulullah Saw mendakwahkan agama Islam diawali dengan dakwah di<br />
Mekah kemudian hijrah ke Madinah.<br />
2. Keindahan dan kesempurnaan akhlak Rasulullah Saw sebagai pemimpin<br />
agama maupun pemimpin pemerintahan adalah tauladan umat Islam<br />
disetiap napas jaman.<br />
3. Untuk mengetahui tatanan atau sistem pemerintahan yang dibangun<br />
Rasulullah Saw dibuat sebuah akta Piagam Madinah untuk mengatur<br />
masyarakatnya yang majemuk. Dari piagam ini beliau telah berhasil<br />
mempimpin umatnya dalam membangun plurarisme.<br />
26<br />
C. Pembatasan Masalah<br />
Setelah penulis mengemukakan latar belakang masalah yang terkesan<br />
luas maka perlu penyederhanaan permasalahan tersebut dalam bentuk<br />
pembatasan masalah.<br />
Skripsi dengan judul Dakwah Rasulullah SAW Menurut Historis Islam<br />
(Periode Mekah-Madinah) ini membatasi permasalahannya kepada kedudukan<br />
Rasulullah SAW terhadap dakwah Islamiyah dalam periode di Mekah sampai<br />
hijrah ke Madinah. Bagaimana Rasulullah SAW merumuskan struktur<br />
organisasi dakwahnya, dan upaya apa yang dilakukan oleh beliau dalam<br />
memperbaiki organisasi dakwahnya guna mensukseskan misi dakwah<br />
Islamiyah.<br />
Maka dari skripsi ini penulis mencoba untuk mengungkapkan secara<br />
metodologis dan tentu saja dengan seobyektif mungkin dalam membahasanya.<br />
Jadi inti dari pembatasan masalah ini yaitu pemahaman terhadap dakwah<br />
Islam oleh Rasulullah Saw, di Kota Mekah dan Madinah setelah beliau<br />
dinobatkan sebagai nabi dan rasul dalam menyampiakan wahyu Allah SWT.<br />
Dan tujuan dari dakwah Rasulullah yaitu untuk menciptakan suatu<br />
tatanan kehidupan yang Islami dengan budi pekerti yang luhur, khususnya di<br />
mekah dan Madinah dan umat Islam di setiap zaman pada umumnya. Di sini<br />
Rasulullah telah berhasil mengubah suatu tatanan masyarakat pra-sejarah<br />
Islam (jahiliyah) menjadi masyarakat peradaban Islam atas dasar syariat Islam<br />
untuk kebahagiaan umat Islam baik di dunia maupun di akhirat.<br />
27<br />
D. Perumusan Masalah<br />
Tujuan dari perumusan masalah adalah memberikan dan mempertegas<br />
hubungan korelasi (keterkaitan) pada ruang lingkup pembahasan. Untuk<br />
mempermudah dan sedikit membantu uraian di atas, berikut rumusan masalah<br />
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />
1. Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah pada periode Mekah?<br />
2. Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah pada periode Madinah?<br />
3. Apa saja kunci sukses kepemimpinan Rasulullah Saw dalam dakwah yang<br />
patut untuk diteladani?<br />
E. Tujuan Penelitian<br />
Berdasar gambaran permasalahan di atas dapatlah dikemukakan bahwa<br />
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />
1. Untuk mendapatkan kejelasan tentang perjalanan dakwah Islamiyah<br />
Rasulullah periode Mekah.<br />
2. Untuk mendapatkan kejelasan tentang perjalanan dakwah Islamiyah<br />
Rasulullah periode Madinah.<br />
3. Untuk mengetahui kunci sukses dakwah Rasulullah dalam memimpin umat<br />
Islam.<br />
28<br />
F. Manfaat Penelitian<br />
Hasil penelitian ini diharapkan:<br />
1. Sebagai khazanah pengetahuan dakwah Islam guna mengembangkan<br />
pemikiran dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman atau tingkat<br />
perkembngan masyarakat yang sedang berkembang.<br />
2. Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dasar untuk<br />
menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti Rasulullah dalam<br />
menjalani realita kehidupan, secara proaktif budi pekerti Rasulullah patut<br />
untuk diteladani dan dijadikan referensi bagi para sahabat serta umat Islam<br />
pada umumnya.<br />
3. Diharapkan dapat pengembangan dakwah Islam yang terus dinamis dan<br />
progresif serta diharapkan mampu memberikan sumbangan moril kepada<br />
masyarakat secara umum dan insan akademis serta bagi mahasiswa<br />
STAIN Surakarta khususnya dalam mendalami dan mempelajari ilmu<br />
dakwah.<br />
4. Dapat membantu dan memperkaya pemikiran mahasiswa tentang<br />
pengetahuan dan penataan dakwah.<br />
5. Sebagai sumbangan ilmiah Islami di bidang dakwah guna meningkatkan<br />
keilmuan dalam disiplin ilmu dakwah.<br />
6. Dapat dijadikan materi yang dipertimbangkan guna pembenahan dakwah,<br />
khususnya dalam pengetahuan dasarnya, karena diperkirakan masih<br />
banyak penyelenggaraan dakwah pada masyarakat yang masih kurang<br />
berbobot.<br />
29<br />
G. Telaah Pustaka<br />
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam latar belakang masalah,<br />
penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang Dakwah Rasulullah SAW<br />
Menurut History Islam, serta perjalanan dakwah Islam di Mekah dan Madinah<br />
oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.<br />
Sebelum penulis kemukakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian<br />
ini ada beberapa buku yang pernah membahas tentang dakwah Islam<br />
Rasulullah SAW.<br />
1. Jeram-Jeram Peradaban Muslim, tulisan Prof. Dr. Nourrouzzaman<br />
Shiddiqi, MA. Diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta. Buku ini<br />
menjelaskan Islam dan sejarah, era perjuangan Rasulullah salam dakwah<br />
Islam, serta letak kunci sukses perjuangan dan kepemimpinan Rasulullah<br />
SAW.<br />
2. Humanisme dalam Islam, terjemahan Prof. Dr. H.M. Rasjidi. Dengan<br />
judul asli “L Humanisme de L Islam", tulisan Prof. Dr. Marcel A. Boisard<br />
diterbitkan oleh Bulan Bintang Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang<br />
keadaan masyarakat Islam yang memuat berbagai sejarah kebangkitan<br />
Islam dan jalan menuju Islam. Di dalam buku ini juga membahas<br />
kehidupan dan perjalanan dakwah Islam oleh Rasulullah SAW.<br />
3. Islam dan Tata Negara, tulisan H. Munawir Sjadzali, MA. Buku ini<br />
menjelaskan tentang kandungan Al-Qur'an, kehidupan Rasulullah SAW<br />
dalam berdakwah di Mekah dan di Madinah serta pemikiran dan sistem<br />
politik negara-negara Islam. Diterbitkan oleh PT. Rineka Cipta, Jakarta.<br />
30<br />
4. Planing dan Organisasi Dakwah Rasulullah, tulisam amali. Diterbitkan<br />
oleh PT. Alma’arif Bandung. Buku ini menjelaskan tentang keadaan<br />
negeri dalam garis besar sebelum Islam. Riwayat hidup Rasulullah SAW<br />
serta membahas struktur organisasi dakwah Islam.<br />
5. Sejarah Al-Qur'an, terjemahan dari buku Halimuddin, S.H tulisan Ibrahim<br />
Al-Abyadi dengan judul tarikh Al-Qur'an. Buku ini menjelaskan sejarah<br />
kehidupan Rasulullah SAW yang meliputi suka dukanya dalam berdakwah<br />
menurut ayat-ayat Al-Qur'an. Di dalam buku ini juga membahas<br />
kepemimpinan umat dan citra diri umat Islam. Diterbitkan oleh pustaka<br />
pelajar Yogyakarta.<br />
H. Metode Penelitian<br />
Penelitian skripsi ini menggunakan metode atau jenis penelitian<br />
kepustakaan (literatur) karena tulisan-tulisan ini ditulis dalam waktu yang<br />
berbeda dan pada media forum yang berbeda pula. Maka dalam bentuk aslinya<br />
tidak dapat diletakkan terjadi pengulangan informasi dan pendekatan yang<br />
dipakai oleh penulis adalah pendekatan sejarah. Penelitian pustaka adalah<br />
penelitian yang menelaah bahan pustaka atau buku-buku yang berkaitan<br />
dengan topik pembahasan. (Keraf. 2001 : 165)<br />
1. Sumber Data<br />
Sumber data menurut sifatnya dapat digolongkan menjadai dua,<br />
yaitu meliputi :<br />
31<br />
a. Sumber data primer, yaitu sumber-sumber yang memberikan data<br />
langsung dari tangan pertama.<br />
b. Sumber data sekunder, yaitu sumber yang mengutip dari sumber lain.<br />
Maka dalam penelitian ini, peneliti, memperoleh data yang<br />
diperlukan dari sumber data sekunder yaitu ayat-ayat Al-Qur'an dan<br />
hadits-hadits nabi yang terdapat dalam satu kitab yang berbicara mengenai<br />
dakwah serta buku-buku yang dibahas oleh para ahli dakwah yang<br />
mengulas masalah tersebut seperti fiqh dakwah, planning dan organisasi<br />
dakwah Rasulullah SAW, psikologi dakwah, kemanusiaan muhammad,<br />
desain ilmu dakwah, jeram-jeram peradaban muslim dan lain sebagainya.<br />
2. Tehnik Pengumpulan Data<br />
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan<br />
dengan prosedur sebagai berikut :<br />
a. Menentukan data yang digunakan dalam penelitian ini.<br />
b. Melacak sumber data kemudian membaca dan mencatat tulisan yang<br />
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.<br />
c. Catatan di atas diklasifikasikan disusun berdasarkan masalah yang<br />
akan diteliti. (Rokhmat, 2004 : 23).<br />
3. Tehnik Analisa Data<br />
Analisa data merupakan proses penyelenggaraan data ke dalam<br />
bentuk yang mudah dibaca dan diimnterprestasikan. Setelah data-data<br />
diperoleh, kemudian diolah, dipaparkan dan dianalisa dengan<br />
menggunakan alur pemikiran, yaitu:<br />
32<br />
a. Metode deduktif adalah pola pikir yang bermula dari masalah yang<br />
bersifat umum ditarik kesimpulan kepada yang bersifat khusus.<br />
b. Metode induktif adalah pola pikir yang bermula dari masalah yang<br />
bersifat khusus ditarik kesimpulan kepada yang bersifat umum.<br />
Disini penulis mencoba menggunakan ketiga metode tersebut<br />
dalam melakukan proses analisa, tentunya disesuaikan dengan<br />
kebutuhan, terkadang diawali dengan menggunakan sejarah-sejarah<br />
global dakwah Islam Rasulullah SAW untuk kemudian dilakukan<br />
penjabaran pada hal-hal yang bersifat khusus, terkadang juga diawali<br />
dengan sejarah khusus Rasulullah SAW kemudian diawali sebuah<br />
conclusi yang bersifat umum.<br />
c. Metode historis<br />
Historis artinya berhubungan dengan sejarah, dan sejarah<br />
merupakan studi tentang masa lalu dengan menggunakan kerangka<br />
paparan dan penjelasan. Sejarah adalah studi empiris yang<br />
menggunakan berbagai tahap generalisasi untuk memaparkan,<br />
menafsirkan dan menjelaskan data (Rakhmat, 2004: 22).<br />
Metode historis adalah Metode ilmu dakwah dengan<br />
menggunakan pendekatan ilmu sejarah. Maksudnya realitas dakwah<br />
dilihat dengan menekankan pada semua unsur dalam sistem dakwah<br />
dalam perspektif waktu dan tempat kejadian. Dengan metode ini<br />
fenomena dakwah dapat dideskripsikan secara komprehensif dan utuh<br />
(Sulthon, 2003 : 111).<br />
33<br />
Sehingga metode historis bertujuan untuk merekonstruksikan<br />
masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan,<br />
menilai, memverifikasi dan menyintesiskan bukti untuk menetapkan<br />
fakta dan mencapai konklusi yang dipertahankan dalam menguji<br />
hipotesis.<br />
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa<br />
data adalah analisa deskriptif kualitatif, yakni dimaksudkan untuk<br />
eksplorasi san klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan<br />
sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan<br />
dengan masalah dan unit yang diteliti.<br />
Menurut Isaac dan Michail (1972: 18), metode deskriptif bertujuan<br />
melukiskan secara sistematis suatu peristiwa atau siatuasi secara faktual<br />
dan cermat (Rakhmat, 2004: 24).<br />
I. Sistematika Penulisan<br />
Mengenai sitematika penulisan dalam penelitian ini nantinya akan<br />
disusun dalam lima bab yaitu dimulai dengan bab pertama pendahuluan yang<br />
menampilkan latar belakang penelitian ini dilakukan, pokok-pokok<br />
permasalahan yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah<br />
pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian.<br />
Bab kedua membahas tentang tinjauan umum tentang dakwah Islam<br />
yang meliputi tinjauan umum tentang dakwah Islam; pengertian dakwah, tjuan<br />
34<br />
dakwah, hukum dakwah, faktor-faktor keberhasilan dakwah, unsur-unsur<br />
dakwah serta dinamika sosial dakwah.<br />
Bab ketiga membahas tentang riwayat hidup Rasulullah yang dimulai<br />
dari masyarakat pra Islam dan kelahiran Rasulullah Saw, pengalaman hidup<br />
Rasulullah Saw, kepribadian Rasulullah, rilsah Muhammad Saw serta Rasul<br />
yang umi.<br />
Bab keempat membahas tentang dakwah Islam Rasulullah yang<br />
meliputi sejarah turunnya wahyu dari Allah, dakwah Islam peiode Mekah dan<br />
periode Madinah serta kunci sukses kepemimpinan Rasulullah dalam<br />
berdakwah. Dan bab kelima berisi tentang kesimpulan dan saran-saran<br />
35<br />
BAB II<br />
TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH<br />
A. Pengertian Dakwah<br />
Secara etimologis kata dakwah دعو ة) ) bisa diartikan menjadi seruan,<br />
ajakan atau undangan. Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam bentuk<br />
infinitif (masdar) dari kata kerja ( فعل ) da'aa ( دعا ) yad'uu ( يدعو ) kata dakwah ini<br />
sekarang sudah umum dipakai oleh pemakai bahasa Indonesia. Secara harfiah<br />
kata dakwah ( دعوة ) bisa diterjemahkan menjadi seruan, ajakan atau undangan<br />
Ammrullah Achmad berpendapat bahwa pada dasarnya ada dua pola<br />
pendefinisian dakwah. Pertama dakwah berarti tabligh, penyiaran dan<br />
penerangan agama. Pola kedua, dakwah diberi pengertian semua usaha dan<br />
upaya untuk merealisir ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan manusia.<br />
Dalam terma agama, dakwah mengandung arti panggilan dari Allah dan Nabi<br />
Muhammad Saw untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan<br />
mengamalkannya dalam segala segi kehidupan (Achmad, 1983: 6-7).<br />
Muhammad Natsir menerjemahkan kata dakwah dengan "panggilan".<br />
Sedangkan Thoha Yahya Umar menerjemahkan kata dakwah dengan kata<br />
"ajakan, seruan, panggilan, undangan". Juga menjelaskan bahwa kata yang<br />
hampir sama dengan dakwah adalah penerangan, pendidikan, pengajaran,<br />
indoktrinasi dan propaganda". (Sulthon, 2003: 11).<br />
36<br />
Menurut Thoha Yahya Umar, dakwah adalah mengajak manusia<br />
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah<br />
Tuhan untuk kebahagiaan dan keselamatan manusia di dunia dan akhirat.<br />
Muhammad al-Bahy mengartikan dakwah adalah seruan kepada standar nilainilai<br />
kemanusiaan dalam tingkah laku pribadi-pribadi di dalam hubungan antar<br />
manusia dan sikap perilaku antar manusia. Ibnu Taimiyah mendefinisikan<br />
dakwah adalah suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada<br />
Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh rasul serta<br />
mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihatnya.<br />
Effendi Zarkasi mendefinisikan kata dakwah adalah usaha yang<br />
mengarah untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik sesuai<br />
dengan kehendak dan tuntunan kebenaran. Dan menurut Nasrudin Latif,<br />
dakwah adalah setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya<br />
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan<br />
bertaqwa kepada Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta<br />
akhlak Islamiyah.<br />
Sedangkan Ismail al-Faruqi menambahkan bahwa dakwah Islam<br />
memihak pada kebenaran, al haq, ma'ruf karena kebenaran, al hak dan<br />
ma'ruflah yang sesuai dengan fitrah manusia dan karena dalam fitrah itulah<br />
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan tugasnya untuk<br />
menyebarkan agama Islam sesuai dengan mu'jizat Al-Qur'an. Oleh karena itu<br />
hakekat dakwah adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri yaitu<br />
jalan Allah SWT (Sulthan, 2003: 8-9).<br />
37<br />
Muhammad Arifin mengartikan kata dakwah sebagai suatu kegiatan<br />
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang<br />
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi umat baik<br />
individu maupun kelompok agar timbul kesadaran, pengertian, sikap<br />
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama tanpa ada unsur paksaan.<br />
Kemudian dijelaskan bahwa esensi dakwah adalah terletak pada ajakan,<br />
dorongan (motivasi), serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima<br />
ajaran agama (Islam) dengan penuh kesadaran demi keuntungan pribadi umat,<br />
bukan untuk kepentingan juru dakwah (Arifin, 2000: 6).<br />
Dalam hubungan ini kitab-kitab dakwah banyak mengemukakan<br />
definisi dakwah yang pernah dikemukakan oleh Syakh Ali Mahfudz dalam<br />
kitabnya yang berjudul "Hidayatul Mursyidin" sebagai ta'rif masyhur yaitu:<br />
حثُّ الناسِ عَلى اْل خيرِ واْل ه دى وْالأَ مر بِاْلم عر وفِ والن ه ي عنِ اْل من َ كرِ<br />
لِيُف و ر و بِ سعادةِ اْلعا جلِ والأَ جلِ<br />
Artinya : "Mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti<br />
petunjuk perintah mereka kepada yang ma'ruf dan mencegahnya<br />
dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan<br />
akhirat" (Munsyi, 1998: 19).<br />
Menurut ahli bahasa kata dakwah diambil dari perkataan :<br />
ال د عاءُ اَِلى ش يءٍ<br />
Artinya : "Menyeru / mengajak kepada sesuatu."<br />
Arti dakwah yang dapat ditemui dalam ayat-ayat Al-Qur'an antara lain:<br />
QS. Yunus (10): 25<br />
38<br />
)..Artinya : "Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki .<br />
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)".<br />
QS Yusuf (12) : 33<br />
Artinya : "Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada<br />
memenuhi ajakan mereka kepadaku."<br />
Dan QS an-Nahl (16) : 125<br />
Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan<br />
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."<br />
Demikian di dalam beberapa ayat Al-Qur'an kita temui kata-kata yang menjadi<br />
sumber kata dakwah.<br />
Selain dari perkataan dakwah sering juga disebutkan perkataan lain<br />
yang maksudnya sama atau hampir sama dengan dakwah. Hsubky (1995: 29-<br />
30) menyebutkan bahwa di antara kata yang mekasudnya hampir sama dengan<br />
dakwah antara lain: (1) tabligh, (2) amar ma'ruf nahi munkar, (3) taklim, (4)<br />
nasihat, (5) tabsyir). Berikut ini arti dari masing-masing kata yang serupa<br />
dengan kata dakwah.<br />
1. Tabligh artinya menyampaikan<br />
Maksudnya menyampaikan ajaran Islam oleh rasulullah dan<br />
umatnya. Rasulullah Saw adalah pembawa misi Islam, di mana semua<br />
yang disampaikannya bertitik dari wahyu. Istilah ini bersumber dari Al-<br />
Qur'an dan al-Hadits Nabi Saw<br />
Firman Allah dalam QS al-Ahzab (33): 39)<br />
39<br />
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah,<br />
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut<br />
kepada seorang(pun) selain kepada Allah."<br />
Hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari:<br />
بلِّغ و عنِّى وَل و َايًة<br />
Artinya : "Sampaikan dari padaku walaupun satu ayat" (HR Bukhori)<br />
2. Amar ma'ruf nahi munkar, yaitu memerintahkan perbuatan yang baik dan<br />
mencegah perbuatan munkar (buruk) menurut ajaran Islam.<br />
Firman Allah dalam QS al-Hajj (22) ayat 41:<br />
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan<br />
mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan<br />
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf<br />
dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada<br />
Allah-lah kembali segala urusan."<br />
3. Taklim yaitu menuntut ilmu menuju perubahan yang lebih baik sesuai<br />
ajaran Allah SWT. Firman Allah QS. Al-Mujadalah (58) : 11<br />
Artinya : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di<br />
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan<br />
beberapa derajat."<br />
4. Nasihat, artinya petunjuk atau sama dengan dalam bahasa Indonesia yaitu<br />
nasihat. Firman Allah QS al-A'raf (7) ayat 79 :<br />
Artinya: "Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai<br />
kaumku Sesungguhnya Aku Telah menyampaikan kepadamu<br />
amanat Tuhanku, dan Aku Telah memberi nasehat kepadamu,<br />
tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi<br />
nasehat".<br />
40<br />
5. Tabsyir, artinya menyampaikan berita (gembira)<br />
Firman Allah QS az-Zumar (39): 17<br />
( َفبشِّ ر عِباد ( 17<br />
Artinya : "Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaku"<br />
Dengan merujuk pada pengertian dakwah yang meliputi proses<br />
tabligh, taklim, tabsyir, nasihat, dan amar makruf nahi munkar, pada<br />
pokoknya dakwah berkaitan dengan nilai-nilai Islam di masyarakat.<br />
Penanaman nilai-nilai Islam terdiri dari proses internalisasi (disingkat I),<br />
sosialisasi (S), dan ekternalisasi (E). dari ketiga proses utama dakwah itu,<br />
maka ditemukan tiga penanaman nilai-nili Islam sebagai proses dakwah<br />
(Sulthon, 2003: 151).<br />
Pola pertama adalah I-S-E, meliputi tahap-tahap menerapkan,<br />
mengamalkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam ke dalam diri<br />
pribadi, nilai-nilai Islam yang telah termalkan itu kemudian disebarluaskan<br />
kepada orang lain secara terus-menerus sampai perkembangan berikutnya<br />
bahwa nilai tersebut menjadi milik publik dan menjadi bagian dari budaya<br />
yang hidup di masyarakat.<br />
Pola kedua adalah E-I-S, yaitu nilai-nilai Islam yang secara nyata<br />
telah menjadi milik publik dan menjadi elemen budaya yang hidup di<br />
masyarakat, dengan sadar diikuti, diaplikasi dan diaktualisasikan ke dalam<br />
diri pribadi seseorang kemudian ikut berperan aktif dalam membela,<br />
melestarikan dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang telah milik publik<br />
41<br />
dan telah diamalkan secara pribadi itu supaya semakin mengakar ke dalam<br />
pola budaya setempat.<br />
Pola ketiga adalah S-E-I adalah langkah-langkah<br />
mengaktualisasikan memperkenalkan, menyebarkan nilai-nilai Islam<br />
kepada publik. Upaya itu telah sampai pada tahapan eksternalisasi di mana<br />
nilai-nilai Islam yang sebenarnya belum diamalkan secara pribadi itu<br />
menjadi milik publik, menjadi bagian dari pola budaya yang dimiliki<br />
masyarakat tersebut, seseorang yang telah berperan aktif itupun<br />
mengamalkan dan mengaktualisasikan pula nilai-nilai Islam.<br />
Demikianlah beberapa definisi dakwah baik ditinjau dari arti bahasa<br />
ataupun istilah. Dengan demikian dakwah mempunyai arti yang luas. Namun<br />
arti yang terkesan luas dan panjang, dapat ditulis ringkasan, dakwah<br />
maksudnya suatu upaya ataupun proses merubah umat dari suatu situasi<br />
kepada situasi yang lebih baik di dalam segi kehidupan.<br />
Umat di sini maksudnya baik umat sebagai perorangan ataupun<br />
sebagai kumpulan/masyarakat, baik mereka yang beragama Islam atau belum,<br />
baik mereka yang sudah dalam agamanya yang masih tipis ataupun bahkan<br />
belum beragama.<br />
B. Tujuan Dakwah<br />
Menurut Aszim (1981: 20) ada 3 pokok terpenting dari tujuan dakwah<br />
yaitu : (1) Mengajak manusia untuk menyembah Allah, (2) Mengajak untuk<br />
42<br />
berbuat ikhlas karena Allah, (3) Mengajak menerapkan hukum Allah. Berikut<br />
penjelasan dari ketiga tujuan dakwah tersebut:<br />
1. Mengajak manusia untuk menyembah Allah<br />
Mengajak manusia artinya agar menyembah Allah Yang Maha Esa tanpa<br />
menyekutukannya dengan sesuatu apapun.<br />
Firman Allah dalam Qur’an Surat An Nisa’ (4): 36 :<br />
وا عب دوا الله و َ لات شرِ ُ ك وا بِهِ شيًئا<br />
Artinya: “Menyembahlah olehmu akan Allah, janganlah menyekuntukan<br />
Nya dengan sesuatu” (Depag RI, 1987: 124)<br />
2. Mengajak untuk berbuat ikhlas karena Allah mengajak kaum muslimin<br />
agar mereka ikhlas beragama karena Allah, menjaga agar supaya amal<br />
perbuatannya, jangan bertentangan dengan iman.<br />
Firman Allah dalam Qur’an Surat Al Bayyinah (98) : 5 :<br />
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah<br />
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)<br />
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan<br />
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.<br />
(Depag RI, 1987: 1084)<br />
Juga Firman Allah dalam Qur’an Surat Al Kahfi (18): 103, 104 dan 105 :<br />
Artinya: “Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang<br />
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" 104. Yaitu<br />
orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan<br />
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat<br />
sebaik-baiknya. 105. Mereka itu orang-orang yang Telah kufur<br />
terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)<br />
perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan<br />
43<br />
mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi<br />
(amalan) mereka pada hari kiamat”. (Depag RI, 1987: 459)<br />
3. Mengajak menerapkan hukum Allah<br />
Mengajak manusia untuk menerapkan hukum Allah yang akan<br />
mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan bagi umat manusia<br />
seluruhnya. Hal ini seperti yang diperintahkan Allah dalam Qur’an Surat<br />
Al Maidah (5) : 44, 45 dan 47 :<br />
Artinya: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang<br />
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang<br />
kafir.(44) Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa<br />
yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang<br />
yang zalim.” (45). (Depag RI, 1987: 157)<br />
Artinya: “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang<br />
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang<br />
fasik” (Depag RI, 1987: 157)<br />
Berdasarkan urian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok yang<br />
terpenting dari dakwah adalah mengajak manusia untuk menjadikan Allah<br />
sebagai satu-satunya yang disembah. Dampak dari menyembah Allah ini.<br />
C. Hukum Dakwah<br />
Dakwah merupakan kewajiban yang syar’i berdasarkan dalil-dalil Al<br />
Qur’an sebagai berikut :<br />
1. Qur’an Al Imran (3) : 104 :<br />
44<br />
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang<br />
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan<br />
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang<br />
beruntung“. (Depag RI, 1987: 93)<br />
Ayat ini sifatnya umum dan memerlukan fardlu ’ain dalam<br />
pelaksanaannya baik huruf mim disitu berarti penjelasan maupun berarti<br />
tab’idh (menunjukkan sebagian). Kalau berarti penjelas, maka maknanya<br />
adalah “Jadilah kamu, wahai kaum mu’minin sebagai umat yang menyeru<br />
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang<br />
munkar“ atau sebagaimana kata Ibnu Katsir, maksud dari ayat ini adalah<br />
jadilah kamu sekelompok orang dari umat ini yang melaksanakan<br />
kewajiban dakwah. Kewajiban ini wajib atas setiap muslim (H. Subki,<br />
1995: 138).<br />
Ayat ini secar jelas menunjukkan akan wajibnya berdakwah,<br />
karena ada lam amar di dalam kalimat “wal takun“ sedangkan kalimat<br />
“minkum“ menunjukkan fardu kifayah, maka seluruh umat Islam<br />
diperintahkan agar sebagian umat Islam dimelaksanakan kewajiban ini.<br />
Ketika ada sekelompok orang yang melaksanakannya, maka dakwah telah<br />
menjadi fardhu ’ain bagi orang tertentu, berdasarkan syarat-syarat yang<br />
ada pada mereka sebagai mana juga kewajiban itu gugur terhadap yang<br />
lain jika tidak ada seorangpun yang melaksanakannya, maka dosalah<br />
mereka semua. Ini dilihat dari segi menghidupkan kewajiban ini dan terus<br />
melaksanakannya. Adapun ketika seorang muslim melihat kemungkaran<br />
yang dilakukan secara terang-terangan maka Rasulullah Saw telah<br />
45<br />
mewajibkan bagi seorang muslim untuk mengubah kemungkaran tersebut.<br />
Sebagaimana sabdanya :<br />
م ن رَأى مِ ن ُ ك م من َ كرا َفْليغرُِه بِيدِهِ َفإِ ْ ن َل م ي ستطِ ع َفبِلِ سانِهِ َفإِ ْ ن َل م<br />
يستطِ ع َفبَِقْلبِهِ وَذالِ ك ا ض ع ف ْالاِي مانِ (رواه مسلم)<br />
Artinya: “Barang siapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran<br />
ubahlah ia dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan<br />
lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya itulah<br />
selemah-lemah iman”. (H.R. Muslim)<br />
2. Qur’an Surat Al Baqarah (2): 159-160:<br />
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang<br />
Telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas)<br />
dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia<br />
dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula)<br />
oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, Kecuali mereka yang<br />
Telah Taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan<br />
(kebenaran), Maka terhadap mereka Itulah Aku menerima<br />
taubatnya dan Akulah yang Maha menerima Taubat lagi Maha<br />
Penyayang”. (Depag RI, 1987: 41)<br />
3. Al Maidah (5) : 63<br />
Artinya: “Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka<br />
tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan<br />
memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang<br />
Telah mereka kerjakan itu”. (Depag RI, 1987: 171)<br />
Ibnu Jarir at-Thabari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra ia berkata<br />
“Tidak ada dalam Al Qur’an sesuatu ayat yang lebih keras dalam<br />
mengolok-olok dari pada ayat ini“. Dari Dhahak, ia berkata “Tidak ada di<br />
dalam Al Qur’an suatu ayat yang paling saya kuatirkan dari pada ayat ini,<br />
karena kita tidak bisa berhenti (melakukan)“.<br />
46<br />
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Yahya bin Ya’man ia berkata,<br />
“Ali bin Abi Tholib pernah berkhutbah kemudian setelah beliau memuji<br />
Allah dan menyanjungnya beliau berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya<br />
umat sebelum kamu itu hancur (disebabkan) mereka berbuat maksiat, dan<br />
mereka tidak dilarang oleh orang-orang alim, mereka dan para pendeta,<br />
mereka maka ditimpa oleh siksa. Oleh karena itu, perintahkanlah mereka<br />
untuk berbuat ma’ruf dan cegahlah dari kemungkaran, sebelum turun<br />
kepada mereka (suatu siksa) seperti pernah turun kepada mereka<br />
ketahuilah bahwa sannya beramar ma’ruf dan nahi munkar itu tidak akan<br />
memutuskan rezi dan tidak pula mendekatkan ajal (Abdul Aziz, 2000: 34).<br />
4. Qur’an Surat Al Maidah (5) 105:<br />
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang<br />
yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu<br />
Telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali<br />
semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang<br />
Telah kamu kerjakan.” (Depag RI, 1987: 180)<br />
Abu Bakar Ash Shidiq ra, mengatakan tentang penafsiran ayat<br />
tersebut, wahai umat manusia sesungguhnya kamu telah membaca ayat ini,<br />
akan tetapi kamu menempatkannya pada posisi yang bukan semestinya.<br />
Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda :<br />
إِنَّ النا س إَِذا رَأ وا اْل من َ كر َفَل م يغيِّر وه َأ و ش ك َأ ْ ن يع م ه م الله بِعَِقابِهِ<br />
Artinya: “Sesungguhnya manusia itu apabila melihat kemungkaran dan<br />
mereka tidak mengubahnya Allah akan menimpakan adzab<br />
kepada mereka secara merata.” (Dalam Musnad Imam Ahmad:<br />
1-5)<br />
47<br />
5. Qur’an Surat Al Ashr (103): 1-3:<br />
Artinya:<br />
1. Demi masa.<br />
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,<br />
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal<br />
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan<br />
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.<br />
(Depag RI, 1987: 1099)<br />
Dalam surat ini Allah SWT bersumpah bahwa pada dasarnya<br />
manusia itu dalam kerugian, kemudian mengecualikan orang yang<br />
memiliki empat kriteria, yaitu beriman, beramal shalih, tawashaubil haq<br />
dan tawashaubil sabr (sabar dalam menghadpi takdir, melaksanakan<br />
keataan ataupun dalam menghadapi musibah yang disebabkan karena<br />
melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan mengembalikan hukum<br />
kepada syariat (Allah)). Perintah yang dibawa oleh Nabi adalah printah<br />
untuk berbuat ma’ruf dan larangan yang dibawa nabi adalah larangan<br />
berbuat munkar.<br />
D. Faktor-Faktor Keberhasilan Dakwah<br />
Dakwah penuh dengan nilai-nilainya yang luhur dan pemahamannya<br />
yang asli serta risalah yang abadi. Dakwah membutuhkan seorang dai yang<br />
sanggup memikul dengan penuh amanah berbagai masalah yang harus<br />
direalisir, agar dakwah ini sukses dan manusiapun mau menerima, serta<br />
sampau pada tujuannya yang mulia. Diantara faktor-faktor pendukung<br />
keberhasilan dakwah adalah sebagai berikut :<br />
48<br />
1. Al-Fahmu ad-Daqiq (pemahaman yang rinci)<br />
2. Al-Iman al-Almiik (Keimanan yang dalam)<br />
3. Al-Hubb al-Watsiiq (Kecintaan yang kokoh)<br />
4. Al-Wa’yu al-Kaamil (Kesadaran yang sempurna)<br />
5. Al-Amal al-Muttawashil (Kerja yang kontinue) (Abdul Aziz, 2000: 57)<br />
Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu seorang muslim harus<br />
bersedia menjual diri dan hartanya kepada Allah sampai dia tidak memiliki<br />
apapun dia menjadikan dunia ini hanya untuk dakwahnya, demi untuk<br />
memperoleh keberhasilan akhirat, sebagai pembalasan atas pengorbanannya.<br />
Allah SWT berfirman dalam surat At Taubah 101 :<br />
Artinya: “Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri<br />
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (Depag<br />
RI, 1987: 299)<br />
Demikianlah sesungguhnya seorang dai yang beriman dengan iman<br />
yang jelas tanpa keraguan, seorang dai yang akidahnya lebih kuat dari pada<br />
gunung-gunung dan lebih dari pada rahasia hati, disana tidak adalagi kecuali<br />
fikrah yang satu. Fikrah yang dimaksud dalam kenyataan ini adalah kebulatan<br />
tekad untuk menegakkan Islam itulah fikrah yang sedang menyelamatkan<br />
dunia yang merana, fikrah yang mengarahkan dan membimbing manusia yang<br />
kebingungan, dan yang memberi petunjuk manusia dijalan yang benar, maka<br />
fikrah itu pantas untuk mendapat pengorbanan berupa harta atau bahkan<br />
nyawa, dan dari setiap yang murah hingga yang paling mahal fikrah itu adalah<br />
Islam yang murah hingga yang paling mahal fikrah itu adalah Islam yang<br />
49<br />
hanif yang tidak ada kebengkokan di dalammnya, tidak pula ada keburukan<br />
dan kesesatan padanya bagi orang yang mengikutinya (Abdul Aziz, 2000: 58).<br />
Dalam kaitan ini Allah berfirman dalam Surat Ali Imran 18-19:<br />
Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia<br />
(yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat<br />
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).<br />
tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha<br />
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai)<br />
disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah<br />
diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,<br />
Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang<br />
kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat<br />
cepat hisab-Nya.” (Depag RI, 1987: 378)<br />
Adapun Kaidah-kaidah dakwah yang harus dimiliki seorang dai adalah<br />
sebagai berikut : (Abdul Aziz, 2005 : 176-384)<br />
1. Memberi ketekladanan sebelum berdakwah<br />
Perjalanan hidup Rasulullah Saw (sirah nabawiyah) menceritakan<br />
kepada kita tentang kepribadian manusia yang telah dimuliakan oleh Allah<br />
SWT, dengan risalah sehingga beliau menjadi tauladan yang baik bagi<br />
orang-orang yang beriman bahkan menjadi tokoh idola bagi umat manusia<br />
dalam kehidupan baik sebagai pribadi maupun dalam kehidupan<br />
bermasyarakat.<br />
Sungguh beliau merupakan contoh teladan yang sempurna bagi<br />
manusia bagi setiap mereka yang ingin meraih hidup bahagia dan<br />
terhormat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya.<br />
Sunghuh beliau merupakan teladan dalam seluruh dimensi<br />
kemanusian di tengah-tengah masyarakat baliau adalah teladan bagi setiap<br />
50<br />
dai, setiap pemimpin setiap bapak dari anak-anaknya, setiap suami dan<br />
istrinya, setiap sahabat, setiap murabbi (pembina), setiap praktisi politik<br />
dan berbagai posisi sosial manusia yang lain. Al Abbas menceritakan<br />
kepada kita dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda. Allah<br />
mencipatakan makhluk, dan menjadikan ku sebaik-baik mereka, sebaikbaik<br />
golongan mereka kemudian dipilihlah kabilah-kabilah lalu dia<br />
menjadikanku dari sebaik-baik kabilah kemudian dipilihlah rumah-rumah<br />
dan dia menjadikanku dari sebaik-baik rumah saya adalah sebaik-baik<br />
mereka, jiwa maupun rumah (tangga) nya. (H.R. Tirmidzi)<br />
Nabi adalah tauladan bagi manisia dari segi nasabnya (garis<br />
keturunanannya) akhlaknya adalah Al Qur’an sehingga beliau juga<br />
merupakan sebaik-baik manusia dari segi akhlaknya. Rasulullah adalah<br />
seorang abid (ahli ibadah). Diwaktu malam beliau adalah ahli politik yang<br />
telah berhasil menyatukan umat manusia dan menghindarkan mereka dari<br />
kehancuran. Bilal juga seorang ahli peperangan baik dalam perencanaan<br />
strategi maupun ketika memimpin pasukan dilapangan. Beliau seorang<br />
ayah penuh kasih sayang dan lemah lembut sekaligus seorang suami yang<br />
benar-benar mewujudkan mawadah warahmah dan ketenteraman dalam<br />
rumah tangganya.<br />
Bilal juga seorang teman yang penuh pengertian seorang karib<br />
(anggota keluarga) yang mulai seorang tetangga yang senantiasa peduli<br />
sesama manusia disekitarnya. Seorang hakim dan penguasa yang hatinya<br />
selalu dipenuhi oleh kepentingan rakyatnya. Beliau menjenguk mereka<br />
51<br />
ketika sakit dan membimbing mereka menuju hidayah dengan penuh kasih<br />
sayang itu pula yang membuat para sahabat rela mengorbankan segala<br />
sesuatu demi membela Rasulullah .<br />
Selain itu nabi juga terus memperluas dakwahnya sebagaimana<br />
yang telah disaksiskan oleh dunia. Dakwah yang mampu menegakkan<br />
eksistensi kemanusiaan secara utuh. Manusia telah melihat sendiri betapa<br />
Rasulullah mempunyai sifat diatas keseluruhannya. Mereka percaya<br />
terhadap kebenaran prinsip-prinsip yang konkrit yang dibawakan oleh<br />
beliau karea mereka langsung melihat dengan mata kepalanya sendiri.<br />
Pelaksanaan dari prinsip-prinsip tersebuty bukan sekedar membacanya<br />
dari buku tapi melihat manusianya sehingga jiwa mereka tergerak dan<br />
perasaan mereka bergelora untuk meneladani Rasulullah sesuai dengan<br />
kemampuan meraka masing-masing. Nabi adalah teladan paling mulia<br />
bagi manusia sepanjang sejarah belia adalah seorang murabbi (pembina)<br />
yang menuntun manusia dengan perilaku pribadinya sebelum ucapannya.<br />
Semua itu tergambar baik dalam Al Qur’an yang turun kepadanya maupun<br />
melalui hadits-haditsnya dan prinsip menampilkan keteladanan sebelum<br />
menyeru ini masih tetap berlaku selama langit dan bumi masih ada. (Abdul<br />
Azizi, 2000: 205-206)<br />
2. Mengikat hati sebelum menjelaskan<br />
Sesungguhnya dakwah itu tegak di atas hikmah, yang salah satu<br />
maknanya adalah muqtadhal haal (menyesuaikan keadaan) Ali bin Abi<br />
Tholib mengatakan : “Sesungguhnya hati manusia itu kadang-kadang<br />
52<br />
menerima dan kadang-kadang menolak, maka apabila hati bawalah dia<br />
untuk melakukan nawafil (amalan-amalan sunnah) dan apabila hati itu<br />
sedang menolak, maka pusatkanlah (cukupkanlah) untuk melakukan<br />
faraidh (yang wajib-wajib)” (Abdul Aziz, 2003: 293).<br />
3. Mengenal sebelum memberi beban<br />
Abdul Aziz (2000: 294) menyatakan bahwa setiap dakwah harus<br />
melampaui tiga tahapan yaitu : (1) tahapan mengenal pola pikir, (2)<br />
tahapan pembentukan selaksi pendukung dan kaderisasi serta pembinaan<br />
anggota dakwah, (3) tahapan aksi dan aplikasi.<br />
Apabila seorang dai tidak mengetahui tahapan yang sedang dilalui<br />
dan dimana dia sedang berinteraksi dengan mad’u niscaya dia akan<br />
mencampur adukkan antara yang satu dengan yang lainnya karena setiap<br />
marhalah itu memiliki karakter dan tuntunan serta uslub dakwahnya<br />
tersendiri. Meski bisa saja ketiga marhalah tersebut berjalan secara<br />
bersamaan artinya saling mendukung. Memang seorang dai itu tugas<br />
pokoknya adalah mengenalkan dakwah kepada orang lain, tetapi pada saat<br />
yang sama ia juga harus memilah dan memilih mad’u dan yang sama juga<br />
harus mampu mentakwim dan menata meraka dalam lapangan amal.<br />
4. Bertahap dalam pembebanan<br />
Segala periantah dan larangan yang berkaitan dengan salah satu<br />
kaidah tashawwur imami masalah negatif aqidah sejak awal Islam bersikap<br />
dengan sikap tegas akan tetapi jika perintah dan larangn itu berkaitan<br />
53<br />
dengan tradisi adab atau kondisi sosial yang sulit maka Islam bersikap<br />
lumak dan menyelesaikan masalah itu dengan mudah dan memudahkan.<br />
Bertahap serta mempersiapkan situasi dan kondisi untuk menerapkannya<br />
seperti diharamkannya khamar dan minuman keras, perjudian, perbudakan<br />
dan yang lain-lainnya. Prinsip tadarruj (bertahap) ini merupakan prinsipprinsip<br />
asasi dalam berdakwah hingga manusia memahami manusia itu<br />
sesuai degan kemampuan akalnya dan menerima dengan hatinya (Abdul<br />
Aziz, 2000: 295)<br />
5. Memudahkan bukan menyulitkan<br />
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dari Nabi Saw bersabda :<br />
يسِّرا و َ لا تعسِّرا وبشِّرا و َ لا تنفِّرا (رواه البخارى)<br />
“Permudahkanlah, jangan dipersulit, besarkan hati jangan membuat<br />
orang lari.”(HR. Bukhari)<br />
6. Yang pokok sebelum yang cabang<br />
Seorang dai dalam menyampaikan suatu ceramah hendaknya yang<br />
pokok-pokok dahulu atau ibadah-ibadah wajib dahulu sebelum<br />
menyampaikan ibadah sunah.<br />
7. Membesarkan hati sebelum memberi ancaman<br />
يسِّرا و َ لا تعسِّرا وبشِّرا و َ لا تنفِّرا (رواه البخارى)<br />
“Permudahkanlah, jangan dipersulit, besarkan hati jangan membuat<br />
orang lari.”(HR. Bukhari)<br />
8. Memahamkan bukan mendekte (asal perintah)<br />
54<br />
Inilah sebetulnya tugas utama seorang dai yaitu memahamkan<br />
umat tentang ajaran-ajaran Islam, bukan hanya mendekte (asal perintah).<br />
9. Mendidik bukan menelanjangi<br />
Seorang dai mempunyai peran yang komplek, biasa sebagai<br />
seorang bapak, murobbi dan guru, sehingga dengan bebarapa peran<br />
tersebut seorang dai harus bisa mendidik mad’unya (umat), sesuai dengan<br />
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.<br />
10. Muridnya guru, bukan muridnya buku<br />
Dalam menyampaikan pesan seorang dai rujukan pertama bukanlah<br />
buku, tapi ilmu-ilmu yang ia dapatkan dari gurunya.<br />
Diantara kesalahan paling medasar yang dilakukan oleh sebagian<br />
dai muda adalah mengambil nash-nash Al Qur’an maupun hadits secara<br />
langsung dan berguru kepada buku tanpa merujuk pada orang alim yang<br />
membidangi hal itu atau kembali pada seorang dai yang ahli yang bisa<br />
menjelaskan kepadanya tentang kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi<br />
berupa pemahaman dan apa yang ia tidak mengetahuinya berupa fiqih<br />
dengan alasan Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al Qomar ayat 17:<br />
Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran<br />
untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil<br />
pelajaran?” (Depag RI, 1987: 879)<br />
Mengenai makna ayat di atas, Oemar Bakry (1996: 1059)<br />
menjelaskan bahwa mehami Al Qur’an tidak susah, tidak sulit mengambil<br />
pengertian, Al Qur’an enak dibaca, dapat menenangkan hati bagi yang<br />
55<br />
mendengarkannya dan menjadi petunjuk serta rahmat yang dapat<br />
dinikmati bagi yang mempelajarinya.<br />
E. Unsur-Unsur Dakwah<br />
1. Subjek dakwah<br />
Subjek dakwah adalah orang yang melakukan dakwah dalam hal<br />
ini bisa perorangan (individu) bisa juga kelompok organisasi. Allah<br />
berfirman dalam Surat Ali Imran : 104 :<br />
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang<br />
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan<br />
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang<br />
beruntung”. (Depag RI, 1987: 93)<br />
Ayat ini menunjukkan bahwa dakwah adalah wajib karena terdapat<br />
“lam amar” dalam kalimat “Wal takun” sedangkan laimat “min kum”<br />
menunjukkan “fardu kifayah”, maka seluruh umat Islam diperintahkan<br />
agar sebagian mereka melaksanakan klewajiban ini.<br />
Kewajiban berdakwah juga disebutkan dalam Qur’an Surat Al<br />
Ashr ayat 1-3 :<br />
Artinya:<br />
1. Demi masa.<br />
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,<br />
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal<br />
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan<br />
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.<br />
(Depag RI, 1987: 1099)<br />
56<br />
Berdasrkan uraian di atas, berarti kita diwajibkan untuk berdakwah<br />
dan sabar dalam menghadapi dalam cobaan dan sabar juga dalam<br />
melaksanakan ketaatan kepada Allah jadi sesungguhnya setiap muslim<br />
membawa tugas untuk menyampaikan Islam pada seluruh manusia<br />
sehingga manusia dapat bernaung dibawah naungan Islam.<br />
Dakwah adalah tangg7ung ajwab setiap muslim yang dituntut<br />
untuk berpartisipasi. Rasulullah bersabda :<br />
بَلغ وا عنِى َل وَايْة<br />
Artinya: “Sanpaikan daripadaku walau satu ayat” (H.R. Bukhari)<br />
2. Obyek dakwah<br />
Dalam ayat Al Qur’an cukup banyak disebutkan bahwa dakwah<br />
ditunjukkan kepada seluruh manusia semangat ini akan melandasi<br />
terjadinya penyebaran Islam yang menyeluruh disegala penjuru, namun<br />
demikian dakwah Islam tidak hanya terbatas pada manusia saja tetapi<br />
kepada bangsa jin sebagai mana yang telah dilakukan oleh Nabi Saw,<br />
sedangkan dakwah kepada alam adalah membangun dan memelihara alam<br />
tersebut. Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 125 :<br />
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]<br />
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang<br />
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui<br />
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih<br />
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Depag RI,<br />
1987: 142)<br />
57<br />
Dari sini jelaslah bahwa sasarab dakwah Islam adalah seluruh<br />
manusia tidak ada pengecualian baik yang sudah Islam maupun belum.<br />
3. Materi dakwah<br />
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan yang<br />
dicapai namun secara global dapat dikatakan bahwa materi dakwah dapat<br />
diklasifikasikan menjadi empat hal pokok:<br />
a. Masalah keimanan (aqidah)<br />
b. Masalah keislaman (syariat)<br />
c. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah)<br />
d. Mengetahui sejarah hidup Nabi Saw, perjuangan suka duka rintangan<br />
yang dihadapi dalam berdakwah.<br />
4. Metode dakwah<br />
Metode dakwah yaitu cara yang dapat digunakan untuk<br />
menyampaikan pesan dakwah agar mudah dimengerti dan dipahami.<br />
Adapun metode dakwah secara garis besar ada yang pengertian yang<br />
selama ini hidup dalam pemikiran dakwah yaitu :<br />
a. Metode dakwah diberi pengertian tentang tabligh, penyiaran ceramah,<br />
penerangan agama yakni dakwah bil lisan<br />
b. Metode dakwah diberi pengertian semua kegiatan usaha untuk<br />
merealisir ajaran Islam dan semua segi kehidupan manusia disebut<br />
dakwah bil hal.<br />
58<br />
F. Dinamika Sosial Dakwah<br />
Dakwah Islam memihak pada kebenaran; al-haq dan ma'ruf karena hal<br />
tersebut yang sesuai dengan fitrah manusia. Dakwah dalam prakteknya<br />
merujuk kepada fitrah manusia karena dalam fitrah itu ada kebenaran yang<br />
dengan begitu kebenaran akan hadir pada diri mad'u dan diterimanya dengan<br />
ketulusan. Maka, dalam dakwah tidak ada paksaan, tidak ada tipu muslihat,<br />
tidak ada pengkaburan kesadaran penciptaan prakondisi negatif lain yang<br />
dapat mendorong pada penerimaan dakwah secara paksa. Jadi hakekat dakwah<br />
adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri yang tidak lain adalah<br />
jalan Allah serta mengajak manusia kembali kepada fungsi dan tujuan hakiki<br />
keberadaannya dalam bentuk mengimani ajaran kebenaran dan<br />
mentransformasikan iman menjadi amal sholeh. (Sultan, 2003 : 56)<br />
Di dalam proses kegiatan dakwah terdapat beberapa faktor yang<br />
menyebabkan kegiatan dakwah dapat berlangsung dengan baik, yaitu sebagai<br />
berikut :<br />
1. Pelaksanaan dakwah/juru dakwah<br />
Faktor ini merupakan kunci dakwah oleh karena ia bagaikan orang<br />
yang memegang alat dakwah. Di tangannya dakwah memperoleh<br />
keberhasilan atau kegagalan. Adapun tiga hal yang perlu diperhatikan oleh<br />
juru dakwah dalam berdakwah yakni : (a) corak kemajemukan (pluralitas)<br />
masyarakat suatu bangsa adalah ke-bhinekaan dalam beberapa aspek<br />
kehidupan yang meliputi ideologi, sosio-kultural, agama, suku, bahasa,<br />
politik dan sebagainya (b) adanya perubahan sosial (sosial change) dimana<br />
59<br />
nilai-nilai kebudayaan dan agama cepat atau lambat harusa dapat secara<br />
normatif kultural mengontrol dan menjiwai (c) corak kahidupan psikologis<br />
masyarakat modern dan yang belum modern. Semakin modern suatu<br />
kehidupan masyarakat maka semakin kompleks pula kehidupan<br />
psikologisnya dan semakin banyak menuntut sistem pendekatan yang<br />
bersifat antar ilmu dengan dilatarbelakangi dengan prinsip-prinsip<br />
pendangan yang dalam dan luas. (Arifin, 2000: 2)<br />
2. Sasaran dakwah, yang meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) sasaran yang<br />
menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat sosialekonomis<br />
(b) sasaran yang berupa kelompok masyarakat dilihat dari segi<br />
sosial-kultural (c) sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat<br />
dari segi sosiologis berupa masyarakat pedesaan ataupun masyarakat<br />
perkotaan.<br />
3. Lingkungan dakwah adalah suatu yang besar pengaruhnya bagi<br />
perkembangan sasaran dakwah baik individu maupun kelompok serta<br />
kebudayaannya.<br />
4. Media dakwah adalah faktor yang menentukan kelancaran proses dakwah<br />
dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang maksimal.<br />
5. Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses<br />
yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten (Arifin, 2000: 67)<br />
Namun dalam proses faktor-faktor tersebut diperlukan adanya sistem<br />
interaksi sosial yang terarah secara sistematis dan konsisten, sehingga<br />
terbentuklan pada hubungan yang bersifat interaksional (saling mempengaruhi<br />
60<br />
antar satu faktor dengan yang lainnya dalam konteks kebenaran). Salah satu<br />
naluri manusia dalah makhluk sosial dengan kecenderungan untuk hidup<br />
bermasyarakat. Di dalam interaksional terjadi suatu proses belajar mengajak di<br />
antara manusia, di mana dalam proses dakwah merupakan permulaan yang<br />
fundamental bagi kesuksesan dakwah. Interaksional dapat terjadi dalam<br />
kelompok-kelompok sosial maupun dua orang atau dalam bentuk self-reaksi<br />
atau self response. (Arifin, 2000 : 2-3)<br />
Perubahan sosial adalah perubahan dalam segi struktur dan hubungan<br />
sosial. Perubahan sosial bergerak melalui rekayasa sosial yang dimulai dari<br />
perubahan individual, baik dalam cara berfikir maupun bersikap. Dalam<br />
konteks dakwah, arah perubahan yang dituju adalah pembentukan khairu<br />
ummah. Hal itu diawali dengan pembentukan khairu bariyyah, yaitu dengan<br />
mentransformasikan iman ke dalam amal shaleh, kemudian mengembangkan<br />
amal saleh individual ke dalam amal shaleh sosial.<br />
Dalam pengertian tersebut di atas pembentukan ke arah khairu ummat,<br />
da'i (juru dakwah) dalam proses dakwahnya dapat dikatakan sebagai solusi<br />
atas problem-problem sosial yang dihadapi masyarakat, dalam konteks<br />
penegakan keadilan dan kebenaran. (Sulthon, 2003 : 135-138)<br />
Menurut Jalaludin Rakhmat (1999: 48), ada tiga macam cara<br />
bagaimana Rasulullah Saw merekayasa umat yaitu :<br />
1. Al-Kitab, yaitu mengembalikan umat manusia pada fitrah kemanusiaan<br />
dan nilai-nilai Ilahiyah.<br />
61<br />
2. Al-Mizan, yaitu mengembangkan argumentasi rasional dan akal sehat agar<br />
tercipta kejernihan pola pikir.<br />
3. Al-Hadid, yaitu berusaha memiliki kekuasaan yang sepenuhnya digunakan<br />
untuk menegakkan keadilan sesuai perintah Allah SWT.<br />
Sedangkan menurut Amrullah Akhmad ada tiga tahapan dakwah yang<br />
dilakukan Rasulullah ketika berdakwah, yang mana tahapan ini dapat di<br />
contoh oleh para da'i, antara lain tahap takwin, tandzim, dan pendelegasian.<br />
Tahap takwin adalah tahap pembentukan masyarakat dakwah dalam<br />
bentuk internalisasi dan sosialisasi ajaran tauhid. Tahap ini dimulai dari<br />
"ittishal fardhi" yaitu keluarha terdekat lalu "ittishal jama'I" yaitu masyarakat<br />
pada umumnya. Kegiatan dakwah dimulai dari dakwah bil-lisan (tabligh) dan<br />
dakwah bil-hal (pengembangan masyarakat, internalisasi dan sosialisasi itu<br />
merupakan pembebasan masyarakat dari tata sosial dan budaya "tughyan",<br />
yaitu model budaya jahiliyah dengan adanya penindasan, perbudakan,<br />
pelestarian jurang pemisah yang dibiarkan semakin menajam dalam<br />
stratifikasi sosial. Dalam tahapan ini, baiat aqabah merupakan inti pendorong<br />
yang signifikan, karena mereka yang ikut bai'at membentuk masyarakat kecil<br />
sebagai basis komunitas dalam membentuk masyarakat yang khairu ummah.<br />
Tahap kedua dalah tandzim (tahap penataan dakwah). Tahap ini<br />
merupakan hasil internalisasi dan sosialisasi pada tahap pertama. Tahap<br />
tandzim mengambil bentuk institusionalisasi Islam, yang diawali dengan<br />
hijrah nabi. Dalam tahap ini proses dakwah adalah proses pembebasan dalam<br />
arti pembentukan ide tauhid sebagai pengganti ide bathil, sedang dalam<br />
62<br />
tandzim, pembagian itu benar-benar dalam pengertian pemutusan secara fisik<br />
dan non fisik dari keterikatan pada tata sosial tughyan menuju tata sosial<br />
tauhid. Dalam tahap ini sub tahapnya meliputi pembangunan masjid,<br />
pembentukan lembaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basyariyah (Piagam<br />
Madinah).<br />
Tahap ketiga adalah tahap pelepasan dan kemandirian. Tahap ini<br />
direpresentasikan dalam penyelenggaraan haji wada' yaitu ketika masyarakat<br />
Islam yang dibangun Rasulullah telah siap menjadi masyarakat yang mandiri.<br />
Dakwah Islam diharapkan mampu merubah situasi masyarakat yang<br />
lebih baik, rahmatan lil al-alamin. Jadi dalam konteks ini fungsi-fungsi<br />
dakwah menurut targetnya dapat dibedakan sebagai berikut :<br />
1. I'tiyadi, yaitu ketika target dakwah adalah normalisasi tata nilai yang telah<br />
ada, hidup dan berkembang di suatu komunitas agar tata nilai itu kembali<br />
kepada nilai-nilai keislaman.<br />
2. Muhharriq, ketika target dakwah berupa peningkatan tatanban sosial yang<br />
sebenarnya sudah islami agar semakin meningkat lagi nilai-nilai<br />
keislaman hidup dalam komunitas tersebut.<br />
3. Iqaf, ketika target dakwah adalah upaya preventif dengan sejumlah<br />
petunjuk yang relevan agar komunitas tersebut tidak terjerumus dalam<br />
kebhatilan.<br />
4. Tahrif, ketika target dakwah adalah upaya membantu untuk ikut<br />
meringankan beban penderitaan akibat problem-problem yang secara riil<br />
telah mempersulit kehidupan komunitas. (Sulthon, 2003 : 135)<br />
63<br />
BAB III<br />
RIWAYAT HIDUP RASULULLAH MUHAMMAD SAW<br />
A. Masyarakat Arab Pra-Islam dan Kelahiran Rasulullah<br />
Jazirah Arab merupakan bangsa yang plural dengan berbagai suku<br />
keyakinan (agama), dan kelompok-kelompok sosial yang dimiliki dengan kata<br />
lain pluralisme adalah realitas yang tidak terbantahkan di Jazirah Arab pra-<br />
Islam. Terletak di barat daya Asia, dengan jumlah penduduk sekitar<br />
12.000.000 jiwa, terbagi menjadi delapan bagian dan terdapat berbagai sukusuku<br />
Arab yang berserak di Jazirah Arab masing-masing terbagi dalam<br />
kelompok sosial yang memiliki keyakinan ataupun agama yang berbeda<br />
(Amaly, 1986: 11).<br />
Jazirah Arab terbagi menjadi delapan bagian yaitu: Hijaz, Yaman,<br />
Hadramaut, Daerah Muhrah, Daerah Umman, Haza, Nejd, serta Daerah<br />
Ahqaf. Kota Mekah dan Madinah adalah bagiand ari Hijaz. Kekuasaan Jazirah<br />
Arab tunduk kepada bangsa Quraisy yang terbagi dalam 10 golongan yaitu; a)<br />
suku Quraisy dari Bani Adi Umar bin Al Khathab, b) suku Quraisy dari Bani<br />
Hushaish, Harits bin Qais, c) suku Quraisy dari Bani Yaqtah, Khalid bin<br />
Walid, d) suku Quraisy dari Bani Taim, Abdullah bin Usman, e) suku Quraisy<br />
dari Bani Qushai, Asad bin Abdul Azza, f) suku Quraisy dari Bani Thalhah,<br />
Ustman bin Thalhah, suku Quraisy dari Bani Abdul Muthalib, Abbas bin<br />
Abdul Muthalib, g) suku Quraisy dari Bani Naufal, Harits bin Amr, h) suku<br />
Quraisy dari bani Harb bin A Syamsin, Abu Sufyan bin Harb, j) suku Quraisy<br />
64<br />
dari Bani Harb bin Sufwan dan masing-masing dari mereka tergolong dalam<br />
kelompok sosial antara golongan bangsawan dan golongan rakayt biasa di<br />
negeri Arab banyak orang-orang Yahudi, orang Kristen dan orang-orang<br />
Majusi serta orang-orang yang tidak beragama.<br />
Bangsa Arab dulunya mengikuti agama Nabi Ibrahim a.s. agama tauhid,<br />
namun lama kelamaan berganti dengan agama buatan sendiri akibat mengikuti<br />
prasangka-prasangka, angan-angan dan khayalan.<br />
Plurarisme bangsa Arab pra- Islam merupakan instrumen dari<br />
kemajemukan masyarakat Arab yang bisa menjadi persoalan krusial.<br />
Kerusakan-kerusakan yang parah dibidang agama, politik, sosial, dan<br />
ekonomi. Pada abab VI M menunjukkan bahwa individualisme “pengaruh<br />
aku” yang mengakibatkan krisis akhlak melanda kepada masyarakatnya, maka<br />
dari itulah Allah SWT mengutus Muhammad Saw untuk menyempurnakan<br />
“akhlak” hormat diri yang mulia (Amaly, 1986: 29)<br />
Kerusakan di bidang agasma fitrah ialah kebanyakan masyarakat<br />
membuat “dasar hidup” sendiri berdasarkan akal saja dengan pengaruh<br />
lingkungan hidup serta “rasa kepuasannya” mereka enggan menganut agama<br />
Allah SWT (agama fitrah: Islam) sehingga berakibat mereka menyekutukan<br />
Allah SWT dengan sesuatu makhlak lain. Kerusakan dibidang politik terletak<br />
pada terhapusnya rasa “keadilan” oleh karena mereka membuat tata negara<br />
“menurut kemauan pandangan akal pikirannya” tanpa mengindahkan tata<br />
negara.<br />
65<br />
Tuhan memiliki hak mutlak alam semesta ini dan kerusakan di bidang<br />
sosial adalah terlihat pada masyarakat akan keburukan-keburukan jiwa yang<br />
amat buruk lantaran rakyat biasa (kaum dhu’afa) terlalu dikendalikan oleh<br />
bangsawan-bangsawan atau oleh atasan-atasan sehingga jiwa mereka tidak<br />
mempunyai kebebasan. Adapun kebiasaan yang buruk mengubur anak wanita<br />
hidup-hidup yang kaya memeras yang miskin, yang berkuasa menginjak-injak<br />
rakyat jelata sehingga sifat prikemanusiaan “menjadi terhapus”. Sedangkan<br />
kerusakan dibidang ekonomi adalah negara tidak subur dan makmur lantaran<br />
biaya-biaya pelenggaraan negara dan berbagai macam pajak yang tinggi<br />
nilainya dibebankan di atas pundak rakyat. Sehingga kekuatan rakyat menjadi<br />
lemah dan timbul berbagai macam mala petaka ataupun bencana yang<br />
menimpa mereka. Demikianlah pluralisme negara Arab sebelum Islam yang<br />
mempunyai potensi konflik yang besar (Amaly, 1986: 31)<br />
Di tengah-tengah masyarakat dengan kondisi seperti itulah Allah<br />
mengutus Nabi Muhammad Saw. Ia membawa wahyu yang menjadi landasan<br />
segala sikap dan perilakunya. Nabi Muhammad Saw, tidak membawa tugas<br />
untuk menghapuskan wahyu-wahyu sebelumnya, akan tetapi unuk<br />
memberikan konfirmasi kepada wahyu tersebut. Selain itu untuk menolak<br />
perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam kitab-kitab suci sebelumnya.<br />
Beliau ditugaskan untuk memurnikan ajaran nabi-nabi sebelumnya dari<br />
pemalsuan-pemalsuan serta mengembangkan dan menyempurnakan, agar<br />
dapat sesuai dengan seluruh manusia pada segala zaman dan segala tempat<br />
(Subky, 1995: 32).<br />
66<br />
Firman Allah : Q.S. at-Taubah: 33:<br />
Artinya : “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa)<br />
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk<br />
dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang<br />
musyrikin tidak menyukai.” Q.S. At-Taubah: 33)<br />
Beliau tuanku Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah)<br />
bin Hasyim (Amru) bin Abdul Manaf (Al Mughirah) bin Qusyhay (zaid) bin<br />
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An<br />
Nadhr bin Kinanah bin Khuzaenah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar<br />
bin nizar bin Mo’ad bin Adnanm sampai di sinilah terhenti nasab yang sahih<br />
dari arah ayahnya.<br />
Ibunya Amirah bin Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin<br />
Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr nasab ibu dan nasab ayahnya<br />
bertemu pada kilab bin murroh. Ayahnya Abdullah meninggal di Medinah dan<br />
dimakamkan di sana pula dalam perjalanannya pulang dari Ghazah negeri<br />
syam. Ketika itu Rasullah Saw dalam kandungan ibunya dua bulan (Ibrahim,<br />
1991: 1-2)<br />
Rasulullah Saw lahir di waktu menjelang fajar subuh, hari senin, tanggal<br />
12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (20 April 571 M), dizaman Raja Persi Kisra<br />
Anu Syarwan yang adil di kota Mekah tepatnya pada sebuah rumah di Safa<br />
kepunyaan Muhammad bin Yusuf; dijadikan masjid ketika orang naik haji.<br />
Tahun kelahiran Rasulullah Saw disebut tahun Gajah karena menjelang<br />
lahirnya beliau beberapa minggu kemudian gubernur Negus (Raja Abessinia),<br />
Abrahah bin Al-Asyram yang membangun gereja besar lagi indah di Shoria,<br />
67<br />
ibu kota negeri Yaman yang belum pernah dibangun oleh raja-raja<br />
sebelumnya, hendak menghancurkan Ka’bah dengan tentara bergajah<br />
sebanyak 12 tentara. Namun usaha mereka tidak berhasil lantaran belum<br />
sampai di kota Mekah baru sampai dekat “Arafah”, mereka diserang oleh<br />
burung-burung yang berbondong-bondong (burung Ababil), yang melempari<br />
mereka dengan batu-batu kecil dari tanah yang terbakar sehingga mereka<br />
musnah semuanya. Itulah yang tersebut di dalam Al Qur’an surat Al Fil (surat<br />
gajah), yang bunyinya:<br />
Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu<br />
telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia<br />
telah menjadikan tipu daya mereka (untuk<br />
menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? dan Dia<br />
mengirimkan kapada mereka burung yang berbondongbondong,<br />
yang melempari mereka dengan batu (berasal)<br />
dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka<br />
seperti daun-daun yang dimakan (ulat) (Q.S. Al-Fill: 1-5)<br />
Rasulullah Saw adalah keturunan bangsawan karena baik dari keluarga<br />
ayah dan ibu, keduanya termasuk golongan bangsawan yang dihormati di<br />
kalangan kabilah-kabilah Arab. Setelah beliau lahir, beliau menetek kepada<br />
Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyyah. Demikian itu adat kebiasaan bangsa<br />
Arab, mereka mencari wanita upahan untuk menyusui anak-anaknya, agar<br />
anaknya cerdas. Banyak wanita dari Bani yang mencari anak-anak susuan,<br />
tetapi yang disukai Rasulullah Saw diantara mereka ialah Halimah.<br />
68<br />
B. Pengalaman Hidup Rasulullah Saw<br />
Rasulullah Saw umur enam tahun oleh ibunya dibawa keluar ke pamanpamannya<br />
dari arah ibunya di Madinah, kemudian ibunya Aminah binti<br />
Wahab meninggal di desa Abwa, suatu tempat yang terletak antara Makkah<br />
dan Medinah dan dimakamkan disana pula. Ketika itu ibunya berusia tiga<br />
puluh tahun. Dua tahun sesudah itu meninggal pula neneknya Abdul Muthalib<br />
yang mengasuhnya itu. Setelah Muhammad Saw berusia 8 tahun neneknya<br />
meninggal, kemudian beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, saudara<br />
ayahnya. Ketika Rasulullah Saw di tangan Abu Thalib, beliau sering dibawa<br />
bepergian oleh Abu Thalib ke negeri Syam, untuk berdagang. Sebelum sampai<br />
di negeri Syam di suatu tempat yaitu Bushra, bertemu dengan Rahib (pendeta<br />
Nasrani); Buhairo. Ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah Saw<br />
dan menasehati untuk segera kembali ke Makkah, akrena kalau kaum Yahudi<br />
mengenalinya tentu akan mencelakakannya, Abu Thalib kemudian segera<br />
menyelesaikan dagangannya dan segera kembali ke Mekah (Amali, 1986: 36).<br />
Setelah usia Rasulullah Saw, menginjak empat belas tahun, terjadi<br />
“Perang Fijr” antara suku Quraisy dan suku Kinanah pada suatu pihak dan<br />
suku Qis Ilan di lain pihak. Peristiwa ini terjadi di “Nakhlah”, suatu tempat<br />
suci yang tidak boleh dicemari dengan peperangan dan pertumpahan darah.<br />
Rasulullah membantu pemannya dengan kaum Quraisy kalaulah tidak ada<br />
perdamaian. Setelah Abdul Muthalib wafat, kota Makkah mengalami<br />
kemudnuran, kehancuran terjadi diseluruh pelosok kota. Untuk<br />
menanggulangi hal tersebut para pemuka Bani Hasyim, Bani Muthalib, Bani<br />
69<br />
Asad bin Uzza, Bani Zuhroh bin Kilab dan Bani Tamim bin Murrah<br />
mengadakan musyawarah di rumah Abdullah bin Juda’an. Hasil musyawarah<br />
tersebut adalah suatu kesepakatan berupa sumpah yang ada dalam sejarah<br />
(fudhul), yang isinya adalah “Tidak seorangpun yang akan teraniaya di kota<br />
Makkah baik oleh penduduk Makkah sendiri ataupun oleh orang lain. Barang<br />
siapa teraniaya harus dibela bersama-sama”. (Amaly, 1986: 37).<br />
Setelah dewasa, Rasulullah Saw berusaha hidup mandiri untuk<br />
mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena beliau dikenal sebagai pemuda yang<br />
rajin dan jujur maka seorang janda bernama Khadijah binti Khuwalid, seorang<br />
bangsawan dan pedagang kaya memberi kepercayaan untuk membawa barang<br />
dagangannya ke negeri Syam. Perjalanan niaganya disertai oleh seorang<br />
pembantu Khadijah yaitu Maisaroh. Beliau dipilih sebagai komisioner,<br />
lantaran sifat-sifat Rasulullah Saw, kepercayaan, kejujuran dan sifat dan<br />
pembawaannya baik, akhlak yang terpuji maka, oleh kaumnya beliau dikenal<br />
sebagai “Al Amin” (orang yang terpercaya). Jual belinya sangat maju dan<br />
mendapat keuntungan yang besar.<br />
Bebera waktu setelah Rasulullah Saw pulang dari perjalanan ke negeri<br />
Syam itu, datanglah lamaran dari Khadijah untuk menjadi suaminya.<br />
Kemudian hal itu disampaikan kepada pamannya, Abbas bin Abu Thalib<br />
setelah dicapai kesepakatan pernikahanpun dilangsungkan. Ketika itu<br />
Rasulullah Saw berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.<br />
Khadijah adalah istri pertamanya. Khadijah mendampingi Rasulullah Saw<br />
dengan setia dan menyertainya. Dari perkawinan yang diberkati Allah SWT<br />
70<br />
tersebut, beliau dikaruniai empat orang putri dan dua orang putra, yaitu: 1.<br />
Qasim, 2. Zaenab, 3. Ruqayyah, 4. Ummu Kulsum, 5. Fatimah, 6. Thayib.<br />
Kedua putranya meninggal ketika masih kanak-kanak di masa Jahiliyah.<br />
Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, beliau diambil oleh orang Quraisy<br />
unuk memperbaharui pembinaan Ka’bah. Ka’bah itu pernah terbakar dan<br />
rusak pondasinya lantaran banjir. Ketika akan meletakkan “Hajrul Aswad”<br />
ditempatnya semula, terjadi perselisihan. Orang-orang yang mulia yang boleh<br />
meletakkan Hajrul Aswad itu di tempatnya semula. Perselisihan itu hampir<br />
menimbulkan peperangan, dan dapat dihentikan oleh orang yang mula-mula<br />
masuk dario pintu Bani Syaibah. Kiranya Muhammad orang yang mula-mula<br />
masuk melalui pintu itu. Oleh karena itu Muhammad dipilih sebagai hakim<br />
untuk menyelesaikan perselisihan mereka itu. Oleh Muhammad<br />
dibentangkannya ridaknya yakni kain kudung penutup kepalanya dan<br />
diletakkan Hajrul Aswad itu di atasnya, dan menyuruh tiap-tiap kabilah itu<br />
mengambil ujung ridak itu, sehingga Hajrul Aswad itu terangkat sama tinggi<br />
dengan tangan masing-masing kabilah itu dan meletakkan pada tempatnya<br />
semula (Amali, 1986: 38-39).<br />
Karim (1990: 55) berpendapat bahwa pengagungan Ka’bah sebagaimana<br />
yang ditradisikan dikalangan muslim merupakan warisan dari suku-suku Arab,<br />
masyarakat Arab yang pluralistik sepakat untuk menyucikan Ka’bah yang ada<br />
di Mekah karena pada masa pras Islam terdapat 21 Ka’bah di semenanjung<br />
Arab.<br />
71<br />
C. Kepribadian Rasulullah Saw<br />
Rasulullah Saw, memiliki kepribadian yang terpuji. Hal itu tampak sejak<br />
masih kanak-kanak samai dewasa sebelum diangkat sebagai Rasul Allah<br />
SWT. Semasa kecil beliau terpelihara dari hal-hal yang tercela. Beliau<br />
mendapatkan kemampuan berbahasa Arab yang baik. Beliau memiliki sifat<br />
sidik, amanah, fathonah, sifat-sifat yang telah dimilikinya sebelum diutus<br />
menjadi Rasul. Maka layaklah bila kemudian masyarakat memberi gelar<br />
kepada beliau “Al-Amin” karena kejujuran dan kemuliaan akhlaknya. Beliau<br />
juga selalu berkata dengan halus dan bersikap lemah lembut, serta orang yang<br />
rajin dan suka bekerja keras. Beliaupun sering berdo’a memohon kepada Allah<br />
SWT agar senantiasa diberiokan petunjuk dan terpelihara akhlaknya dari<br />
perbuatan tercela (Shalabi, 1992: 352)<br />
Al-Hasan bin Ali k.w. menceritakan bahwa: Husein (saudaranya)<br />
berkata: “Aku bertanya kepada ayahku (Ali bin Abi Thalib) tentang perilaku<br />
Nabi Saw pada shahabat-shahabatnya”. Ayahku berkata: “Rasulullah Saw<br />
adalah orang yang bermuka manis, lembut budi pekertinya, tawadhu’ tidak<br />
bengis, tiada kasar, tiada bersuara keras, tiada berlaku keji, tidak suka mencela<br />
dan juga tiada kikir. Beliau membiarkan (tidak mencela) apa yang tidak<br />
disenanginya. Beliau tidak menjadikan orang yang mengharapkan<br />
(pertolongannya) menjadi putus asa, tiada pula menolak untuk itu. Beliau<br />
tinggalkan dirinya dari tiga perkara, yaitu: dari perbantahan, menyobongkan<br />
diri dan dari sesuatu yang tidak selayaknya.<br />
72<br />
Beliau tinggalkan orang lain dari tiga perkara, yaitu; beliau tidak<br />
mencela seseorang, beliau tidak membuat malu orang dan beliau tidak mencari<br />
keaiban orang. Beliau tidak bicara melainkan pada sesuatu yang diharapkan<br />
ada baiknya. Beliau berbicara semua orang dimajlisnya tertunduk, seolah-olah<br />
kepala mereka dihinggapi burung.<br />
Bila beliau diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak ada yang<br />
berbantahan kata di sisinya. Bila ada yang berbicara disisinya, mereka diam<br />
memperhatikannya sampai beliau selesai (berbicara). Yang dipercakapkan<br />
mereka disisinya adalah percakapan yang utama. Beliau tertawa terhadap apa<br />
yang mereka tertawakan. Beliau merasa takjub terhadap apa yang mereka<br />
herankan. Beliau sabar menghadapi orang asing dengan perkataan dan<br />
permintaannya yang kasar (tidak senonoh), sehingga para shahabatshahabatnya<br />
mengharapkan kedatangan orang asing seperti itu karena darinya<br />
mendapatkan manfaat.<br />
Belia bersabda: “Bila kalian melihat orang yang mencari kebutuhannya,<br />
maka bantulah dia”. Beliau tidak mau menerima pujian orang keculai menurut<br />
yang sepatutnya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan seseorang,<br />
kecuali orang itu melanggar batas. Apabila seseorang erbuat itu, maka<br />
dipotongnya pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri<br />
(meninggalkan majlis)” (Tirmidzi, 1993: 279)<br />
Demikian gambaran kepribadian Rasulullah Saw, yang sangat mulia dan<br />
tawadlu’ dan kelemah lembutan. Dengan akhlaq karimah inilah, maka beliau<br />
73<br />
menjadi tauladan terbaik bagi umat muslim disegala tempat dan disegala<br />
jaman.<br />
D. Risalah Muhammad Saw<br />
Allah SWT Rasulullah Saw untuk menyampaikan risalah kerasulannya.<br />
Di dalam diri Muhammad Saw itu terdapat sifat-sifat basiah (alat indera) dan<br />
sifat-sifat ma’nawi (bathin). Kedua sifat ini sudah mendarah daging dan sudah<br />
menjadi tabiat bagi Muhammad Saw. Sejak mula pertama diberikan<br />
kepadanya jiwa yang kuat, budi yang luhur, hati yang suci dan perasaan halus.<br />
Diberikan kekuatan Bashirah (melihat dengan kemampuan bathin) untuk<br />
menembus segala rintangan. Pemberian Allah SWT yang kedua adalah<br />
kebenaran lidah, pikiran tajam, penglihatan jauh dari dosa, kejujuran, kesucian<br />
hati, dan bersifat rahim kepada sesama manusia (Al-Abyadi, 1996: 33)<br />
Manusia menerima hukum Allah SWT melalui medium yang dikenal<br />
sebagai Risalah (kenabian). Misi yang diemban oleh para nabi adalah<br />
menyampaikan firman Allah SWT kepada umat manusia, menda’wahkannya<br />
dan menyebarkan ajaran-ajaran Alllah SWT serta melaksanakannya di dunia.<br />
Hal ini berlanjut sampaidatangnya Nabi Muhammad Saw sebagai nabi terakhir<br />
yang membimbing manusia menuju keselamatan. Bersumber dari misi risalah,<br />
terdapat dua hal yang dapat diterima manusia; a) Al Qur’an (kitab suci dari<br />
Allah SWT yang menjelaskan hukum-hukum-Nya),d an b) Pemberian suri<br />
tauladan dan penafsiran yang benar dari kandungan Al Qur’an oleh Nabi<br />
Muhammad Saw. Prinsip-prinsip yang luas, yang kehidupan manusia harus<br />
74<br />
berdasarkan kepanya, telah disebutkan dalam Al Qur’an. Nabi Muhammad<br />
Saw telah menyusun model kehidupan Islam yang sesuai dengan firman<br />
Allah, dengan praktis melaksanakan hukum Allah dan memberikan detaildetail<br />
penting yang sangat diperlukan. Kombinasi kedaunya ini dalam<br />
termologi Islam disebut sebagai syari’at; hukum tertinggi Islam (Hussain,<br />
1996: 11)<br />
Risalah Rasulullah Saw berisi ajaran Tauhid, kesamaan derajat diantara<br />
manusia dan persaudaraan serta akhlak mulia. Setelah beliau menerima wahyu<br />
pertama beliau kemudian melaksanakan da’wah. Pokok ajaran yang<br />
disampaikan adalah Tauhid; meng-Esakan Allah SWT. Para penyembah<br />
berhala diseru untuk meninggalkan berhala. Ajaran Anthropomorphisme, yaitu<br />
suatu paham yang menyatakan Tuhan dapat menyerupai bentuk manusia<br />
adalah ajaran yang keliru dan menyesatkan. Mereka diajak untuk<br />
membersihkan segala macam bentuk kemusyrikan untuk meng-Esakan dan<br />
menyembah hanya kepada Allah SWT. Beliau menyampaikan risalahnya di<br />
kalangan bangsa Arab yang plural dan keras untuk mengajak merka kepada<br />
kebaikan. Kepada pengikut Zoro Aster dari Persia yang menyakini bahwa<br />
Tuhan itu ada dua, yaitu Ahriman; Tuhan kebaikan dan Ahura Mazda; Tuhan<br />
kejahatan mereka diajak untuk meluruskan keyakinan yaitu hanya bertuhan<br />
kepada Allah SWT. Bagi paham materialisme (menghambakan diri pada<br />
materi/kebendaan) Hedonisme (mengejar kesenangan), sinkretisme (paham<br />
yang mencampuradukkan agama menjadi satu). Areisme (keberadaan tuhan<br />
ada dibenda patung, ataupun pohon besar) mereka diminta menyakini bahwa<br />
75<br />
selain Allah adalah makhluq. Semua yang ada adalah cipaan Allah Tuhan<br />
Yang Maha sa. Kepada yang tidak bertuhan ditanamkan keyakinan bahwa<br />
Tuhan itu ada. Firman Allah SWT, surat Al Baqarah ayat 163, menerangkan<br />
ke-Esaan Tuhan:<br />
Artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada<br />
Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha<br />
Penyayang”. (Q.S. Al Baqarah: 163)<br />
Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah satu<br />
yaitu Allah SWT. Menyekutukan Allah dengan sesuatu adalah dosa besar<br />
yang tidak akan diampuni. Selain tauhid isi dakwah Rasulullah Saw dalam<br />
mengemban risalahnya adalah masalah kesamaan derajat diantara manusia. Di<br />
dalam pandangan Allah SWT manusia itu sama derajatnya yang melebihkan<br />
seorang dari yang lain adalah ketaqwaannya. Firman Allah SWT dalam<br />
Qur’an Surat Al Hujrat ayat 13:<br />
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari<br />
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan<br />
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu<br />
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling<br />
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling<br />
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui<br />
lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al Hujurat: 13)<br />
Untuk memudahkan rislah langit masuk ke dalam hati orang, Rasulullah<br />
Saw telah memilih orang-orang yang akan menuliskan dan membacakan<br />
risalahnya. Untuk itu, beliau mengambil orang-orang yang mempunyai<br />
pengetahuan tentang menulis dan membaca yang jujur dan dapat dipercaya.<br />
Agar supaya jangan ada orang yang menyatakan bahwa risalah yang dibawa<br />
76<br />
Muhammad Saw adalah kutipan dari Kitab Taurat dan Injil;rislah langit yang<br />
turun kepada nabi-nabi sebelumnya. Risalah ini ukan untul dilipat, tapi untuk<br />
diketahui oleh sekalian orang karena ajarannya murni dari Allah SWT (Al-<br />
Abyadi, 1996: 8).<br />
E. Rasul yang Umi<br />
Muhammad Saw, adalah seorang yatim-piatu yang tekun dalam<br />
beribadat. Beliau adalah seorang yang buta huruf (umi) tidak pandai membaca<br />
dan menulis, buktinya, setelah wahyu turun kepadanya, beliau mengambil<br />
orang lain untuk menuliskan wahyu tersebut. Diantara mereka adalah Abu<br />
Bakar Ash Sidik, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, Ali bin Tholib, Zubair<br />
bin Awwam, Ubaiya bin Ka’ab bin Qis, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abi<br />
Sufyan, Muhammad bin Musalamah, Al Arqam bin Arqam, Aban bin Sa’id<br />
bin Ash dan saudatanya Khalid bin Sa’id, Tsabit bin Qais, Hanzalah bin Rabi’,<br />
Khalid bin Walid, Abdullah bin Arqam, Al Mughirah bin Suju’bah, Syurahbil<br />
bin Hasanah. Diantara mereka itu yang paling banyak menulis ialah Zaid bin<br />
Tsabit dan Muawiyah (Ibrahim, 1991: 31-32).<br />
Bukti kedua yaitu ketika peristiwa perang Uhud, Abbas di Mekkah<br />
pernah menulis sepucuk surat kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam isi surat<br />
tersebut memberitahukan bahwa orang Quraisy telah berkumpul dan mereka<br />
ini akan keluar Abbas mengirimkan surat ini dibawa oleh seorang bani<br />
Ghaffar. Ketika orang ini datang membawa surat dari Abbas lalu beliau<br />
memanggil sekretarisnya ‘Ubaiya bin Ka’ab untuk membacakan suratnya.<br />
77<br />
Kalau sekiranya beliau bukan orang yang buta huruf, mengapa beliau<br />
memanggil ‘Ubaiya unuk membacakan suratnya dari Abbas?<br />
Bukti ketiga, yang disebutkan oleh ahli-ahli sejarah yaitu, pernah datang<br />
utusan dari bani Tsaqif kepada Nabi Muhammad Saw, meeka meminta kepada<br />
beliau supaya menulis sepucuk surat kepada mereka itu, yang berisikan<br />
“Syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika masuk Islam”. Kata Nabi Saw,<br />
“Tulislah olehmu apa-apa yang terasa olehmu, sudah itu berikan kepadaku”.<br />
Dalam tulisannya itu, mereka menanyakan, “Apa boleh bagi mereka itu makan<br />
riba dan berzina?”. Ali bin Abi Thalib tidak mau menulis (surat balasan dari<br />
nabi) kepada mereka itu. Mereka minta kepada Khalid bin Walid Sa’id bin<br />
Ash unuk menuliskannya. Kata Ali kepada Sa’id, “Tahukah tuan, apa yang<br />
tuan tulis itu?”, kata Sa’id, “Aku tulis apa yang mereka katakan,” sedangkan<br />
Rasulullah lebih mengerti dalam masalah ini. Pergilah mereka membawa surat<br />
itu kepada Rasulullah Saw. Kata Nabi Saw, kepada orang yang membaca,<br />
“Bacalah”. Tatkala berhenti pada riba’, kata Rasul, “Letakkan jarimu<br />
diatasnya”. Maka orang yang membaca itu meletakjkan jarinya. Nabi<br />
membacakan sepotong ayat yang berbunyi; “Hai orang-orang beriman,<br />
bertakwalah kepada Llah dan tinggalkanlah riba”. Sesudah itu dihapusnya.<br />
Diwaktu sampai pula kepada zina, diletakkannya pula tanggannya di atasnya,<br />
seraya berkata: “Dan janganlah kamu menghampiri perzinahan”, Sudah itu<br />
dihapusnya pula. Setelah itu nabi menyuruh mereka menulis sebagai naskah<br />
untuk mereka.<br />
78<br />
Allah memilih Muhammad Saw, untuk menyampaikan risalah kerasulan.<br />
Di dalam diri Muhammad itu terdapat sifat-sifat hasiah (alat indra) dan sifatsifat<br />
ma’nawi (bathin). Kedua sifat ini sudah menjadi tabi’at bagi Muhammad<br />
Saw. Sejak mula pertama diberikan kepdanya jiwa yang kluat, budi yang<br />
luhur, hati yang suci dan perasaan halus. Diberikan kekuatan bashirah (melihat<br />
dengan kemampuan bathin) untuk menembus segala rintangan. Lidahnya fasih<br />
berkata-kata dan pikirannya tajam. Pemeberian Allah yang kedua ialah<br />
kebenaran lidah. Kesucian hati, penglihatan yang jauh dari dosa, kejujuran,<br />
hati yang pengasih dan bersifat rahim kepada sesama manusia (Ibrahim, 1991:<br />
31-33).<br />
Allah memilih seseorang yang buta huruf, tidak pandai membaca dan<br />
menulis. Sungguh demikian, semua oprang tunduk dan patuh kepadanya,<br />
mempercayai kerasulannya. Beliau sendirilah yang menafsirkan ayat Al<br />
Qur’an yang berbunyi:<br />
Artinya: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran)<br />
sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu<br />
kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah<br />
membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang<br />
mengingkari(mu)”. (Q.S. Al Ankabut: 48)<br />
Nabi Muhammad Saw, telah memilih orang-orang yang akan<br />
menuliskan dan yang akan membacakan risalahnya ini, guna untuk<br />
mempermudah risalah langit ini masuk ke dalam hati menusia. Maka dari<br />
itu beliau mengambil orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang<br />
membaca dan menulis yang jujur dan dapat dipercaya, supaya jangan ada<br />
orang yang mengatakan bahwa risalah yang dibawa oleh Muhammad ini<br />
79<br />
kutipan dari Kitab Injil dan Taurat; yaitu risalah yang turun kepada nabinabi<br />
sebelumnya.<br />
80<br />
BAB IV<br />
DAKWAH RASULULAH SAW<br />
A. Turunnya Wahyu (Perintah Dakwah)<br />
Kitabbullah Al Qur’anul Karim adalah wahyu yang diterima<br />
Muhammad Saw dari Allah SWT dan diterima oleh kaum muslimin dari<br />
Rasulnya. Al Qur’an adalah kitab agama bagi kaum muslimin. Didalam kitab<br />
ini berhimpun semua agama langit, menuntun kehidupan umat manusia,<br />
supaya mendapat keselamatan dunia akhirat. Al Qur’an merupakan kitab<br />
samawi yang terakhir, yang bernilai mu’jizat guna menyempurnakan akidah<br />
samawiyah umat muslim.<br />
Wahyu Allah SWT (Al Qur’an) merupakan tanda kebenaran rasul<br />
Saw, disamping merupakan bukti yang jelas atas kenabian dan kerasulannya.<br />
Adapun mengenai turunnya Al Qur’an tersebut lewat perantara Aminus Sama’<br />
(Malaikat Jibril a.s) dan turun kepada hati Nabi Muhammad secara berangsurangsur,<br />
supaya dapat dihafal. Nur menembus alam, cahaya menyinari semesta<br />
dan sampailah hidyah Allah SWT, kepada makhluk-Nya (Ibrahim, 1991: 29)<br />
Tiga tahun sebelum mendapat wahyu, Muhammad Saw<br />
mengasingkan diri dalam Gua Hira’ untuk beribadah selama Bulan Ramadhan.<br />
Ketika usianya mencapai 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama.<br />
Permulaan wahyu itu turun pada Bulan Ramadhan. Beliau belum pernah<br />
melihat di dalam mimpinya itu (di masa-masa sebelumnya) seperti apa yang<br />
dilihatnya di waktu subuh (Boisard, 1980: 49).<br />
81<br />
Pertama kalinya wahyu; Al Qur’an dari Allah SWT turun adalah pada<br />
awal tanggal 17 Ramadhan, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus tahun 610M,<br />
serta bertepatan pula dengan usia Nabi Muhammad Saw, yang ke 40 tahun.<br />
Firman Allah dalam Qur’an Surat Al Anfal ayat 41 :<br />
Artinya: “Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu<br />
peroleh sebagai rampasan perang[613], Maka<br />
Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul,<br />
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika<br />
kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami<br />
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari<br />
Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah<br />
Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (CD Digital Qur’an<br />
Inwordl2003)<br />
Ayat ini menunjukkan; bertemunya dua pasukan, yakni kaum<br />
muslimin dan orang-orang musyrik dalam perang Badar, terjadinya itu pada<br />
tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Mengenai turunnya Al Qur’an<br />
pada bulan Ramadhan ini berdasarkan nash yang jelas dalam kitab Allah<br />
SWT. Firman Allah SW dalam Q.S. Al Baqarah ayat 185:<br />
Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan<br />
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan<br />
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda<br />
(antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa<br />
di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di<br />
bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan<br />
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),<br />
Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang<br />
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah<br />
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki<br />
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan<br />
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah<br />
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu<br />
bersyukur”. (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
82<br />
Di usianya yang ke 40 tahun, Rasulullah Saw suka menjauhkan<br />
dirinya dari pergaulan masyarakat dan gemar beribadah; bertahanut’s di Gua<br />
Hira’ yang ada di lambung bukit Nur sebelah kiri jalan ke Arafah ± 15 meter<br />
dari kota Makkah. Oleh karena beliau sangat prihatin melihat tingkah laku<br />
kaumnya yang menyembah berhala, menyembelih hewan kurban unuk<br />
memuliakannya. Mereka hidup dalam kebodohan dan kemusyrikan. Mereka<br />
terpecah belah dan bermusuhan antar kelompok satu dengan yang lain. Ketika<br />
beliau sedang beribadah di Gua Hira’ tiba-tiba datang Malaikat Jibril a.s<br />
dengan membawa wahyu dari Allah SWT. Ia memeluk kemudian melepaskan<br />
beliau. Demikian sampai terulang tiga kali, setiap kali Jibril a.s berkata:<br />
“Bacalah!”, dan setiap kali pula beliau menjawab “Aku tidak bisa membaca”.<br />
Kemudian pada kali yang ketiga Jibril a.s berkata kepada Rasulullah yaitu<br />
Surat Al ‘Alaq ayat 1-5. Malaikat Jibril juga memberikan pelajaran: “Cara<br />
memberikan kepada manusia kejalan yang lurus” dan memberikan pula<br />
tuntunan kepada mereka untuk mengikuti agama yang benar dan lurus”,<br />
Sebagaimana yang terkandung dalam Surat Al ‘Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:<br />
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang<br />
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari<br />
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha<br />
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran<br />
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak<br />
diketahuinya”. (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Kata Iqra’ dibacakan sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril a.s, kepada<br />
Muhammad dikarenakan beliau adalah “Ummy”. Dan bahwa yang<br />
83<br />
membawakan wahyu itu adalah Malaikat Jibril a.s, juga telah ditetapkan oleh<br />
nash yang shahih dalam Al Qur’an, yakni, Firman Allah SWT:<br />
Artinya: “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam<br />
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di<br />
antara orang-orang yang memberi peringatan,dengan<br />
bahasa Arab yang jelas”. (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Sebelum wahyu itu turun, telah datang tanda-tanda dan isyarat,<br />
wahyu telah dekat dan sebagai bukti kenabian untuk Rasul yang mulia. Bahwa<br />
setiap mimpi Rasul Saw terjadi dalam kenyataan dan terbukti cocok, mimpi<br />
benar (Arrul’ Yaa Ash haadiyah). Dan wahyu itupun sempat terputus selama<br />
tiga tahun, karena itu Muhammad Saw menyiapkan diri untuk kembali<br />
bertahanus, untuk mendapatkan kebenaran yang sebenarnya serta untuk<br />
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Demikianlah wahyu pertama dan<br />
sekaligus turunya Al Qur’an yang permulaan (Nur, 1988: 20).<br />
1. Penobatan Muhammad Saw menjadi Rasul<br />
Riwayat Hidup Muhammad Saw, sebelum kenabian;<br />
a) Baik dari lingkungan rumah tangga; lantaran semasa Muhammad<br />
Saw, masih dalam kendungan ibunya 2 bulan, ayahnya meninggal<br />
dunia dan semasa beliau berusia 6 bulan, ibunya meninggal dunia.<br />
Kemudian beliau diasuh oleh kakek dan pamannya yang hanya<br />
bersifat pengayoman, karena semasa kanak-kanak beliau tidak<br />
mendapatkan pendidikan belajar melainkan mengikuti pemannya<br />
berpergian (berdagang).<br />
84<br />
b) Baik dari lingkungan pendidikan sekolah, lantaran masa itu adalah<br />
masa pra sejarah Islam (Jahiliyah), belum ada tata agama dan tata<br />
masyarakat, yang ada masyarakat penyembah berhala-berhala.<br />
c) Baik dari lingkungan masyarakat, lantaran beliau semasa belum<br />
menerima keangkatan menjadi nabi dan rasul, beliau ‘Uzlah;<br />
menjauhkan diri dari masyarakat di Gua Hira’ mengerjakan ibadah<br />
kepada Allah SWT. Sampailah beliau menerima keangkatan menjadi<br />
nabi dan rasul.<br />
Meskipun Muhammad Saw tidak ada pendidikan dari lingkungan<br />
tersebut, namun beliau tumbuh bertambah besar baik badan, akal maupun<br />
peradabannya serta sempurna, sehingga dikenal oleh masyarakat penduduk<br />
Makkah bahwa beliau “Orang terpercaya/Al Amin” (Amali, 1986: 40).<br />
Sehingga jelaslah bahwa pendidikan Muhammad Saw, itu semata-mata<br />
adalah pendidikan dari Tuhan Yang Maha Esa dan pemeliharanya secara<br />
langsung.<br />
Muhammad Saw dilahirkan ke dunia ini berbeda dengan kebanyakan<br />
manusia biasa, perbedaannya antara lain:<br />
a) Beliau orang yang sempurna, sedang umum manusia kurang<br />
sempurna<br />
b) Beliau meng-Esakan Tuhan Yang Maha Esa, sedang umum manusia<br />
menyekutukan-Nya<br />
c) Kepercayaannya benar, sedang umum manusia mengikuti anganangan.<br />
85<br />
d) Beliau mencetak atas kebaikan, sedang umum manusia bodoh<br />
menyimpang dari kebaikan.<br />
e) Beliau tumbuh dalam keadaan anak yatim-piatu, beliau hidup dalam<br />
kemandirian, pekerja keras dan kesederhanaan serta tumbuh cinta<br />
menyendiri, beribadah bermunajat kepada Alloh.<br />
f) Akhlaq beliau adalah terbaik, beritanya jujur, dan kepercayaannya<br />
yang terbesar. Pada pokoknya akhlaq beliau telah tercipta atas<br />
perbuatan-perbuatan yang baik-baik, lagi tercetak atas praktikpraktik<br />
yang baik pula. Oleh karena Allah telah melindungi beliau<br />
sejak dari kecilnya dari pada segala perbuatan-perbuatan jahili yang<br />
menyimpang dengan syari’at Islam yang dibawanya.<br />
Dengan diturunkannya wahyu Allah SWT pertama adalah Surat Al<br />
Alaq ayat 1-5, merupakan “Peresmian (Muhammad Saw) sebagai nabi dan<br />
rasul Allah SWT”. Adapun tugas keangkatan kenabian dan kerisalahan<br />
tercermin pada kandungan lima ayat, dalam wahyu yang pertama ini<br />
adalah perbaikan agam, politik, sosial dan ekonomi yang sudah rusak,<br />
diantaranya : (Amali, 1986: 46-47)<br />
Yaitu ayat 1<br />
Titah pemberantasan: “Buta Huruf” dengan tujuan untuk mengenal :<br />
“Ada” Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Pencipta dan Pemelihara Alam<br />
Semesta hak milik mutlak-Nya.<br />
86<br />
Ayat 2<br />
Perbaikan: “Susunan masyarakat” dari “Susunan masyarakat Pra<br />
Sejarah Islam” ke “Susunan masyarakat Islam” yang bentuk haluannya:<br />
“Keadilan Sosial” yang menjamin “Syari’at Islam”. Sehingga jadilah ia<br />
menjadi sebagai; “Dasar” yang resmi untuk; “Kehidupan Keagamaan” dan<br />
“Kehidupan Keduniaan” bagi negara.<br />
Ayat 3<br />
Titah: “Ber-management”; bertatalaksana dalam cara memperoleh<br />
dan menggunakan nikmat pemberian Allah, baik yang bersifat abstrak<br />
maupun bersifat konkrit. Karena :<br />
a) Sehubungan dengan alam semesta ini adalah: “Hak milik mutlak-Nya”,<br />
maka pemberian nikmat kepada makhluk-Nya manusia adalah<br />
merupakan hak milik kiasan/hak milik pertaruhan/hak milik amanat<br />
Tuhan Yang Maha Esa/ sehingga cara memperoleh dan<br />
mengenakannya wajar harus melalui saluran tata tertib hukumnya yaitu<br />
“Halal dan Haram”. Jadi cara memperoleh dan mengenakan hak milik<br />
kiasan itu tidak bebas sepenuhnya tunduk kepada kemauan seleranya,<br />
rasa kepuasan “Hanya Aku”<br />
b) Ketidak bebasannya itu sehubungan dengan nilai-nilai keseimbangan:<br />
- Keseimbangan diantara : rasa dan rasia<br />
- Keseimbangan diantara : kehidupan agama dan kehidupan<br />
dunia<br />
87<br />
- Keseimbangan diantara : naluri hayati dan pembatasan<br />
menurut syariat Islam<br />
Ayat 4 : peraikan kebudayaan<br />
a) Kebudayaan dalam lapangan kerohanian yang plural<br />
b) Kebudayaan dalam lapangan kebendaan<br />
Ayat 5 : mengadakan penyelidikan dalam bidang ilmu pengetahuan<br />
Begitu pentingnya posisi ilmu pengetahuan, sehingga nabi mewajibkan<br />
kita semua untuk mencari ilmu pengetahuan. Dalam haditsnya beliau<br />
bersabda: “Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam laki-laki<br />
dan perempuan” dan “Carilah ilmu sampai negeri Cina”<br />
Selain menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Islam juga sangat<br />
menjunjung tinggi orang yang berilmu: Firman Allah SWT:<br />
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:<br />
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah<br />
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila<br />
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah<br />
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan<br />
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.<br />
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (CD<br />
Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Wahyu dari Allah SWT, sempat terputus selama tiga tahun.<br />
Kemudian beliau dengan persediaan yang cukup mulai bertahanus di Gua<br />
Hira’ untuk menyambung wahyu. Setelah Rasulullah Saw, menerima<br />
wahyu pertama, surat Al ‘Alaq ayat 1-5 (peresmian kenabian dan<br />
kerasulan Muhammad Saw), kemudian wahyu berikutnya adalah surat Al<br />
88<br />
Muddatstsir ayat 1-7; berdakwah menyiarkan agama Islam, yang<br />
bunyinya:<br />
Artinya : “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu<br />
berilah peringatan!, dan Tuhanmu agungkanlah!, dan<br />
pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa<br />
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan<br />
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan<br />
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah” (CD<br />
Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Pada wahyu yang kedua ini tersimpul: “Tema Da’wah Rasulullah<br />
Saw” yang diperintahkan Allah SWT dalam garis besarnya sebagai<br />
berikut; sikap berdakwah harus tegas dan tegak berdiri di atas yang benar.<br />
1. Sikap berdakwah harus tegas dan tegak berdiri di atas yang benar<br />
2. Pengakuan atas ke-Esaan dan Kekatan Tuhan Allah SWT<br />
3. Memisahkan peribadatan dan pekerjaan hanya kepada Allah SWT<br />
4. Kebersihan pakaian dari najis baik yang konkrit maupun yang abstrak<br />
5. Tahan uji dari pada mala petaka/ujian yang menimpa pada dirinya<br />
dalam melaksanakan perintah-perintah Tuhannya.<br />
Dari dua wahyu tersebut di atas dapat diartikan sebagai berikut:<br />
Bahwa “Agama” yang didakwahkan Rasulullah Saw, itu:<br />
Pertama : Mengenai “Dasar-hidup”, yaitu ayat 1 surat Al ‘Alaq tersebut<br />
segi agama (keyakinan dan kepercayaan “Ketuhanan Yang Maha Esa”).<br />
Kedua : Mengenai cara-cara hidup bernegara dan bermasyarakat, segi<br />
politik, sosial dan ekonomi, ayat 2 sampai ayat 4. Bagian kedua ini<br />
dilaksanakan pelaksanaannya dalam dua tahap, yaitu :<br />
89<br />
1. Pembentukan “Pribadi muslim” sebagai unsur mutlak bagi<br />
pembentukan masyarakat Islam di Madinah yang plural<br />
2. Pembentukan “Masyarakat Islam” dari “Masyarakat Pra sejarah Islam”<br />
melalui dasar “Syari’at Islam”<br />
2. Pribadi muslim<br />
Secara ringkas, adalah “Hak kepribadian seseorang, yait hukum<br />
kemauan sendiri, hanya Aku” tunduk dan menyerah kepada perintah Allah<br />
dan menjauhi diri dari pada larangan-Nya sebagai “Dasar hidup-nya<br />
sehari-hari. Dalam membentuk pribadi muslim tidak ada unsur paksaan<br />
dan menakut-nakuti karena telah jelas jalan benar dan jalan yang salah<br />
dalam agama Islam. Apabila umat muslim benar-benar berkepribadian<br />
Islam, maka kehidupan di dunia dan akhirat mendapat kebahagiaan.<br />
Menurut Amali (1986: 56), organisasi dakwah Islamiyah Rasulullah<br />
Saw meliputi:<br />
1. Tujuan dakwah :<br />
Pembentukan pribadi muslim ialah mengembalikan manusia kepada :<br />
“Program perjanjian setia akan pengakuannya terhadap: Keesaan Allah<br />
Tuhan Pencipta dan Pemeliharanya”. Dengan membentuk pribadi<br />
muslim maka pembentukan masyarakat Islam dapat terlaksana; unsur<br />
mutlak baginya.<br />
2. Jangka waktu dakwah :<br />
90<br />
12 tahun 5 bulan 13 hari semasa Rasulullah Saw, di Makkah sejak<br />
menerima keangkatan kenabian dan kerisalahan sampai hijrah ke<br />
Madinah.<br />
3. Metode dakwah :<br />
a) Sehubungan dengan :<br />
1) Agama Islam adalah agama fitrah<br />
2) Memperhalus budi pekerti<br />
3) Menyeru akan perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah<br />
SWT<br />
4) Mencegah segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah<br />
SWT<br />
b) Sedangkan keadaan masa yang menjadi objek dakwah adalah :<br />
1) Agama watsa; agama yang menyembah berhala-berhala<br />
2) Budi pekertinya terikat oleh “Pengaruh kekuasaan” dan<br />
“Kesombongan” yang menyebabkan perselisihan dan<br />
pertempuran ditambah dengan iklimnya yang panas, maka<br />
lantaran persoalan yang kecil bisa menjadi pertempuran.<br />
3) Membunuh anak-anaknya karena takut kefakiran<br />
4) Mengubur anak-anak perempuan karena takut aib (cacat<br />
kehormatannya)<br />
91<br />
B. Dakwah Islam Periode Mekah<br />
1. Proses Dakwah<br />
a) Proses dakwah secara diam-diam<br />
Mula-mula Rasulullah SAW mengajarkan islam atau berdakwah<br />
di mekah secara diam-diam; sembunyi-sembunyi, dalam masa + 3<br />
tahun. Mula-mula dakwah ditujukan kepada anggota keluarga maupun<br />
kerabat terdekat (Dahlan, 1990 : 370)<br />
Firman Allah SWT : Q.S.Asy-Syu’araa : 214:<br />
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu<br />
yang terdekat” (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Setelah mendengar dakwah Rasulullah SAW, Abu Tholib<br />
menyatakan tidak sanggup meninggalkan agama peninggalan nenek<br />
moyang (penyembuhan terhadap berhala). Sejak peristiwa tersebut<br />
islam menjadai bahan perbincangan disegala penjuru. Beberapa orang<br />
ingin mengetahui apa sebenarnya agama islam itu. Sementara itu<br />
tokoh-tokoh quraisy seperti Abu Lahab (Abdul Uzza) , Abu Jahal dan<br />
Abu Soffyanselalu berusaha menghalangi masuknya agama islam yang<br />
dibawa olwh beliau (Amali, 1986 : 60)<br />
Rasulullah SAW memulai dakwahnya kepada orang-orang<br />
yang diharapkan kepadanya kebaikan dari sanak kerabat terdekat.<br />
Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT sesuai apa yang<br />
didakwahkanya, antara lain :<br />
92<br />
1. Kyhadijah (istri nabi Muhammad SAW); orang pertama yang yang<br />
beriman atas kerosulan nabi Muhamad SAW.<br />
2. Putri-putrinya ; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah<br />
3. Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib<br />
4. Hamba sahayanya ; Zaid bin Haristsah, lalu dimerdekakan<br />
5. Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah ( namanya sebelum masuk<br />
islam ) seorang pemuka terpandang dan saudagar kaya dan<br />
dermawan.<br />
6. Ustman bin Affan<br />
7. Uzzubaer<br />
8. Thalhah<br />
9. Umar bin Yasir<br />
10. Bilal bin Robah<br />
11. Al Arqam bin Abil – Arqam ; pemilik rumah dilorong dekat<br />
masya’ Aris-Shafa, yang digunakan sebagai tempat pendidikan<br />
perkuliahan ; madrasah pertama dalam sejarah islam.<br />
Selama Rasulullah SAW berdakwah diMekah beliau hanya<br />
berperan sebagai rosul penyampai wahyu. Beliau menyeru orangperorang<br />
. Jalanya dakwah sangat lambat, dari jumlah sedikit<br />
orang- orang mekah.<br />
Hanya beberapa orang saja yang berasal dari kelompok elit yang<br />
memeluk agam islam (the ruling class) (Shiddiqi, 1996 : 84 )<br />
b) Proses Dakwah terang-terang dalam masa dalam masa + 7 tahun.<br />
93<br />
Firman Allah : Q.S Al-Hijr : 94<br />
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan<br />
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan<br />
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (CD<br />
Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan<br />
dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang<br />
pluralistik, dari golongan bangsawan sampai golongan budak serta<br />
pendatang kota Mekah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai<br />
suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini beliau mengamhil<br />
bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Rasulullah SAW.<br />
Menyampaikan dakwah dibukit Shofa selama dua kali, namun orangorang<br />
banyak yang mendustakanya. Sebagian ada yang menerima dan<br />
sebagian ada yang menolaknya dengan kasar.<br />
Rasulullah SAW bersabda : “Selamatkan diri kalian dari bahaya<br />
api neraka, sesungguhnya saya memberi peringatan kepada kalian dari<br />
siksa yang pedih.” Dan Abu-Lahab menjawab : “Binasalah hai<br />
Muhammad ! Adakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk ini<br />
saja ?<br />
Sehubungan dengan hinaan Abu Lahap ini, maka turunlah surat<br />
Al Lahab sebagai berikut :<br />
Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya<br />
Dia akan binasa, tidaklah berfaedah kepadanya harta<br />
bendanya dan apa yang ia usahakan, kelak Dia akan<br />
masuk ke dalam api yang bergejolak, dan (begitu pula)<br />
94<br />
istrinya, pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada<br />
tali dari sabut”. (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Sikap Rasulullah Saw, dalam dakwah Islam, meliputi; pertama,<br />
tidak terdapat sikap pribadi yang menuju sifat yang berlebih-lebihan<br />
dan memuji unuk kepentingan pribadinya dan gaya bicaranya simpatik<br />
(dapat diterima), kedua, dan tidak terdapat sikap pribadi sifat<br />
kemewah-mewahan menyebabkan orang terkejut dan mencegah akan<br />
manusia yang lemah (Amali, 1986: 57)<br />
Adapun yang disampaikan Rasullah Saw, dalam dakwahnya<br />
adalah ajaran islam, antara lain:<br />
a) mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT dan<br />
meninggalkan kepercayaan menyembah berhala<br />
b) Mengajar tetang adanya hari kaimat; hari pertanggung jawaban<br />
semua masnuai atas semua perbuatannya<br />
c) Mengajarkan akhlaq yang terpuji serta menjauhkan diri dari<br />
perbuatan tercela<br />
d) Mengajarkan persamaan derajat diantara manusia, karena pada<br />
umumnya derajat manusia di mata Allah SWT itu sama<br />
pembedanya adalah iman dan taqwa<br />
Pada waktu itu orang-orang Islam di Makkah jumlahnya masih<br />
sedikit. Agama Islam dianggap sebagai ancaman oleh suku Quraisy<br />
(suku bangsa Arab yang terpandang dan terhormat di Makkah), karena<br />
mereka menolak ajaran yang dibawa Rasulullah Saw. Banyaknya<br />
95<br />
penolakan yang dilakukan dengan kekerasan. Dakwah Islamiyah di<br />
Makkah oleh Rasulullah Saw adlah perjalanan dan perjuangan yang<br />
berat karena bermula membentuk manusia-manusia muslm pertama<br />
yang merupakan minoritas tertindas dan membutuhkan bimbingan<br />
moral, dan bukan perundang-undangan sosial yang mereka tidak dapat<br />
menerapkannya, akan tetapi usaha keras atas penolakan ajaran Islam<br />
tidak menyurutkan dakwah Islamiyah oleh Rasulullah Saw (Sjadzali,<br />
1990: 8).<br />
2. Hambatan-hambatan dakwah<br />
Sehubungan dengan semakin banyaknya orang di Mekah yang<br />
masuk Islam, karena rasa ketertarikan dengan akhlaqul karimah yang<br />
diajarkan Islam, persamaan dan persaudaraan yang tulus serta<br />
prikemanusiaan, mereka (kaum Quraisy) memakai jalan kekerasan untuk<br />
menghalangi dakwah Rasulullah. Apalagi ketika mereka melihat<br />
Rasululllah Saw, giat berdakwah selain itu mereka juga melakukan<br />
penangkapan dan penyiksaan.<br />
Bilal bin Robah merupakan orang yang mendapat siksaan yang<br />
kejam, dengan cara diikat, dijemur (panas matahari), dadanya ditindih<br />
dengan batu besar dan dicambuk. Shahabat yang lain adalah Usman bin<br />
Mazam dipukul kepalanya sehingga matanya rusak sebelah. Meskipun<br />
demikian hal ini tidak menjadikan surutnya kaum muslimin untuk<br />
betdakwah mereka menyadari bahwa ajaran Rasululllah Saw adalah benar<br />
dan kemudian Islam sehingga pengikut-pengikutnya semakin bertambah<br />
96<br />
banyak. Dan prospek dakwah Rasululllah Saw adalah dengan<br />
menyelenyapkan penyembahan terhadap material (berhala-berhala)<br />
akibatnya timbul permasalahan (tuntunan), antara lain (Amali: 1986: 56-<br />
67)<br />
a) Tuntutan supaya Rasululllah Saw menghentikan celaan terhadap<br />
tuhan-tuhan mereka (berhala) dan menghentikan mencaci nenek<br />
moyangnya tuntutan ini dilakukan dengan pergi kepada paman<br />
Rasululllah Saw, Abu Thalib, pelindungnya namun tuntutan mereka<br />
ditolak oleh Abi Tholib dnegan bijaksana. Dan Rasululllah Saw terus<br />
berdakwah.<br />
b) Mengajukan protes atas kelangsungan Rasululllah Saw dalam<br />
berdakwah dengan pergi kepada Abu Thalib kedua kalinya karena<br />
sikap Rasululllah Saw yang tidak ada perubahn dan terus berdakwah<br />
mereka berkata: “Kami tidak sabar lagi mendengar dakwah Rasululllah<br />
Saw” Abu Thalib tidak menghentikan proses dakwah Rasululllah Saw<br />
c) Mereka mengajukan protes ke tiga kalinya dengan membawa pemuda<br />
bernama Umar bin Alwalid kepada Abu Thalib sebagai pengganti<br />
Rasululllah Saw (hendak mereka bunuh) tuntutan ini tetap ditolak Abu<br />
Thalib.<br />
d) Mereka datang lagi kepada Abu Thalib untuk memilih tiga alternatif<br />
yang harus dipilih Rasululllah Saw antara lain:<br />
1) Jika terdapat padanya penyakit urat saraf, mereka bersedia<br />
membiaya semua ongkos pengobatan dan perawatan<br />
97<br />
2) Jika ia suka harta benda mereka akan kumpulkan baginya<br />
secukupnya<br />
3) Jika ia suka kedudukan (tahta) maka akan diangkat menjadi kepala<br />
pemerintahan dan mereka memiliki hak persoalan menjadi hak<br />
miliknya<br />
Sehubungan dengan ketuguhan dan ketegasan sikap Rasululllah<br />
Saw secara perwira dan kesatria maka Abu Thalib mempersilahkan beliau<br />
terus berdakwah menurut kehendaknya.<br />
Diantara orang-orang yang menghalangi dakwah Rasululllah Saw<br />
antar lain; pertama, Abu Jahal, Amran bin Hisyam bin Al Mughirah, Al<br />
magzumi Al Quraisy (pelopor pembunuh Rasululllah Saw) dia berusaha<br />
membunuh Rasululllah Saw dengan menghancurkan kepalanya dengan<br />
batu besar ketika beliau sujud dalam shalatnya namun usaha gagal karena<br />
Allah SWT senantiasa melindungi Rasululllah Saw dengan mengutus<br />
Malaikat Jibril a.s yangberubah menyerupai Onta, dengan berusaha<br />
mengikis batu yang akan jatuh di kepala Rasululllah Saw dan masih<br />
banyak lagi perbuatan Abu Jahal yang menyakiti hati Rasululllah Saw<br />
ketika hendak mengerjakan shalat di Baitullah. Sehubungan dengan<br />
kesombongan Abu jahal terpengaruh dunianya maka turunlah surat Al<br />
‘Alaq ayat 15-19 yang berbunyi:<br />
Artinya: “Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian)<br />
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang<br />
yang mendustakan lagi durhaka, Maka Biarlah Dia memanggil<br />
golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan<br />
memanggil Malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah<br />
98<br />
kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu<br />
kepada Tuhan).” (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Kedua, Abu Lahab bin Abdul Muthalib (paman Rasululllah Saw)<br />
ia lebih sangat membeci Rasululllah Saw, layaknya bukan famili ia senang<br />
sekali melempari kotoran-kotoran ke pintu rumah Rasululllah Saw,<br />
demikian istrinya Ummu Jamil bin Haib bin Ummayyah tukang menyebar<br />
fitnah.<br />
Ketiga, Aqobah bin Mu’itah orang yang telah meludahi wajah<br />
Rasululllah Saw, sehubungan dengan itu turunlah wahyu Allah Surat Al<br />
Furqan 27-29 yang berbunyi:<br />
Artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim<br />
menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai<br />
kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama<br />
Rasul", kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu)<br />
tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku),<br />
Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran<br />
ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah<br />
syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (CD Digital<br />
Qur’an Inwordl2003)<br />
Keempat, Golongan yang suka mencemooh antara lain Al Ashy bin<br />
Wail Assahmi Al Quraisy, Ayah Amrun bin Al Ash, dia juga membenci<br />
Rasulullah Saw, saya berkata “Muhammad penipu teman-temannya bahwa<br />
sannya mereka akan hidup kebali sesudah mati, demi Allah tidak ada yang<br />
membinasakan kita melainkan massa”. Keyakinan ini dibalas oleh Allah<br />
yang berbunyi;<br />
Artinya: “Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah<br />
kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan<br />
99<br />
tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa",<br />
dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan<br />
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga<br />
saja”. (CD Digital Qur’an Inwordl2003)<br />
Selin empat orang tersebut di atas masih banyak lagi penghalang<br />
dakwah Rasulullah Saw, antara lain: Al Ashwaf bin Abdi Yaghuts,<br />
Assuhri Al Quraisy dari bani Suhrah, paman-paman Rasulullah Saw, dari<br />
ibu, Al Aswad bin Abdul Muthalib A Asadi anak perempuan ibu<br />
Khadjijah Al Walid bi Al Mughirah paman Abu Jahal, dan An Hadr bin Al<br />
Harits Al Abdary dari Bany ‘Abdid dari bin Qushaqy.<br />
Demikianlah orang-orang yang menghalangi dakwah Rasulullah<br />
Saw, mereka mengharuskan kepada tiap suku mengambil penangkapan<br />
terhadap famili-famili yang masuk Islam dengan penyiksaan yang keji.<br />
Mereka dihadapkan pada dua pilihan yakni mati atau ingkar pada<br />
Rasulullah Saw. Dan selain shabat Bilal bin Robah ada Amr bin Yasir<br />
beserta keluarganya yang dibakar hingga meninggal dunia lantaran tidak<br />
mau ingkar kepada Rasulullah Saw (Amali, 1986: 69-75).<br />
3. Hijrah ke Abbesinia<br />
Abbesina adalah wilayah terpencil yang dijadikan ruang dakwah<br />
Islam sementara oleh Rasulullah Saw. Di Abbesinia terdapat perbedaan<br />
agama yang jelas, karena sebelum masuknya agama Islam sudah terdapat<br />
agama Masehi dan agama Yahudi yang dianut oleh suku-suku bangsa.<br />
Oleh karena tidak tahan lagi tinggal di Makkah dengan tidakan<br />
kaum Quraisy semakin kejam, maka Rasulullah Saw, mengintruksikan<br />
100<br />
kepada para pengikutnya supaya pindah untuk mengungsi di daerah<br />
Abessinia, (Habsy); suatu kerajaan Kristen du Afrika, pada tahun ke lima<br />
Bi’tsah (masa diutusnya menjadi nabi). Rasulullah Saw, mengetahui<br />
bahwa Raja Negus (Abessinia), suka menerima pengungsi, luas fahamnya<br />
dalam agama, maka 12 orang pria dan 5 orang wanita hijrah ek sana,<br />
sementara Rasulullah tetap berada di Mekkah. Diantara sahabat Usman bin<br />
Affan dan istrinya Ruqayyah binti Rasulullah. Selama 3 bulan hijrah<br />
mereka kembali ke Makkah, karena merasa sengsara dan tidak betah<br />
disamping bilangan mereka jumlahnya sedikit (Al Abyadi, 1992: 13).<br />
Kesabaran dan ketabahan hati Rasulullah Saw, dan para<br />
pengikutnya telah membuahkan hasil. Pada tahun ke V ini dua orang besar<br />
Quraisy yang kekuatan pengaruhnya dan keperwiraannya Masyhur di<br />
lingkungan kaum Quraisy dan dilingkungan Qabilah-Qabilah bangsa Arab,<br />
keduanya masuk Islam. Pertama sahabat Hamzah bin Abdul Muthalib<br />
kemudian menyusul sahabat Umar bin Khatab (Al Abyadi, 1992: 13).<br />
101<br />
Sebab-sebab Islamnya:<br />
1) Hamzah bin Abdul Muthalib adalah sebab ia dicela oleh seorang<br />
wanita hamba sahaya (jahiliyah), karena kemenakannya Rasulullah<br />
Saw dicerca dan kepalanya ditaburi debu oleh Abu Jahal tetapi tidak<br />
ada unsur balas dendam dari Rasulullah Saw. Karena itulah, hamzah<br />
mengajar Abu jahal dengan tidak peduli pada siapapun ia memukul<br />
kepada Abu Jahal dengan Busur panah (luka) seraya berkata:<br />
“Bagaimana engkau dapat mencaci-caci Muhammad sedang saya<br />
menganut agama-nya”.<br />
2) Umar bin Khatab, sebab do’a Rasululah Saw, yaitu “Allaihum ma<br />
a’izzil Islam bin Umara”, (semoga Allah SWT memberikan<br />
kemenangan kepada Islam sebab Umar)”. Sejak Umar bin Khathab<br />
masuk Islam kaum muslimin menjadi kuat, sehingga tekanan orangorang<br />
Quraisy semakin ganas. Dan ia menjadi pahlawan dan pembela<br />
Islam yang gigih.<br />
Pada tahun ke VII Bi’tsah terjadi pemblokiran kepada Rasulullah<br />
Saw beserta pengikutnya, yang menjadi suatu problem yang serius. Untuk<br />
itu mereka sepakat musyawarah dengan hasil putusan membuat “Piagam<br />
Perjanjian pemblokiran”, kepada orang Islam maupun orang kafir serta<br />
Bani Hasyim agar Islam tidak berkembang. Piagam tersebut diletakkan di<br />
tempat yang teraman (di dalam Ka’bah dan digantungkan).<br />
Setelah itu piagam tersebut diberikan kepada Abi Thalib, kemudian<br />
dia mengadakan kebijaksanaan, supaya seluruh orang Islam ataupun non<br />
102<br />
Islam harus masuk ke Syi’ib bani Hasyim agar kemanan dan kesatuannya<br />
terjamin. Tetapi kaum musyrikin Quraisy tidak akan menerima<br />
perdamaian terkecuali Muhammad diserahkan kepada mereka untuk<br />
dibunuh. Sehingga pada tahun ke VII sampai dengan tahun ke X Bi’tsah<br />
Rasulullah Saw beserta pengikutnya keluar dari pemblokiran di Syi’ib<br />
lantaran piagam tersebut sudah habis dimakan rayap selain nama-nama<br />
Allah SWT, beliau marah atas perbuatan yang tidak berperikemanusiaan<br />
itu. Dan sebagai biang keladi pemblokiran adalah Hasyim bin ‘Amrin bin<br />
Al Harits Al ‘Amiri.<br />
Pada tahun ke VII bi’tsah, untuk kedua kalinya Rasulullah beserta<br />
pengikutnya hijrah ke Abesinia (kembali megungsi) dengan diikuti oleh 83<br />
orang pria dan 19 orang wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.<br />
Oleh sebab –penganiayaan yang bertambah ganas, orang-orang dilembah<br />
syi’ib sampai memakan daun-dauanan dan di luar syi’ib ditangkap dan<br />
disiksa dengan keji. Mereka kembali hijrah dengan sembunyi-sembunyi<br />
dan kebanyakan mereka bermukim di daerah Abessinia.<br />
Setelah kaum Quraisy mengetahui kepindahan orang-orang Islam<br />
ke Abessina, maka mereka mengutus dua orang yaitu: “Amrun bin Al<br />
Ash” dan Imran bin Al Walid”. Keduanya mengajukan tuntutan kepada<br />
Raja Negus untuk mengembalikan Rasulullah Saw, dan pengikutnya ke<br />
Makkah. Namun tuntutan mereka ditolak oleh Negus karena dia sudah<br />
mendapat keterangan yang jelas tentang fakta Agama Islam dari ketua<br />
romboangan pengungsi di daerahnya yaitu Ja’far bin Abi Thalib.<br />
103<br />
Kemudian kedua orang utusan itu diusir serta dia dan pendetanya masuk<br />
Islam di tangan Ja’far. Setelah itu Raja Negus meninggal dunia dan<br />
Rasulullah Saw, kemudian melakukan “Shalat Ghaib” atasnya (ketika<br />
beliau mendapat berita kewafatan Negus dari Malaikat Jibril a.s)<br />
Sebelum Rasulullah Saw, melanjutkan hijrah ke Madinah ada<br />
sebanyak 33 orang pria dan 8 orang wanita pulang ke Makakh, karena<br />
tidak tahan dengan penganiayaan-penganiayaan yang terjadi. Pada tahun<br />
612 M atau tahun ke VII Bi’tsah, mereka melakukan pemblokiran terahdap<br />
umat Islam selama 3 tahun, tetapi usaha kaum Quraisy untuk menumpas<br />
perkembanagn Islam semuanya gagal. Atas bantuan Zuhair bin Umayyah<br />
pemblokiran itu dihentikan.<br />
Dan setelah masa pemblokiran problem yang terjadi yaitu wafatnya<br />
Ibu Khadijah; istri Rasulullah Saw, sekaligus orang yang berjasa kepada<br />
Rasulullah dan perkembangan Islam. Beliau meninggal pada bulan<br />
Zulhijah tahun ke IX Bi’tsah, kemudian tahun itu disebut “Amul Husni<br />
(tahun duka cita)”<br />
Beliau meninggal dari Syi’ib berselang dan sebelum hijrah ke<br />
Madinah, 3 tahun lagi meninggal dunia. Dan sesudah satu bulan wafatnya<br />
ibu Khadijah kemudian Abi Thalib meninggal dunia pada bulan Muharam<br />
tahun ke X Bi’tsah. Setelah ibu Khadijah dan Abi Thalib wafat, tekanan<br />
kaum musyrikin Quraisy terhadap umat Islam semakin berat. Rasulullah<br />
Saw bserta pengikutnya hiojrah ke Thaif untuk berdakwah Bani Tshaqif<br />
dan mencari dukungan selama satu bulan di samping untuk menenangkan<br />
104<br />
pikiran. Namun, yang diperoleh hanyalah penghinaan dengan<br />
melemparkan batu-batu kecil; menentang dakwah Rasulullah Saw. Selain<br />
itu Bani Tshaqif juga melakukan demonstrasi dalam memojokkan<br />
Rasulullah Saw dan para pengikutnya.<br />
Sehubungan dengan peristiwa di atas maka malaikat penjaga bukitbukit<br />
Makkah mendatangi Rasulullah Saw, untuk menawarkan bantuan,<br />
akan tetapi tawaran tersebut tidak diterimanya karena beliau selalu<br />
mengampuni dan mendoakan (memohonkan ampunan kepada Allah)<br />
terhadap umat yang biadab (Al Abyadi, 1992: 14).<br />
4. Peristiwa Isra’ Mi’jraj<br />
Pada tanggal 27 Rajab tahun ke XI dari kenabian (621 M)<br />
Rasulullah Saw melakukan Isra’ dan Mi’raj. Sehubungan dengan masa<br />
perjuangan dakwah Islam yang masih membutuhkan waktu lama dan<br />
ketekunan, sedangkan reaksi musuh semakin bertambah kejam, maka<br />
Allah SWT mengijinkan Rasulullah Saw untuk “Isra” dan “Mi’raj”. 10<br />
tahun Rasulullah Saw memperjuangkan “Pola dasar pembangunan garis<br />
besar haluan negara” bersumber Al-Quran, yaitu pembentukan: “Pribadi<br />
Muslim” di Mekah unsur mutlak bagi pembentukan “ Masyarakat Islam”<br />
di Madinah.<br />
a) Isra’ ialah perjalanan Rasulullah Saw diwaktu malam hari dari masjidil<br />
haram di Mekah ke masjidil Aqsha di Palestina. Setibanya beliau di<br />
masjidil Aqsha bertemu dengan Nabi-nabi dan Rosul-rosul<br />
pendahulunya. Disana mereka menyambut kedatangan beliau sebagai<br />
105<br />
Nabi terakhir. Kemudian mereka berjamaah sholat yang diimami oleh<br />
beliau sendiri.<br />
1) Thoybah (Madinah), tempat beliau akan hijrah dari mekah di<br />
kemudian kemudian hari untuk melanjukan kewajiban sebagai<br />
Rasulullah (berdakwah). Dari sanalah cahaya Islam akan<br />
memancarkan ke seluruh pelosok permukaan bumi.<br />
2) Madyat, tempat dimana ayah beliau; Abdullah meninggal dunia<br />
dalam perjalanan pulang dari Syam kembali ke Mekah.<br />
3) Thursina, bukit terkenal dekat negeri Syam, di bukit ini Nabi Musa<br />
a.s bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa.<br />
4) Baetil- Lahmi, dekat baetil-Naqdis (masjidil Aqsha), tempat<br />
kelahiran Nabi Isa as (Tanpa bidan).<br />
Dalam perjalanannya, beliau juga mendapat pengetahuan<br />
tentang perlambang dari pada keanekaragaman jenis siksaan atas umat<br />
sesuai dengan dosa yang diperbuat semasa hidup, serta tentang<br />
perlambang daripada godaan iblis yang menyesatkan manusia. Berkat<br />
sebelum Isra’ Beliu mendapat operasi mental di dadanya, setelah<br />
hatinya suci dari darah hitam (bagian setan) kemudian diisikan padany<br />
hikmah keimanan oleh malaikat Jibril ز a.s yang dibantu oleh malaikat<br />
Mikail a.s, sehingga hati beliu penuh dengan ketabahan, keyakinan,<br />
pengetahuan, dan berserah diri terhadap Kholiq-Nya Allah SWT;<br />
kemudian cap kenabian di belikatnya yang berbunyi “ Khatamun-<br />
Nabiyyin ( Penutup Nabi-nabi) (Amali; 1986:90)<br />
106<br />
b) Mi’raj ialah Rasulullah Saw, naik kealam atas tingkat IX (Mustawa),<br />
ditingkat ke VIII, dibawahnya (Muntaha), diatasnya tingkat X (Arasy,<br />
Luasnya tujuh lapis langit dan bumi). Sungguh Betapa besar kekuasaan<br />
Tuhan YME, Allah SWT.<br />
Jarak jauh dari alam bawah kealam atas di dalam Al-Quran:<br />
jarak jauh langit dan bumi: Surat Assajdah ayat 5 : 1000 tahun jarak<br />
jauh dari alam bawah kesisi serambi Arasy: surat Al-Ma’arif ayat 4 :<br />
50.000 Tahun .<br />
Setelah Rasulullah menjadi imam sholat tersebut diatas,<br />
kemudian Beliau mendapat suguhan 3 jenis minuman; Air, Arak, Susu.<br />
Dan diambilah Susu sebagai minumannya, sebagai perlambang agama<br />
Fithrah yaitu agama Islam. Susu merupakan minuman yang<br />
mengandung gizi bernilai tinggi, demikian dengan agama Islam<br />
merupakan bahan makanan rohani yang mengandung keimanan yang<br />
tinggi nilainya.<br />
Rasulullah Saw sesampainya dialam atas VIII (sidratil<br />
Muntaha) Mi’raj dari alam bawah (Masjidil Aqsha) disertai malaikat<br />
Jibril a.s. dan beliau terus Mi’raj kealam atas IX (Muntawa) tanpa<br />
disertai malaikat Jibril a.s. di sanalah beliau menerima kewajiban<br />
sholat 5 waktu.<br />
Semua sholat 5 waktu di wajibkan 100 reekaat, 5 waktu = 20<br />
rekaat tiap-tiap waktu, kemudian mendapat keringanan menjadi 17<br />
rekaat yaitu: 2 rekaat sholat Shubuh, 4 rekaat sholat zhuhur, 4 rekaat<br />
107<br />
sholat Ashar, 3 rekaat sholat Magrib, dan 4 rekaat sholat Isya’. Berarti<br />
umat muslim Rasulullah Saw mohon keringanan 83 rekaat keringanan<br />
ini berkat nasehat Nabi Musa a.s bahwa umatnya tidak akan kuat<br />
mengerjakan 100 rekaat dalam sholat, sebaiknyalah memohon<br />
keringanan kepada Allah SWT. Kemudian Rasulullah Saw mohon<br />
keringanan dan permohonannyapun dikabulkan; seperti yang tersebut<br />
diatas. (Amali 1986:96)<br />
Peristiwa besar Isra’ dan Mi’raj kebanyakan orang tidak<br />
mempercayainya kecuali abu bakar “As-Shiddiq”; orang yang<br />
membenarkan; gelar dari Rasulullah Saw. Sedang fungsi dari sholat<br />
ialah meninggikan derajat naluri hayati/ selera/ nafsu dari derajad<br />
kehewanan ternak (rasa kepuasan/ rakus) dan kehewanan buas (hanya<br />
aku/ kesombongan) ke derajad manusia yang sempurna “manusia<br />
Yang Taqwa kepada Allah SWT” selain sholat lima waktu juga<br />
diwajibkan atas umat muslim untuk mengerjakan puasa, zakat, dan<br />
ibadah haji (bagi yang mampu).<br />
Sebab terjadinya Isra’ dan Mi’raj meliputi beberapa aspek antara<br />
lain:<br />
a) Sepanjang masa 10 tahun Saw, memperjuangkan “pola dasar<br />
pengembangan garis besar haluan negara bersumber Al-Quran” yaitu<br />
pembentukan “Pribadi Muslim” dimekah yang absolut bagi<br />
pembentukan: “ masyarakat Islam” di Madinah. Kemudian beliau<br />
senantiasa mendapat reaksi dari kaum Musyrikin Quraisy yang sengit<br />
108<br />
dan menyakitkan hati, terlebih setelah wafatnya dua orang yang<br />
disegani; Ibu Khadijah (Istri Beliau) dan Abi Tholib (Paman Beliau).<br />
b) Sehubungan pula dengan masa pejuangan dakwah Islam masih<br />
membutuhkan waktu lama dan ketekunan, sedangkan reaksi dari<br />
musuh semakin hari semakin bertambah sengit, maka atas idzin Allah<br />
SWT beliau mengerjakan “Isra’ dan Mi’raj”, demi untuk memperkebal<br />
dan memperteguh hati Beliu dalam menghadapi reaksi musuhmusuhnya.<br />
Dari Isra’ dan Mi’raj ini, Beliau akan mendapatkan kesankesan<br />
yang bermanfaat bagi perjuangannya, yaitu bahwa “kenyataan<br />
bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Tuhan yang mengutus beliau itu,<br />
beliau dapat membuktikan dengan mata kepala sendiri dan Alam<br />
Ghoib dan Alam Atas, betapa Agung-Nya.<br />
c) Beliau akan menerima kewajiban sholat lima waktu di Mustawa<br />
langsung dari Tuhan Yang Maha Esa Allah Swt. Yang fungsinya<br />
merupakan: “Pendidikan batin/ jiwa”<br />
5. Upaya Rasullullah dalam memperbaiki organisasi dakwah sebelum hijrah<br />
ke Madinah<br />
Berdakwah di luar kota Mekah; di Pasar Tahunan, Pasar ‘ukazhah<br />
2 tahun Arap dengan mendatangi Pasar Tahunan; Pasar ‘Ukazhah.<br />
Kebijakan itu diambil sehubungan dengan berdakwah di dalam kota<br />
Mekah selam 7 tahun mendapat reaksi: “kebencian, hinaan, dan cacimaki.<br />
Di Pasar ‘Ukazhah Rasulullah memperlihatkan diri sebagi utusan Allah<br />
SWT secara jantan, perwira dan keras, yaitu dari kabilah bani Tsaqif dan<br />
109<br />
kabilah bani Hanifah yang merupakan kesatuan dari Musoelamah orang<br />
dari negeri Yamamah yang mengaku bahwa dirinya adalah utusan Allah<br />
SWT. Bahwa ia mengirim surat kepada Rasulullah Saw, yang isinya<br />
sebagi berikut:<br />
Dari Musoelamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah.<br />
Kemudian, sesungguhnya saya itu bersekutu dalam persoalan ini bersama<br />
anda dan sesungguhnya bagi kami adalah separuh bagian (Tanah Jazirah<br />
Arab). Bangsa Quraisy tidak ada sekelompokpun yang adil.<br />
Jawaban Rasulullah Saw: Dari Muhammad Rasulullah Saw,<br />
kepada Musoelamah Pembohong<br />
Semoga kesejahteraan Allah SWT dilimpahkan atas orang-orang<br />
yang menganut petunjuk-Nya. Kemudian sesungguhnya bumi itu mutlak<br />
hak milik Allah, Allahlah yang mewariskan kepada siapa yang di<br />
kehendaki-Nya daripada hamba-hamba-Nya dan kesan yang baik itu bagi<br />
orang-orang yang bertaqwa.<br />
Adapun kabilah yang sopan terhadap da’wah Rasulullah Saw, ialah<br />
kabilah Bani Syaebah, dengan empat orang pemimpin, yaitu Mafrud bin<br />
Amrin, Hani bin Qabisnah Al Mutsana bin Garitsah dan An Nu’man bin<br />
Syarik.<br />
Demikianlah sikap Rasulullah Saw, yang senantiasa tidak pernah<br />
membalas perbuatan-perbuatan biadab dalam berdakwah, akan tetapi<br />
beliau selalu mendoakannya. Di pasar Ukazah selain unuk berdakwah juga<br />
sebagai tempat dalam menyiapkan pertahanan unuk hijrah ke Madinah.<br />
110<br />
Langkah-langkah startegi yang dilakukan Rasulullah Saw unuk hijrah ke<br />
Madinah antara lain:<br />
a) Fase pertama, penentuan sasaran dan target untuk masa waktu tertentu<br />
b) Fase kedua, perentuan sarang unuk merealisasikan sasaran yang lebih<br />
tepat<br />
c) Fase ke tiga, pengeluaran keputusan yang menjamin terpacainya<br />
sasaran dakwah<br />
d) Fase keempat, pemeriksaan kembali langkah-langkah yang disusun<br />
C. Dakwah Islam Periode Madinah<br />
1. Peristiwa Bai’at Aqabah I dan Ke II<br />
Pada tahun ke XI dari permulaan kenabian (bitsah), merupakan<br />
suatu peristiwa yang tampaknya sederhana, tetapi yang merupakan titik<br />
awal lahirnya suatu era baru bagi Islam dan juga bagi dunia. Yaitu<br />
perjumpaan Rasulullah Saw. Dengan enam oranga dari kabilah/suku<br />
khazraj, yathrib (Madinah) di “Aqabah Mina” yang datang ke mekkah<br />
untuk ibadah haji. Secara bersama-sama mereka masuk ke “Aqabah<br />
Syi’ib” yang dekat dengan Aqabah Mina, dan sebagai hasil perjumpaan<br />
itu, enam tamu dari yathrib itu masuk Islam dengan memberikan kesaksian<br />
bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan<br />
Allah”.<br />
Sebab lain dari masuknya Islam ke enam orang itu dalah<br />
sehubungan dengan mereka adalah penduduk Yathrib, yang mana mereka<br />
111<br />
bertetangga dengan orang-orang yahudi; yang kerap kali mereka<br />
menerangkan sifat-sifat Nabi terakhir yang akan datang. Kemudian mereka<br />
melihat sifat-sifat itu; akhlaq yang terpuji dan selalu terpelihara serta<br />
menjadi panutan terbaik, serupa dengan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw<br />
yang mereka temui. Sementara itu kepada Nabi mereka menyatakan<br />
bahwa kehidupan di yathrib selalu dicekam oleh permasalahan yakni<br />
permusuhan antar golongan dan antar suku khususnya khazraj dengan<br />
suku Aus. Harapan merka adalah semoga Allah mempersatukannya<br />
melalui Nabi, dan mereka juga berjanji kepada Nabi akan mengajak<br />
penduduk yathrib untuk masuk Islam.<br />
Pada musim haji tahun berikutnya, tahun ke XII bi’tsah dua belas<br />
orang laki-laki penduduk yathrib; 10 orang dari kabilah khazraj dan 2<br />
orang dari kjabilah Aus, datang menemui Nabi ditempat yanga sama di<br />
bukit Aqabah dan berkumpul di Aqabah Syi’ib. mereka menerima dakwah<br />
Rasulullah Muhammad Saw. Kemudian mereka berbai’at (berjanji kepada<br />
Nabi bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah, tidak akan<br />
mencuri, tidak akan berbuat zina, tdak akan berbohong dan tidak akan<br />
mengkhianati Nabi serta menjauhi perbuatan kebathilan/ kemungkaran<br />
lainnya. Kedua belas orang yang masuk Islam ini adalah merupakan “Bibit<br />
Anshar”dan kemudian Rasulullah Saw mengatakan bahwa jika bai’at ini<br />
dilaksanakan maka surga sebagai imbalanya, dan jika mengingkarinya<br />
maka siksa neraka adalah balasannya dan apalagi Allah menghendaki<br />
memberikan Ampunan niscayalah ysng diterima itu terlepas dari pada<br />
112<br />
siksaan “Bai’at ini dikenal dalam sejarah sebagai “Bai’at Aqabah Pertama”<br />
(Sjadzali, 1990: 8)<br />
Kemudian pada tahun ke XIII bi’sah, musim haji berikutnya<br />
sebanyak 73 orang penduduk Yathrib ; 62 orang dari kabilah khazraj dan<br />
11 Orang dari kabilah Aus yang diantaranya terdapat dua orang wanita<br />
dari arab Madinah, yang sudah memeluk agama Islam berkunjung ke<br />
Mekah untuk ibadah haji. Disamping itu mereka semua mengundang<br />
Rasulullah untuk hijrah ke Yathrib dan menyatakan lagi pengakuan<br />
mereka bahwa Rasulullah Saw adalah Nabi dan pemimpin mereka. Nabi<br />
menemui tamu-tamunya itu ditempat yang sama dengan 2 tahun<br />
sebelumnya, Aqabah. Ditempat itu mereka mengucapkan bai’at bahwa<br />
mereka akan setia dan membela, melindungi Nabi sebagaimana mereka<br />
melindungi anak dan istrinya, ikut berjuang membela Islam dengan harta<br />
dan jiwanya, serta berusaha memajukan agama Islam dengan meyakinkan<br />
kepada kerabat-kerabatnya. Bai’at ini dikenal dengan “Bai’at Aqabah<br />
kedua ; Bai’at – Kubra”.<br />
Berdasarkan dua bai’at di atas merupakan jaminan terlaksananya<br />
dakwah di yathrib. Sejak saat itu berangsur-angsur kaum muslimin Mekah<br />
hijrah ke Yathrib secara diam-diam agar tidak diketahui oleh orang-orang<br />
kafir Quraisy. Tujuan hijrahnya adalah untuk memperoleh penghidupan<br />
yang layak selain untuk dakwah islamiyah dan beberapa bulan kemudian<br />
Nabi Muhammad sendiri hijrah bergabung dengan mereka (Sjadzali, 1990<br />
: 9)<br />
113<br />
Hijrahnya umat muslim mekah ke Yathrib menimbulkan agama<br />
Islam di Yathrib mengalami kemajuan pesat sehingga hal ini<br />
menggelisahkan kaum musrikin Quraisy di Mekah. Kemajuan ini berkat<br />
setelah bai’at kubra sebanyak 12 orang pilihan dari mereka yang sebanyak<br />
73 orang dilantik Rasulullah Saw. Sebagai “Naqaba” (Kepala regu dari<br />
satu organisasi). Dalam rapat-rapat “adhoknya” kaum musyrikin Quraisy<br />
di Mekah mengambil keputusan bahwa “Muhammad harus di bunuh”<br />
dengan jalan rumahnya diblokir oleh angkatan muda yang terlatih dari<br />
tiap-tiap suku dan diorganisir sedemikian rupa agar rencana agar<br />
pembunuhan itu tidak bocor keluar.<br />
Namun siasat mereka sia-sia belaka lantaran Rasulullah Saw dapat<br />
meloloskan diridari kepungan mereka yang sangat ketat. Yaitu beliau<br />
keluar dari rumahnya dan didampingi oleh Abu Bakar dalam keadaan<br />
malam yang gelap gulita. Mereka terpedaya oleh siasat Rasulullah yaitu<br />
beliu menempatkan sahabat Ali di tempat tidurnya. Kemudian dengan Abu<br />
Bakar beilau keluar dari rumahnya dan sembunyi di “Gua Tsur “, (8 jam<br />
pulang pergi dari Mekah dengan berjalan kaki).<br />
Pada saat mereka tidak menemui Rasulullah di tempat tidurnya, hal<br />
ini menimbulkan amarah, Kemudian mereka mencarinya dan<br />
mengeluarkan Ma’lumat: “Barang siapayang dapat menangkap<br />
Muhammad akan mendapatkan 100 ekor onta”. Kemudian sampailah<br />
mereka didepan Gua Tsur. Karena rasa khawatir sahabat Abu Bakar<br />
menangis dan tangisannya terhenti setelah Rasulullah Saw berkata bahwa<br />
114<br />
“Allah beresama kita, jangan khawatir”. Dan ternyata mereka selamat<br />
lantaran mereka tidak melihatnya padahal kaki mereka persis di mulut Gua<br />
Tsur. Maka timbulah keyakinan umat muslim bahwa Allah Swt senantiasa<br />
melindungi orang-orang yang beriman (Amali, 1986: 114-115)<br />
Rasulullah Saw beserta sahabat Abu Bakar berdiam di Gua Tsur<br />
selama tiga hari: Jum’at, Sabtu dan Ahad, karena pada siang hari waktu<br />
zhuhur hari kamis beliau sempat memberitahukan kepada sahabat Abu<br />
Bakar bahwa beliau dijinkan Allah pindah ke negeri Madinah. Rasulullah<br />
Saw dalam perjalanannya ke Thaif beliau dikejar oleh Suraqah bin Malik<br />
Al Mujladi (kaum quraisy yang melihat dan ingin membunuhnya). Dalam<br />
pengejaranya ia tersungkur dua kali dan setelah dekat dengan Rasulullah<br />
Saw kedua kaki kudanya terhunjam kedalam tanah sampai pula pada batas<br />
lututnya, tetapi ia berusaha keras untuk mengangkat kudanya, sehingga ia<br />
dapat pula mengejar Rasulullah Saw namun ia terhalang oleh debu yang<br />
turun dari langit, bagaikan asap sehingga pada akhirnya ia ketakutan dan<br />
putus asa mengejar terus Rasulullah Saw lalu ia lepaskan.<br />
Sesampainya di Thaif Rasulullah Saw disambut oleh sahabat<br />
Anshar dengan hormat. Beliau mengambil rumah sahabat Sa’ad bin<br />
Khaitsamah sebagai “Majlis Umum” untuk memberikan petunjuk dan<br />
pelajaran sedang sahabat Abu Bakar masuk ke “Sanha” (tempat<br />
perkemahan) di negeri Madinah. Dan pada hgari jum’at beliau pindah ke<br />
Madinah setelah empat hari bermukim di Thaif. Untuk pertama kalinya<br />
dengan para sahabat Anshar dan Muhajirin sholat jum’at di masjid Bani<br />
115<br />
Ayyub, dan disitu beliau mengambil tempat kediaman sampai beliau di<br />
Madinah untuk sementara (Amali, 1986: 116)<br />
2. Hijrah Ke Madinah<br />
Rasulullah Saw meninggalkan Gua Tsur dalam perjalanan menuju<br />
kota Yathrib pada tanggal 12 Robiul-Awal, tahun pertama hijrah atau 20<br />
Jum tahun 622 M, dan tiba di Yathrib maka kota itu diubah namanya<br />
menjadi Madinatur Rasulullah; Madinatur Munawarah, Madinah<br />
pluralitas terlihat pada komposisi penduduk Madinah yang didomisili oleh<br />
berbagai golongan, suku bangsa Arab dan bangsa Yahudi yang menganut<br />
agama dan keyakinan yang berbeda yaitu; kaum muslimin terdiri dari<br />
golongan suku Anshor dan Muhajirin, golongan Yahudi terdiri dari suku<br />
Qainuga, Banu Nadhir, dan Banu Quraizhah, serta golongan suku Aus dan<br />
Kharaj menganut keyakinan paganisme (penyembahan terhadap mahkluk<br />
selain Allah) (Azra, 2005: 98).<br />
Orang-orang Islam penduduk Asli Madinah disebut kaum Anshar<br />
yang terdiri dari suku Khazraj dan suku Aus; dua kabilah yang ternama<br />
dan dikenal pemberani. Awal sebelum masuk Islam terjadi konflik pluralis<br />
yaitu kedua suku ini selalu bersaing dan bermusuhan kemudian berubah<br />
menjadi persaudaraan yang kokoh karena tali agama dan ikatan iman<br />
selain kaum Anshor juga terdapat kaum Muhajirin; orang muslim yang<br />
datang dari mekah. Kehiduapan antar kaum ini berjalan harmonis dan<br />
saling membantu lantaran kehidupan mereka yang sulit dengan tekanan<br />
116<br />
kaum kafir Quraisy dan tindakannya yang kejam. Dan untuk mencari<br />
penghidupan yang layak mereka hijrahke Madinah.<br />
Kedua kaum tersebut kemudian giat melakukan dakwah Islam,<br />
sehingga agama Islam semarak dan berkembang di Madinah. Langkahlangkah<br />
yang dilakukan untuk mencapai sasaran perjuangan dakwah<br />
bertujuan membentuk satu bernasyarakat bernegara. Oleh sebab,<br />
sesampainya Rasulullah Saw di Madinah keadaan orang-orang Islam<br />
menjadi kuat kedudukannya maka beliau segera memulai pekerjaannya<br />
yakni “Merencanakan dan melaksanakan, mendirikan pemerintahan<br />
masyarakat Islam dengan sistem keadilan sosial berkonsepsi Al-Qur’anul–<br />
Karim. Di Madinah Rasulullah Saw tidak hanya berperan sebagai<br />
pemimpin agama tetapi juga sebagai pemompin masyarakat dan kepala<br />
negara. Beliau memberi teladan kepada umat manusia kearah<br />
pembentukan masyarakat pluralis berperadapan yang sebelumnya dikenal<br />
dengan masyarakat prasejarah. (Amali 1986:118)<br />
Hijrah memberi makna penting dan hikmah besar bagi<br />
perkembngan penyiaran Islam karena menandai awal era muslim. Hal ini<br />
dicapai sebagai hasil perubahan peranan taktik dan strategi ketika beliau<br />
masih berada dimekah dengan ketika itu beliau berada di Madinah. Di<br />
mekah beliau hanya berperan sebagai Rosul penyampai wahyu. Isi peran<br />
yang disampaikan pada umumnya adalah masalah-masalah eskatologik;<br />
tentang harapan memperoleh imbalan pahala bagi yang beriman dan<br />
ancaman siksa neraka bagi yang tidak beriman.<br />
117<br />
Rasulullah menarik garis tegak lurus antara yang mukmin dengan<br />
yang tidak yang berakibat timbul konflik. Pihak yang merasa terganggu<br />
ketenangannya dalam mengecap kenikmatan fisik. maupun yang abstrak<br />
yang telah diberikan oleh tatanan sosial dan budaya yang telah ada bangkit<br />
bereaksi Rasulullah di hina dan ajarannya di cemoohkan. Jalannya dakwah<br />
Islam sangat lambat. Dari jumlah sedikit orang-orang dimekah yang<br />
memeluk Islam hanya beberapa orang saja yang berasal dari kelompok elit<br />
(Shiddiri, 1996:84)<br />
3. Strategi Dakwah Dalam Mendirikan Pemerintahan<br />
Menurut Amali (1986: 118), paling Rasulullah Saw, dalam<br />
mendirikan pemerintahan masyarakat Islam meliputi:<br />
a) Persiapan bahan-bahan Undang-undang Dasar Pemerintahan yang<br />
terdiri dari Keagamaan, Politik, Sosial dan Ekonomi. Penjelasan dari<br />
bahan-bahan undang-undang dasar negera Islam yaitu berdasarkan<br />
pada II/30 juz isi AL Qur’an yang terdiri dari 23 / 144 surat yang<br />
tersebut di bawah ini dengan menurut tertibnya turunnya:<br />
1) Al Baqarah<br />
2) Al Anfal 13) Al Munafiqun<br />
3) Ali Imran 14) Al Mujadalah<br />
4) Al Ahzab 15) Al Hujurat<br />
5) Al Mumtahanah 16) At Tahrim<br />
6) An Nisa 17) At Taghabun<br />
7) Al Hadid 18) Ash Shaf<br />
118<br />
8) Al Qital 19) Al Jum’at<br />
9) Ath Thalaq 20) Al Fath<br />
10) Al Hasyr 21) Al Maidah<br />
11) An Nur 22) At Taubah<br />
12) Al Haj 23) An Nashr<br />
Surat-surat tersebut diatas turun di Madinah dan disebut dengan<br />
surat Madahiyah. Isi kandungan surat-surat tersebut antara lain:<br />
- Yang hubungannya dengan ibadah, sholat, puasa, zakat fitrah yang<br />
garis besarnya sudah disinggung di ayat-ayat surat Makiyah<br />
- Yang hubungannya dengan urusan sipil (hukum perdata) seperti:<br />
jual beli, sewa menyewa dan riba<br />
- Yang hubungannya dengan urusan hukum pidana; pelanggaran,<br />
pencurian, kejahatan, pembegalan dan pembunuhan<br />
- Yang hubungannya dengan urusan rumah tangga; hukum waris<br />
- Yang hubungannya dengan urusan perlakuan terhadap hamba<br />
sahaya dan lain-lain yang berkaitan dengan ajaran agama.<br />
b) Merumuskan siasat mendirikan pemerintahan tersebut:<br />
1) Membangun tempat pertemuan masyarakat Islam<br />
2) Membangun tempat perguruan<br />
3) Mendirikan pemerintahan masyarakat Islam<br />
119<br />
Pelaksanaan pemerintahan masyarakat Islam :<br />
(a) Tujuan mendirikan pemerintah Islam yaitu; mengubah<br />
“Susunan Masyarakat” dari “Susunan Masyarakat Pra Sejarah<br />
Islam” ke “Masyarakat Islam” dengan pemerintahannya<br />
bersistem: “Keadlian Sosial”, sepanjang ajaran-ajaran syari’at<br />
Islam berdasarkan: Al Qur’an sebagai kitab “Undang-Undang<br />
asar Syari’at Islam”.<br />
(b) Jangka waktu pemerintahan Islam<br />
Selama hidup Rasulullah Saw, sejak dari kepindahannya di<br />
Madinah sampai wafatnya mendirikan pemerintahan Islam<br />
selama kurang lebih 9 tahun 9 bulan 9 hari.<br />
c) Persiapan untuk menghadapi penduduk Makkah<br />
Menurut Amali (1986: 121-125), ada tiga langkah yang diambil<br />
oleh Rasulullah Saw, untuk mencapai sasaran perjuangan dakwah<br />
Islamiyah di Madinah antara lain:<br />
1) Mendirikan masjid<br />
Setibanya Rasulullah Saw, di Quba, sebuah desa di luar<br />
Madinah, nabi sudah meminta agar dibangun sebuah masjid<br />
sebagai pusat kegiatan dakwah dan sentra pengembangan<br />
kebudayaan. Dan pada saat Rasulullah Saw, membeli tanah yang<br />
ketika itu unta yang beliau tumpangi baru sampai di Madinah dan<br />
membasuh dua kakinya di sana. Kemudian beliau memerintahkan<br />
kepada para sahabat suapay pohon-pohon ditebang dan keburuan120<br />
kuburan digali dan dipindahkan untuk diratakan, serta di atasnya<br />
dibangun “Masjid Raya Madinah; Masjid Nabawi”, yang terletak<br />
berdampingan dengan rumah ketua kabilah khazraj; As’ad bin<br />
Zurahah. Beliau-beliau memberi teladan dengan ikut serta<br />
membantu dalam pembangunan masjid itu dan di dekat masjid itu<br />
dibangun rumah Rasulullah Saw.<br />
Adapun fungsi mendirikan masjid adalah sebagai sarana<br />
ibdah dan dakwah. Selain untuk shalat juga sebagai tempat<br />
musyawarah dan perencanaan strategi dakwah, tempat pengajaran<br />
dan perguruan, serta tempat penerimaan tamu dan delegasidelegasi.<br />
Bahkan di serambi depan disediakan tempat unuk fakir<br />
miskin yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal.<br />
Tindakan pembangunan masjid mengandung makna bahwa<br />
pembinaan moral dan taqwa adalah hal yang pertama dilakukan<br />
sebelum hal-hal yang lain dikerjakan.<br />
2) Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor<br />
Kedua kaum ini disatukan berdasarkan tali ikatan agama<br />
tanpa ada perbedaan derajat baik karena darah maupun karena<br />
suku. Persatuan adalah modal utama tercapainya perjuangan. Kaum<br />
Anshor adalah orang-orang Islam penduduk asli Madinah,<br />
sedangkan kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam yang<br />
pindah/hijrah dari Makkah ke Madinah dengan membawa<br />
agamanya. Rasulullah Saw, memberikan hak yang sama kepada<br />
121<br />
kedua kaum tersbut. Beliau melarang kepada mereka tidak<br />
bermusuhan dan balas dendam.<br />
Hal tersebut juga ditegaskan bahwa Rasulullah di kirimkan<br />
Allah SWT ditengah umat manusia dibekali kitab suci Al Qur’an<br />
dan ajaran keadilan agar manusia tegak dengan keadilan itu.<br />
Keadilan yang tanpa memandang siapa yang akan terkena<br />
akibatnya, meskipun mengenai diri sendiri, keluarga, maupun<br />
teman dekatnya bahkan terhadap orang yang membencinya<br />
sekalipun.<br />
Terhadap kelompok masyarakat muslim ini nabi sendiri<br />
adalah pemimpinnya berlaku semua ketentuan yang diwajibkan<br />
oleh agama. Dengan demikian Rasulullah Saw, telah mendirikan<br />
dasar-dasar pemerintahan Islam. Demikian pula beliau senantiasa<br />
menganjurkan semangat persaudaraan, menyantuni anak-anak<br />
yatim piatu, perempuan janda, hamba sahaya, fakir miskin dan<br />
lain-lain. Segala perbuatan yang membahahagiakan pergaulan<br />
hidup dan membangun perikemanusiaan yang sejati. Rasa<br />
persudaraan dan toleransi merupakan wujud dari penghormatan<br />
pluralisme.<br />
3) Membangun pemerintahan<br />
Pembangunan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang<br />
dilakukan agar taraf hidup manusia menjadi layak dan lebih baik.<br />
Rasulullah Saw, membangun sebuah masyarakat bernegara yang<br />
122<br />
didukung oleh seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya tanpa<br />
memandang asal keturunan dan agama yang dianut. Masyarakat<br />
plural dalam membangun bernegara ini diikat oleh tali kepentingan<br />
dan cita-cita bersama.<br />
Rasulullah Saw, mendirikan pemerintahan masyarakat Islam<br />
di Madinah dengan :<br />
(a) Sistem pemerintahan masyarakat Islam di Madinah bersifat<br />
“Keadilan Sosial” yakni: “Suatu masyarakat yang susunan dan<br />
cara hiudp masyarakatnya melalui asas syari’at Islam<br />
berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.<br />
(b) Pertalian susunan tersebut di atas ini adalah: di dalamnya<br />
disusun perundang-undangan sipil dan politis menurut syari’at<br />
Islam. Sehingga jadilah dia (syari’at Islam) sebagai dasar yang<br />
resmi untuk kehidupan keduniaan bagi negara.<br />
(c) Hakikat pertaliannya yaitu, “Suatu susunan pemerintahan yang<br />
diatur menurut syari’at Islam, disebut: “Al Khilafah”.<br />
(d) Thabiat Al Khilafah Ialah memperlakukan warga negaranya<br />
dengan berpijak di atas rel agama Islam, supaya<br />
keseluruhannya diliputi dengan pandangan “Syar’I (Allah<br />
SWT)”, yang meletakkan dasar peraturan tata hidup keagamaan<br />
dan tata hiudp keduniaan.<br />
Dengan sistem pemerintahan tersebut di atas, maka<br />
“Negara masyarakat Islam itu negara beserta rakyatnya subur<br />
123<br />
dna makmur dan Tuhan Yang Maha Esa memeliharanya”,<br />
memberikan ampunan kepada kalian dan dia menuntut<br />
syukuran terhadap-Nyapula” ataupun disebut: “Bal datun<br />
Thayyibatur wa rabbun ghaffur”, dan jadilah: Negara<br />
masyarakat Islam itu selamat dari keruntuhan dan kehancuran,<br />
yang menjadikan sebab demikian itu ialah lantaran di dalam<br />
perundang-undangan sipil dan politisnya tidak terdapat<br />
perbuatan fujur (perkosaan), dan perbuatan ‘udwan (aniaya dan<br />
perbuatan madzmum/tercela). Selain itu pertanggung<br />
jawabannya terletak di atas kebijaksanaan secara perhukumanperhukuman<br />
syari’at Islam dan politiknya”<br />
(e) Bentuk haluan dijadikan bentuk haluan negara masyarakat.<br />
Islam ialah bermusyawarah yang keputusannya tidak<br />
menyimpang dari kebijaksanaan syariat Islam berdasarkan<br />
surat Asy Syura ayat 38 dan surat Ali Imran ayat 159. Surat<br />
Asy Syura: 38 yang kurang lebih Indonesianya sebagai berikut:<br />
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah<br />
antara mereka”. Surat Ali Imran ayat 159, kurang lebih<br />
Indonesianya sebagai berikut: “dan bermusyawarahlah dengan<br />
mereka dalam urusan itu (urusan peperangan dan hal-hal<br />
duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,<br />
kemasyarakat dan lain-lai”<br />
124<br />
(f) Sedangkan dasar pembagian kekuasaan negara di Madinah<br />
yang nampak adalah dipegang oleh Rasulullah Saw. Sendiri<br />
sebagai “Khalifatullah” dan dibantu oleh para sahabatnya<br />
terutama sahabat Abu Bakar yang merupakan “Wazir (Perdana<br />
Mentri)”.<br />
Masyarakat bernegara yang dibangun oleh Rasulullah Saw,<br />
lahir berdasarkan kontrak sosial yang dibuat dan disekapati<br />
bersama oleh seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya yang<br />
terekam dalam satu piagam yang dikenal dengan nama “Piagam<br />
Madinah” (Mitsaqal Madinah)”. Piagam ini dibuat sebelum<br />
terjadinya perang Badr (2H/624 M).<br />
Masyarakat pendukung piagam Madinah jelas<br />
memperlihatkan karakter masyarakat yang majemuk (Pluralistik),<br />
baik ditinjau dari segi asal keturunan maupun segi budaya dan<br />
agama. Di dalamnya terdapat Arab Muslim, Yahudi dan Arab non<br />
Muslim (Shiddiqi, 1996: 85)<br />
4) Meletakkan dasar-dasar ekonomi Islam<br />
Dasar-dasar ekonomi Islam yang diletakkan oleh Rasulullah<br />
Saw, bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial, keseimbangan<br />
antara kepentingan individu dan orang banyak. Sistem ini berpusat<br />
pada hal-hal berikut:<br />
125<br />
(a) Menghargai nilai kerja<br />
(b) Adil dalam pembagian warisan, Islam tidak mengakui harta<br />
terpusat pada kelompok kecil masyarakat, sementara yang lain<br />
miskin dan lapar<br />
(c) Melestarikan sumber daya alam<br />
(d) Larangan mengambil harta orang lain secara tidak sah<br />
(e) Tidak bertindak bodoh<br />
(f) Tidak menimbun harta<br />
(g) Mengeluarkan zakat harta<br />
(h) Tidak menggunakan kekuasaan dalam memperoleh kekayaan<br />
Inilah beberapa prinsip Islam dalam bidang ekonomi yang<br />
telah disinggung Al Qur’an sejak zaman Rasulullah Saw, dan salah<br />
satu asas dalam mendirikan daulah Islamiyah.<br />
4. Piagama Madinah<br />
Piagam Madinah merupakan basis kajian untuk mendapatkan<br />
wawasan tentang sosial – politik – demokratik, karena hampir semua<br />
pengkaji sejarah Islam mengakui “bahwa” Piagama Madinah” merupakan<br />
instrumen hukum – politik yang membuat komunitas Islam dan non Islam.<br />
Saat itu menuai kebebasan dan kemerdekaan di bawah kepemimpinan<br />
Nabi Muhammad Saw. Bahkan oleh sebagian pakar ilmu politik piagam<br />
ini dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang dasar pertama bagi<br />
“Negara Islam” yang didirikan Nabi Saw di Madinah.<br />
126<br />
Latar sosial – budaya masyarakat Madinah sangat majemuk, terbukti<br />
penduduknya terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras dan agama<br />
yang berbeda. Pada umumnya faktor ini mendorong konflik yang tidak<br />
mudah diselesaikan, tetapi “Piagam Madinah” mampu menjadi perekat<br />
unitas dari pluralitas tersebut. Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw<br />
adalah model yang paling ideal dan sempurna dari kepemimpinan abad ke<br />
7 M karena keberhasilannya membangun pemerintahan Islam.<br />
Corak kemajemukan tersebut terlihat pada komposisi penduduk<br />
Madinah yang didomisili oleh berbagai golongan suku-suku Arab dan<br />
bangsa Yahudi yang menganut agama yang berbeda. Golongan suku-suku<br />
tersebut antara lain: golongan muslim yang terdiri dari Muhajirin dan<br />
Anshor, golongan Yahudi yang terdiri dari Banu Qainuqa, banu Wadhir,<br />
dan Banu Quraizhah, sedangkan golongan musyrik dan munafik adalah<br />
golongan Aus dan Khazraj tetapi sebagian dari mereka telah menjadi<br />
muslim, maka tidak apologetis, apabila piagam ini untuk mewujudkan<br />
persatuan dan kesatuan semua unsur pluralisme menjadi satu bangsa yang<br />
menjunjung tinggi moralitas dan keadilan sosial atas dasar keimanan dan<br />
ketakwaan.<br />
Dalam konteks ini Islam tampaknya memang didesain untuk bisa<br />
menata kehidupan sosial yang pluralistik. Untuk mendapatkan isi/butirbutir<br />
Piagam Madinah, berikut dikutipkan naskah Piagam Madinah<br />
selengkapnya (Sjadzali, 1990: 10-16)<br />
127<br />
Bismillahirahmanirrahim<br />
1. Ini adalah naskah perjanjian dari Muhammad, Nabi dan Rasul Allah,<br />
mewakili pihak kaum Muslim yang terdiri dari warga Quraisy dan<br />
warga Yathrib serta para pengikutnya yaitu mereka yang beriman dan<br />
ikut serta berjuang bersama mereka.<br />
2. Kaum muslimin adalah umat yang bersatu utuh, mereka hidup<br />
berdampingan dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lain.<br />
3. Kelompok Muhajirin yang berasal dari warga Quraisy dengan tatap<br />
memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu membahu membayar<br />
denda yang perlu dibayarnya. Mereka membayar dengan baik tebusan<br />
bagi pembebasan anggota yang ditawan.<br />
4. Bani ‘Auf dengan tetap memegang teguh prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok dengan<br />
baik dan adil membayar tebusan bagi pembebasan warganya yang<br />
ditawan.<br />
5. Bani Al-Harits (dari warga Al Khazra) dengan teguh memgang prinsip<br />
aqidah, mereka bahu membahu membayar denda pertama mereka.<br />
Setiap kelompok membayar dengan baik dan adil tebusan bagi<br />
pembebasan warganya yang ditawan.<br />
6. Bani Sa’idah dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
128<br />
7. Bani Jusyam dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
8. Bani An Najjar dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
9. Bani ‘Amr bin ‘Auf dengan teguh memegang prinsip aqidag, mereka<br />
bahu membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
10. Bani An Nabit dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
11. Bani Al Aus dengan teguh memegang prinsip aqidah, mereka bahu<br />
membahu membayar denda pertama mereka. Setiap kelompok<br />
membayar dengan baik dan adil tebusan bagi pembebasan warganya<br />
yang ditawan.<br />
12. (a) Kaum Muslimin tidak membiarkan seseorang Muslim yang<br />
dibebani dengan utang atau beban keluarga. Mereka membari bantuan<br />
dengan baik untuk keperluan membayar tebusan atau denda.<br />
129<br />
(b) Seorang Muslim tidak akan bertindak tidak snonoh terhadap<br />
sekutu (tuan atau hamba sahaya) Muslim yang lain.<br />
13. Kaum Muslimin yang taat (bertakwa) memiliki wewenang sepenuhnya<br />
untuk mengambil tindakan terhadap seorang Muslim yang<br />
menyimpang dari kebenaran atau berusaha menyebarkan dosa,<br />
permusuhan dan kerusakan di kalangan kaum muslimin. Kaum<br />
muslimin berwenang untuk bertindak terhadap yang bersangkutan<br />
sungguhpun ia anak Muslim sendiri.<br />
14. Seorang muslim tidak diperbolehkan membunuh orang Muslim lain<br />
untuk kepenntingan orang kafir, dan tidak diperbolehkan pula<br />
menolong orang kafir dengan merugikan orang muslim.<br />
15. jaminan (perlindungan) Allah hanya satu. Allah berada di pihak<br />
mereka yang lemah dalam menghadapi yang kuat. Seorang Muslim,<br />
dalam pergaulannya dengan pihak lain, adalah pelindung bagi orang<br />
Muslim lainnya.<br />
16. Kaum Yahudi yang mengikuti kami akan memperoleh pertolongan dan<br />
hak bersama serta akan terhindar dari perbuatan aniaya dan perbuatan<br />
makar yang merugikan.<br />
17. Perdamaian bagi kaum Muslim adalah satu. Seorang Muslim tidak<br />
akan mengadakan perdamaian dengan pihak luar Muslim dalam<br />
perjuangannya menegakkan agama Allah kecuali atas dasar persamaan<br />
dan keadilan.<br />
130<br />
18. Keikutsertaan wanita dalam berperang dengan kami dilakukan secara<br />
bergiliran.<br />
19. Seorang Muslim, dalam rangka menegakkan agama Allah, menjadi<br />
pelindung bagi Muslim yang lain di saat menghadapi hal-hal yang<br />
mengancam keselamatan jiwanya.<br />
20. (a) Kaum Muslimin yang taat berda dalam petunjuk yang paling baik<br />
dan benar. (b) Seorang musyrik tidak diperbolehkan melindungo harta<br />
dan jiwa orang Quraisy dan tidak diperbolehkan mencegahnya untuk<br />
berbuat sesuatu yang merugikan seorang Muslim.<br />
21. Seorang yang ternyata berdasakan bukti-bukti yang jelas membunuh<br />
seorang Muslim, wajib dikisas (dibunuh), kecuali bila wali terbunuh<br />
memaafkannya. Dan semua kaum Muslimin mengindahkan pedapat<br />
wali terbunuh. Mereka tidak diperkenankan mengambil keputusan<br />
kecuali dengan mengindahkan pendapatnya.<br />
22. Setiap Muslim yang telah mengakui perjanjian yang tercantum dalam<br />
naskah perjanjian ini dan ia beriman kepada Allah dan hari Akhri,<br />
tidak diperkenankan membela atau melindungi pelaku kejahatan<br />
(kriminal), dan barang siapa yang membela atau melindungi orang<br />
tersebut, maka ia akan mendapat laknat dan murka Allah pada Hari<br />
Akhirat. Mereka tidak akan mendapat pertolongan dan tebusannya<br />
tidak dianggap sah.<br />
23. bila kami sekalian berebda [endapat dlaam sesuatau hal, hendaklah<br />
perkaranya diserahkan kepada (ketentuan) Allah dan Muhammad.<br />
131<br />
24. Kedua pihak: Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi bekerja sama dalam<br />
menanggung pembiayaan di kala mereka melakukan perang bersama.<br />
25. Sebagai satu kelompok, Yahudi Bani ‘Auf hidup berdampingan<br />
dengan kaum Muslimin. Kedua pihak memiliki agama mansingmasing.<br />
Demikian pula dengans ekutu dan diri masing-masing. Bila di<br />
antara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hubungan<br />
ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya sendiri.<br />
26. Bagi Kaum Yahudi Bani An Najjar berlaku ketentuan sebagaimana<br />
yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‘Auf.<br />
27. Bagi kaum Yahudi Bani Al Harits berlaku ketentuan sebagaimana<br />
yang berlaku bagi kaum Bani ‘Auf.<br />
28. Bagi kaum Yahudi Bani Sa’idah berlaku ketentuan sebagaimana yang<br />
berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‘Auf.<br />
29. Bagi kaum Yahudi Bani Jusyam berlaku ketentuan sebagaimana yang<br />
berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‘Auf.<br />
30. Bagi kaum Yahudi Bani Al Aus berlaku ketentuan sebagaimana yang<br />
berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‘Auf.<br />
31. Bagi kaum Yahudi Bani Tsa’labah berlaku ketentuan sebagaiamana<br />
yang berlaku bagi kaum Yahudi Bani ‘Auf. Barang siapa yang<br />
melakukan aniaya atau dosa dalam hubungan ini maka akibatnya akan<br />
ditanggung oleh diri dan warganya sendiri.<br />
32. Bagi warga Jafnah, sebagai anggota warga Bani Tsa’labah berlaku<br />
ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi Bani Tsa’labah.<br />
132<br />
33. Bagi Bani Syuthaibah berlaku ketentuan sebagaimana yang berlaku<br />
bagi kaum Yahudi bani ‘Auf. Dan bahwa kebajikan itu berbeda dengan<br />
perbuatan dosa.<br />
34. Sekutu (hamba sahaya) Bani Tsa’labah tidak berbeda dengan bani<br />
Tsa’labah itu sendiri.<br />
35. Kelompok-kelompok keturunan Yahudi tidak berbeda dengan Yahudi<br />
itu sendiri.<br />
36. Tidak dibenarkan seorang menyatakan keluar dari kelompoknya<br />
kecuali mendapat izin dari Muhammad. Tidak diperbolehkan melukai<br />
(membalas) orang lain yang melebihi kadar perbuatan jahat yang telah<br />
diperbuatnya. Barang siapa yang membunuh orang lain sama dengan<br />
membunuh diri dan keluarganya sendiri, terkecuali bila orang itu<br />
melakukan aniaya. Sesungguhnya Allah memperhatikan ketentuan<br />
yang paling baik dalam hal ini.<br />
37. Kaum Yahudi dan kaum Muslimin membiaya pihaknya masingmasing.<br />
Kedua belah pihak akan membela satu dengan yang lain dalam<br />
mengahdapi pihak yang memerangi kelompok-kelompok masyarakat<br />
yang menyetujui piagam ini. Kedua belah pihak juga saling<br />
memberikan saran dan nasihat dalam kebaikan, tidak dalam perbuatan<br />
dosa.<br />
38. Seorangtidak dipandang berdosa karena dosa sekutunya. Dan orang<br />
yang teraniaya akan mendapat pembelaan.<br />
133<br />
39. Daerah-daerah Yatrib terlarang perlu dilingungi dari setiap ancaman<br />
untuk kepentingan penduduknya.<br />
40. Tetangga itu kehormatan tidak dilingungi kecuali atas izin yang berhak<br />
atas kehormtan itu.<br />
41. Sesuatu kehormatan tidak dilindungi kecuali atas izin yang berhak atas<br />
kehormatan itu.<br />
42. Suatu peristiwa atau erselisihan yang terjadi antara pihak-pihak yang<br />
menyetujui piagam ini dan dikhawatirkan akan membahayakan<br />
kehidupan bersama harus diselesaikan atas ajaran Allah dan<br />
Muhammad sebagai utusan-Nya. Allah akan memperhatikan isi<br />
perjanjian yang paling dapat memberikan perlindungan dan kebajikan.<br />
43. Dalam hubungan ini warga yang berasal dari Quraisy dan warga lain<br />
yang mendukungnya tidak akan mendapat pembelaan.<br />
44. Semua warga akan saling bahu membahu dalam menghadapi pihak<br />
yang melancarkan serangan terhadap Yathrib.<br />
45. (a) Bila mereka (penyerang) diajak untuk berdamai dan memenuhi<br />
ajakan itu serta melaksanakan perdamaian tersebut maka perdamaian<br />
tersebut dianggap sah. Bila mereka mengajak berdamai seperti itu,<br />
maka kaum Muslimin wajib memenuhi ajakan serta melaksanakan<br />
perdamian tersebut, selama serangan yang dilakukan tidak menyangkut<br />
masalah agama. (b) Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban)<br />
masing-masing sesuai dengan fungsi dan tugasnya.<br />
134<br />
46. Kaum Yahudi Aus, sekutu (hamba sahaya) dan dirinya masing-masing<br />
memiliki hak sebagaimana kelompok-kelompok lainnya yang<br />
menyetujui perjanjian ini, dengan perlakuan yang baik dan sesuai<br />
dengan semestinya dari kelompok-kelompok tersebut. Sesungguhnya<br />
kebajikan itu berbeda dengan perbuatan dosa. Setiap orang harus<br />
bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang dilakukannya. Dan<br />
Allah memperhatikan isi perjanjian yang paling murni dan paling baik.<br />
47. Surat perjanjian ini tidak mencegah (membela) orang yang berbuat<br />
aniaya dan dosa. Setiap orang dijamin keamanannya, baik sedang<br />
berda di Madinah maupun sedang berada di luar Madinah, kecuali<br />
orang yang berbuat aniaya dan dosa. Allah pelindung orang yang<br />
berbuat kebajikan dan menghindari keburukan.<br />
Muhammad Rasulullah S. A. W<br />
Batu-batu dasar yang telah diletakkan oleh Piagam Madinah sebagai<br />
landasan bagi kehidupan berneara untuk masyarakat majemuk di Madinah<br />
adalah:<br />
1. Semua pemeluk Islam, meskipun berasal dari banyak suku, tetapi<br />
merupakan satu komunitas.<br />
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara anggota<br />
komunitas Islam dengan anggota komunitas-komunitas lain didasarkan<br />
atas prinsip-prinsip: (a) Bertetangga baik; (b) Saling membantu dalam<br />
135<br />
menghadapi musuh bersama; (c) Membela mereka yang teraniaya; (d)<br />
Saling menasehati; dan (e) Menghormati kebebasan beragama.<br />
Satu hal yang patut dicatat bahwa Piagama Madinah, yang ada<br />
banyak oleh banyak pakar politik didakwakan sebagai konstitusi negara<br />
Islam yang pertama itu, tidak menyebut agama negara Sjadzali, 1990: 16).<br />
Menurut Shiddiqi (1996: 85), dari butir Piagama Madinah menurut<br />
penomoran Schacht terlihat beberapa asa yang dianut: Pertama, Asas<br />
kebebasan beragama negara mengakui dan melindungi setiap kelompok<br />
untuk beribadah menurut agamanya masing-masing. Sebagaimana firman<br />
Allah SWT: Q.S. Al Baqarah : 256, yang artinya: “Tidak ada paksaan<br />
untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang<br />
benar daripada jalan yang salah”.<br />
Kedua, asas persamaan. Semua orang mempunyai kedudukan yang<br />
sama sebagai anggota masyarakat, wajib saling membantu dan tidak boleh<br />
seorangpun diperlakukan secara buruk. Sebagaimana firman Allah SWT:<br />
Q.S. Al Hujurat: 13, yang artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya kami<br />
menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan<br />
menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian<br />
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian<br />
di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara kalian.<br />
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.<br />
Ketiga, Asas kebersamaan. Setiap dan semua anggota masyarakat<br />
mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negra. Sebagaimaa<br />
136<br />
firman Allah SWT: Q.S. Al Nisa : 59; yang artinya: “Wahai orang-orang<br />
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan pemimpin di antara<br />
kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu maka<br />
kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu lebih<br />
utama dan lebih baik kesudahanannya.<br />
Keempat, Asas keadilan ataupun asas perdamaian yang berkeadilan.<br />
Sebagaimana firman Allah SWT: Q.S. An Nahl: 90, yang artinya:<br />
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan berbuat<br />
kebajikan”.<br />
Kelima, Asas musyawarah. Sebagaimana firman Allah SWT: Q.S.<br />
Ali Imran: 159, yang artinya: “Maka karena rahmat dari Allah-lah kamu<br />
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras<br />
lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari<br />
sekelilingmu. Maka maafkanlah mereka, mohonlah ampunan bagi mereka<br />
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian<br />
apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah.<br />
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-<br />
Nya.”<br />
Pesan wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah Saw, ketika beliau<br />
berada di Madinah banyak yang menyangkut kepentingan hidup manusia<br />
di dunia baik selaku individual maupun sebagai anggota masyarakat.<br />
“Anda semua adalah pemimpin (menurut porsi masing-masing) yang nanti<br />
akan dimintai pertanggung jawaban”. Dalam rangka pembangunan<br />
137<br />
masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang sesuai dengan martabatnya<br />
sebagai khalifah, maka kebodohan dan kemiskinan harus dilenyapkan.<br />
“Tuntutlah ilmu. Sabda nabi, “Walau sampai ke negeri Cina”, Kekufuran<br />
berawal dari perut yang lapar”, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan<br />
di bawah”. Unuk melestarikan karunia Allah SWT, maka AL Qur’an pun<br />
memperingatkan, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi” (Shiddiqi, 1996:<br />
85-86)<br />
Dengan mengkaji Piagam Madinah ini terlihat gambaran pokok<br />
karakter ummah (masyarakat) dan negara pada masa-masa awal<br />
kelahirannya.<br />
Pertama, masyarakat pendukung piagama ini adalah masyarakat<br />
yang majemuk, baik ditinjau dari segi asal keturunan, budaya, maupun<br />
agama yang dianutnya. Tali pengikat persatuan adalah politik dalam<br />
rangka mencapai cita-cita bersama (Ps-Ps, 17; 23 dan 42). Semua mereka<br />
yang mendukung piagam ini disebut Mu’min.<br />
Kedua, masyarakat pendukungnya yang semula terpecah-pecah<br />
dikelompokkan dalam dua kategori; (a) muslim dan (b) non muslim. Tali<br />
pengikat sesama muslim adalah persaudaraan segama (P5-15). Diantara<br />
mereka harus tertanam rasa solidaritas yang tinggi (P5-P5, 14: 19; 21).<br />
Ketiga, negara mengakui dan melindungi kebebasan menjalankan<br />
ibadah agama bagi orang-orang non muslim (P5-P5; 25 sd 33).<br />
Keempat, semua orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai<br />
anggota masyarakat; wajib saling membantu dan tidak boleh seorangpun<br />
138<br />
diperlakukan secara buruk (P5-16). Bahkan orang yang lemah harus<br />
dilindungi dan dibantu (P5-11).<br />
Kelima, semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang<br />
sama terhadap negara (P5-P5; 24; 36; 37; 38 dan 44).<br />
Keenam, setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di<br />
hadapan hukum (P5-P5; 34; 40; 46).<br />
Ketujuh, hukum adat (kebiasaan masa lalu) dengan berpedoman<br />
pada keadilan dan kebenaran tetap diberlakukan (P5-P5; 2 sd 10).<br />
Kedelapan, hukum harus ditegakkan. Siapapun tidak boleh<br />
melindungi kejahatan, apalagi berpihak kepada orang-orang yang<br />
melakukan kejahatan. Demi tegakkanya keadilan dan kebenaran siapapun<br />
pelaku kejahatan tanpa pandang bulu harus dihukum (P5-P5; 13; 22 dan<br />
43).<br />
Kesembilan, perdamaian adalah tujuan utama. Namun dalam<br />
mengusahakan perdamaian tidak boleh mengorbankan keadilan dan<br />
kebenaran (P5-45). Kesepuluh, hak setiap orang harus dihormati (P5. 12).<br />
Kesebelas, pengakuan atas hak individu (P5.17).<br />
Sestim pemerintahannya adalah desentralisasi masalah yang bersifat<br />
intern kelompok, diselesaikan oleh kelompoknya masing-masing. Jika<br />
masalahnya menyangkut kelompok lain maka penyelesaianya haruslah<br />
diserahkan kepada nabi sebagai pemegang pucuk pimpinan negara yang<br />
berkedudukan di Madinah. Hal ini sangat dipetrlukan, akrena jika<br />
masalahnya terus dipertengkarkan antara kelompok akan berakibat<br />
139<br />
terganggunnya kerukunan dan persatuan serta solidaritas sosial, sehingga<br />
akan mengancam keamanan, kestabilan dan keselamatan negara.<br />
Keberhasilan lahir masyarakat yang menganut asas kebersamaan<br />
dan perdamaian yang dibina oleh nabi adalah karena aspek kebenaran,<br />
keadilan dan penghormatan hak mendapat penekanan yang kuat. Di<br />
samping itu, penyelesaian masalah adalah berdasarkan persetujuan<br />
bersama melalui forum permusyawaratan, seperti yang tercermin pada<br />
kelahiran Piagama Madinah itu sendiri.<br />
Dari paparan-paparan yang tersebut di atas dapatlah ditarik<br />
kesimpulan bahwa watak masyarakat yang dibina oleh nabi; satu,<br />
berpegang pada prinsip kemerdekaan berpendapat, dua, menyerahkan<br />
urusan kemasyarakatn (duniawi) kepada umat itu sendiri pada hal-hal yang<br />
berkaitan dengan perincian pelaksanaan pengaturan kehidupan masyarakat<br />
yang tidak termasuk masalah-masalah yang bersifat ubudiyah. Masalah<br />
ubudiyah karena sifatnya pasti dan protokoler berdasarkan wahyu harus<br />
diterima dan dilaksanakan tanpa perlu dimusyawarahkan dan diminta<br />
persetujuan terlebih dahulu.<br />
Piagam Madinah pada tahun VII mendapat ujian berat. Golongan<br />
Yahudi membuktikan dirinya sebagai orang yang tidak setia berpegang<br />
pada janji. Dalam perang Khandaq bukan saja Yahudi tidak mau ambil<br />
bagian dalam mempertahankan negeri Madinah dari serangan musuh,<br />
bahkan mereka bekerjasama dengan mush, menggerogoti kekuatan dari<br />
dalam. Peristiwa ini menyadarkan kaum muslimim, khusunya nabi sendiri<br />
140<br />
bahwa perlu adanya pengaturan kembali tentang hak dan kewajiban serta<br />
unsur pengikat kesatuan yang lebih menjamin kesetiaan dan loyalitas<br />
terhadap negara. Tugasnya perlu adanua kategori yang jelas tentang siapa<br />
sebenarnya yang mempunyai tujuan yang sama yang karenanya mau tetap<br />
bersama baik dalam keadaan suka maupun duka.<br />
Mereka yang benar-benat dapat diharapkan dan diyakini<br />
kesetiaannya ialah mereka yang mempunyai kesamaan tujuan dan motif<br />
penggerak dalam berbuat. Dalam masalah negara Madinah, mereka ini<br />
adalah kaum muslimin. Oleh karena itu, kemudian warga negara<br />
diklasifikasikan dalam dua golongan, yaitu: Muslim (umat Islam) dan<br />
Dzimmi. Dzimmi ialah orang-orang non muslim yang menyatakan diri<br />
tunduk dibawah kekuasaan negara. Klasifikasi ini menyangkut pula<br />
masalah hak dan kewajiban. Dzimmi dibebaskan dari kewajiban ikut serta<br />
bertugas dalam Angakatan Bersenjata, sedang sebagai warga negara<br />
mereka tetap mendapat hak dan perlindungan negara atas keselamatan jiwa<br />
dan harta milik mereka.<br />
Setelah Fat-hal Makkah yang terjadi pada tahun VIII H, negara<br />
Madinah telah berkembang menjadi sebuah negara yang kekuasan<br />
wilayahnya meliputi seluruh Jazirah Arab. Seirirng dengan luasnya<br />
wilayah kekuasaan negara itu, permasalahan yang harus dihadapi dan<br />
dikelola oleh pemerintahan negara pun menjadi semakin banyak dan<br />
kompleks. Negara membutuhkan biaya yang besar dalam melaksanakan<br />
141<br />
fungsi dan kewajibannya untuk menjaga keselamatan negara dan<br />
rakyatnya serta meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.<br />
Untuk dapat terhimpun dana yang menjamin terlaksananya fungsi<br />
dan kewajiban negara, maka sistem iuran seperti yang tercantum dalam<br />
Piagama Madinah sudah tidak dapat memenuhi kebuthan lagi. Sebagai<br />
penggantinya diperlukan pungutan tetap terhadap kekayaan yang dimiliki<br />
oleh warga negara. Bagi warga negara muslim dikenakan pungutan zakat<br />
atas hasil pertanian, peternakan dan harta yang berkembang yang telah<br />
mencapai batas kekayaan (hisab), sedangkan bagi Dzimmi dikenakan<br />
jizyah (pajak kepala) dan kharaj (pajak tanah).<br />
Dari kenyataan sejarah di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa<br />
proses perkembangan hukum ketata negaraan (Islam) melalui tahapantahapan<br />
sesuai dengan kebutuhan waktu dan keadaan. Demikianlah yang<br />
dialami oleh sejarah perkembangan Piagam Madinah (Shiddiq, 1996: 93-<br />
95).<br />
D. Kunci Sukses Kemimpinan Rasulullah Saw Dalam Berdakwah<br />
Menurut Shidiqi (1996: 102) beberapa kunci kesuksesan dakwah<br />
Rasulullah Saw dalam memimpin umat. Adapun kunci kesuksesan itu patut<br />
untuk diteladani umat Islam dalam membangun sebuah pemerintahan antara<br />
lain:<br />
Pertama, akhlak nabi yang terpuji tanpa cela. Muhammad Saw sejak<br />
muda sebelum diangkat menjadi rasul terkenal lemah lebut berakhlak mulia,<br />
142<br />
jujur dan tidak mementingkan diri sendiri atau sukunya. Karena kejujurannya<br />
beliau mendapat julukan Al Amin dan karena kejujurannya pula beliau<br />
mendapat kepercayaan dari Siti Khatidjah untuk membawa barang<br />
dagangannya. Dan kemudian menjadi istri yang mendukung perjuangan<br />
dakwahnya dan karena kejujurannya pula beliau dipercaya dalam masalah<br />
meletakkan Hajar Al Aswad pada tempatnya setelah Ka’bah selesai<br />
diremovasi oleh Majlis Hilf al Fdlul. Dengan kebijaksanaan Rasulullah Saw<br />
menyelesaikan tugas dengan baik. Rasulullah Saw adalah orang yang lembut<br />
budi pekertinya, tidak bengis, tidak suka mencela dan juga tidak kikir beliau<br />
dihindarkan dirinya dari tiga perkara dari perbantahan, menyombongkan diri<br />
dan dari sesuatu yang tidak selayaknya.<br />
Beliau tinggal orang lain dari tiga perkara, beliau tidak mencela<br />
sesorang, tidak membuat malu orang dan tidak mencari aib orang lain. Beliau<br />
tidan bicara melainkan pada sesuatu yang ada baiknya.<br />
Kedua, karakter Rasulullah Saw adalah tahan uji, ulet, teguh, sederhana<br />
dan semangat berkerja keras. Rasulullah walaupun terlahir dalam keadaan<br />
yatim dari kalangan suku yang terpandang namun beliau tidak mau<br />
mengantungkan hidupnya pada belas kasih orang lain. Beliau adalah orang<br />
yang mandiri sejak kecil beliau ikut mengembala ternak keluarga, membantu<br />
pamannya berdagang, satu perjalanan yang sulit dan cukup berbahaya pada<br />
waktu itu, sikap percaya diri dan pengalaman hidup yang penuh perjuangan<br />
telah menggembleng dirinya menjadi seorang pemimpin yang tangguh. Selain<br />
143<br />
itu pengalaman hidup yang membuat dirinya matang dan mengenal liku-liku<br />
kedhidupan seluruh lapisan masyarakat.<br />
Ketiga, sistem dakwah nabi yang menggunakan metode himbauan yang<br />
diwarnai oleh hikmah kebijaksanaan dalam menyeru manusia agar beriman<br />
dan mencegah kemungkaran, tidak ada unsur paksaan. Allah memerintahkan<br />
“Tidak ada paksaan dalam beragama” (La ikraha fi ad-din), Nabi Muhammad<br />
Saw tidak pernah dendam terhadap orang-orang yang pernah menyakiti dan<br />
mencemoohnya, sifat himbauan yang komunikatif serta tanpa paksaan<br />
merupakan kebijaksanaan nabi.<br />
Keempat, tujuan perjuangan nabi yang jelas menuju kearah menegakkan<br />
keadilan dan kebenaran serta menghancurkan yang batil tanpa pamrih kepada<br />
harta, kekuasaan, dan kemuliaan duniawi. Nabi menolak tawaran pemukapemuka<br />
Quraisy jahili untuk menukar gerak perjuangannya dengan harta,<br />
tahta dan wanita, Nabi Muhammad Saw tidak akan meninggalkan tugas<br />
dakwahnya sampai agama Islam tegak atau belaiu meninggalkan karena<br />
perjuangannya. Dan ketika nabi telah menduduki jabatan sebagai pemimpin<br />
umat yang mempunyai kekuasaan, beliau tidak menggunakan harta baitul mal<br />
haram untuk menumpuk kekayaan baik untuk pribadi maupun untuk anggota<br />
keluarganya. Nabi Saw juga tidak bersifat nepotis melainkan sikap<br />
pengorbanan yang tanpa pamrih untuk melahirkan keyakinan dikalangan<br />
pengikut akan kebenaran dan kejujuran cita-cita perjuangan yang diembannya.<br />
Bahkan beliau selalu bersikap konsekuen dan konsisten dalam berjuang<br />
menegakkan keadilan serta menghancurkan kebatilanj (dakwah).<br />
144<br />
Kelima, prinsip persamaan. Rasulullah Saw dalam bergaul tidak pernah<br />
mebedakan satu dengan yang lain, bersikap sama terhadap semua orang, baik<br />
dengan yang kuat maupunyang lemah, yang kaya maupun yang miskin, baik<br />
terhadap musuh maupun shahabat. Beliau tidak pernah menghardik yang<br />
bersifat menghina dan bermuka masam kepada siapapun.<br />
Keenam, prinsip kebersamaan. Rasulullah Saw dalam menggerakkan<br />
orang berbuat tidak hanya sekedar memberikan perintah, namun beliau sendiri<br />
terjun memebrikan contoh. Beliau sendiri ikut terjun menyingsingkan lengan<br />
baju dan kaki jubahnya dalam membangun masjid Quba di Madinah, dan<br />
beliau selalu ikut terjun langsung dalam setiap pembangunan maupun medan<br />
tempur memimpin pasukan.<br />
Ketujuh, mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikutnya.<br />
Ketika sikap permusuhan orang-orang Quraisy Jahili sudah sampai taraf<br />
sadistis, nabi memerintahkan sebagian kaum muslimin berhijrah ke Abbesynia<br />
(Habasyah) demi keselamatan iman dan fisik mereka, sedangkan nabi sendiri<br />
beserta beberapa orang sahabat lain; Abu Bakar, Umar dan Ali tetap tinggal di<br />
Mekah menghadapi berbagai macam cobaan. Padahal dengan memerintahkan<br />
sebagian sahabat berhijrah ke Abbesynia berarti orang yang akan<br />
melindunginya, jika terjadi situasi yang gawat menjadi berkurang. Namun<br />
resiko ini beliau abaikan demi keselamatan para pengikut.<br />
Kedelapan, memebrikan kebebasan berpendapat serta pendelegasian<br />
wewenang, selain wewenang kerasulan yang hanya diperuntukkan bagi<br />
dirinya oleh Allah SWT, maka wewenangnya selaku pemimpin umat dan<br />
145<br />
negara ada sebagian yang didelegasikan kepada pejabat bawahannya. Selain<br />
itu nabi memberikan kebebasan berpendapat dan berkreasi kepada sahabat<br />
yang menduduki suatu jabatan. Untuk menjelaskan hal ini pembicaraan nabi<br />
dengan Mu’asz ibn Jabal ketika menerima jabatan sebagai hadirat ilahi atas<br />
jawaban Mu’adz bahwa dia akan berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap<br />
peristiwa yang belum diperoleh ketepan hukumnya dalam Al Qur’an dan<br />
Sunnah.<br />
Kesembilan, tipe kepemimpinan kharismatis dan demokratis.<br />
Muhammad Saw, memang orang yang terpilih untuk ditugaskan bukanlah<br />
kewibawaan sebagai Rasul Allah. Karena itu, kepadanya dikaruniai kharisma<br />
yang bukan saja memikat tetapi juga memukau. Gerak dan langkahnya terlihat<br />
kharismatis yang beliau peroleh tidak dibangun melalui jalan pengkultusan<br />
atau menempuh upaya-upaya tertentu. Kewibaaan yang dimilikinya adalah<br />
murni yang lahir dari kebenaran dan kemurnian misi yang diembanya.<br />
Kepatuhan orang terhadap dirinya bukan karena rasa takut atau terpaksa, tetapi<br />
karena rela. Orang patuh kepada perintah atau larangannya; yang hampir<br />
selauruhnya berasal dari Allah, bukan karena ketika berada di depannya tetapi<br />
juga ketika sendirian dan bersembunyi.Kepatuhan orang kepadanya adalah<br />
karena suruhan dan larangan objektif dan rasional. Semuanya bisa dicerna dan<br />
diterima akal sehat.<br />
Perintah agar manusia memelihar amanah, keimanan dan ketaqwaan<br />
kepada Allah, tidak mencuri dan perintah atau larangan yang lain agar tindak<br />
perbuatannya menyimpang dari syari’at Islam. Pokoknya semua perintah dan<br />
146<br />
larangan disampaikan tidak hanyan bersifat vokal tetapi juga berwujud<br />
keteladanan ataupun perbuatan, karena sumua peraturan yang dibuat tidak<br />
hanya berlaku untuk para pengikut tetapi juga berlaku terhadap beliau juga.<br />
Sifat demokrastis kepemimpinan nabi ini, ditunjukkan pula oleh sikap<br />
beliau yang terbuka terhadap kritik dan saran orang lain. Sikap mendengar<br />
pendapat dan saran orang lain ditunjukkan oleh hadits yang mengatakan:<br />
“Terimalah nasehat walaupun datangnya dari seorang budak hitam”. Sebutan<br />
“budak hitam” ini jangan diartikan sebagai pengakuan terhadap adanya<br />
lembaga perbudakan, tetapi haruslah dimaknakan sebagai pegawai yang<br />
pangkatnya paling rendah. Nabi merasa malu bahkan menganjurkan supaya<br />
menerima pendapat dan saran (nasehat) dari orang yang pekerjaan atau<br />
pendidikannya paling rendah sekalipun. Ini mendunjukkan bahwa pada diri<br />
nabi tidak ada sifat keangkuhan intelektual (intellectul snobism), yang merasa<br />
pandai atau serba tahu. Nabi dengan rendah hati menyatakan bahwa beliau<br />
tidak mengetahui segalanya.<br />
Sejatinya pluralisme memiliki landasan teologis yang cukup kokoh<br />
dalam nilai dan ajaran Islam. Dalam dakwah Islam Rasulullah Saw di<br />
Madinah merupakan aplikasi faktual dari pluralisme toleransi pluralis yang<br />
ditampakkan Rasulullah Saw merupakan salah satu karakteristik penyebaran<br />
Islam. Demikianlah perjalanan dakwah Rasulullah dalam kebrehasilannya<br />
mengubah susunan masyarakat dari susunan masyarakat pra Islam ke<br />
masyarakat Islam yang pemerintahannya bersistem keadilan sosial yang<br />
melandaskan Al Qur’an sebagai kitab undang-undang dasar syariat Islam.<br />
147<br />
Keberhasilan dakwah Islam Rasulullah Saw dalam memimpin umat<br />
merupakan model paling ideal (per exellen) dalam mendirikan sebuah<br />
pemerintahan.<br />
148<br />
BAB V<br />
PENUTUP<br />
A. Kesimpulan<br />
Berdasarkan urain di muka, sebagai penutup pembahasan skripsi ini,<br />
penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :<br />
1. Muhammad Saw adalah rasul terakhir yang terpilih untuk melaksanakan<br />
dakwah Islamiyah kepada umat manusia menuju keselamatan di dunia dan<br />
akhirat.<br />
2. Dakwah Islam Rasulullah Saw periode Mekah bertujuan membentuk<br />
pribadi muslim masyarakat Mekah.<br />
3. Dakwah Islam Rasululah Periode Madinah bertujuan untuk mendirikan<br />
pemerintahan yang bersistem keadilan sosial dengan berlandaskan Al<br />
Qur’an sebagai kitab undang-undang dasar syariat Islam.<br />
4. Piagam Madinah adalah undang-undang dasar untuk mengatur kehidupan<br />
masyarakat di Madinah, dimana penduduknya bersifat plural yang terdiri<br />
dari berbagai suku, agama, golongan, maupun karakter (latar sosial,<br />
budaya yang berbeda).<br />
5. Kunci kesuksesan Rasulullah Saw dalam berdakwah memimpin umat<br />
dalam satu pemerintahan merupakan model ideal yang patut untuk<br />
diteladani.<br />
149<br />
B. Saran Saran<br />
Setelah mengkaji konteksualisasi dakwah Rasulullah menurut History<br />
Islam (membangun pluralisme periode Madinah) tentunya masih ada sisi-sisi<br />
lain yang belum bisa penulis tampilkan dalam penulisan skripsi ini, mengingat<br />
keterbatasan kemampuanyang dimiliki. Oleh karena itu saran penulis adalah :<br />
1. Agar ada upaya lebih dalam untuk mengkaji sosok Rasul Muhammad Saw<br />
dan perjuangan dakwah Islamiyah, dalam membangun pluralisme di<br />
Madinah, terutama pada hal-hal yang belum bisa penulis kaji.<br />
2. Diupayakan untuk menelaah nilai-nilai pluralisme dalam konteks dakwah<br />
dari tokoh-tokoh agama lainnya yang mempunyai relevansi dengan<br />
keilmuan dakwah yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam mekanisme<br />
dakwah.<br />
3. Diupayakan agar menelaah nilai-nilai pluralisme yang berkembang di<br />
Indonesia dalam konteks dakwah.<br />
Akhirnya penulis mengucapkan alhamdulillah atas terselesainya<br />
penulisan skripsi ini karena hanya dengan pertolongan-Nya dan pentunjuk-<br />
Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.<br />
Dalam mewujudkan skripsi ini penulis telah mengerahkan kemampuan<br />
serta dana agar hasil yang disajika dapat memnuhi syarat-syarat yang<br />
diharapkan. Namun, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang<br />
penulis miliki, tentu terdapat kekurangan dan kesalahan yang tidak dapat<br />
penulis pungkiri. Menyadari kenyataan itu, maka segala saran, kritik dan<br />
koreksi terhadap skripsi ini akan penulis terima dari manapun datangnya demi<br />
150<br />
kesempurnaan tulisan ini. Hanya kepada Allah SWT penulis berdoa dan<br />
mohon pertolongan-Nya, semoga penulis senantiasa ditunjuki ke jalan yang<br />
benar dan lurus serta mendapatkan Ridha-Nya….Amin.SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-10647750830206570422011-10-15T10:14:00.000-07:002011-10-15T10:14:05.103-07:00Periode Klasik dalam Sejarah Peradaban Islam<h1></h1><div class="posts-content">Merupakan awal pembabakan peradaban Islam. Periode ini dimulai ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi <a href="http://www.jazirahislam.com/564/rasul.htm" title="rasul">rasul</a>. Dalam periode ini terdapat tiga fase penting, yaitu :<br />
<ol><li>Fase penciptaan komunitas baru sbg hasil transformasi nilai-nilai Islam yg semula berbentuk kesukuan menjadi <a href="http://www.jazirahislam.com/category/masyarakat" title="masyarakat">masyarakat</a> bercorak Islam.<span id="more-150"></span>Dalam fase ini embrio format negara Islam berkembang sejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah dari Mekkah ke Madinah. Pada masa ini terjadi byk pengembangan sekaligus perubahan baik dalam bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi dan terutama bidang politik. Pada masa ini pula embrio kegemilangan ilmu pengetahuan dan sastra Islam yg terinspirasi dari Al Qur’an serta seni arsitektur muncul, seperti adanya ijtihad hukum syariah pada masa Umar dan pembukuan Al Qur’an pada masa Utsman yg bersamaan dgn munculnya ilmu-ilmu kebahasaan dan bacaan al qur’an.</li>
<li>Fase dimana nilai-nilai Islam dijadikan sbg dasar istitusi kenegaraan dan elit perkotaan.Dalam fase ini, nilai-nilai islam mengandung ajaran utama sbg syariah yg yang berperan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yg sesuai dgn nilai-nilai dan ajaran dalam Islam</li>
<li>Fase ini yaitu peranan masyarakat Islam dalam mengubah mayoritas masyarakat Timur Tengah menjadi komunitas yg kokoh berlandaskan monotheistik.</li>
</ol>Ciri yg paling menonjol di dalam fase ketiga ini adalah terjadinya ekspansi kekuasaan Bani Umayyah yg meliputi Spanyol, Afrika Utara, Timur Tengah sampai ke perbatasan Tiongkok. Dalam catatan sejarah, keberhasilan ini melebihi kekuasaan yg dicapai Romawi pada masa kejayaannya.<br />
<strong><a href="http://www.jazirahislam.com/category/sejarah-perkembangan-islam" title="Sejarah perkembangan Islam">Sejarah perkembangan Islam</a></strong>, termasuk di dalamnya norma, doktrin, dan peradaban masyarakatnya, sesungguhnya tdk berkembang mandiri, linier, dan normatif melainkan berliku-liku dan tdk lepas dari kondisi sosial politik yg mengitarinya. Oleh karena itu pembahasan terhadap Islam tdk dapat dilepaskan dari konteks ini. Berikut adalah realitas dinamika-dinamika perkembangan Islam :<br />
<ol><li><a href="http://www.jazirahislam.com/151/masa-khulafah-ar-rasyidin.htm" title="Masa Khulafah Ar Rasyidin">Masa Khulafah Ar Rasyidin</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/152/masa-pemerintahan-bani-umayyah.htm" title="Masa Pemerintahan Bani Umayyah">Masa Pemerintahan Bani Umayyah</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/153/masa-pemerintahan-bani-abbas.htm" title="Masa Pemerintahan Bani Abbas">Masa Pemerintahan Bani Abbas</a></li>
</ol><ins style="border: none; display: inline-table; height: 60px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 468px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: none; display: block; height: 60px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 468px;"></ins></ins> <ins style="border: none; display: inline-table; height: 15px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 468px;"><ins id="aswift_3_anchor" style="border: none; display: block; height: 15px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 468px;"></ins></ins><ul><li><a href="http://www.jazirahislam.com/171/nikah-mutah-haram.htm" title="Nikah Mut`ah Haram">Nikah Mut`ah Haram</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/172/walimah.htm" title="Walimah">Walimah</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/174/hukum-menikahi-wanita-pezina.htm" title="Hukum Menikahi Wanita Pezina">Hukum Menikahi Wanita Pezina</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/66/haruskah-membayar-hutang-puasa-ramadhan.htm" title="Haruskah Membayar Hutang Puasa Ramadhan?">Haruskah Membayar Hutang Puasa Ramadhan?</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/175/khutbah-idul-adha.htm" title="Khutbah Idul Adha">Khutbah Idul Adha</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/176/doa-setelah-sholat-fajar.htm" title="Doa Setelah Sholat Fajar">Doa Setelah Sholat Fajar</a></li>
<li><a href="http://www.jazirahislam.com/177/kumpulan-doa-sehari-hari.htm" title="Kumpulan Doa Sehari-hari">Kumpulan Doa Sehari-hari</a></li>
<a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="politik jaman nabi fase mekkah">politik jaman nabi fase mekkah</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="perkembangan islam di jazirah pada masa rasulullah">perkembangan islam di jazirah pada masa rasulullah</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="sejarah islam pada masa klasik">sejarah islam pada masa klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="sejarah islam periode klasik">sejarah islam periode klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="politik islam sejarah peradaban islam madinah">politik islam sejarah peradaban islam madinah</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="periode klasik dalam sejarah peradaban islam">periode klasik dalam sejarah peradaban islam</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="periode klasik dalam sejarah peradaban islam">periode klasik dalam sejarah peradaban islam</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="klasik sejarah peradaban islam">klasik sejarah peradaban islam</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="islam pada periode klasik">islam pada periode klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="peradaban islam periode klasik">peradaban islam periode klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="ciri- ciri klasik sejarah peradaban islam">ciri- ciri klasik sejarah peradaban islam</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="perkembangan peradaban islam periode klasik">perkembangan peradaban islam periode klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="sejarah peradaban islam pada abad klasik">sejarah peradaban islam pada abad klasik</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="periodesasi islam">periodesasi islam</a> <a href="http://www.jazirahislam.com/150/periode-klasik-dalam-sejarah-peradaban-islam.htm" title="sejarah peradaban islam di mekah">sejarah peradaban islam di mekah</a> </ul></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-79991984338181373642011-10-15T10:13:00.000-07:002011-10-15T10:13:18.423-07:00SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN<div><h2 class="uiHeaderTitle"><br />
</h2></div><div class="clearfix" style="text-align: center;"><div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">oleh <a href="http://www.facebook.com/pages/SORANA-1006-FM-ASYIK-TAK-HANYA-MUSIK/114418801903395">SORANA 1</a></div></div><br />
<div style="text-align: center;">SEJARAH PERADABAN ISLAM<br />
<br />
PADA MASA<br />
<br />
KHULAFAUR RASYIDIN<br />
<br />
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN<br />
<br />
JURUSAN TARBIYAH<br />
<br />
PROGRAM STUDY TADRIS BAHASA INGGRIS<br />
<br />
2009</div><br />
Diantara tokoh-tokoh yang paling dipercayai oleh umat islam Setelah Usman r.a adalah Sayyidina Ali r.a.<br />
<br />
Dan pada saat itu tidak ada selain dia, baik di kota Madinah maupun di seluruh dunia Islam. seorang yang dapat dipercaya oleh kaum muslimin seluruhnya 38<br />
<br />
Ali r.a mengumumkan dilakangan pasukannya “jangan sekali-kali mencabik tirai. jangan sekali kali memasuki rumah dan menakut-nakuti seorang wanita dengan sesuatu yang mengganggunya.<br />
<br />
Suatu yang pertama kali dilakukan Ali r.a Setelah memecat Mu’awiyah dari jabatannya di Syam pada bulan Muharram tahun 36 H. dan mengangkat Sumbul Bin Hunaif sebagai penggangtinya.<br />
<br />
Di ujung masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib, umat islam terpecah menjadi dua kekuatan politik yaitu Mu’awiyah, syi’ah (pengikut Ali) dan Al-kharij (orang-orang yang keluar dari Ali).<br />
<br />
b. Ekonomi<br />
<br />
Setiap hari mereka di sibukkan sengan persoalan air dan rumput<br />
<br />
Pada hari ke dua Setelah pengangkatannya sebagai khafilah. Abu Bakar membawa bahan-bahan pakaian dagangan di atas pundaknya dan pergi untuk menjualnya<br />
<br />
Ditetapkan oleh Abu Ubaidah dari Baitul Maal empat ribu dirham setahunnya. ……<br />
<br />
Ali r.a juga memperoleh gaji segara sama dengan yang diterima Abu Bakar dan Umar<br />
<br />
Umar tidak pernah mau membeli sesuatu dari seorang yang mengenalnya agar orang tersebut tidak mengurangi harganya<br />
<br />
Salah satu aspek penting perekonomian arab pra-islam adalah pertanian<br />
<br />
Perdagangan adalah unsur penting dalam perekonomian arab<br />
<br />
Komoditas exspor arab selatan dan yaman adalah dupa, kemenyan, kopi, gaharo, minyak wangi, kulit binatang, buah kismis, anggur dan lainnya. lomoditas yang mereka impor dari dari afrika timur antara lain : kayu untuk bangunan, bulu burung unta, lantakan logam mulia dan badak. dari asia selatan dan cina berupa daging, btu mulia, sutra, pakaian, pedang, rempah-rempah. sedangkan dari negara teluk Persia mereka mengimpor intan<br />
<br />
c. Sosial<br />
<br />
Secara geografis arab bertanah tandus, berdebu, berpasir dan berbatu.<br />
<br />
Watak orang arab memimjam istilah said agar siradi, seperti pasir. Watak alami pasir pertama, tidak bisa disatukan sekalipun dikumpulkan dalam karung tetap memiliki sifart sendiri-sendiri. Kedua, pasir sifatnya lebih terbang kemana-mana sesuai sengan angin yang membawanya.<br />
<br />
Arab memiliki solidaritas internal yang kokoh disatu sisi dan sisi lain ganas terhadap suku atau cavila yang lain.<br />
<br />
Usman terkenal sangat mencintai kerabatnya. Dia merangkul dan mengangkat mereka menjadi penjabat pemerintahan.<br />
<br />
Rasulullah saw dalam masa pemerintahannya tidak pernah menunjuk salah seorang dari bani hasyim untuk menduduki suatu jabatan.<br />
<br />
d. Agama<br />
<br />
Masyarkat arab mempercayai paganisme, yaitu penyembahan terhadap berhala<br />
<br />
Gabungan antara nenek moyang veteisme ( menyemah kayu/batu ) toteisme ( pengultusan terhadap hewan dn tumbuhan yang dianggap suci ) dan animisme terhadap roh). namun tidak sedikit yang menganut ajaran hanif ajaran dari nabi ibrahim, seperti paman nabi, yaitu Abu Thalib.<br />
<br />
e. Makanan / Pakaian.<br />
<br />
Aku akan menetapkan bagimu uang yang cukup sebagaimana yang dibutuhkan untuk makanan seorang dari kebanyakan kaum muhajirin yang bukan paling utama dari mereka dan tidak pula paling rendah. Juga pakaian untuk musim dingin dan musim panas. Apabila telah usanh kembalikanlah pada kami.dan anda akan mengambil gantinya. Maka ditetapkan oleh abu ubaidah dari baitul maal, empat ribu dirham setahunnya.<br />
<br />
Ia menggunakan pakaian yang hanya separuh kakinya atau batang kakinya, dan sering kali bajunya itu penuh dengan tambalan.<br />
<br />
f. Arsitektur<br />
<br />
Umar juga mendirikan bait al-maal (tempat berita Negara) menempa mata uang dan menciptakan tahun hijrah<br />
<br />
Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjiryang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid dan memperluas mesjid nabi di madinah.<br />
<br />
g. Sastra<br />
<br />
Sejarah sastra arab mencatat banyak penyair- penyair mu’allagat diantaranya adalah tujuh orang yang terkenal dengan debutan ( seven suspended poem’s). Mereka adalah ibn al-gais bin al-kindi ( 500-540 ), zubair bin abi sulma al musan ( 530-627 ), al nabiqah, al – subíani ( w sekitar 604 ), labid bin rabi’ah al-amiri ( 560-661 ), tarafah bin abdul bakri ( 543-569 ), antarah bin syaddad al-absi ( 525-615 ) dan al-haris bin hilizah al-bakri ( w sekitar 580 ).<br />
<br />
Bahasa dan kandungan syair jahiliyah sangat sederhana, padat, jujur dan lugas.<br />
<br />
D. SEJARAH PENGUMPULAN DAN PENULISAN ALQUR’AN<br />
<br />
Alqur’an diturunkan dalam kurun waktu 23 tahun.alqur’an dalam membsacakan sesuatu masalah sangat unik, tidak tersusun secara sistematis.<br />
<br />
Pada masa rasululah saw. Sampai masa ke khafilahan abu bakar ( 12h-13h ) dan umar ( 13h-23h ) ilmu alqur’an masih diriwayatkan secara lisan<br />
<br />
Setiap kali menerima wahyu al-qur’an, rasulullah saw langsung mengingat dan menghafalnya pula<br />
<br />
Wahyu al-qur’an yang baru turun ditulis oleh juru tulis wahyu. Abu bakar a-siddiq mengemban tugas pemeliharaan al-qur’an sengan mwlakukan penghimpunan naskah-naskah al-qur’an. Banyak para sahabat penghafal al-qur’an yang gugur di medan perang yamamah.<br />
<br />
Pada periode utsman bin affan baru mencuat persoalan yang serius tentang qira’at.<br />
<br />
Ayat-ayat tersebut ( al-qur’ar ) ditulis dalam pelepah-pelepah kurma, batu-batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang<br />
<br />
Nabi Saw. Meninggal para sahabat yang pandai menulis, menulis ayat-ayat yang baru saja diterimanya disertai informasi tempat dan urutan setiap ayat setiap ayat dalam suratnya.<br />
<br />
BAB III<br />
<br />
ANALISIS DATA<br />
<br />
SEJARAH PERADAPAN ISLAM<br />
<br />
PADA MASA KHULAFA’ AL-RASYI DUN<br />
<br />
A. Peradapan Islam<br />
<br />
Peradapan ialah suatu peradapan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Dari pengertian tentang peradapan di atas, dapat dipaparkan beberapa hal yang termasuk dalam cakupan peradapan, yakni ; sistem pemerintahan (politik ), keadaan masyarakat ( ekonomi, sosial. Agama, pakaian/makanan ) seni bangunan ( arsitektur ) serta ilmu pengetahuan yang menyangkut di dalamnya tentang pendidikan yang diperoeh oleh masyarakat ( sastra, seni baca tulis )<br />
<br />
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, 1. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks, ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. 2. Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan tiga wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Peradapan biasanya di pakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.<br />
<br />
Landasan peradapan islam adalah kebudayaan islam. Sementara landasan kebudayaan islam adalah agama islam, yakni agama yang di bawa oleh nsbi muhammad saw. Peradapan islam adalah perwujudan dari kebudayaan masyarakat/umat islam berlandaskan agama islam yang bersumber dari al-qur’an. Kebudayaan adalah wujud dari ajaran agama dan hal-hal lai yang merupakan kebiasaan umat islam pada masa itu. Agama bukanlah kebudayaan tetapi melahirkan kebudayan. Agama memberikan jalan yang lurus bagi kehidupan, dan cerminan/perwujudn dari jaran yang berupa peraturan, norma. Norma adalah kebudayaan. Sedngkan wujud dari peraturan norma dan kebiasanumat yang tercermin dalam bentuk bangunan, tekhnologi dan politik ekonomi di sebut peradapan islam.<br />
<br />
B. Khulafa’ Al-Rasyidun<br />
<br />
“Khilafah” atau ”khalifah” adalah berasal dari kata kerja “kh-I.f” yang artinya menggantikan atau berada dibelakang sesuatu. Khilafah adalah pemimipin yang di angkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas bliau sebagai pemimpin agama dan tugas pemerintahan. Seperti yang kita telah ketahui bahwa nabi muhammad saw tidk pernah menunjuk seorang khalifah sebagai pengganti beliau. Yang ada hanyalah perintah nabi kepada abu bakar untuk menjadi imam dalam sholat sewaktu nabi sakit menjelang wafat. Sebagian besar umat muslim mengartikan bahwa perintah nabi itu sebagai karena hal ini otomatis akan memecah umat islam menjadi golongan-golonganm namun betapapun alotnya pertemuan asgifah telah berhasil mengangkat abu bakar sebagai khilafah. Hal ini jelas menyatakan bahwasannya abu bakar di angkat menjadi khalifah berdasarkan musyawarah. Sistem pemerintahan yang berdasarkan musyawarah ini di sebut sebagai sistem khilafah yang adil dan benar “atau” al-khiulafah ar-rasydah dan khalifahnya disebut kahulafa-ur rasyidin.<br />
<br />
C. Sejarah Peradapan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin<br />
<br />
a. Politik<br />
<br />
Khalifah yang pertama adalah abu bakar. Yang di angkat melalui pertemuan sagifah yang berlangsung dengan begitu alot. Karena sifat orang arab yang individual, atau nasionalis kesukuan. Begitu abu bakar naik sebagai khalifah,terjadilah pembelotan dari suku-suku arab tersebut terhadap islam kecuali yang tidak menyatakan pembelotan pada saat itu adalah mekkah dan madinah.<br />
<br />
Perintah untuk mengangkat abu bakar sebagai khlifah pengganti beliau. Akan tetapi ad golongan yang berpendapat bahwa perintah nabi kepada abu bakar untuk mengganti imam sholat bukanlah sama artinya sebagai pengangkatan menjai seorang khalifah.<br />
<br />
Secara umum memang al-qur’an sudah menetapkan tiga dasar pemerintahan islam yaitu : “ keadilan, musyawarah, dan kepatuhan terhadap ulil amri. Baik disukai ataupun tidak disukai oleh orang mukmin, kecuali ulil amri tersebut memerintahkan kedurhakaan terhadap allah. Maka ia tidak boleh didengarkan dan dipatuhi.berdasarkan tiga dasar pemerintahan islam yang terdapat dalam al-qur’an tersebut. Maka diadakan pertemuan sagifah, yaitu musyawarah tentang pengangkatan abu bakar menjadi khalifah pengganti rasulullah, sebagai mana yang di ajukan oleh umar. Karena sifat orang arab yang memiliki solidaritas internal yang kokoh disatu sisi, dan disisi lain ganas terhadap suku atau khalifah lain sehingga pertemuan sagifah berlangsung begitu alotnya. Masing-masing suku menginginkan khalifah dari kaumnya sendiri. Hingga timbul argumen,”dari kaummu ada khalifah dari kaumku juga ada khalifah”. Namun argumen ini langsung dipatahkan oleh masing-masing kelompok.<br />
<br />
Preoblem besar yang dihadapi abu bakar adalah munculnya nabi-nabi palsu, munculnya kelompok ingkar zakat, serta munculnya kaum-kaum murtad. Namun karena keiklasan dan kejujuranya abu bakar mamapu memimpin masa transisiini selama 2 tahun. Kekuasan yang dijalankan pada masa abu bakar sebagaimana pemerintahan pada masa rasulullah yakni bersifat sentral. Kekuasan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan khafilah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khafilah juga melaksnakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga halnya nabi muhammad , abu bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.<br />
<br />
Abu bakar adalah orang yang gagah perkasa dan terkenal dengan pedangnya. Ketika abu bakar sakit dan merasa ajalnya telah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan islam. Abu bakar meninggal, sementara pasukan barisan depan islam sedang mengancampalestina, irak dan kerajaan hirani. Ia digantikan oleh tangan kanannya sendiri yaitu umar.<br />
<br />
Pada masa umar gelomang ekspansi ( perluasan daerah kekuasaan ) pertama terjadi di ibukota syria damaskus. Jatuh tahun 635 m. Pada masa pemerintahan umar, wilayah kekuasaan islam sudah meliputi jazurah arabia , palestina, syria sebagian wilayah persia dan mesir karena begitu cepatnya perluasan islam .untuk memudahkan dalam mengatur administrasi ,maka umar membagi daerah kekuasan islam menjadi 8 propinsi yaitu : makkah, madinah, syria,basrah, kafah, palestina dan mesir<br />
<br />
Pada massa umar mulai di atur sistem pembayaran gaji dan pajak tanah pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dan eksekutif untuk menjaga keamanan dan ketertiban jawatan kepolisian dibentuk demikian pula jawatan pekerjaan umum pada massa umar sistem pemerintahan sudah di bagi menurut bidangnya masing masing , tidak seperti pada massa abubakar dan rosulullah sendiri semua bidang sudah ada pengurus masing masing<br />
<br />
Pada massa umar juga dikenal dengan adanya pajak orang yaitu : orang pendatang yang bukan dari daerah islam dan bukan orang islam dikenakan pajak orang yakni orang itu harus membayar pajak atas dirinya sendiri kepada negara<br />
<br />
Untuk memperkuat pasukan pedang islam .umar mendatangkan ahli pedang yang di kenal dengan abu-lu’luah .yaitu seorang budak dari persia .oleh karena itu abu lu;luah tidak menganut agama islam maka abu lu;luah ini di kenai pajak orang yakni di harus nenbayar pajak kepada negara<br />
<br />
Umar juga mendirikan bait al-maal sebagian tempat menyimpan harta negara selain itu umar juga menempa mata uang dan menciptakan tahun hijriyah .umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 h / 643 / 644 m )sebelum umar meninggal dia membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah seorang diantara mereka untuk menjadi khalifah . Massa jawatan umar berakhir dengan kematian dia dibunuh oleh abu-lu’luah, abu-lu’luah merasa tidak puas akan kebijakan umar yang mengharuskan dia membayar pajak atas dirinya. Detekah umar wafat, tim bermusyawarah dan berhasil mengangkat ustman sebagai khalifah , melalui persaingan yang amat ketat dengan ali ketika ali di tanya siapakah yang berhak menduduki jabatan sebagai khalifah dia menjawab ustman .tetapi, ketika ustman ditanya dengan hal yang sama. Dia menjawab ali-lah yang pantas sehingga ustmanlah yang terpilih menjadi khalifah menggantikan umar<br />
<br />
Di massa pemerintahan ustman ( 644-655 ) armania tunisia cypous rhodes dan bagian yang tersisa dari persia dan tranoxania dan tabanistan berhasil di rebut . Ekspansi islam pertama berakhir disini . Pada massa ustman terjadi diskriminasi kesukuan dimana seluruh jabatan di bagikan pada kaumnya sendiri yakni bani uamyyah dan mengkhususkan mereka gaji yang besar , yang diambilkan dari bait al maal. Hal ini menyebabkan kecemburuan dari suku-suku dan kabilah lain hingga mereka melakukan perlawanan terhadap pemerintahan ustman . Hingga menyebabkan kematian seorang ustman.. Ustman dibunuh di rumahnya sendiri dan di biarkan selama tiga hari .debagai mana. Yang di kutip dari badri yatim “ akhirnya kaum pemberontak menyerbu rumah usrman . Membunuhnya secara dzalim dan merapok isi rumahnya dan jazadnya yang suci ditinggalkan selama tiga hari tanpa dikuburkan.<br />
<br />
Setelah Ustman meninggal. terjadilah kekosongan kepemimpinansalam sejarah islam, untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, akhirnya umat islam beramai-ramai mengangkat Ali sebagai khalifah menggantikan Ustman, pada saat itu tidak ada seorang pun selain dia, baik dikota madinah maupun diseluruh dunia islam . Seorang yang dapat dipercaya oleh kaum muslimin seluruhnya.22<br />
<br />
Suatu yang pertama kali dilakukan Ali adalh memecat Mu’awiyah dari jabatannya di Syam dan mengangkat sumbol hunauf sebagai penggantinya23. Kaum umayah menuntut agar Ali menghukum pembunuh Ustman. akan tetapi Ali tidak ,melakukan itu, sehingga kaum umayah diketahui Mu’awiyah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Ali.<br />
<br />
Diujung pemeruntahan Ali, Umat islam terpecah menjadi tiga golongan, yaitu mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali) dan khawarij (orang yang keluar dari kelompok Ali). Ali meninggal dan digantikan anaknya Hasan, sementara kaum Mu’awiyah semakin kuat dan Hasan tidak sekuat Ali. Hingga akhirnya Hasan mengadakan perundingan damai, dan umat islam dikuasai oleh mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah sustem pemeruntahan khulafaurrasyidin berganti dengan sustem kerajaan yang dipimpin oleh Mu’awiyah.<br />
<br />
b. Ekonomi<br />
<br />
System perekonomian pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin adalah bertani dan berdagang setiap hari mereka disibukkan dengan pesoalan air dan rumput-rumput 24. Hasil pertanian yang mereka ekspor antara lain, kurma, kayu gaharu, buah kismis anggur dan lainnya selain bertani, unsure terpenting dalam perekomoianmereka adalah berdagang. Masyarakat arab waktu itu sudah mengenal ekspor impor. Kkomoditas ekspor arab selatan dan yaman adalah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi dan kulit binatang. Buah kismis anggur dan lainnya . Komoditas yang mereka impor dari afrika timur antara lain kayu untuk bangunan, bulu burung unta, lantakan logam mulia dan badat. Dari asia selatan dan china adalah daging, batu mulia, sutra, pakaian, pedang, rempah-rempah. Sedangkan dari negara teluk persia mereka mengimpor intan25. Mereka memperoleh pedang dan pakaian dari asia selatan dan china, ekspor-impor sudah dikenal sejak masa khulafaurrasyisin, mereka membuka hubungan dengan negara-negara disekitar mereka.<br />
<br />
c. Sosial<br />
<br />
Secara giografis Arab bertanah tandus dan didominasi oleh gurun pasir, kendaraan yang mereka gunakan adalah unta. masyarakat menggunakan cadar (penutup hidung) agar tidak menghirup pasir, wilayah arab yang kering berbatu dan sebagian besar adalah gurun pasir mempengaruhi eatak orang Arab. Orang Arab memiliki solidaritas isternal yang sangat kuat dan sebaliknya ganas terhadap suku dan kabilah lain. Pada masa Nabi, sifat kesukuan ini berhasil dirubah menjadi sifat nasionalisme kenegaraan, yang awalnya mereka bangga menyebut-nyebut semboyan kesukuannya menjadi berubah menjadi semboyan islam, pada masa Abu baker, Umar, sifat ini timbul kembali sehingga menimbulkan perpecahan dalam golongan islam. terutama pada masa Ustman dan Ali. sifat kesukuan ini yang menghancurkan umat islam.<br />
<br />
Pada masa Ustman, dia merangkul dan mengangkat mereka menjadi pejabat pemerintahan, Rosulullah juga tidak pernah mengangkat salah seorang dari Bani hhhasyim untuk mendidiki jabatan 26. Demikian pula masa Abu Bakar dan Umar, Hal ini untuk menghindari kecemburuan politik.<br />
<br />
d. Agama<br />
<br />
Agama yang dianut masyarakat Arab pada masa Khulafaur Rasydin selain Islam adalah Paganisme, yakni penyembahan terhadap berhala yakni agama yang di anut secara turun temurun sejak jamannya nabi musa. mereka tidak mudah melepadkan agama ari bapak dan ibu mereka, selain itu sebagin ada yabg menganut ada yang menganut gabungan antara agama nenek moyang mereka yakni vetersme ( menyembah batu atu kayu ) mereka menyembah batu-batu besar atau pohon-pohon besar yang di anggap kramat dan bisa memberikan perlindungan bagi mereka. serta ttetoisme ( yakni pengkultusan terhadap hewan dan tumbuhan yang di anggap suci ) deperti halnya mereka menyembah sapi betina , karena mereka anggap suci. Dan Anemisme yakni: kepercayaan terhadap roh . Namun tidak sedikit yang menganut ajaran hanif datinabi Ibrahim seperti paman nabi , yaitu Abu Thalib Banyaknya agama yang di nut pada massa khulafaur Rasyidin ini di karenakan sifat orang arab yabg keras. sehingga mereka tidak mudah menerima sesuatu yang baru.<br />
<br />
e. Dakanan Pakaian<br />
<br />
Makanan pokok orang arab adalan kurma dan gandum hal ini mereka dapatkan dari hasil pertanian selain kurma dan anggur, yang merupakan hasil pertanian mereka adalah buah kismis dan anggur. Bahan pakaian mereka impor dari asia srlatan dan cina. Mereka mengekspor hasil pertanian mereka dan dari negara lain sebagainya .<br />
<br />
Oleh karena kondisi arab yang dipenuhi gurun pasir yang tandus, panas, berdebu, berpasir dan berbatu pakaian orang arab sangat tertutup. memekai jubah dan penutup hidung (cadar) Untuk melindungi dari panasnya sinar mataari dan debu yang beterbangan.Sedangkan uar sendiri sangat sederhana, ia menggunakan pakaian yang separuh kakinya atau batang kakinya dan sering kali bajunya itu penuh dengan tambalan.<br />
<br />
f. Arsitektur / Bangunan<br />
<br />
Umar mendirikan Bait-Al Maal, yaitu tempat penyimpanan harta benda negara dan menempa mata uang dan menciptakan tahun hijrah bahan bangunan. Mereka impor dari Afrika Timur antara lain kayu untuk bangunan. Arsitektur pada masa khulafaur Rasyidin dipengaruhi oleh Mesir, Persia dan Spanyol. Hal ini karena bangunan yang pertama kali maju adalah di daerah tersebut.<br />
<br />
Usman juga membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota, serta untuk pengairan dalam pertanian. Dimana unsur penting dalam masyarakat Arab selain perdangan adalah pertanian. Utsman juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid, serta memperluas mesjid Nabi di Madinah dengan menggunakan arsitektur dari Mesir.<br />
<br />
g. Sastra<br />
<br />
Sejarah sastra arab, mencatat banyak penyair-penyair Mu’allaqat, diantaranya adalah tujuh orang yaitu yang terkenal dengan sebutan (seven suspendeds poems) mereka adalah :<br />
<br />
Ibnu al-qais bin Haris al-kindi (500-540)<br />
<br />
Zuhair bin Abu Sulma Al-Muzani (530-627)<br />
<br />
Al Nabiqah al Zubiani (W sekitar 604)<br />
<br />
Labid bin Rabiah al-amiri (560-661)<br />
<br />
Tarafah bin Abdul Bakri (543-569)<br />
<br />
Antarah bin Syaddad Al-Bakri ( W sekitar 580)<br />
<br />
Banyaknya sastrawan-sastrawan Arab ini menunjukkan bahwa sastra pada saat itu sudah sangat terkenal dan menjadi budaya orang Arab, orang Arab sangat menghormati sastrawan.<br />
<br />
Sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an dengan segala keindahan syair yang terkandung dan tak ada yang dapat menandingi syair Al-Qur’an dan kepadatan makna yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang memiliki nilai sastra yang sangat tinggi dimana didalamnya terdapat makna yang sangat padat dan mudah dipahami sehingga Al-Qur’an mudah dihafal. Hal ini menjadi salah satu keistimewaan Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan kepada umat islam dengan syair dan bahasa yang khas yang dapat melemahkan hasil karya sastra pada masa itu.<br />
<br />
D. Sejarah Pengumpulan dan Penulisan Al-Qur’an<br />
<br />
Al-Qur’an yang diturunkan dalam kurun waktu 23 tahun, yang dapat di bagi dalam periode Makkiyah dan Madaniyah, sebagai bukti adanya dialektis dengan ruang dan waktu ketika Al-Qur’an diturunkan. Setiap kali menerima wahyu Al-Qur’an Rasulullah SAW langsung mengingat, menghafalnya memberitahukan dan menghafalnya pula. Juru tulis wahyu pada masa Rasulullah antara lain Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab.<br />
<br />
Utsman bin affan, ali bin abi thalib, muawiyah bin walid, ubay bin ka’ab, zaib bin tsabit, tsabit bin qays, amin bin fuhairah, amr bin al-as zubair bin al awwam. Ayat-ayat al-qu’an ditulis disertai informasi tempat dan urutan setiap ayat dalam pelapah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.<br />
<br />
Penulisan pada masa ini belum terkumpul menjadi satu mushaf. Hal ini dikarenakan, al-qur’an tidak turun sekaligu, akan tetapi berangsur-angsur selama 23 tahun, maka sangat logis sebab jika alqur’an tidak bisa dikempulkan dakam satu mushaf. Faktor lainnya ialah dikarenakan rasullah masih hidup dan banyaknya sahabat penghafal al-qur’an. Setelah nabi muhammad wafat, kaum muslimin mengangkat abu bakar untuk menggantikan bahwa pada mas pemerintahan abu bakar terjadi kekecauan akibat ulah musailamah bin kazzab beserta pengikut-pengikut. Mereka menolak membayar zakat dan murtad dari islam. Pasukan islam dipimpin khalid bin walid segera merampas gerakan itu. Peristiwa tersebut terjadi di yamman tahun 12 h. Akibatnya banyak sahabat yang gugur, termasuk 70 orang yang diyakini tidak hafal al-qur’an, terjadi berdarah di yamman dicermati secara kritis oleh Umar bin Khattab, ia takut peristiwa itu segera akan terjadi lagi, sehingga semakin banyak korban dari kalangan penghafal al-qur’an. hingga muncul ide Umar untuk membukukan al-qur’an dalam satu mushaf, yang disampaikan pada Abu Bakar Al-siddiq. semula Abu Bakar keberatan atas usul Umar dengan alasan pernah dilakukan oleh Rasulullah. tetapi akhirnya Umar berhasil meyakinkannnya. Abu Bakar memilih Zaid bin Tsabit dalam rangka menyaksikan mandate dan tugas suci tersebut. mengingat kedudukannya dalam qira’at penulisan, pemahaman dan kecerdasan serta kehadirannya pada masa pembacaan Rasulullah, yang akhirnya sumber utama dalam penulisan tersebut adalah ayat-ayat al-qur’an yang ditulis dan dicatat di hadapan Nabi dan hafalan para sahabat dibawah petunjuk Umar dan Abu Bakar dan dicocokkan dengan hafalan para sahabat. hasil kerja Zaid yang berupa mushaf al-qur’an disimpan ke tangan Umar bin Khattab. sepeninggalan Umar, mushaf disimpan oleh Hafsah binti Umar.<br />
<br />
Pada masa pemerintahan Utsman, wilayah negara islam telah meluas sampai ke tri pola barat, Armen dan Azar Baijan. Pada itu islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di afrika, syiria dan rusia. Para penghafal al-qur’an pun akhirnya terjadi tersebar. Para pemeluk islam masing-masing daerah mempelajari dan menerima bacaan al-qur’an dari sahabat ahli qira’at di daerah yang bersangkutan. Penduduk syam belajar pada Ubay bin Kaab. Warga kufah berguru pada Abdullah bin mas’ud sementara penduduk yang tinggal di daerah berguru dan membaca al-qur’an dengan qira’at Abu Musa al-asyari. Versi qira’at yang dimiliki dan diajarkan oleh masing-masing ahli qira’at satu sama lain berlainan. Masing-masing saling membanggakan versi qira’at mereka dan salung mengakui bahwa versi qira’at merekalah yang paling baik dan benar. Bahkan saling mengkhafirkan. Masing-masing mempertahankan bacaannya serta menentang setiap bacaan yang bukan dari gurunya. Khuzaifah bin al- yaman yang mengetahui hal itu ketika ikut menyerbu ketika terjadi perang di armedia dn azarbaijan menghdap dan melaporkannya pada khalifah utsman.<br />
<br />
Untuk mengatsik masalah tersebut utsaman mengundang para sahabat dri ansar dan mujahidin untuk bermusyawarah mencari jalan keluar. Akhirnya utsman menunjuk satu tim yang terdiri dari empat orang sahabat untuk menulis kembali mushaf yang tersimpan di rumah hafsah karena dipandang sebagai mushaf standar. Hasil keeerja tim tersebut berwujud enpat mushaf al-qu’an standar. Tiga di antaranya dikirim ke syam, kufah, dan basrah dan satu mushaf ditinggalkan di madinah yang di kenal dengan mushaf al-iman. Keempat mushaf ini ditulis menggunakan dialek arab quraisy. Setelah itu, utsman memerintahkan untuk membakar seluruh al-qur’an yang sebelum mushaf al-iman dan menjadikan mushaf al-iman sebagai rujukan kaum muslimin.<br />
<br />
Sepeninggal utsman, mushaf al- qur’an belum diberi tanda baca seperti baris ( harakat ) dan pemisah ayat. Pemberian harakat dilakukan oleh abu al-aswad al –dauli, yang memberi harakat atau baris. Pada masa kfalifah mu’awiyah ibn abi sufyan ( 40-60H ). Selanjutnya, pada masa khalifah ibnu malik, dua murid abu al-aswad al-dauli yaitu nazar ibn asyim dan yahya ibn ya’mar memberi tanda untuk nuruf yang sama, separti”ba, ta”, tsa”.<br />
<br />
Dan penyempurnaan tanda baca lain dilakukan oleh imam khalid ibn ahmad pada tahun 162 H. Hingga menjadi al-qur’an yang kita kenal sekarang. Al-qur’an yang kita kenal sekarang adalah merujuk pada mushaf al-iman yaitu mushaf utsmani<br />
<br />
BAB IV<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA<br />
<br />
KHULAFAUR RASYIDIN<br />
<br />
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Pasukan islam dipimpin Khalid bin Walid berusaha menumpas kaum ingkar zakat yang dipimpin Musailamah bin Kazzab tersebut hingga mengakibatkan banyak sahabat yang gugur termasuk 70 penghafal Al-Qur’an. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.<br />
<br />
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Mushaf yang sudah terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika Abu Bakar sakit dia bermusyawarah dengan para sahabat untuk menggantikan beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang exspansi pertama terjadi. Umar membagi daerah kekuasaan islam menjadi 8 propinsi yaitu : Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kofah, Palestina, dan Mesir. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Pada masa pemerintahan utsman wilayah islam meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Qur’an yang tersebar dan tarjadi perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk tim untuk menyalin Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf Al-Qur’an dan Utsman memerintahkan untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.<br />
<br />
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yagn mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam membaiat Ali menjadi khalifah pengganti utsman, kaum Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Utsman, karena merasa tuntutannya tidak dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinan Mu’awiyah memberontak terhadap pemerintahan Ali. Perang Sifin mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali. Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah menjadi tiga golongan, yaitu, Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari barisan Ali). Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin) berganti dengan sistem kerajaan).SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-18318010464886369522011-10-15T10:08:00.000-07:002011-10-15T10:08:25.993-07:00PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH BANI ABBASIYAH<h1 class="entry-title"><br />
</h1><div class="entry-meta"><div style="text-align: center;"> <span class="meta-prep meta-prep-author"></span><span class="meta-sep">by</span> <span class="author vcard"><a class="url fn n" href="http://students.sunan-ampel.ac.id/irmanto/author/irmanto/" title="View all posts by Irmanto Sajalah">Irmanto Sajalah</a></span></div><div style="text-align: center;"><span class="author vcard"> </span></div></div><div class="entry-content"> BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakan Masalah<br />
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah peradaban islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah. <br />
B. Rumusan Masalah<br />
1. Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah?<br />
2. Bagaimana sistem kekhalifahannya?<br />
3. Bagaimana masa kejayaaan daulah Abbasiyah?<br />
4. Bagaimana runtuhnya daulah Abbasiyah?<br />
C. Tujuan Penulisan<br />
Makalah ini disusun dalam rangka merefleksi kembali sejarah islam yang telah lalu, sebagai cermin pertimbangan untuk masa mendatang. Sekaligus juga untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.<br />
<br />
BAB II<br />
PEMBAHASAN<br />
Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapi dan terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan sedikit mengenai berdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, sistem sosial politiknya, masa kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.<br />
A. Kelahiran Daulah Abbasiyah<br />
Masa Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bani Abbas mewarisi imperium besar Bani Umayah. Hal ini memungkinkan mereka dapat mencapai hasil lebih banyak, karena landasannya telah dipersiapkan oleh Daulah Bani Umayah yang besar. Menjelang tumbangnya Daulah Umayah telah terjadi banyak kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara; terjadi kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para Khalifah dan para pembesar negara lainnya sehingga terjadilah pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran Islam, termasuk salah satunya pengucilan yang dilakukan Bani Umaiyah terhadap kaum mawali yang menyebabkan ketidak puasan dalam diri mereka dan akhirnya terjadi banyak kerusuhan .<br />
Bani Abbas telah mulai melakukan upaya perebutan kekuasaan sejak masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) berkuasa. Khalifah itu dikenal memberikan toleransi kepada berbagai kegiatan keluarga Syiah. Keturunan Bani Hasyim dan Bani Abbas yang ditindas oleh Daulah Umayah bergerak mencari jalan bebas, dimana mereka mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan Daulah Umayah dan membangun Daulah Abbasiyah. <br />
Di bawah pimpinan Imam mereka Muhammad bin Ali Al-Abbasy mereka bergerak dalam dua fase, yaitu fase sangat rahasia dan fase terang-terangan dan pertempuran. Selama Imam Muhammad masih hidup gerakan dilakukan sangat rahasia. Propaganda dikirim ke seluruh pelosok negara, dan mendapat pengikut yang banyak, terutama dari golongan-golongan yang merasa ditindas, bahkan juga dari golongan-golongan yang pada mulanya mendukung Daulah Umayah. Setelah Imam Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya Ibrahim, pada masanya inilah bergabung seorang pemuda berdarah Persia yang gagah berani dan cerdas dalam gerakan rahasia ini yang bernama Abu Muslim Al-Khurasani. Semenjak masuknya Abu Muslim ke dalam gerakan rahasia Abbasiyah ini, maka dimulailah gerakan dengan cara terang-terangan, kemudian cara pertempuran, dan akhirnya dengan dalih ingin mengembalikan keturunan Ali ke atas singgasana kekhalifahan, Abu Abbas pimpinan gerakan tersebut berhasil menarik dukungan kaum Syiah dalam mengobarkan perlawanan terhadap kekhalifahan Umayah. Abu Abbas kemudian memulai makar dengan melakukan pembunuhan sampai tuntas semua keluarga Khalifah, yang waktu itu dipegang oleh Khalifah Marwan II bin Muhammad. Begitu dahsyatnya pembunuhan itu sampai Abu Abbas menyebut dirinya sang pengalir darah atau As-Saffah. Maka bertepatan pada bulan Zulhijjah 132 H (750 M) dengan terbunuhnya Khalifah Marwan II di Fusthath, Mesir dan maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah.<br />
Dalam peristiwa tersebut salah seorang pewaris takhta kekhalifahan Umayah, yaitu Abdurrahman yang baru berumur 20 tahun, berhasil meloloskan diri ke daratan Spanyol. Tokoh inilah yang kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Bani Umayah di seberang lautan, yaitu di keamiran Cordova. Di sana dia berhasil mengembalikan kejayaan kekhalifahan Umayah dengan nama kekhalifahan Andalusia. <br />
Pada awalnya kekhalifahan Daulah Abbasiyah menggunakan Kufah sebagai pusat pemerintahan, dengan Abu Abbas As-Safah (750-754 M) sebagai Khalifah pertama. Kemudian Khalifah penggantinya Abu Jakfar Al-Mansur (754-775 M) memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad. Di kota Baghdad ini kemudian akan lahir sebuah imperium besar yang akan menguasai dunia lebih dari lima abad lamanya. Imperium ini dikenal dengan nama Daulah Abbasiyah. <br />
Dalam beberapa hal Daulah Abbasiyah memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Daulah Umayah. Seperti yang terjadi pada masa Daulah Umayah, misalnya, para bangsawan Daulah Abbasiyah cenderung hidup mewah dan bergelimang harta. Mereka gemar memelihara budak belian serta istri peliharaan (hareem). Kehidupan lebih cenderung pada kehidupan duniawi ketimbang mengembangkan nilai-nilai agama Islam . Namun tidak dapat disangkal sebagian khalifah memiliki selera seni yang tinggi serta taat beragama.<br />
B. Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial<br />
1. Sistem Politik dan Pemerintahan<br />
Khalifah pertama Bani Abbasiyah, Abdul Abbas yang sekaligus dianggap sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut dirinya dengan julukan Al-Saffah yang berarti Sang Penumpah Darah. Sedangkan Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar ”Imam”, pemimpin masyarakat muslim bertujuan untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra mahkota raja.<br />
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.<br />
Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu<br />
a. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya diambil dari kaum mawalli.<br />
b. Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, ang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.<br />
c. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan sesuatu yang harus dikembangkan.<br />
d. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.<br />
2. Sistem Sosial<br />
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu<br />
a. Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama dalam kedudukan sosial<br />
b. Keraj<br />
aan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa ang berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)<br />
c. Perkawina campur yang melahirkan darah campuran<br />
d. Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .<br />
C. Kejayaan Daulah Abbasiyah<br />
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam<br />
1. Gerakan penerjemahan<br />
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. <br />
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudian naskah-naskah filsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa, arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.<br />
Pada masa ini, ada yang namanya Baitul hikmah yaitu perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan. Pada masa harun ar-rasyid diganti nama menjadi Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. Pada masa al-ma’mun ia dikembangkan dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.<br />
2. Dalam bidang filasafat<br />
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan juga teologia. Beberapa tokoh yang lahir pada masa itu, termasuk diantaranya adalah Al-Kindi, Al-farobi, Ibnu Sina dan juga Al-Ghazali yang kita kenal dengan julukan Hujjatul Islam.<br />
3. Perkembangan Ekonomi<br />
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam industri sepertikain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.<br />
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.<br />
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.<br />
4. Dalam bidang Keagamaan<br />
Di bawah kekuasaan Bani Abbasiyah, ilmu-ilmu keagamaan mulai dikembangkan. Dalam masa inilah ilmu metode tafsir juga mulai berkembang, terutama dua metode penafsiran, aitu tafsir bir ra’i dan tafsir bil ma’tsur .<br />
Dalam bidang hadits, pada masa ini hanya merupakan penyempurnaan, pembukuan dari catatan dan hafalan para sahabat. Pada masa ini pula dimulainya pengklasifikasian hadits, sehingga muncul yang namanya hadits dhaif, maudlu’, shahih serta yang lainnya.<br />
Sedangkan dalam bidang hukum Islam karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.<br />
D. Runtuhnya Daulah Abbasiyah<br />
Tak ada gading ang tak retak. Mungkin pepatah inilah ang sangat pas untuk dijadikan cermin atas kejayaan ang digapai bani Abbasiah. Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan akhirnya runtuh. <br />
Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan daulah Abbasyiah, yaitu<br />
A. Faktor Internal<br />
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.<br />
Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.<br />
Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.<br />
Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.<br />
Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.<br />
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.<br />
B. Faktor Eksternal<br />
Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.<br />
Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.<br />
<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
A. Kesimpulan<br />
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas. Berdirinya Dinasti ini tidak terlepas dari keamburadulan Dinasti sebelumny, dinasti Umaiyah.<br />
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad. Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. <br />
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.<br />
Pada beberapa dekade terakhir, daulah Abbasiyah mulai mengalami kemunduran, terutama dalam bidang politiknya, dan akhirnya membawanya pada perpecahan yang menjadi akhir sejarah daulah abbasiyah.<br />
B. Saran<br />
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan<br />
dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dahulu.<br />
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Armstrong, Karen. 2002. Islam : Sejarah Singkat. Yogyakarta : Penerbit Jendela<br />
Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.<br />
Hasimy, A. 1993. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang <br />
Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana <br />
Sunanto, Musyifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta : Kencana<br />
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.<br />
Watt, W. Mongtomery.1990. Kejayaan Islam. Yogyakarta : Tiara Wacana<br />
</div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-67052525213745662372011-10-15T10:07:00.000-07:002011-10-15T10:07:01.082-07:00PENGEMBANGAN ASPEK SKILL DAN ENTREPRENEURSHIP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH : PENGALAMAN LAPANGAN<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 24.0pt; line-height: 150%;">LOKAKARYA<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>NASIONAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 114.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 150%;">Pengembangan Kurikulum Sejarah Berbasis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Entrepreneurship </i>untuk Peningkatan</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kompetensi Lulusan</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Pengembangan Aspek Skill dan Entrepreneurship dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah : Pengalaman Lapangan</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Bodoni MT","serif";">Oleh : Ginna Santosa, S.Pd</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><span style="font-size: 14.0pt;">diselenggarakan oleh</span></div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><span style="font-size: 14.0pt;">Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya </span></div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><span style="font-size: 14.0pt;">kerjasama dengan </span></div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><span style="font-size: 14.0pt;">Program Studi Magister Ilmu Sejarah </span></div><div align="center" class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: center; text-indent: -9.0pt;"><span style="font-size: 14.0pt;">Program Pascasarjana UNDIP Semarang </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Semarang</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">, 3 Juni 2009</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">PENGEMBANGAN ASPEK <i style="mso-bidi-font-style: normal;">SKILL</i> DAN <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ENTREPRENEURSHIP</i> DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH : PENGALAMAN LAPANGAN</b><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720364867228813027#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">Oleh : Ginna Santosa<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720364867228813027#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pendahuluan</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Berbicara tentang mata pelajaran sejarah, maka akan muncul kesan pembelajaran yang membosankan, kering, monoton, dan segala bentuk kesan yang kurang menyenangkan, ditambah lagi penampilan guru yang pada waktu mengajar dengan penampilan seadanya (baca: tidak profesional) tidak menggunakan media pembelajaran minimal peta atau photo dokumentasi. Pembelajaran sejarah sering diidentikkan dengan kefasihan bercerita. Hal tersebutlah yang membuat proses pembelajaran sejarah yang kurang menyenangkan terjadi. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma. Kurikulum yang tersentralisasi diubah menjadi terdesentralisasi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sering disingkat KTSP (Wasino, 2009:2). Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang yang sangat besar kepada guru untuk mengembangkan kreativitasnya. Pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) hanya membuat standarnya saja, yakni hanya menentukan standar kelulusan yang kemudian dijabarkan ke dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>standar isi yang memuat bahan kajian, mata pelajaran, serta kegiatan belajar pembiasaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain hal tersebut, kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dalam KTSP masih sangat umum dan perlu penjabaran dari guru di masing-masing Satuan Pendidikan. Penjabaran ini tidak hanya sebatas penentuan indikator, tetapi juga berkenaan dengan materi, metode, media pembelajaran, urut-urutan penyampaian materi, juga sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dalam hal ini guru sangat memerlukan keterampilan untuk menyusun kurikulum. Jika guru tidak dapat membuat pembaharuan dalam penyusunan kurikulum sesuai mapelnya; maka sebagus dan semodern apapun kurikulumnya proses pembelajaran Sejarah akan kembali ke metode lama, yaitu lebih banyak menekankan pada ceramah. Bahkan ironisnya, ada guru/sekolah yang hanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">meng “copy paste” </i>kurikulum dari sekolah lain. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kemunduran, karena masing-masing sekolah memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Dengan kata lain, dalam paradigma baru ini, guru sejarah diberi kewenangan yang lebih luas untuk mengembangkan kurikulum itu sendiri yaitu berupa penyusunan silabus. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan silabus ini adalah kemampuan masing-masing sekolah. Silabus satuan pendidikan dalam sekolah yang sederajat, idealnya tidak bisa disamaratakan. Tidak hanya sekedar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SK– KD-nya dipenuhi. Penentuan komponen-komponen silabus ini sangat tergantung dari kemampuan guru dalam menjabarkannya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Dalam hal proses Kegiatan Belajar Mengajar tetap berlandaskan pada silabus yang telah dibuat (tentu saja RPP). Harapan terbesar dari KTSP adalah adanya pelaksanaan KBM yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">berbeda/memiliki warna lain. </i>Proses pembelajaran yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">berbeda</i> ini terletak pada keahlian guru meracik metode dalam menyajikan materi pelajaran. Guru tidak lagi subjek pembelajaran, melainkan siswalah yang menjadi subjek, Guru<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berperan sebagai fasilitator, motivator dan salah satu alternatif sumber belajar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Guru sejarah harus mampu memahami dalam menentukan tingkat kemampuan anak dalam pembelajaran materi sejarah. Pemberian materi sejarah diharapkan berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Penekanan pembelajaran pada siswa SMA pada gagasan atau pemikiran (Wasino, 2009:2) Untuk lebih mengembangkan gagasan atau pemikiran tersebut, kemampuan guru dalam membaca referensi kesejarahan mutlak diperlukan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Melalui bacaan referensi kesejarahan, kemampuan penguasaan materi para guru menjadi meningkat</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Peningkatan penguasaan materi akan menambah kepercayaan guru ketika menghadapi siswa di depan kelas. Selain itu, juga memungkinkan banyak ilustrasi yang bisa dikembangkan, sehingga pembelajaran sejarah tidak “hambar” dan apabila ada dialog dengan siswa tentang persoalan materi-materi kesejarahan suasana kelas menjadi hidup (Wasino, 2009:3) ini artinya peran guru sebagai fasilitator dan nara sumber telah dilaksanakan secara optimal. Terlebih lagi apabila digunakan model-model pembelajaran sehingga siswa akan berkesan dan tertarik dengan pembelajaran sejarah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Mengaplikasikan pembelajaran sejarah di sekolah sangat membutuhkan keterampilan dari guru sejarah itu sendiri. Pembelajaran yang monoton akan sangat membosankan peserta didik/siswa, dan inilah tantangan yang harus dihadapi oleh guru sejarah. Seorang guru sejarah harus mampu mengubah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mainset</i> anak, pembelajaran sejarah yang dalam benak anak adalah pembelajaran yang monoton, membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan, menarik untuk diikuti, dan bermakna.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Demikian juga dengan aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> akan bisa diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah, manakala pembelajaran itu sendiri dapat direspons secara positif oleh anak didik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Dalam tulisan ini, yang ingin dikembangkan adalah bagaimana pengertian <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> ? <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bagaimana implementasi aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> dalam pembelajaran sejarah di sekolah ?</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pengertian Aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Entrepreneurship </i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Pembelajaran kecakapan hidup dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship </i>ini tidak dikemas dalam bentuk mata pelajaran baru, tidak dikemas dalam materi tambahan yang disisipkan dalam mata pelajaran tetapi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. Yang dimaksudkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan dasar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Secara umum ada dua macam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">life skill</i>, yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">general life skill</i> (GLS) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">specific life skill</i> (SLS). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">General life skill</i> dibagi menjadi dua yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">personal life skill</i> (kecakapan personal) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">social skill</i> (kecakapan social). Kecakapan personal itu sendiri terdiri dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">self awarness skill</i> (kecakapan mengenal diri) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">thinking skill</i> (kecakapan berpikir). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Spesific life skill</i> juga dibagi menjadi dua yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">academic skill</i> (kecakapan akademik) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">vocational skill</i> (kecakapan vokasional/kejuruan). Kecakapan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan berpikir meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan kecakapan memecahkan masalah. Kecakapan sosial meliputi kecakapan komunikasi lisan, komunikasi tulisan, dan kecakapan bekerjasama. Kecakapan akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis dan kecakapan melaksanakan penelitian. Kecakapan vokasional/kejuruan terkait dengan bidang pekerjaan tertentu (Depdiknas, 2003:8)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Kecakapan hidup dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> ini sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yang berbeda-beda. Keduanya dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang, oleh karena itu aspek tersebut harus diasah dan dipraktikkan. Yang menjadi masalah bagaimana menerapkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>entrepreneurship </i>ini ke dalam pembelajaran sejarah? Selama ini pembelajaran sejarah sepertinya jauh sekali dari jangkauan jiwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship.</i> Umumnya pelajaran yang memiliki <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship </i>ini berupa pelajaran yang laik jual. Misalnya: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Akuntansi. Inilah tantangan utama para guru sejarah. Sebelum hal tersebut dipaparkan berikut ini yang termasuk karakteristik jiwa kewirausahaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>mempunyai visi dan misi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>kreatif dan inovatif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>berani menanggung resiko</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>berjiwa kompetisi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>mampu melihat peluang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>cepat tanggap dan gerak cepat</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>berjiwa sosial dan menjadi dermawan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Pada dasarnya aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">life skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> ini bukan sekedar pengetahuan teknik atau keterampilan, tetapi lebih berorientasi pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">sikap mental</b> melalui proses diri dengan praktik dan pengalaman karena dorongan motivasi dari diri sendiri. Oleh karena itu guru sangat berperan penting dalam menanamkan sikap mental siswa ini melalui proses pembelajaran. Untuk mengimplementasikan kedua aspek tersebut, guru sejarah harus memahami betul keduanya, sehingga ketika penyampaian materi akan terintegrasikan dalam proses pembelajaran. Materi sejarah tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang “murni” namun merupakan terapan yang nantinya bisa direalisakan oleh anak didik kita. Dengan bekal sikap mental itulah diharapkan muncul <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>gagasan/pemikiran <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>anak dalam menghadapi kehidupannya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Implementasi Aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Entrepreneurship</i> dalam Pembelajaran Sejarah</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Ada dua cara dalam mengimplementasikan aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">life skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> yakni secara teoritis dan praktis. Secara teoritis dilaksanakan di dalam kelas tentunya dengan pembelajaran sejarah yang bermakna. Artinya guru dalam mengembangkan pembelajaran dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang mengedepankan aktivitas siswa. Pendekatan CTL (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Contextual Teaching and Learning</i>) merupakan salah satu pendekatan yang digunakan sehingga dapat meng-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">eksplore</i> potensi anak didik. Anak dilibatkan dalam membangun pemahaman materi yang diperoleh dari hasil penemuan sendiri, sehingga nilai-nilai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">life skill</i> dan jiwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> yang sebenarnya merupakan potensi diri akan berkembang. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Contoh: </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Standar Kompetensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span> : 2. Menganalisis Peradaban Indonesia dan Dunia</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kompetensi Dasar<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>2.1.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;">Materi Pembelajaran<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>:<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kehidupan awal masyarakat Indonesia</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;">Uraian Materi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Perkembangan biologis manusia Indonesia<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;">Metode Pembelajaran :<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Inquiry </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;">Alat/Media<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>:<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Penggunaan CD Pembelajaran tentang Situs Sangiran dan Manusia Purba</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;">Aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Skill</i><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Siswa menganalisis materi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify;">- Siswa menggali informasi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Siswa mengolah informasi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Siswa mengadakan kerjasama</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Siswa mengambil keputusan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -117.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 135.0pt; text-align: justify; text-indent: -135.0pt;">Aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Entrepreneurship</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>: <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Kreatif dan inovatif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 135.0pt; text-align: justify; text-indent: -135.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Mampu melihat peluang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 135.0pt; text-align: justify; text-indent: -135.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>- Mempunyai visi dan misi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Dari kegiatan di atas, siswa diharapkan mampu untuk menganalisis materi tentang kondisi di Situs Sangiran serta benda peninggalannya melalui eksplorasi internet, berdiskusi kelompok dalam mengolah informasi tersebut menjadi sebuah laporan atau makalah. Diharapkan juga munculnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">awarness/</i>kesadaran terhadap benda/objek peninggalan sejarah disekitar lingkungannya, mampu berinovasi dan kreatif menciptakan suatu kondisi yang menguntungkan dalam memberdayakan potensi yang dimilikinya di sekitar lingkungannya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l5 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Kekurangan dari kegiatan ini, adanya siswa yang pasif karena didominasi oleh siswa yang aktif.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l5 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Kelebihan dari kegiatan ini, siswa lebih responsive ketika melihat tayangan karena dapat melihat deskripsi kondisi di Sangiran, sehingga transformasi materi tidak menjadi abstrak lagi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Secara praktis implementasi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">life skill</i> dan jiwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> dapat dilaksanakan di lapangan. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Studi Mapel</b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Studi Sejarah</b> merupakan salah satu metode yang digunakan agar siswa bisa terlibat langsung dengan situasi sebenarnya. Namun sebelumnya siswa sudah dibekali dengan informasi dan materi mengenai objek yang akan dikunjungi. Di sini siswa bisa melihat secara langsung potensi objek sejarah yang diberdayakan sebagai objek pariwisata dan penelitian.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Sebagai contoh ketika pembahasan materi pembelajaran <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Peristiwa, peninggalan sejarah,dan monumen peringatan peristiwa bersejarah yang ada di sekitarnya.</b> Siswa bersama kelompoknya ditugaskan untuk membuat laporan hasil penelitian mengenai peristiwa sejarah, peninggalan sejarah atau kisah bersejarah yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Maka dengan sendirinya siswa akan berusaha mencari informasi berkaitan dengan tugas latihan penelitian tersebut. Namun sebelumnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu kompetensi atau kemampuan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut, sehingga siswa juga akan memahami kegiatan yang akan dilaksanakannya. Waktu yang digunakan dalam latihan penelitian tersebut selama dua minggu. Terlepas dari kesempurnaan hasil latihan penelitian tersebut, namun yang paling penting adalah siswa telah memperoleh pelajaran kecakapan hidup dan jiwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i>. Siswa telah berusaha menggali informasi (melaksanakan interview) mengolah informasi (menjadi sebuah dokumen/laporan hasil latihan penelitian) dari hasil kreativitas, adanya kerjasama dalam mengolah informasi, mempunyai gagasan mengenai objek yang ditelitinya, dsb. Mereka (siswa) memperoleh kesadaran diri terhadap benda/peninggalan/objek sejarah yang ada di sekitar lingkungannya serta pengalaman hidup baru dengan melaksanakan tugas latihan penelitian tersebut Kemudian muncul juga gagasan mengenai tindak lanjut dari hasil latihan penelitian tersebut, misalnya gagasan mengembangkan daerahnya sebagai daerah objek wisata karena mempunyai potensi yang dapat dikembangkan, gagasan menuliskan potensi sejarah di sekitar daerahnya, penulisan toponim daerahnya sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">Di sinilah nilai kecakapan hidup dan jiwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> dapat ditanamkan oleh seorang guru yang diintegrasikan bersama pembelajaran sejarah. Siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Siswa mendapat pengalaman observasi, interview, dan dokumentasi. Di sisi lain pembelajaran sejarah menjadi lebih bermakna, menarik dan berkesan karena tidak membosankan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Daerah/objek <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di sekitar penulis yang dapat dijadikan studi lapangan misalnya:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Situs Plawangan </b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Materi Pembelajaran Tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Petilasan Sunan Bonang dan Pangeran Sedo Laut</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Materi Pembelajaran<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Museum Kartini, Pendopo Kabupaten,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan Makam Kartini</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kota</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> Pelabuhan Kuno di Lasem (Sungai Bagan) dan Kampung Pecinan</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Materi Pembelajaran Peristiwa, peninggalan sejarah, dan monumen peringatan peristiwa bersejarah yang ada di sekitarnya.</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Alat ukur keberhasilan:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.7pt; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Pengamatan (ranah afektif)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.7pt; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Portofolio, berdasarkan hasil kerja anak</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.7pt; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Isian Singkat</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kesimpulan</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Guru sejarah harus mampu mengubah paradigma pembelajaran sejarah sebagai pembelajaran bermakna, menarik, dan tidak membosankan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Kompetensi guru harus ditingkatkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam aspek metode pembelajaran, eksplorasi materi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>melalui referensi-referensi kesejarahan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Pemahaman aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> dapat memudahkan guru untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">membumikannya</i> dalam pembelajaran sejarah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Pengembangan aspek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">skill</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneurship</i> lebih diorientasikan pada penanaman sikap mental yang harus dimiliki siswa, sebagai bekal untuk hidup dan kehidupannya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><u><span style="font-family: "Lucida Handwriting";">Semoga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bermanfaat</span></u></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Daftar Pustaka</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify; text-indent: -99.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify; text-indent: -99.0pt;">Arcaro, Jerome S. 2007, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pendidikan Berbasi Mutu,</i> Jogyakarta; Pustaka Pelajar</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify; text-indent: -99.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Depdiknas. 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify; text-indent: -99.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify; text-indent: -99.0pt;">Nasution, S. 2003, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengembangan Kurikulum,</i> Bandung; Citra Aditya Bakti</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;">http://chaklet.onlog.com/ <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>article – entrepreneurship</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;">http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/ Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -63.0pt;">Suryadi, Ace. 2002, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan.</i> Jakarta; Balai Pustaka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;">Wasino.2009, Peran dan Fungsi Guru Sejarah dalam Pemahaman Nilai-nilai Kesejarahan (Makalah dalam Kegiatan Pemberdayaan dan Fasilitasi Organisasi Lembaga Organisasi Kesejarahan Lokal), Ungaran 24 Maret 2009.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -54.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">M</span><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI;">ata Perlajaran <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sejarah</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Kelas/Semester<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>X/2</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Alokasi Waktu<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>2 x 45 menit (2 Pertemuan)</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Standar Kompetensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial Narrow","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: yes;">2.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menganalisis </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">peradaban Indonesia dan Dunia<span style="mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 9.45pt; text-indent: -12.15pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kompetensi Dasar<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">2.1. Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: yes;">Indikator<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>:</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial Narrow","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 81.0pt; mso-list: l6 level1 lfo6; tab-stops: list 81.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Merekonstruksi penemuan manusia purba Indonesia melalui studi pustaka, CD Pembelajaran, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan presentasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 81.0pt; mso-list: l6 level1 lfo6; tab-stops: list 81.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mendeskripsikan Situs Sangiran sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The World Heritage</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 81.0pt; mso-list: l6 level1 lfo6; tab-stops: list 81.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mengidentifikasi wilayah temuan manusia purba di Indonesia</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="height: 9px; left: -2px; mso-ignore: vglayout; position: relative; top: 5px; width: 540px; z-index: 251657728;"><img height="4" src="file:///C:/DOCUME%7E1/box1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="540" /></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><br clear="ALL" style="mso-ignore: vglayout;" /> <div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">I. Tujuan Pembelajaran :</span></b></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Siswa dapat menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">II. Materi Ajar<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>:</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Arial Narrow","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: 42.0pt; text-indent: -12.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">Manusia Purba dan Situs Sangiran</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: 42.0pt; text-indent: -12.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">Peta penemuan manusia purba dan hasil budayanya di Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 30.0pt; tab-stops: 42.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">III. Metode Pembelajaran</span></b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></b></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Langkah-langkah Pembelajaran :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-list: l7 level3 lfo1; mso-text-indent-alt: -9.0pt; tab-stops: list 66.0pt; text-indent: -66.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>i.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kegiatan Awal:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-indent: -15.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Guru menginformasikan materi yang akan digali selama proses pembelajaran dengan tujuan mengarahkan dan memotivasi siswa pada materi pelajaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-list: l7 level3 lfo1; mso-text-indent-alt: -9.0pt; text-indent: -66.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>ii.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kegiatan Inti:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108.0pt; mso-list: l7 level4 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Guru menayangkan CD Pembelajaran Manusia Purba dan Situs Sangiran..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108.0pt; mso-list: l7 level4 lfo1; tab-stops: list 108.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Siswa berdiskusi kelompok setelah melihat tayangan CD Pembelajaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108.0pt; mso-list: l7 level4 lfo1; tab-stops: list 108.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, sementara kelompok audiens mengkritisi dengan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-list: l7 level3 lfo1; mso-text-indent-alt: -9.0pt; tab-stops: list 66.0pt; text-indent: -66.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>iii.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kegiatan Akhir :</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Membuat kesimpulan bersama</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 84.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">IV. Alat/Bahan / Sumber Belajar :</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Buku Paket.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Encarta </span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;"><u><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Bahan</span></u><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">:</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-indent: -.9pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>LKS/Gambar-Gambar</span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><u>Alat::</u></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>LCD, Komputer, dan VCD</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">V. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Penilaian </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-tab-count: 4;"> </span>Rembang, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kepala Sekolah <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Guru Mata Pelajaran</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 288.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 72.0pt 288.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>................................<span style="mso-tab-count: 1;"> </span> .............................</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 252.0pt;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>NIP.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>NIP. <span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; tab-stops: center 252.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div><div style="mso-element: footnote-list;"><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720364867228813027#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a> Makalah dalam Lokakarya Nasional Pengembangan Kurikulum Sejarah Berbasis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Skill</i> dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Entrepreneurship</i> untuk Peningkatan Kompetensi Lulusan diselenggarakan oleh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya dan Program Studi Magister Ilmu Sejarah Program Pascasarjana UNDIP Semarang tanggal 03 Juni 2009.</div></div><div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720364867228813027#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Guru Sejarah SMAN 1 Sumber – Kabupaten Rembang</span></div></div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-65813802234059384622011-10-15T10:04:00.000-07:002011-10-15T10:04:06.365-07:00RUBRIK: DUNIA ISLAM Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam (Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)<h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="color: windowtext; font-size: 12pt;">Bagian I</span></strong></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006)</span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3) (Wikipedia)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah sakit yang kotor. 3) (Wikipedia). Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan di Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang. 4) (A.Yani, 2004)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh studi litelatur sejarah Islam dalam bidang keperawatan dan mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 – 632 SM ), dengan perkembangan keperawatan era Florence Nightingale, dan perkembangan keperawatan era tahun 2000 akan tetap berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan. Kedua tokoh keperawatan tersebut muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat ini keperawatan bergerak maju dalam suasana damai, namun dengan kompleksitas tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (double burden disease).</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Rufaidah Al-Asalmiya)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah Islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam. 5)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.</span></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> <span class="fullpost">Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education) 2)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sejarah Islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata. 8)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan berperang menggunakan pedang membela Nabi. (Bersambung)</span></span></h3><div style="-moz-border-bottom-colors: none; -moz-border-image: none; -moz-border-left-colors: none; -moz-border-right-colors: none; -moz-border-top-colors: none; background: none repeat scroll 0% 0% white; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-style: none none double; border-width: medium medium 2.25pt; padding: 0cm 0cm 1pt;"> <h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; border: medium none; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></span></h3></div><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">BAGIAN II</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">*Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><strong><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)</span></strong></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dokumen tentang keperawatan sebelum-Islam (pre-islamic period) sebelum 570 M, sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994) 2)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><strong><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).</span></strong></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><strong><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)</span></strong></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><strong><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development</span></strong></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.</span></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> <span class="fullpost">Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar pekerjaan (job training) 7)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><strong><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">* Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang</span></strong></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif," jelasnya. 9)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. 9)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. 10)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad. (HABIS)</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a href="http://nurmartono.blogspot.com/2006_08_01_nurmartono_archive.html"><strong><span style="color: windowtext;">Nur Martono</span></strong></a> dalam http://bestifyna04.multiply.com/journal/item/23</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Penulis, staf keperawatan, RS Amiri – Kuwait</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ditulis menjelang :</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan Ramadhan 1427 H</span></span></h3><h3 style="background: none repeat scroll 0% 0% white; line-height: 16.8pt; margin: 3pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kegiatan Umroh INNAK (Indonesian National Nurses Association – Kuwait) 6 – 10 September 2006, semoga ibadahnya diterima Allah SWT</span></span></h3><div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; text-align: justify;"> </div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-9402024618478175442011-10-15T10:02:00.000-07:002011-10-15T10:02:29.534-07:00Al- Qur'an dan Peradaban Islam<strong><img align="left" border="0" src="http://islamic-center.or.id/images/buku_saku_jumat.jpg" />(No.09 Tahun 5, Oktober 2009)</strong><br />
<br />
Anugerah Ilahi yang terbesar kepada manusia adalah bahwa Allah telah mengajarkan Al Qur’an. Peristiwa turunnya Al Qur`an (Nuzulul Qur`an), merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dan perkembangan peradaban Islam.<br />
<br />
<strong>AL- QUR’AN DAN PERADABAN MASA LALU</strong><br />
<br />
Oleh : Drs. Ali Mahfudz, MA<br />
<br />
Anugerah Ilahi yang terbesar kepada manusia adalah bahwa Allah telah mengajarkan Al Qur’an. Sungguh, pernyataan bahwa Allah Maha Pengasih, dibuktikan oleh ayat bahwa Ia telah mengajarkan Al Qur’an (QS. Al Rahman [55] : 1-2). Al Qur’an sendiri menggambarkan dirinya sebagai petunjuk bagi orang- orang yang bertaqwa (QS. Al Baqarah (2) : 2 ), petunjuk ke jalan yang lurus dan kabar gembira bagi orang- orang yang beriman (QS. Al Isra’ [17] : 9 ) serta pelajaran dan penyembuh bagi penyakit- penyakit yang berada dalam dada (QS. Yunus [10] : 57). Dan masih banyak ayat- yat yang serupa dalam Al Qur’an.<br />
<br />
Dengan demikian, meskipun Al Qur’an diterima oleh Nabi Muhammad s.a.w. Dan momentum turunnya hanya dirasakan oleh beliau dan para sahabatnya yang arif dan bijaksana, namun momentum tutur dan ajarannya dapat dirasakan pula oleh generasi sesudahnya termasuk zaman kini. Bahkan ia juga dapat merasuk ke dalam jiwa para pencari kebenaran di dunia manapun mereka berada, termasuk ke dalam jiwa pencari kebenaran yang tidak meyakini kitab ini sebagai wahyu Allah.[1]<br />
<br />
Mempelajari pernyataan Al Qur’an tentang dirinya, terlihat bahwa dalam kaitannya dengan peradaban masa lalu yang menjadi topik dalam pembicaraan tulisan ini, ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama, dengan menyebut dirinya sebagai penyembuh, mengisyaratkan bahwa ada kondisi sebelumnya, berupa penyakit social dalam arti yang seluas-luasnya yang perlu diobati. Kedua, dengan menyebut dirinya sebagai petunjuk dan pelajaran, mengisyaratkan bahwa terdapat kekeliruan jalan yang ditempuh manusia terdahulu sebagai pelajaran agar kita yang hidup di zaman sekarang tidak ikut tersesat sebagaimana mereka, dengan jalan mentaati dan menghindari segala peraturan yang telah digariskan oleh Al Qur’an.<br />
<br />
Al Qur’an mengungkap sekian banyak ragam hal yang terkait dengan peradaban masa lampau, baik yang diketahui oleh manusia, maupun yang sama sekali tidak diketahuinya. Peradaban masa lampau yang telah diungkap oleh Al Qur’an adalah kaum Tsamud dan kaum ‘Ad, yang terhadap mereka diutus Nabi Shaleh dan Nabi Hud. Banyak uraian Al Qur’an tentang kedua kaum ini, baik dari segi kemampuan dan kekuatan mereka, maupun kedurhakaan dan pembangkangan mereka terhadap Tuhan dan utusan-Nya. Yang akhirny keduanya dihancurkan Allah dengan gempa dan angin topan yang sangat dingin.<br />
<br />
Peristiwa tersebut diungkapkan Al Qur’an :<br />
<br />
“Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang, Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (QS. AlHaqqah [69] : 4-7)<br />
<br />
Dalam surat yang lain Al Qur’an mengungkapkan bahwa kaum ‘Ad memiliki kemampuan luar biasa sehingga mereka telah membangun kota Iram dengan tiang- tiang yang tinggi dan yang belum pernah dibangun dinegeri lain sehebat dan seindah itu sebelumnya.<br />
<br />
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi, Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah.” (QS. Al Fajr [89] : 6-9)<br />
<br />
Dari informasi Al Qur’an ini bukan berarti tidak ada yang meragukannya, tetapi setelah ditemukan bukti- bukti yang kemudian ditemukan oleh para ilmuan di bidang arkeologi, yang dalam penelitiannya berhasil mengungkap bukti-bukti tentang terjadinya gempa dan angin ribut, sebagaimana yang diuraikan Al Qur’an. Masa itu diperkirakan masa hidupnya kaum- kaum yang pernah dihancurkan Tuhan, serta di tempat yang diisyaratkan oleh kitab- kitab suci, seperti lembah Yordania, pantai laut merah, serta Arab Selatan.[2]<br />
<br />
Selanjutnya pada tahun 1834 telah berhasil ditemukannya di dalam tanah di lokasi di Hisn AlGhurab dekat kota Aden di Yaman sebuah naskah bertuliskan aksara lama (Hymarite) yang menunjukkan nama Nabi Hud. Dalam naskah itu antara lain tertulis, “Kami memerintah dengan menggunakan hukum Hud”. Selanjutnya pada tahun 1964- 1969 dilakukan penggalian arkeologis, dan dari hasil analisis pada 1980 ditemukan informasi dari salah satu lempeng tentang adanya kota yang disebut “Shamutu, ‘Ad dan Iram”. Prof. Pettinato mengedentifikasikan nama- nama tersebut dengan nama- nama yang disebut pada surah Al Fajr di atas.<br />
<br />
Dalam konteks ini penting juga untuk diketahui pendapat Father Dahood yang mengatakan bahwa “antara Ebla (2500 SM) dan Al Qur’an (625 M) tidak ada refrensi lain mengenai kota- kota tersebut”. Bukti arkeologis lain tentang kota Iram adalah hasil ekspedisi Nicholas Clapp di Gurun Arabia Selatan pada tahun 1992. Kota Iram sebagaimana yang diungkapkan oleh M. Quraish Shihab berdasarkan riwayat- riwayat dibangun oleh Shaddad bin Ud, sebuat kota yang sangat indah yang sebelumnya bernama Ubhur. Namun Tuhan akhirnya menghancurkan kota itu karena kedurhakaan penduduknya.<br />
<br />
Nicholas menemukan bukti dari seorang penjelajah tentang adanya jalan kuno ke Iram (Ubhur). Kemudian atas bantuan dua orang ahli lainnya yaitu Juris Zarin dari Universitas Negara Bagian Missouri Barat Daya, dan penjelajah Inggris, Sir Ranulph Fiennes, mereka berusaha mencari kota yang hilang itu bersama- sama dengan seorang ahli hukum George Hedges.<br />
<br />
Dengan bantuan peralatan yang canggih berupa pesawat ulang alik Challenger dengan system Satelite Imaging Radar (SIR) untuk mendeteksi bagian bawah gurun Arabia,yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kota yang terkena longsor itu. Dengan bantuan satelit dari Perancis dengan system penginderaan optic, mereka berhasil menemukan citra digital berupa garis putih pucat yang menandai beratus- ratus kilo meter rute kafilah yang ditinggalkan, sebagian di bawah tumpukan pasir yang telah tertimbun selama berabad- abad hingga mencapai ketinggian 183 meter.<br />
<br />
Berdasarkan data ini Nicholas Clapp dan rekan- rekannya yang meneliti tanah tersebut dan melakukan pencarian pada ahir tahun 1991, dan pada bulan pebruari 1992, mereka berhasil menemukan sebuah bangunan segi delapan dengan dinding- dinding dan menara- menara yang tinggi, mencapai sekitar 9 meter, hal tersebut menyerupai dengan apa yang diberitakan Al Qur’a, bahwa “penduduk Iram yang mempunyai bangunan- bangunan yang tinggi (QS. Al Fajr [89] : 7)<br />
<br />
Berdasarkan bukti- bukti yang telah berhasil ditemukan oleh para ahli tersebut di atas, semakin nyatalah, bahwa Al Qur’an adalah benar- benar kitab suci yang diturunkan oleh Allah s.w.t sebagai petunjuk bagi ummat manusia. Dan seluruh ayat yang terkandung di dalamnya merupakan bukti kebenaran yang tak terbantahkan lagi. Hal ini dipertegas dalam Al Qur’an :<br />
<br />
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushshilat [41] : 53 ).<br />
<br />
Satu lagi peristiwa masa lalu yang direkam oleh Al Qur’an untuk melengkapi tulisan ini adalah peristiwa Ashabul Kahfi. Keraguan masyarakat Arab Makkah tentang kenabian Muhammad SAW dan kebenaran Al Qur’an terus berlanjut. Mereka mengirim tiga orang untuk menemui tokoh agama Yahudi Najran guna untuk meminta tanggapan mereka tentang kenabian Muhammad. Para tokoh Yahudi tersebut mengusulkan agar kaum musyrik Makkah bertanya kepada Nabi tentang tiga hal. Jika dia dapat menjawabnya dengan benar, maka ia benar seorang Nabi. Lalu tanyakan pula suatu hal lain, dan jika dia menduga tahu, maka dia berbohong, demikian ucapan orang- orang Yahudi. Ketiga hal tersebut adalah :<br />
<br />
Pertama, kisah sekelompok pemuda yang masuk berlindung dan tertidur sekian lama. Berapa jumlah mereka dan siapa atau apa yang bersama mereka?<br />
<br />
Kedua, Kisah Nabi Musa, ketika diperintahkan Tuhan untuk belajar.<br />
<br />
Ketiga, kisah seorang penjelajah ke Timur dan ke Barat.<br />
<br />
Adapun yang keempat, yang ia berbohong jika ia mengaku mengetahuinya, yaitu tentang kapan hari kiamat akan terjadi.<br />
<br />
Keempat pertanyaan mereka itu terjawab melalui wahyu Al Qur’an dalam surat Al Kahfi, yang tentu bukan di sini tempatnya untuk menguraikan bagaimana jawaban tentang pertanyaan- pertanyaan di atas, melainkan yang ingin penulis sampaikan adalah benarkah informasi atau jawaban Al Qur’an, bahwa terdapat tujuh orang pemuda bersama seekor anjing yang berlindung dari kekejaman penguasa masanya menuju gua? (QS. Al Kahfi [18] : 22) Benarkah mereka tertidur di gua selama 300 tahun menurut perhitungan syamsiyah atau 309 tahun menurut perhitungan qamariyah (QS. Al Kahfi [18] : 25). Benarkah ketika mereka terbangun dan diketahui oleh masyarakat, mereka disambut baik, karena ketika itu, penguasa tidak lagi menindas penganut agama Kristen (QS. Al Kahfi [18] : 21 ). Benarkah bahwa di atas lokasi gua mereka kemudian dibangun tempat peribadatan? (QS. Al Kahfi [18] : 21 ).<br />
<br />
Al- Qur’an juga melukiskan gua tempat tinggal mereka sebagai berikut :<br />
<br />
”Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al Kahfi [18] : 17 ).<br />
<br />
Tidak mudah membuktikan keberadaan gua dimaksud sebelum maraknya penelitian arkeologi. Namun sebagaimana yang diungkapkan M. Quraish Shihab yang mengutip tulisan Thabathaba’i dalam tafsirnya Al Mizan, mengungkapkan, “sumber- sumber Baratpun menyebutkan paling tidak ada empat kesimpulan tentang kisah Ashabul Kahfi yang walaupun berbeda dalam rinciannya, namun sama dalam inti kisahnya”.<br />
<br />
Di sisi lain telah ditemukan sekian banyak gua di Epsus, Damaskus, dan di Iskandinavia yang masing- masing penemunya mengklaim bahwa gua yang mereka temukan itu adalah gua Ashabul Kahfi, tetapi sayang ciri- ciri gua tidak sepenuhnya sama dengan apa yang dilukiskan Al Qur’an. Baru pada tahun 1963, Rafiq Wafa Ad- Dajani, seorang arkeolog Yordania, menemukan sebuah gua yang terletak sekitar delapan kilometer dari Amman, Ibu kota Yordania, yang memiliki ciri- ciri sebagaimana yang dilukiskan Al Qur’an.<br />
<br />
Selanjutnya para sejarawan Muslim dan Kristen mengakui bahwa penguasa yang dzalim dan menindas pengikut nabi Isa AS, antara lain adalah yang memerintah pada tahun 98- 117 m dan pada sekitar tahun 112 M menetapkan bahwa setiap orang yang menolak menyembah dewa- dewa dijatuhi hukuman. Dan hukuman yang berlaku pada saat itu adalah dibunuh, dan hal tersebut disaksikan oleh beberapa pemuda yang kemudian melarikan diri dan mencari perlindungan ke dalam gua. Dan penguasa yang kejam itu diketahui bernama Diqyanus seorang raja Romawi pemuja berhala yang berkuasa atas kota Tarasus. Sedang Penguasa yang bijaksana adalah Theodusius yang memerintah selama tahun 408- 451.<br />
<br />
Yang akhirnya pemuda yang melarikan diri dan berlindung dalam gua dan tertidur selama 300 tahun tersebut dibangunkan Allah s.w.t, yang mereka tidak menyadari, bahwa mereka mengira hanya tidur sehari atau setengah hari saja. Namun ketika ia memerintahkan salah seorang di antara mereka untuk membeli makanan dengan uang yang mereka bawa mereka terkejut karena uang yang mereka bawa sudah tidak laku lagi. Yang kemudian mereka baru menyadari bahwa uang yang mereka miliki itu sudah berumur 300 tahun. Hingga akhirnya Allah s.w.t. mewafatkan Ashabul Kahfi itu dalam gua tempat berlindung mereka. Dan orang- orangpun berkata, ‘Kami akan membangun masjid di atas tempat mereka itu”.<br />
<br />
Demikian sekelumit kisah yang diinformasikan Al Qur’an, semoga bermanfaat dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.<br />
<br />
Wallahu a’lam bis showaab.<br />
<br />
[1]Baca : Syahrin Harahap, Islam Dinamis, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1997), h.15<br />
<br />
[2] Baca : M. Quraish Shihab, Mu’jizat Al Qur’an ( Bandung : Mizan 1997 ) h. 197-198 <br />
<br />
<br />
<strong>AL-QUR`AN SEBAGAI SUMBER PERADABAN ISLAM</strong><br />
<br />
Oleh: H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM<br />
<br />
Peristiwa turunnya Al Qur`an (Nuzulul Qur`an), merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dan perkembangan peradaban Islam. Di saat itulah sosok pemuda terpercaya yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib resmi diangkat oleh Allah s.w.t. sebagai nabi dan rasul terakhir sampai akhir zaman. Karenanya, bisa dikatakan, Nuzulul Qur`an dan kenabian Muhammad memiliki hubungan kasualitas: Tanpa turunnya Al Qur`an, Muhammad tidak akan pernah diangkat menjadi nabi. Ayat yang pertama kali diperdengarkan ke telinga Nabi Muhammad s.a.w. adalah iqra! Ayat ini mengandung perintah membaca, membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menmukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada s.a.w.. dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak mengetahui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan[demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat. Dalam Al Qur’an terdapat kurang lebih 750 ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam Al Qur’an (Islam). Al Qur’an selalu memerintahkan kepada manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin..<br />
<br />
Al Qur’an kemudian menjadi kitab suci bagi umat Islam, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, ySejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah tercakup di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S. Al An’am [6]: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al Qur’an”. Dengan kata lain, Al Qur`an merupakan sumber peradaban Islam.<br />
<br />
Sejarah telah mencatat dan mengakui bahwa Islam merupakan satu-satunya agama di dunia yang yang sangat (bahkan paling) empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, membangun peradabannya, dengan Al Qur’an sebagai sumbernya. Betapa tidak, Al Qur’an sendiri mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Q.S. Al Mujadalah [58]: 11 Allah berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Peradaban Islam bahkan pernah merajai peradaban-peradaban besar lainnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Muslim tampil kepentas dunia ilmu pengetahuan, sains dan teknelogi, seperti Al Farabi, Al Kindi, Ibnu Sina, Ikhwanusshafa, Ibn Miskwaih, Nasiruddin Al Thusi, Ibn rusyd, Imam Al Ghazali, Al Biruni, Fakhrudin ar-Razy, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali dan lain-lain. Ilmu yang mereka kembangkan pun bebagai maca disiplin ilmu, bahkan meliputi segala cabang ilmu yang berkembang pada masa itu, antara lain: ilmu Filsafat, Astrnomi, Fisika, Astronomi, Astrologi, Alkemi, Kedokteran, Optik, Farmasi, Tasauf, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam dan sebagainya, pada masa itu kejayaan, kemakmuran, kekuasaan dan politik berda di bawah kendali umat Islam, karena mereka meguasai sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi dengan menjadikan Al Qur`an sebagai pedoman dan sumber rujukannya.<br />
<br />
Hal ini tentu sangat wajar, karena sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam Al Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “ sains mengenai waktu-waktu tertentu. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains dan teknelogi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman [55] :33, ”Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan”.<br />
<br />
Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknelogi, dan hal ini telah terbukti di era mederen sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menmbus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknelogi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet-pelanet lainnya.<br />
<br />
Jika sekarang kita menyaksikan kemajuan peradaban Barat, maka sesungguhnya kemajuan peradaban yang telah diperoleh mereka dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknelogi di abad modren ini, merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan. Dengan kata lain ilmuan muslim banyak memberikan sumbangan kepada ilmua barat, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Perdaban Islam “kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol.” Dan ini diakui oleh sebagian mereka. Sains dan teknelogi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan muslim maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, itu semua sebagai bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam Al qur’an, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-penemuan itu terjadi Al Qur’an telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu, dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan Al Qur’an, dimana kebenaran yang terkandung didalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiyah oleh siapapun.<br />
<br />
Wallahu A’lam BishshawabSEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-48294790797901785602011-10-15T09:57:00.001-07:002011-10-15T09:57:25.072-07:00IPTEK DAN PERADABAN ISLAM<h2></h2><a href="" name="link2"></a><h3>1- Pendahuluan</h3>Bicara tentang kejayaan peradaban Islam di masa lalu, dan juga jatuhnya kemuliaan itu seperti nostalgia. Orang bilang, romantisme sejarah. Tidak apa-apa, terkadang ada baiknya juga untuk dijadikan sebagai bahan renungan. Karena bukankah masa lalu juga adalah bagian dari hidup kita. Baik atau buruk, masa lalu adalah milik kita. Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi trendsetter sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.<br />
Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Tongkat kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan seterusnya. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Penaklukan wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam. Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki kota Makkah. Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua kakinya di pintu Ka’bah. Mereka menunggu hukuman Rasul setelah mereka menentangnya selama 21 tahun. Namun, ternyata Rasulullah justru memaafkan mereka.<br />
Begitu pula yang dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayubi ketika merebut kembali Yerusalem dari tangan Pasukan Salib Eropa, ia malah melindungi jiwa dan harta 100 ribu orang Barat. Shalahuddin juga memberi ijin ke luar kepada mereka dengan sejumlah tebusan kecil oleh mereka yang mampu, juga membebaskan sejumlah besar orang-orang miskin. Panglima Islam ini pun membebaskan 84 ribu orang dari situ. Malah, saudaranya, al-Malikul Adil, membayar tebusan untuk 2 ribu orang laki-laki di antara mereka.<br />
Padahal 90 tahun sebelumnya, ketika pasukan Salib Eropa merebut Baitul Maqdis, mereka justru melakukan pembantaian. Diriwayatkan bahwa ketika penduduk al-Quds berlindung ke Masjid Aqsa, di atasnya dikibarkan bendera keamanan pemberian panglima Tancard. Ketika masjid itu sudah penuh dengan orang-orang (orang tua, wanita dan anak-anak), mereka dibantai habis-habisan seperti menjagal kambing. Darah-darah muncrat mengalir di tempat ibadah itu setinggi lutut penunggang kuda. Kota menjadi bersih oleh penyembelihan penghuninya secara tuntas. Jalan-jalan penuh dengan kepala-kepala yang hancur, kaki-kaki yang putus dan tubuh-tubuh yang rusak. Para sejarawan muslim menyebutkan jumlah mereka yang dibantai di Masjid Aqsa sebanyak 70 ribu orang. Para sejarawan Perancis sendiri tidak mengingkari pembantaian mengerikan itu, bahkan mereka kebanyakan menceritakannya dengan bangga.<br />
Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya ditaklukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk menghancurkan, tapi memberi kehidupan. Dengan begitu, Islam tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini.<br />
Peradaban Islam memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah menghiasi perjalanannya. Meski demikian, orang tidak mudah untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil ditorehkannya untuk umat manusia ini. Pencerahan pun terjadi di segala bidang dan di seluruh dunia.<br />
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.<br />
Orientalis Sedillot seperti yang dikutip Mustafa as-Siba’i dalam Peradaban Islam, Dulu, Kini, dan Esok, mengatakan bahwa, “Hanya bangsa Arab pemikul panji-panji peradaban abad pertengahan. Mereka melenyapkan barbarisme Eropa yang digoncangkan oleh serangan-serangan dari Utara. Bangsa Arab melanglang mendatangi ‘sumber-sumber filsafat Yunani yang abadi’. Mereka tidak berhenti pada batas yang telah diperoleh berupa khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya dan membuka pintu-pintu baru bagi pengkajian alam.”<br />
Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.<br />
Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella.<br />
Buku al-Bashariyyat karya al-Hasan bin al-Haitsam diterjemahkan oleh Ghiteleon dari Polska. Gherardo dari Cremona menyebarkan ilmu falak yang hakiki dengan menerjemahkan asy-Syarh karya Jabir. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.<br />
Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.<br />
Empat belas abad yang silam, Allah Ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad saw sebagai panutan dan ikutan bagi umat manusia. Beliau adalah merupakan Rasul terakhir yang membawa agama terakhir yakni Islam. Hal ini secara jelas dan tegas dikemukakan oleh Al-Quran dimana Kitab Suci tersebut memproklamasikan keuniversalan misi dari Muhammad saw sebagaimana kita jumpai dalam ayat-ayat berikut ini: <br />
“Katakanlah, “Wahai manusia , sesungguhnya aku ini Rasul kepada kamu sekalian dari Allah yang mempunyai kerajaan seluruh langit dan bumi. Tak ada yang patut disembah melainkan Dia.” (QS. 7:159).<br />
“Dan kami tidaklah mengutus engkau melainkan sebagai pembawa kabar suka dan pemberi peringatan untuk segenap manusia…” (QS. 34:29).<br />
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh umat…” (QS. 21:108).<br />
Nabi Muhammad saw telah mengubah pandangan hidup dan memberi semangat yang menyala-nyala kepada umat Islam, sehingga dari bangsa yang terkebelakang dalam waktu yang amat singkat mereka, mereka telah menjadi guru sejagat. Umat Islam menghidupkan ilmu, mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Fakta sejarah menjelaskan antara lain , bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.<br />
Masa Kejayaan Islam Pertama telah menjadi bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan ajaran al-Quran umat Islam sendiri akan menikmati kemajuan peradaban dan kebudayaan diatas bumi ini. Di masa Kejayaan Islam Pertama, pimpinan Islam berada di tangan tokoh-tokoh yang setiap orangnya patuh sepenuhnya dan setia kepada Nabi Muhammad saw, baik secara keimanan, keyakinan, perbuatan, akhlak, pendidikan, kesucian jiwa, keluhuran budi maupun kesempurnaan.<br />
Pimpinan Umat Islam sesudah wafatnya nabi Muhammad saw, Abubakar, Umar, Utsman dan Ali adalah merupakan pemimpin-pemimpin duniawi dengan jabatan Khalifah, yang menganggap kedudukan mereka itu sebagai pengabdian pada umat Islam, bukan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan mutlak dan kemegahan. Dalam tiga abad pertama sejarah permulaaan Islam (650-1000M), bagian-bagian dunia yang dikuasai Islam adalah bagian-bagian yang paling maju dan memiliki peradaban yang tinggi. Negeri-negeri Islam penuh dengan kota-kota indah, penuh dengan mesjid-mesjid yang megah, dimana-mana terdapat perguruan tinggi dan Univesitas yang didalamnya tersimpan peradaban-peradaban dan hikmah-hikmah yang bernilai tiggi. Kecemerlangan Islam Timur merupakan hal yang kontras dengan dunia Nasrani Barat, yang tenggelam dalam masa kegelapan zaman.<br />
2. Pembahasan<br />
<a href="" name="link3"></a><h3>a. Kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah</h3>Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Daulat Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan Daulat Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah Abu Abbas as-Saffah, nama lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.<br />
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial , dan budaya.<br />
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:<br />
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia Pertama.<br />
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki Pertama.<br />
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M, masa kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia Kedua.<br />
4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M), masa kekuasaan Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki Kedua.<br />
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.<br />
Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.<br />
Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji Zaidan memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum pernah ada dalam sejarah.<br />
Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia.<br />
Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut adalah sejak abad ke-8 M, pada masa pemerintahan Al-Makmun (813 –833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk tujuan itu, “The House of Wisdom / Bay al-Hikmah”. Dr. Mx Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin mengungkapkan tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: “Kedokteran Islam dan ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahayanya. Kemudian ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap gulita Eropa, mengantarkan Eropa ke jalan renaissance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan, Islam harus tetap bersama kita.” (Oemar Amin Hoesin)<br />
Adapun kebijaksanaan para penguasa Daulah Abbasiyah periode 1 dalam menjalankan tugasnya lebih mengutamakan kepada pembangunan wilayah seperti: Khalifah tetap keturunan Arab, sedangkan menteri, gubernur, dan panglima perang diangkat dari keturunan bangsa Persia. Kota Bagdad sebagai ibukota, dijadikan kota internasional untuk segala kegiatan ekonomi dan sosial serta politik segala bangsa yang menganut berbagai keyakinan diizinkan bermukim di dalamnya, ada bangsa Arab, Turki, Persia, Romawi, Hindi dan sebagainya.<br />
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.<br />
Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.<br />
Para menteri keturunan Persia diberi hak penuh untuk menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan penting dalam membina tamadun/peradaban Islam. Mereka sangat mencintai ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan kecerdasan rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga karena banyaknya keturunan Malawy yang memberikan tenaga dan jasanya untuk kemajuan Islam.<br />
b. Latar Belakang dan Faktor-faktor yang Memunculkan “Revolusi Abbasiyah”<br />
Menjelang akhir daulah Umawiyah (akhir abad pertama Hijriyah) terjadilah bermacam-macam kekacauan dalam segala cabang kehidupan negara; terjadi kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para khalifah dan para pembesar negara lainnya, terjadilah pelanggaran-pelanggaranterhadap ajaran-ajaran Islam.<br />
Di antara kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan yang diperbuat, yaitu:<br />
- Politik kepegawaian negara didasarkan pada klik, golongan, suku, kaum dan kawan (nepotisme)<br />
- Penindasan yang terus-menerus terhadap pengikut-pengikut Imam Ali bin Abi Thalib RA pada khususnya dan terhadap Bani Hasyim (Hasyimiah) pada umumnya.<br />
- Menganggap rendah terhadap kaum muslimin yang bukan bangsa Arab, sehingga mereka tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan.<br />
- Pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara yang terang-terangan.<br />
Prof. Dr. Hamka melukiskan keadaan tersebut “Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, waktu itulah mulai disusun dengan diam-diam propaganda untuk menegakkan Bani Abbas. Keadaan dan cara Umar bin Abdul Aziz memerintah telah menyebabkan suburnya propaganda untuk Daulat yang akan berdiri itu. Sebab sejak zaman Muawiyah Daulat Bani Umayyah itu didirikan dengan kekerasan. Siasat yang keras dan licik, yang pada zaman sekarang dalam ilmu politik disebut “Machiavellisme”, artinya mempergunakan segala kesempatan, sekalipun kesempatan yang jahat untuk memperbesar kekuasaan. Umpamanya memburuk-burukkan dan menyumpah Ali bin Abi Thalib RA dalam tiap khutbah Jum’at; itu sudah terang tidak dapat diterima umat dengan rela hati.”<br />
<a href="" name="link4"></a><h3>Selanjutnya Dr. Badri Yatim. MA. mengungkapkan dalam bukunya</h3>c. Kegemilangan Iptek di Masa Khilafah Abasiyyah<br />
Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam.<br />
Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7 atau 9.<br />
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1.<br />
Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada.<br />
Kekhilafahan Abbasiyah dengan kegemilangan ipteknya kini hanya tercatat dalam buku usang sejarah Islam. Tapi jangan khawatir, someday Islam akan kembali jaya dan tugas kita semua untuk mewujudkannya.<br />
Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke puncak kejayaan. Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam. Tradisi keilmuan berkembang pesat.<br />
Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, kata Ketua Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Dr Muhammad Lutfi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786.<br />
Saat itu, kata Lutfi, banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna.<br />
Sebelum Islam datang, kata Luthfi, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahyul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. ”Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan,” jelas Luthfi.<br />
Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab.<br />
Lain lagi pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah — di Barat disebut Ottoman — yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis. Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi mereka menguasai Laut Tengah.<br />
Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambah tenaga ahli.<br />
Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah.<br />
Salah langkah diambil saat mereka mendukung Jerman dalam perang dunia pertama. Ketika Jerman kalah, secara otomatis Turki menjadi negara yang kalah perang sehingga akhirnya wilayah mereka dirampas Inggris dan Perancis.<br />
Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yang secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.<br />
Kini 82 tahun berlalu, umat Muslim tercerai berai. Akankah Islam kembali mengalami zaman keemasan seperti yang terjadi di 700 tahun awal pemerintahannya?<br />
Ketua MUI, KH Akhmad Kholil Ridwan menyatakan optimismenya bahwa Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwan menyebut saat ini merupakan momen kebangkitan Islam kembali. ”Seperti janji Allah, 700 tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dan sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya kebangkitan Islam,” ujarnya.<br />
Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh menindas Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam. ”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan kuat,”ujarnya.<br />
Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).<br />
Di Iran, kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau presiden, melainkan oleh Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem pemerintahan Iran ini, menurut Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat. ”Tak heran kalau Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi tonggak peradaban baru Islam.”<br />
Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan hanya ada satu pemerintahan Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan negara atau etnis. ”Untuk mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit,” kata dia.<br />
Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”<br />
Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.<br />
Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan syariah Islam.<br />
<a href="" name="link5"></a><h3>d. Runtuhnya sebuah kejayaan</h3>Jatuh itu memang menyakitkan. Apalagi ketika kita udah berada jauh di puncak kesuksesan. Setelah berhasil membangun kejayaan selama 14 abad lebih, akhirnya peradaban Islam jatuh tersungkur. Inilah kisah tragis yang dialami peradaban Islam. Bukan tanpa sebab tentunya. Serangan pemikiran dan militer dari Barat bertubi-tubi menguncang Islam. Akibatnya, kaum muslimin mulai goyah. Puncaknya, adalah tergusurnya Khilafah Islamiyah di Turki dari pentas perpolitikan dunia.<br />
Saat itu, Inggris menetapkan syarat bagi Turki, bahwa Inggris tak akan menarik dirinya dari bumi Turki, kecuali setelah Turki menjalankan syarat-syarat berikut: Pertama, Turki harus menghancurkan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah dari Turki, dan menyita harta bendanya. Kedua, Turki harus berjanji untuk menumpas setiap gerakan yang akan mendukung Khilafah. Ketiga, Turki harus memutuskan hubungannya dengan Islam. Keempat, Turki harus memilih konstitusi sekuler, sebagai pengganti dari konstitusi yang bersumber dari hukum-hukum Islam. Mustafa Kamal Ataturk kemudian menjalankan syarat-syarat tersebut, dan negara-negara penjajah pun akhirnya menarik diri dari wilayah Turki (Jalal al-Alam dalam kitabnya Dammirul Islam Wa Abiiduu Ahlahu, hlm. 48)<br />
Cerzon (Menlu Inggris saat itu) menyampaikan pidato di depan parlemen Inggris, “Sesungguhnya kita telah menghancurkan Turki, sehingga Turki tidak akan dapat bangun lagi setelah itu… Sebab kita telah menghancurkan kekuatannya yang terwujud dalam dua hal, yaitu Islam dan Khilafah.”<br />
Jadi terakhir kaum muslimin hidup dalam naungan Islam adalah di tahun 1924, tepatnya tanggal 3 Maret tatkala Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki alias Konstantinopel diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris keturunan Yahudi, Musthafa Kemal Attaturk. Nah, dialah yang mengeluarkan perintah untuk mengusir Khalifah Abdul Majid bin Abdul Aziz, Khalifah (pemimpin) terakhir kaum muslimin ke Swiss, dengan cuma berbekal koper pakaian dan secuil uang. Sebelumnya Kemal mengumumkan bahwa Majelis Nasional Turki telah menyetujui penghapusan Khilafah. Sejak saat itulah sampai sekarang kita nggak punya lagi pemerintahan Islam.<br />
Akibatnya, umat Islam terkotak-kotak di berbagai negeri berdasarkan letak geografis yang beraneka ragam, yang sebagian besarnya berada di bawah kekuasaan musuh yang kafir: Inggris, Perancis, Italia, Belanda, dan Rusia. Di setiap negeri tersebut, kaum kafir telah mengangkat penguasa yang bersedia tunduk kepada mereka dari kalangan penduduk pribumi. Para penguasa ini adalah orang-orang yang mentaati perintah kaum kafir tersebut, dan mampu menjaga stabilitas negerinya.<br />
Kaum kafir segera mengganti undang-undang dan peraturan Islam yang diterapkan di tengah-tengah rakyat dengan undang-undang dan peraturan kafir milik mereka. Kaum kafir segera mengubah kurikulum pendidikan untuk mencetak generasi-generasi baru yang mempercayai persepsi kehidupan menurut Barat, serta memusuhi akidah dan syariat Islam. Khilafah Islamiyah dihancurkan secara total, dan aktivitas untuk mengembalikan serta mendakwahkannya dianggap sebagai tindakan kriminal yang dapat dijatuhi sanksi oleh undang-undang.<br />
Harta kekayaan dan potensi alam milik kaum muslimin telah dirampok oleh penjajah kafir, yang telah mengeksploitasi kekayaan tersebut dengan cara yang seburuk-buruknya, dan telah menghinakan kaum muslimin dengan sehina-hinanya (Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik, dalam kitabnya al-Muslimun Wal Amal as-Siyasi, hlm. 13)<br />
Beginilah kita sekarang sobat. Tapi jangan bersedih, sebab kita akan kembali mengagungkan kejayaan Islam itu. Yakinlah, kita masih bisa merebutnya, meski dengan nyawa sebagai tebusannya. Kita lahir ke dunia ini dengan berlumur darah, maka kenapa musti takut mati dengan berlumur darah. Syahid di medan tempur.<br />
<a href="" name="link6"></a><h3>e. Pandangan Islam terhadap IPTEK</h3>Ahmad Y Samantho dalam makalahnya di ICAS Jakarta (2004) mengatakan bahwa kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.<br />
Peradaban Barat moderen dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.<br />
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun di Timur.<br />
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.<br />
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.<br />
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.<br />
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?<br />
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).<br />
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah swt dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.<br />
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.<br />
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:<br />
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)<br />
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 )<br />
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-25718635062786397202011-10-15T09:56:00.000-07:002011-10-15T09:56:25.969-07:00Sejarah Hidup Muhammad<table border="0" cellpadding="0"><tbody>
<tr><td valign="top"><center><a href="http://media.isnet.org/priv/index.html"></a> </center> </td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="80"> </td> <td valign="top"><h4 style="text-align: center;"><b>Oleh: Husein Haikal </b></h4><h4><b> </b></h4><h4><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perkenalan.html"><b>KATA PERKENALAN</b></a></h4><blockquote>oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)<b> </b></blockquote><h4><b>PRAKATA</b></h4><blockquote>Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xli">xli</a>; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xliii">xliii</a>; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xlv">xlv</a>; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlvi">xlvi</a>; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlvii">xlvii</a>; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlviii">xlviii</a>; Masalah penyaliban Almasih - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#li">li</a>; Rumawi dan kaum Muslimin - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#lii">lii</a>; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#liii">lii</a>; Sebab permusuhan Islam-Kristen - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lv">lv</a>; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lvi">lvi</a>; Penjajahan dan propaganda anti Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lviii">lviii</a>; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lviii-2">lviii</a>; Sikap jumud di kalangan pemuda - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lix">lix</a>; Ilmu dan literatur Barat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lx">lx</a>; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxi">lxi</a>; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxii">lxii</a>; Terpikir akan menulis buku ini - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxiii">lxiii</a>; Qur'an sumber yang paling otentik - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxiii">lxiii</a>; Konsultasi yang tepat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxiv">lxiv</a>; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxvi">lxvi</a>; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxviii">lxviii</a>.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html"><b>Bagian 4</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html"><b>Bagian 5</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html"><b>Bagian 6</b></a>.</blockquote><h4><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar1.html"><b>PENGANTAR CETAKAN KEDUA</b></a></h4><blockquote>Pembela-pembela Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxiv">lxxiv</a>; Sebab-sebab kesalahan Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxvi">lxxvi</a>; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxvi-2">lxxvi</a>; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxviii">lxxviii</a>; Qur'an tidak diubah-ubah - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxviii">lxxviii</a>; Pendapat Muir - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxx">lxxx</a>; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxi">lxxxi</a>; Bila berselisih kembali kepada Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxii">lxxxii</a>; Pengumpulan Qur'an langkah pertama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxiii">lxxxiii</a>; Mushaf Usman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxiv">lxxxiv</a>; Persatuan Islam zaman Usman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxv">lxxxv</a>; Mushaf Usman cermat dan lengkap - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxvi">lxxxvi</a>; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#xc">xc</a>; Fitnah sekitar ayan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xci">xci</a>; Kembali kepada ilmu pengetahuan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xcii">xcii</a>; Kadang ilmu yang tidak cukup - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xciii">xciii</a>; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xcv">xcv</a>; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#xcvii">xcvii</a>; Selawat kepada Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#xcviii">xcviii</a>; Menangkis kecaman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#c">c</a>; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#c">c</a>; Kontradiksi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#ci">ci</a>; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#ciii">ciii</a>; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#civ">civ</a>; Penghimpunan hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#civ-2">civ</a>; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#cv">cv</a>; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#cvii">cvii</a>; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cx">cx</a>; Qur'an dan mujizat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cx-2">cx</a>; Mujizat terbesar - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxi">cxi</a>; Iman menurut pemuka-pemuka Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxiii">cxiii</a>; Orang-orang mukmin pada masa Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxiii-2">cxiii</a>; Gharaniq dan Tabuk - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxiv">cxiv</a>; Metoda saya dalam penyelidikan ini - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxvi">cxvi</a>; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxviii">cxviii</a>; Kaum Muslimin dan penyelidikan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxix">cxix</a>.</blockquote><h4><b>PENGANTAR CETAKAN KETIGA</b></h4><h4><b>I. </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html"><b>ARAB PRA-ISLAM</b></a></h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#1">Sumber peradaban pertama</a> - 1; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#2">Laut Tengah dan Laut Merah</a> - 2; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#3">Agama-agama Kristen dan Majusi</a> - 3; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#4">Bizantium pewaris Rumawi</a> - 4; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#4a">Sekta-sekta Kristen dan pertentangannya</a> - 4; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#6">Majusi Persia di Jazirah Arab</a> - 6; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7">Antara dua kekuatan</a> - 7; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7a">Letak geografis Semenanjung Arab</a> - 7; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7a">Tidak dikenal, selain Yaman</a> - 8; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#8">Raja sahara</a> - 8; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9">Lalu lintas kafilah</a> 9; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9a">Kekuatan Persia di Yaman</a> - 9; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9a">Yaman dan peradabannya</a> - 10; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#11">Judaisma dan Kristen di Yaman</a> -11; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam3.html#18">Sebabnya Jazirah bertahan pada paganisma</a> 18.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4><b>II. MEKAH KA'BAH DAN QURAISY</b></h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html">Letak Mekah</a> - 24; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#24">Ibrahim dan Ismail</a> - 24; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#26">Kisah penyembelihan dan penebusan</a> - 26; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#29">Zamzam</a> - 29; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#29a">Perkawinan Ismail dengan Jurhum</a> - 29; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html">Pembangunan Ka'bah</a> - 32; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#35">Mekah di bawah Jurhum</a> - 35; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#38">Qushayy dan anak-anaknya</a> - 38; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#38a">Mekah di tangan Qushayy</a> - 38; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html">Hasyim dan Abd'l-Muttalib</a> - 39; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#39">Tugas-tugas duniawi dan agama di Mekah</a> - 39; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#42">Berziarah ke Mekah</a> - 42; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#43">Abdullah bin Abd'l-Muttalib</a> - 43; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#43a">Kisah penebusannya</a> - 43; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#45">Kisah Abraha dan gajah</a> - 45.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4>III. MUHAMMAD: DARI KELAHIRAN SAMPAI PERKAWINANNYA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html">Perkawinan Abdullah dengan Aminah</a> - 52; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#53">Abdullah wafat</a> - 53; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#53a">Muhammad lahir</a> - 53; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#56">Disusukan oleh Keluarga Sa'd</a> - 56; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#57">Kisah dua malaikat dan pembedahan dada</a> - 57; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#60">Lima tahun selama tinggal di pedalaman</a> - 60 ; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#60a">Di bawah asuhan Abd'l-Muttalib</a> - 60; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#61">Aminah wafat</a> - 61; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#62">Abd'l-Muttalib wafat</a> - 62; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#63">Di bawah asuhan Abu Talib</a> - 63; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#63a">Pergi ke Suria dalam usia duabelas tahun</a> - 63; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#65">Perang Fijar</a> - 65; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#68">Menggembala kambing</a> - 68; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#71">Ke Suria membawa dagangan Khadijah</a> -71; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#73">Perkawinannya dengan Khadijah</a>- 73<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>IV. DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html">Perawakan dan sifat-sifat Muhammad</a> - 75; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#77">Penduduk Mekah membangun Ka'bah</a> - 77; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#78">Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad</a> - 78; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#80">Pemikir-pemikir Quraisy dan Paganisma</a> - 80; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#81">Putera-puteri Muhammad</a> - 81; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#82">Kematian putera-puterinya</a> - 82; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#83">Perkawinan puteri-puterinya</a> - 83; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#85">Kecenderungan Muhammad menyendiri</a> - 85; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#86">Menjauhi dosa ke Gua Hira</a> - 86; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#88">Mimpi Hakiki</a> - 88; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#89">Wahyu pertama</a> - 89.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>V. DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html">Percakapan Khadijah dengan Waraga b. Naufal</a> -95; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html#97">Wahyu terhenti</a> - 97; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#100">Islamnya Abu Bakr</a> - 100; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#101">Kaum Muslimin yang mula-mula</a> - 101; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#102">Ajakan Muhammad kepada keluarganya</a> - 102; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#105">Quraisy menghasut penyair-penyairnya terhadap Muhammad</a> - 105; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#107">Muhammad menista dewa-dewa Quraisy</a> - 107; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#109">Utusan Quraisy kepada Abu Talib</a> - 109; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html">Kedudukan Muhammad terhadap pamannya</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html#110">Quraisy menyiksa kaum Muslimin</a> - 110; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html#118">Kaum Muslimin hijrah ke Abisinia</a> - 118; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul4.html#125">Islamnya Umar</a> - 125.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4>VI. CERITA GHARANIQ</h4><blockquote>Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq1.html#Kembali">Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq1.html#Gharaniq%20luhur">Gharaniq yang luhur</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Orientalis">Orientalis-orientalis bertahan pada cerita ini</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Pegangan">Pegangan mereka dalam hal ini</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Alasan%20lemah">Lemahnya pegangan tersebut</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq4.html#Tak%20diragukan">Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan ilmiah</a></blockquote><h4>VlI. PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html">Umar mengumumkan keislamanannya dan Muslimin beribadat di Ka'bah</a> - 139; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#139">Piagam pemboikotan</a> - 139; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#140">Upaya-upaya Quraisy memerangi Muhammad</a> - 140; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#140a">Alat propaganda</a> - 140; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#142">Kefasihan yang mempesonakan</a> - 142; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#143">Jabr orang Nasrani</a> - 143; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#144">Tufail ad-Adausi</a> - 144; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#145">Delegasi Nasrani</a> - 145; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#145a">Terpengaruhnya Quraisy pada ajakan yang baru</a> - 146; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#149">Kekuatiran-kekuatiran Quraisy: persaingan</a> - 149; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#150">Kehilangan kedudukan di Mekah</a> - 150; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html#151">Hari kebangkitan</a> - 151; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html#155">Beberapa perbandingan</a> - 156.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>VIII. DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html">Muslimin lari dari Mekah ke celah-celah gunung</a> - 159; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#159">Tidak bergaul dengan orang kecuali dalam bulan-bulan suci</a> - 159; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#160">Zuhair dan kawan-kawannya membatalkan piagam</a> - 160; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#163">Abu Talib dan Khadijah wafat</a> - 163; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#165">Gangguan Quraisy kepada Muhammad</a> - 165; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html">Kepergian Muhammad ke Ta'if dan penolakan Thaqif</a> - 166; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html#169">Menikah dengan Aisyah puteri Abu Bakr dan janda Sauda</a> - 169; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html#169a">Isra' dan Mi'raj</a> - 169.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>IX. IKRAR 'AQABA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html">Kabilah-kabilah menolak Muhammad secara kasar</a> - 181; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#182">Tanda kemenangan dari arah Yathrib</a> - 182; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#182a">Hubungan Yahudi dengan Aus dan Khazraj</a> - 182; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#184">Beberapa orang Yathrib masuk Islam</a> - 184; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#185">Perang Bu'ath</a> - 185; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#187">Ikrar 'Aqaba yang pertama</a> - 187; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#188">Mush'ab b. 'Umair</a> - 188; Kembali ke Mekah sesudah setahun - 188; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#188a">Orang-orang Islam dari Yathrib</a> - 184; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#189">Ikrar 'Aqaba yang kedua</a> - 190; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#193">Beritanya di kalangan Quraisy</a> - 193; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#195">Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib</a> - 195 ; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#196">Komplotan Quraisy mau membunuh Muhammad</a> - 196.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>X. HIJRAH</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html">Perintah hijrah</a> - 199; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#200">Ali di tempat tidur Nabi</a> - 200; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#200a">Di gua Thaur</a> - 200; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#203">Berangkat ke Yathrib</a> - 203; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#204">Cerita Suraqa b. Ju'syum</a> - 204; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#207">Muslimin Medinah menantikan kedatangan Rasul</a> - 207; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#208">Islam di Yathrib</a> - 208; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#211">Muhammad memasuki Medinah</a> - 211.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>XI. TAHUN PERTAMA DI YATHRIB</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html">Yathrib menyambut Muhajir Besar</a> - 213; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#214">Pembinaan mesjid dan tempat tinggal Nabi</a> - 214; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#215">Kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Yathrib</a> - 215; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#217">Orang-orang Yahudi Medinah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#218">Muhammad mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar</a> - 218; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#221">Perjanjiannya dengan Yahudi menetapkan kebebasan beragama</a> - 221; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226">Perkawinan Muhammad dengan Aisyah</a> - 225; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226a">Zakat dan Puasa</a> - 226; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226b">Azan sembahyang</a> - 226; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#228">Teladan dan ajaran-ajaran Muhammad</a> - 228; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib3.html#233">Kuatnya agama baru dan takutnya pihak Yahudi</a> - 233; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html">Kiblat dari al-Majid'l-Aqsha dialihkan. ke al-Masjid'l Haram</a> - 238; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#239">Delegasi Nasrani Najran ke Medinah</a> - 239; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#240">Pertemuan tiga agama di Yathrib</a> - 240; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#242">Kaum Muslimin mempertimbangkan kedudukannya terhadap Quraisy</a> - 242.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4>XII. SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html">Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan yang pertama</a> - 245; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#246">Nabi berangkat sendiri</a> - 246; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#247">Pendapat ahli-ahli sejarah tentang ekspedisi pertama</a> - 247; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#248">Pendapat kami tentang satuan-satuan ini</a> - 248; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#248a">Menyudutkan perdagangan Quraisy</a> - 248; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#250">Anshar dan perang Agresi</a> - 250; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#251">Watak penduduk Medinah</a> - 251; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#252">Menakut-nakuti Yahudi</a> - 252; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#252a">Intrik-intrik Yahudi</a> - 252; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html">Islam dan Perang</a> - 253; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html#260">Orang-orang suci dalam Islam dan Kristen</a> - 260; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html#261">Islam agama kodrat</a> - 261.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>XIII. PERANG BADR</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html">Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam</a> - 262; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#263">Usaha Muslimin memotong jalan</a> - 263; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269">Berangkat dengan sukses</a> - 269; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269a">Perdagangan Abu Sufyan selamat</a> - 269; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269b">Quraisy dan Muslimin ragu-ragu akan berperang</a> - 270; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#271">Ditunggu kembalinya</a> - 271; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html">Quraisy mengetahui persiapan Muslimin</a> - 273; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#271a">Mereka berangkat ke Badr</a> - 271; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#273">Posisi kedua belah pihak di Badr</a> - 273; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#275">Doa Muhammad</a> 275; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#277">Hilangnya keraguan</a> - 277; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr3.html#284">Semangat dan kemenangan Muslimin</a> - 284<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4>XIV. ANTARA BADR DAN UHUD</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html">Muslimin dan Yahudi</a> - 297; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html#300">Perang Qainuqa'</a> - 300; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html#301">Yahudi keluar dari Medinah</a> - 301; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html">Quraisy bergerak</a> - 303; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#303">Ekspedisi Sawiq</a> - 303; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#305">Kabilah-kabilah bergerak lalu melarikan diri</a> - 305; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#308">Hancurnya Safwan b. Umayya</a> - 308.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>XV. PERANG UHUD</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html">Persiapan Quraisy di Mekah</a> - 311; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#311">Berangkat perang</a> - 311; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#312">Bagaimana Muhammad mengetahui</a> - 312; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#313">Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar</a> - 314; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#316">Kalah dan menang</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#317">Nabi berangkat dari Medinah</a> - 317; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud2.html#318">Berhadapan dengan lawan</a> - 318; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud3.html#333">Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah</a> - 334.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XVI. PENGARUH UHUD</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html">Politik Muhammad sesudah Uhud</a> - 335; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#336">Pasukan Abu Salama</a> - 336; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#337">Pasukan Abdullah b. 'Unais</a> - 337; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#337a">Peristiwa ar-Raji' (tahun 625)</a> - 337; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#339">Zaid b. Khubaib dibunuh</a> - 339; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#340">Orientalis diam saja</a> - 340; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#342">Orang-orang Yahudi dan orang-orang Munafik di Medinah</a> - 342; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html">Yahudi berkomplot terhadap Muhammad</a> - 343; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#344">Abdullah b. Ubayy membakar semangat orang-orang Yahudi</a> - 344; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#345">Banu Nadzir dikepung</a> - 345; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#346">Exodus</a> - 346; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#348">Sekretaris Nabi</a> - 348; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#349">Badr terakhir</a> - 349; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#350">Ekspedisi Dhat'r-Riqa'</a> - 350; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#351">Ekspedisi Duma'l-Jandal</a> - 351;<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4><a href="" name="IsteriNabi"></a>XVII . ISTERI-ISTERI NABI</h4><blockquote>Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw., terutama kepada Zainab, sebagai jawaban dari tuduhan kaum orientalis mengenai perkawinan nabi dengan Zainab.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Teriakan%20%20orientalis">Teriakan Orientalis tentang Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Zainab%20menurut%20orientalis">Zainab menurut gambaran kaum Orientalis</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Undang-undang">Orang-orang besar tidak tunduk kepada undang-undang</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Penggambaran%20orientalis">Penggambaran Orientalis yang keliru</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Kawin%20dengan%20Khadijah">Sampai usia 50 tahun hanya beristerikan Khadijah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Keturunan%20Muhammad">Hanya Khadijah yang membawa keturunan</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Sauda%20bint%20Zamia">Perkawinan Sauda bt. Zam'a</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Penjelasan%20sejarah">Penelitian sejarah dan kesimpulannya Cerita Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Muhammad%20dengan%20Zainab">Kekeluargaan Muhammad dengan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Muhammad%20dengan%20Zainab">Melamarnya untuk Zaid dan penolakan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html">Terpaksa menerima</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Zaid%20mengadu">Zaid mengadukan Zainab dan perceraian</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Hukum%20%20pengaduan">Hukum pengaduan dalam Islam</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Muhammad%20kawin%20dengan%20Zainab">Bagaimana Muhammad kawin dengan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Versi%20orientalis">Bagaimana pendapat kaum Orientalis tentang cerita Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Muhammad%20menjunjung%20tinggi%20kedudukan%20wanita">Muhammad menjunjung tinggi kedudukan wanita</a></blockquote><h4>XVIII. PERANG KHANDAQ BANU QURAIZA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html">Naluri orang-orang Arab dan kewaspadaan Muhammad</a> - 370; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#371">Permusuhan Yahudi yang sengit</a> - 371; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#372">Utusan Yahudi kepada Quraisy</a> - 372; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#372a">Yahudi lebih mengutamakan paganisma daripada Islam</a> - 372; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#373">Pendapat seorang Yahudi</a> - 373; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#373a">Yahudi menghasut orang Arab</a> - 373; - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#374">Muslimin gentar</a> - 374; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#375">Menggali parit sekitar Medinah</a> - 375; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#377">Quraisy terkejut melihat parit</a> - 377; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#377a">Musim dingin yang luar biasa</a> - 377; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#378">Quraiza melanggar perjanjian</a> - 380; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#380">Utusan Muhammad kepada Quraiza</a> - 380; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#383">Yang menyerbu parit</a> - 383; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#384">Muslimin dianggap enteng oleh Quraiza</a> - 384; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#384a">Intrik Nuiaim di kalangan Ahzab dan Quraiza</a> - 384; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#386">Angin topan menghancurkan perkemahan Ahzab</a> - 386; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#386a">Ahzab berangkat pulang</a> - 386; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#387">Perang Quraiza</a> - 387; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#390">Keputusan Sa'd b. Mu'adh</a> - 390; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#391">Keuletan orang-orang Yahudi dalam perang</a> - 391; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#393">Harta benda Banu Quraiza</a> - 393.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XIX. DARI DUA PEPERANGAN KE HUDAIBIYA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html">Penyusunan masyarakat Arab</a> - 395; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#396">Affair percintaan dan semangat perang</a> - 397; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#398">Wanita, di negeri Arab dan di Eropa masa itu</a> - 398; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#399">Wanita dalam undang-undang Rumawi</a> - 399; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#400">Muhammad dan reformasi sosial</a> - 400; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#401">Islam melarang mempertontonkan diri</a> - 401; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#404">Rumah tangga Nabi</a> - 404; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html">Persiapan kehidupan sosial untuk masyarakat Islam</a> - 405; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#406">Ekspedisi Banu Lihyan</a> - 406; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#407">Pembersihan Banu Qarad</a> - 407; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#408">Ekspedisi menghadapi Banu'l-Mushtaliq</a> - 408; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#409">Fitnah Abdullah b. Ubayy</a> - 409; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#411">Kedengkian Ibn Ubayy kepada Nabi</a> - 411; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#411a">Perjuangan batin yang berat</a> - 411; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#412">Nabi memaafkan Ibn Ubayy</a> - 412; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#413">Tertinggal tak terasa</a> - 413; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#415">Juairia bt. al-Harith</a> - 415; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#417">Aisyah jatuh sakit</a> - 417; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#419">Muhammad minta pendapat Usman dan Ali</a> - 419; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#420">Muhammad menemui Aisyah</a> - 420; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#421">Wahyu membebaskan Aisyah</a> - 421; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#423">Maaf yang sungguh indah</a> - 423.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XX. PERJANJIAN HUDAIBIYA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html">Setelah enam tahun di Medinah</a> - 424; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#424">Muslimin dirintangi ke Mesjid Suci</a> - 424; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#427">Muslimin mengumumkan naik haji</a> - 427; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#429">Dua perkemahan bertemu</a> - 429; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#431">Muhammad memelihara perdamaian</a> - 431; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#433">Utusan Quraisy kepada Muhammad</a> - 433; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#434">Perutusan 'Urwa ibn Mas'ud</a> - 434; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#435">Utusan Muhammad kepada Quraisy</a> - 435; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#436">Usman b'Affan diutus</a> - 436; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#437">Ikrar Ridzwan</a> - 437; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#438">Perutusan Quraisy kepada Muhammad</a> - 438; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#440">Perundingan kedua belah pihak</a> - 440; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#441">Abu Bakr dan Umar</a> - 441; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html">Perjanjian Hudaibiya (Maret 628)</a> - 441; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#442">Perjanjian Hudaibiya mulai berlaku</a> - 442; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#444">Hudaibiya: suatu kemenangan yang nyata</a> - 444; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#445">Cerita Abu Bashir</a> - 445; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#448">Wanita-wanita Muslihat yang hijrah</a> - 448; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#449">Apa yang dilakukan Muhammad</a> - 449.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XXI. KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html">Islam dan reformasi sosial</a> - 451; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#451">Kematangan ajaran Islam</a> - 451; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#452">Larangan khamr</a> - 452; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#454">Kerajaan Rumawi dan Persia</a> - 454; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#458">Islam: keseimbangan rohani dan jasmani</a> - 458; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#459">Penumpasan terakhir Yahudi seluruh jazirah</a> - 459; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#461">Besarnya kekuatan kedua belah pihak</a> - 461; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#462">Benteng Khaibar terkepung</a> - 462; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#463">Pihak Yahudi mati-matian</a> - 463; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#464">Sebabnya Yahudi putus asa</a> - 464; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#465">Perdamaian Khaibar</a> - 465; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#466">Yahudi Fadak</a> - 466; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#466a">MenyerahnyaWadi'l-Qura</a> - 466; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#468">Perkawinan Shafia dengan Muhammad</a> - 468; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html">Kisra dan surat Nabi</a> - 471; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#472">Jawaban Muqauqis</a> - 472; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#472a">Jawaban Najasyi</a> - 472; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#473">Muslimin kembali dari Abisinia</a> - 473; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#475">Menantikan Umrah pengganti</a> - 475.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html"><b>Bagian 4</b></a></blockquote><h4>XXII. 'UMRAT'L-QADZA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html">Muslimin berangkat ke Mekah</a> - 476; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#477">Quraisy menyingkir dari Mekah</a> - 477; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#477a">Muslimin di depan Ka'bah</a> - 477; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#478">Bertawaf di Ka'bah</a> - 478; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#479">Tiga hari di Mekah</a> - 479; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#480">Perkawinan Nabi dengan Maimunah</a> - 480; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#481">Muslimin ke Medinah</a> - 481; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#482">Islamnya Khalid bin'l-Walid</a> - 482; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#483">Islamnya 'Amr bin'l-Ash dan 'Uthman b. Talha</a> - 483.</blockquote><h4>XXIII. EKSPEDISI MU'TA</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html">Perhatian Muhammad ke Syam</a> - 484; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#485">Mengerahkan 3000 orang</a> - 485; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#486">Pasukan Rumawi</a> - 486; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#486a">Dua pasukan bertemu</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487">Zaid b. Haritha sebagai panglima</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487a">Ja'far b. Abi Talib</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487b">Abdullah b. Rawaha</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#489">Tiga orang panglima gugur berturut-turut - Pimpinan di tangan Khalid bin'l-Walid</a> - 489; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#490">Siasat Khalid</a> - 490; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#491">Muhammad menangisi para Syuhada</a> - 491; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#492">Ekspedisi Dhat's-Salasil</a> - 492.</blockquote><h4>XXIV. PEMBEBASAN MEKAH</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html">Pengaruh Mu'ta</a> - 494; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#495">Tersebarnya Islam di sebelah utara</a> - 495; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#496">Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiya</a> - 496; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#496a">Khuza'a meminta bantuan Nabi</a> - 496; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#497">Orang bijaksana Quraisy cemas</a> - 497; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#498">Abu Sufyan di Medinah</a> - 498; - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#498a">Kegagalan misi Abu Sufyan</a> - 498; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#499">Persiapan Muslimin membebaskan Mekah</a> - 499; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#499a">Surat Abi Balta'a kepada Quraisy</a> - 499; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#501">Perjalanan tentara Muslimin</a> - 501; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#502">Banu Hasyim masuk Islam</a> - 502; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#502">Abbas b. Abd'l-Muttalib 502</a>; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#503">Abu Sufyan mengintai</a> - 503; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#503a">Pertemuannya dengan Abbas</a> - 503; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#504">Abu Sufyan di hadapan Rasul</a> - 504; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#506">Persiapan memasuki Mekah</a> - 506; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#508">Pembagian pasukan</a> - 508; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#509">Memasuki Mekah</a> - 509; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#511">Gambar-gambar dalam Ka'bah</a> - 511; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#512">Ka'bah dibersihkan dari berhala</a> - 512; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#513">Kekuatiran Anshar</a> - 513; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#515">Islamnya Penduduk Mekah</a> - 515.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XXV. HUNAIN DAN TA'IF</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html">Malik b. 'Auf menghasut</a> - 520; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#521">Muslimin berangkat ke Hunain</a> - 521; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#521a">Serangan Hawazin dan Thaqif</a> - 521; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#522">Muslimin kucar-kacir - Ketabahan hati Muhammad</a> - 522;<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#524">Muslimin kembali bertempur</a> - 524; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#525">Kemenangan Muslimin</a> - 525; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#526">Kehancuran total pihak Musyrik</a> - 526; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#527">Harga sebuah kemenangan</a> - 527; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html">Ta'if dikepung</a> - 528; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#530">Diserang dengan manjaniq</a> - 530; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#530a">Kebun anggur ditebang dan dibakar - Utusan Hawazin meminta kembali tawanan perangnya</a> - 531; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#533">Tawanan Hawazin dikembalikan</a> - 533-534.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4><a href="" name="Ibrahim"></a>XXVI. IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI</h4><blockquote>Kelahiran Ibrahim, putera Nabi dengan Maria dan pertengkaran antara ister-isteri Nabi karena kelahiran Ibrahim tersebut. Cerita ini juga menimbulkan kegairahan mengarang cerita yang tidak-tidak dari kaum orientalis, yang dibalas-balik oleh Haekal secara tepat<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html">Kembali ke Medinah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Kisah%20Ka%27b%20ibn%20Zuhair">Kisah Ka'b ibn Zuhair</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Kabilah">Utusan kabilah-kabilah kepada Nabi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Zainab%20wafat">Zainab wafat</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Ibrahim%20lahir">Ibrahim lahir</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Cemburu">Isteri-isteri Nabi cemburu</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Hafsha%20dan%20Aisyah">Hafsha dan Aisyah memperlihatkan sikap</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Umar">Keterangan Umar</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Cerita%20%20Maghafir">Cerita Maghafir</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Maria">Maria di rumah Hafsha</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Sebulan%20penuh">Selama sebulan Nabi meninggalkan isterinya</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim3.html#Umar%20bicara">Percakapan Umar dengan Nabi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim3.html#Surat">Surat At-Tahrim</a>.</blockquote><h4>XXVII. TABUK DAN KEMATIAN IBRAHIM</h4><blockquote>Sejarah peperangan di Tabuk dan kematian putera kesayangan Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Zakat">Ketentuan Zakat dan Kharaj</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Rumawi%20siap">Berita Rumawi bersiap-siap</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Seruan%20Nabi">Seruan Muhammad menghadapi Rumawi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Muslimin%20menyambut%20seruan%20Rasul">Muslimin menyambut seruan Rasul</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Munafik">Mereka yang tinggal di belakang dan orang-orang Munafik</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Muhammad%20tegas">Muhammad bersikap tegas</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Tentara%20Rumawi">Tentara Rumawi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Jalan%20ke%20Syam">Jalan ke Syam yang panas membakar</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Yohanna">Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk3.html#Ibrahim%20sakit">Ibrahim sakit</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk3.html#kematian%20Ibrahim">Muhammad meratapi kematian Ibrahim</a>.</blockquote><h4>XXVIII. TAHUN PERUTUSAN</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html">Pengaruh Tabuk</a> - 571; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#572">Islamnya 'Urwa bin Mas'ud</a> - 572; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#573">Perutusan Thaqif</a> - 573; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#574">Nabi menolak berhala</a> - 574; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#575">Minta dibebaskan dari salat</a> - 575; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#576">Lat dibinasakan</a> - 576; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#577">Abu Bakr memimpin jemaah haji</a> - 577; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#583">Dasar ideal negara yang baru tumbuh</a> - 583; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#584">Keputusan yang berlebih-lebihan</a> - 584; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#585">Kebebasan berpikir dan peradaban Barat</a> - 585; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#586">Bolsjevisma sebagai konsepsi ekonomi</a> - 586; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#587">Membungkam kebebasan berpikir yang beralasan</a> - 587; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#588">Gambaran kehidupan syirik</a> - 588; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#589">Revolusi terhadap syirik dibenarkan</a> - 589; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#590">'Amir bin't-Tufail</a> - 590; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#592">Perjuangan dalam Islam dan alasannya</a> - 592<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html"><b>Bagian 3</b></a></blockquote><h4>XXIX. IBADAH HAJI PERPISAHAN</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html">Muhammad dan Ahli Kitab</a> - 594; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#596">Kedudukannya di kalangan orang-orang Nasrani</a> - 596; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#599">Keramahannya terhadap mereka</a> - 599; Islam membedakan paganisma dengan Ahli Kitab - 598; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#600">Mengalirnya perutusan</a> - 600; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#600a">Kesatuan Arab di bawah Islam</a> - 600; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601">Islamnya Ahli Kitab</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601a">Perutusan terakhir ke Medinah</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601b">Persiapan Nabi naik haji</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602">Perjalanan kaum Muslimin ke Haji</a> - 602; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602a">Ihram dan Talbiah</a> - 602; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#603">Melepaskan Umrah</a> - 603; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#604">Ali kembali dari Yaman</a> - 604; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602">Menjalankan manasik haji</a> - 606; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#606">Khotbah 'Arafat</a> - 606; "<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#610">Hari ini Kusempurnakan agamamu</a>." - 610;<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>XXX. SAKIT DAN WAFATNYA NABI</h4><blockquote>Menceriterakan sakit dan wafatnya Nabi; termasuk sejarah <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Nabi%20palsu">nabi-nabi palsu</a> diawal sejarah Islam dan penunjukkan Abu Bakr untuk menjadi imam sholat<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html">Sesudah haji perpisahan</a> - 611; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Rencana%20ekspedisi">Rencana ekspedisi ke Rumawi</a> - 613; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Pasukan%20Usama">Pasukan Usama</a> - 614; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#614a">Pesan Nabi kepada Usman</a> - 614; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Nabi%20mulai%20sakit">Nabi mulai sakit</a> - 615; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Pergi%20ke%20kuburan">Kepergiannya ke pekuburan Muslimin</a> -617; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Sakit%20kepala">Bergurau sekalipun dalam keadaan sakit</a> - 619; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Demam">Demam keras</a> - 620; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#doa%20kpd%20syuhada%20Uhud">Pergi ke mesjid - Mendoakan syuhada Uhud</a> - 620; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#621">Pesannya kepada Muhajirin dan Anshar</a> - 621; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#menyuruh%20Abubakr">Menyuruh Abu Bakr memimpin sembahyang</a> - 622; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#622">Percakapan dengan Fatimah anaknya</a> - 622; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#perasaan%20%20mendekati%20%20ajal">Bermaksud menuliskan wasiat</a> - 623; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#624">Tidak mau diobati keluarganya</a> - 624; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#627">Kesadaran sebelum wafat</a> - 627; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#Wafatnya%20nabi">Berpulang ke rahmatullah</a> - 627.</blockquote><h4>XXXI. PEMAKAMAN RASUL</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html">Berita kematian menggemparkan</a> - 629; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#629">Umar tidak percaya Rasul wafat</a> - 629; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#631">Kedatangan Abu Bakr</a> - 631; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632">Barangsiapa akan menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632a">Benarkah Muhammad sudah wafat</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632a">Abu Bakr membacakan ayat Qur'an - Pendapatnya meyakinkan Muslimin</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#633">Pasukan Usama kembali ke Medinah</a> - 633; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#634">Sambutan Abu Bakr kepada Anshar</a> - 634; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#637">Ikrar Umum</a> - 637; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#637a">Pidato Khulafa'ur-Rasyidin yang pertama</a> - 637; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#638">Di mana Rasul akan dimakamkan</a>? - 638; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#640">Nabi dimandikan</a> - 640; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641">Perpisahan dengan jenazah yang suci</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641a">Detik-detik yang khidmat dalam sejarah</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641b">Keguncangan orang-orang yang lemah iman</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#642">Nabi dikebumikan</a> - 642; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#643">Aisyah di ruangan sebelah makam</a> - 643; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#643a">Menyelamatkan pasukan Usama</a> - 643; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#644">Para nabi tidak diwariskan</a> - 644; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#644a">Warisan rohani terbesar</a> - 644.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html"><b>Bagian 2</b></a></blockquote><h4>1. KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html">Dua kebudayaan: Islam dan Barat</a> - 649; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#649a">Pertentangan gereja dan negara</a> - 649; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#650">Sistem ekonomi dasar kebudayaan Barat</a> - 650; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#651">Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia</a> - 651; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#652">Dasar kebudayaan Islam</a> - 652; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#654">Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan negara</a> - 654; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#655">Dalam segala hal akallah patokan dalam Islam</a> - 655; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#657">Kekuatan iman</a> - 657; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#657a">Iman kepada Allah</a> - 657; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#659">Iman dasar Islam</a> - 659; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#661">Dengan mencari pertolongan Tuhan sampai kepada alam</a> - 661; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#661a">Sembahyang</a> - 661; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#663">Persamaan di hadapan Tuhan</a> - 663; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html">Puasa bukan suatu tekanan</a> - 665; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#667">Zakat</a> - 667; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#669">Lembaga zakat</a> - 669; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#670">Cinta harta</a> - 670; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#671">Ibadah haji</a> - 671; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#672">Norma-norma etik dalam Islam</a> - 672; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#673">Insan Kamil dalam Qur'an</a> - 673; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#675">Qur'an dan budi-pekerti</a> - 675; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#677">Sistem moral</a> - 677; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#679">Arti larangan minuman keras dan judi</a> - 679; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#680">Qur'an dan ilmu pengetahuan</a> - 680; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#680a">Sistem ekonomi</a> - 680; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#681">Larangan riba</a> - 681; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#682">Bahaya riba yang lain</a> - 682; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#683">Riba dan penjajahan</a> - 683; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#684">Sosialisma Islam</a> - 684; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#684a">Tidak menghapuskan hak milik secara mutlak</a> - 684; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#685">Sistem sosialisma yang sudah mantap</a> - 685; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html">Sosialisma dasarnya persaudaraan</a> - 685; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#687">Mungkin ada yang menjadi keberatan pihak Barat</a> - 687; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#687a">Keberatan yang salah</a> - 687; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#688">Teladan yang diberikan Muhammad</a> - 688; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#689">Ulama yang menyesatkan</a> - 689; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#690">Kebudayaan Islam dalam dunia kita sekarang</a> - 690.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html"><b>Bagian 4</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html"><b>Bagian 5</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html"><b>Bagian 6</b></a></blockquote><h4>2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM</h4><blockquote><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html">Tantangan pihak Orientalis</a> - 692; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html#693">Irving dan jabariah</a> - 693; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html#695">Qur'an dan takdir</a> - 695; Yang sesat merugikan diri sendiri - 703; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#704">Contoh dalam kehidupan pribadi</a> - 704; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#705">Maut, akhir dan awal hidup</a> - 705; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#708">Rasul-rasul Tuhan dari anak negerinya</a> - 708; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#710">Pengertian filosofis dalam jabariah Islam</a> - 710; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#713">Yang baik dan yang jahat</a> - 713; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#715">Pintu taubat</a> - 715; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#716">Evolusi rohani dalam kehidupan</a> - 716; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#718">Mulanya, adalah kekerasan dan fanatisma</a> - 718; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#720">Rasio dan iman tentang mujizat</a> - 720; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#724">Harta dan anak-anak keturunan serta perbuatan baik yang kekal</a> - 724; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#725">Muslimin berpikir jadi terbalik. Bagaimana</a>? - 725; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#725a">Pendapat Syaikh Muhammad Abduh</a> - 725; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#729">Pandangan Muslimin yang kemudian</a> - 729; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#730">Islam-Kristen dan jalan tengah</a> - 730; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#731">Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang</a> - 731; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#731a">Islam tidak menggunakan pedang</a> - 731; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#733">Sebuah Liga umat Islam</a> - 733; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#735">Jiwa perdamaian di dunia</a> - 735; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#736">Toleransi yang tinggi dasar perdamaian</a> - 736; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#738">Keluhuran hidup Muhammad</a> - 738.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html"><b>Bagian 4</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html"><b>Bagian 5</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html"><b>Bagian 6</b></a></blockquote><h4><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/UcapanTerimaKasih.html">UCAPAN TERIMA KASIH</a></h4><h4><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka.html">DAFTAR PUSTAKA</a></h4><h4>CUPLIKAN</h4><ul><li><b>Sejarah pembentukan mushaf Al-Qur'an</b> menurut seorang orientalis Muir: <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mushaf1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mushaf2.html"><b>Bagian 2</b></a>.</li>
<li><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PidatoAkhir.html">Kotbah 'Arafat</a>, kotbah terakhir Nabi Muhammad saw di hadapan umat Islam di desa Namira, menandai kelengkapan risalah yang dibawakannya.</li>
</ul></td></tr>
</tbody></table>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-77225408595800358762011-10-15T09:54:00.000-07:002011-10-15T09:54:24.203-07:00Sejarah Pemikiran ekonomi pada masa nabi MUHAMMAD SAW.<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> <br />
<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="height: 11.85pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"><td style="height: 11.85pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 85.62%;" width="85%"><br />
</td><td style="height: 11.85pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.02%;" width="4%"><br />
</td><td style="height: 11.85pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.02%;" width="4%"><br />
</td><td style="height: 11.85pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.66%;" width="4%"><br />
</td></tr>
<tr style="height: 64.65pt; mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;"><td style="height: 64.65pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 85.62%;" width="85%"></td> <td style="height: 64.65pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.02%;" width="4%"> <div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div></td> <td style="height: 64.65pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.02%;" width="4%"> <div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div></td> <td style="height: 64.65pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 4.66%;" width="4%"> <div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Sejarah awal</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Sejarah peradaban islam umumnya adalah sejarah politik dan agama dan jarang menjelaskan sejarah perekonomian, sehingga penting untuk membongkar sejarah Islam ini dalam aspek perekonomian. Perkembangan islam pada masa-masa awal ternyata bukan hanya berupa perkembangan politik dan militer, perkembangan ekonomi memiliki peranan yang signifikan dalam menopang peradaban Islam itu sendiri</li>
</ul><div class="MsoNormal"><strong>Sejarah Ekonomi masa awal peradaban Islam</strong> </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l6 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangan secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannnya mengeluh dan kecewa.ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar dan kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan. Reputasi sebagai pedagang yang bener2 jujur telah tertanam sejak muda. Ia selalu memperhatikan rasa tanggungjawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Lebih dari itu, muhammad juga meletakan prinsip2 dasar dalam melakukan transaksi secara adil.(Afzalurrahman)</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">Selama ini kita hanya tahu bahwa Nabi itu adalah seorang pedagang atau manajer perusahaan dagang ketika masih muda. Kini kita mengetahui bahwa Nabi juga bertindak sebagai tehnokrat yang membangun perekonomian untuk mencapai kemakmuran. (M. Dawam Rahardjo)</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pembangunan di Madinah</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Membangun masjid utama sebagai tempat untuk mengadakan forum bagi para pengikutnya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Merehabilitasi muhajirin Mekkah di Madinah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menciptakan kedamaian dalam negara</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menbuat konstitusi Negara</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menyusun sistem pertahanan madinah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Meletakan dasar-dasar sistem keuangan negara</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pembangunan di Madinah</strong></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Dua aspek penting dalam menelaah </div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Masa awal :</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Islam membuang sebagian besar budaya masa lalu; keluarga, komunitas, institusi, dan pemerintahan yang berubah menuju prosedur2 yang baru, semua peraturan dan regulasi disusun berdasrkan al Quran dengan memasukan karateristik dasar dari islam, seperti persaudaran, persamaan, kebebasan, keadilan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Negara baru madinah di bentuk tanpa sumber keuangan ataupun moneter karena tidak diwarisi harta, dana, maupun persediaan lainnya. Sumber kauangan belum ada, sehingga tidak dapat di mobilisasi secara cepat.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Tahapan pemecahan masalah</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Dari pembangunan masjid terjadilah aktifitas mempersaudarakan kaum ansar dan muhajirin dengan menerapkan <em>muzaraah, </em>sehingga tumbuh mata pencaharian baru bagi kaum muhajirin.</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Sampai akhirnya madinah di nyatakan tempat anti pelanggaran <em>“Antara dua harrash-nya (daerah pegunungan berapi disekitar madinah), padang rumputnya tidak boleh di potong, pepohonannya tidak boleh di tebang dan tidak boleh masuk membawa senjata untuk perkelahian, kekerasan ataupun peperangan” </em>(M.A sabzhawari)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rosulullah mengeluarkan piagam (Charter) yang berarti berdaulat bagi madinah</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Kondisi Ekonomi Geografis Madinah (DR. Karim As Sadr)</strong></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 455px;"><tbody>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border-bottom: 1.0pt; border-color: #333300; border-left: 1.5pt; border-right: 1.0pt; border-style: solid; border-top: 1.5pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Nama Perang</strong></div></td> <td style="border-top: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Waktu</strong></div></td> <td style="border-top: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Jumlah pasukan</strong></div></td> <td style="border-bottom: 1.0pt; border-color: #333300; border-left: 1.0pt; border-right: 1.5pt; border-style: solid; border-top: 1.5pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Estimasi jumlah kaum muslimin</strong></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Badr</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">2th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">313</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Uhud</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">3th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">1.000</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">10.000</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Khandaq</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">5th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">2.000</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 38.25pt; mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Banu Quraidah</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">5th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">3.000</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">15.000</div></td> </tr>
<tr style="height: 38.25pt; mso-yfti-irow: 5;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Futuh Mekah</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">8th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">10.000</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 38.25pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">50.000</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 6;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Hunain</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">8th SH</div></td> <td style="border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">12.000</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">60.000</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 7; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-bottom: 1.5pt; border-color: #333300; border-left: 1.5pt; border-right: 1.0pt; border-style: solid; border-top: 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.5pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tabuk</div></td> <td style="border-bottom: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 77.95pt;" valign="top" width="104"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">9th SH</div></td> <td style="border-bottom: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 79.2pt;" valign="top" width="106"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">30.000</div></td> <td style="border-bottom: 1.5pt; border-color: #333300; border-left: 1.0pt; border-right: 1.5pt; border-style: solid; border-top: 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 104.6pt;" valign="top" width="139"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">200.000</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>populasi</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Data tersebut menunjukan kenaikan populasi muslim dan cepatnya terjadi konversi kemasyarakat Islam</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menunjukan keruntuhan orde jahiliyah dan peningkatan stabilitas pemerintahan Islam. Sehingga dengan dukungan adanya peningkatan pendapatan perkapita dan pendapatan bebas pajak <em>(had Nisab). </em>Memungkinkan memperoleh perkiraan pendapatan nasional dan daya beli kaum muslimin era pemerintahan Rosulullah</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pekerjaan dan kesempatan kerja</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Hanya Madinah dan ta’if satu-satunyabagian Hijaz yang pertahiannya subur karena kelembaban dan curah hujan .Matapencaharian agrikultura, holtikultura dan beternak</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Hasil utama Madinah Kurma, anggur, buah ara, gandum, peternakan sapi, onta, domba, dan kuda</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Bidang industri; penenunan, jasa angkutan, kontruksi bangunan, pandai besi, eksplorasi air</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Aktifitas lain ;perdagangan, namun tidak sepesat orang2 Quraisy karena di untungkan adanya ka’bah di makkah dan perjalanan tahunan dalam rangka Ibadah haji</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pendapatan </strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Setelah di embargo di makkah kemudian hijrah ke madinah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Sampai di madinah istirahat pada malam harinya di tenda di sebelah masjid. </li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kemudian mendorong kaum ansar dan mujahirin untuk melakukan <em>muzara’a dan musaqat</em> (kerjasama pembagian hasil panen).</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kaum muhajirin mengelola lahan dan kebun ansar tanpa mengakui hak kepemilikan dengan pembagian hasil panen</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Sehingga produktivitas meningkat dan kerjasama semakin kuat, dan mengahasilkan pemerataan dengan tetap meningktkan pendapatan perkapita</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Sistem Ekonomi</strong></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Prinsip-prinsip Kebijakan ekonomi Islam :</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah pemilik absolut atas semua yang ada</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Manusia adalh khalifah Allah di bumi, bukan pemilik sebenarnya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Semua yang di dapatkan manusia atas Izin Allah, oleh karenanya jika ada sudaranya kekurangan memiliki hak atasnya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kekayaan tidak boleh di tumpuk atau di timbun</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kekayaan harus berputar</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk adalah di larang</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menghilangkan jurang pemisah antara gol. Miskin dan gol. Kaya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu termasuk bagi yang miskin</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Keuangan dan pajak</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Masa Rosul tidak ada tentara formal, semua yang mampu boleh menjadi tentara, mereka tidak di bayar, tetapi boleh mendapatkan bagian ari rampasan perang (ghanimah an Fa’i). Setelah turun surat al Anfal maka pembagian rampasan perang baru di atur;</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">1/5 <em>(khums)</em> bagian untuk Allah & Rosul (untuk negara) dan kerabat rosul, anak yatim, orang yang membutuhkan, dan orang yang dalam perjalkanan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">4/5 bagian untuk prajurit yang berperang dengan pembagian 2 bagian untuk penunggang kuda 2 bagian untuk prajurit biasa</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Tahun ke-2 Hijrah, Zakat fitrah di wajibkan pada setiap bulan Romadhon, besarnya satu <em>sha </em>(sama dengan 8/3 Kilo) dari makanan pokok muslim.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Zakat diwajibkan th ke-9 Hijrah, </li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Sebelumnya pengumpul zakat tidak di gaji, hanya sukarela</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pada perang badr tawanan di tebus rata2 4000 dirham dan tawanan miskin yang tidak dapat membayar diminta untuk mengajar membaca 10 anak muslim</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Sampai th ke-4 sumber daya negara masih sangat kecil.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kejayaan pertama di dapat dari bani Nadhir, satu suku yang masuk pakta madinah dan melanggr perjanjian dan berusaha membunuh Rosul. Mereka di usir dengan membawa barang2 sebanyak daya angkut onta, kecuali baju baja. Semua Bani Nadhir menjadi milik Rosulullah menurut ketentuan Quran (QS. 59,2)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Rosulullah membagikan kepada kaum mujahirin dan anshar yang miskin</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Mukhairik, seorang rabii bani Nadhir yang telah masuk islam memberikan 7 kebunnya yang kemudian di jadikan tanah shadaqoh. Inilah tanah <strong>wakaf pertama</strong></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Khaibar di kuasai th ke-7</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Rosulullah membagi khaibar menjadi 36bagian, dan tiap bagian dibagi menjadi 100 area. Setengah bagian untuk keperluan delegasi, tamu dll dan setengah bagian dii distribusikan untuk 1.400 tentara dan 200 penunggang kuda (1.800 bagian)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Jizyah; pajak yang di bayarkan oleh non islam khususnya ahli kitab, untuk perlindungan jiwa, properti, ibadah, bebas dari nilai2 dan tidak wajib militer. 1 dinar/th</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Kharaj; pajak tanah dipungut dari non muslim, ketika kahibar di taklukan tanah di ambil alih kaum muslimin, Kharaj dan jizyah sebelumnya juga diterapkan oleh sasanian dan persia kepada kaum muslim</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ushr; bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hnya sekali setahun dan hanya kepada barang yang lebih dari 200 dirham.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Untuk non muslim kafir zinmi 5%, kafir harbi 10% dan muslim 2,5% dalam perjanjian tertentu ushr dihapuskan untuk mempercepat perdagangan</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Sumber pendapatan sekunder</strong></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Uang tebusan tawanan perang</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pinjaman-pinjaman</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Khumus atau rikaz, harta karun temuan pada periode sebelum Islam</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Amwal Fadhla, harta muslim yang meninggal tanpa ahli waris, ataupun meninggal kan negri muslim</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Wakaf, harta benda yang didedikasikan kepada Islam</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">NAwaib, pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan hanya kepada kaum muslim yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negara dalam masa darurat, pernah terjadi pada masa perang tabuk</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Zakat fitrah, </li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pendapatan lain seperti Qurban dan kafarat (denda kesalahan menunaikan kewajiban</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Zakat dan ushr</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pendapatan yang paling utama bagi negara pada masa Rosullulah. Berbeda dengan pajak zakat dan ushr merupakan kewajiban agama dan termasuk pilar Islam (QS 9;6)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ketiaka Rosulullah mengutus mu’az bin jabal ke yaman sebagai pengumpul dan penyalur zakat yang di kumpulkan dari orang2 kaya di antara mereka dan di berikan kepada kaum muslimin di wilayah itu juga, surplusnya ditransfer ke pusat madinah, kemudian di salurkan lagi kepada yang berhak</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Zakat pada Masa Rosulullah</strong></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Benda logam yang terbuat dari emas</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Benda logam yang terbuat dari perak</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Binatang ternak; unta, kambing, domba, sapi, </li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Barang dagangan seperti budak dan hewan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Hasil pertanian termasuk buah buahan, </li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Luqta, harta benda yang di tinggalakan musuh, berdsr nilai jual</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Barang temuan, bdsr nilai jual</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pencatatan peneriamaan</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tidak ada karena :</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Yang bisa membaca sedikit dan yang mengenal aritmatika lebih sedikit lagi</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Bukti pembayaran dan pemneriamaan dibuat dengan sederhana</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Zakat hanya di distribusikan secara lokal</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Bukti peneriamaan berbeda dari berbagai daerah dan tidak umum di gunakan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pada kebanyakan kasus, ghanimah digunkan dan di distribusikan setelah terjadi peperangan</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Pengeluaran negara periode kenabian</strong></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 455px;"><tbody>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border-bottom: 1.0pt; border-color: #333300; border-left: 1.5pt; border-right: 1.0pt; border-style: solid; border-top: 1.5pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Primer</strong></div></td> <td style="border-bottom: 1.0pt; border-color: #333300; border-left: 1.0pt; border-right: 1.5pt; border-style: solid; border-top: 1.5pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Sekunder</strong></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Bi. Pertahanan; persenjataan, unta, kuda, dan persediaan</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Bantuan untuk orang yang belajar di Madinah</div></td> </tr>
<tr style="height: 33.75pt; mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 33.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya menurut ketentuan Al Quran</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 33.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Hiburan untuk para delegasi keagamaan</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pembayaran gaji untuk wali, guru, qadi, imam, muadzin dan pejabat negara</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta perjalanan mereka</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pembayaran upah para relawan</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Hadiah untuk pemerintah negara lain</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 5;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pembayaran utang negara</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pembayaran untuk kaum muslimin yang menjadi budak</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 6;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Bantuan untuk musafir</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pembayaran atas mereka yang terbunuh tidak sengaja oleh kaum muslimin</div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt; mso-yfti-irow: 7;"> <td style="border-left: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div></td> <td style="border-right: solid #333300 1.5pt; border: solid #333300 1.0pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tunjangan untuk sanak saudara Rosulullah</div></td> </tr>
<tr style="height: 33.75pt; mso-yfti-irow: 8; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-bottom: 1.5pt; border-color: #333300; border-left: 1.5pt; border-right: 1.0pt; border-style: solid; border-top: 1.0pt; height: 33.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.7pt;" valign="top" width="228"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: 1.5pt; border-color: #333300; border-left: 1.0pt; border-right: 1.5pt; border-style: solid; border-top: 1.0pt; height: 33.75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 170.55pt;" valign="top" width="227"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pengeluaran RT Rosulullah, 80 butir kurma dab gandum untuk setiap istrinya. Dan persedian darurat</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><strong>Baitul Mall</strong></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">15 abad yang lampau tidak ada konsep yang jelas mengenai cara mengurus keuangan dan kekayaan negara di belahan bumi manapun</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Pemerintah suatu negara adalah badan yang di percaya untuk menjadi pengurus tunggal kekayaan dan keuangan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Negara islam berprinsip pada kepercayaan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Rosulullah adalah kepala negara pertama yang memperkenalkan konsep keuangan baru, yaitu semua hasil pendapatan negara di kumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan susuai dengan kebutuhan negara. Hasil pengumpulan itu adalah milik negara bukan milik individu</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Tempat pengumpulan itulah yang dinamakan Baitul Mall</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"> </li>
</ul></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-62163954909128086642011-10-15T09:52:00.000-07:002011-10-15T09:52:22.192-07:00Sejarah Peradaban Islam masa Nabi Muhammad SAWMuhammad adalah seorang muda yang di jamannya dijuluki <em>al-Amien </em>[yang terpercaya] ini ingin mendapatkan jawaban tentang situasi dan nasib manusia. Renungan yang mendalam tentang apa yang terjadi pada masyarakatnya itu membuat “dadanya sesak dan penggungnya terasa penuh beban” [QS Asy Syarh, 94:1-3] Dalam keadaan masyarakat Arab yang penuh dengan kegelapan “penyembah berhala”, Muhammad diutus dengan misi kenabian, yang mengajarkan bahwa <em>“tidak</em> <em>ada Tuhan kecuali Allah”. </em>Tuhan yang mengetahui segala tingkah laku manusia dan membalas atau menghukum sesuai dengan perbuatannya di akhirat nanti [Hassan Ibrahim Hassan, 1989: 20]. Muhammad dilahirkan pada tanggal 20 April 571 M dan tumbuh dewasa di tengah-tengah masyarakat Badui dan berbicara dengan bahasa Arab yang fasih. Sebagian dari masa mudanya digunakan untuk mengembala bersama saudara angkatnya. Kegiatan “mengembala” merupakan kontak pertamanya dengan “alam” dan “binatang” yang dapat menimbulkan “etos kerja, kebaikan, kesederhanaan, kemurahan hatinya dan semuanya itu yang menyebabkan dia menjadi terkenal. Ketika masih mudah, Muhammad pergi ke Syria dan Yaman untuk “berdagang”. Perjalanan ini mempunyai pengaruh besar dalam tingkah laku dan cara hidupnya. Sebagai pedagang, Muhammad menjadi terkenal atau masyhur karena “kebaikan dan kejujurannya” yang sudah merupakan sikap dan prinsip hidupnya sejak masa kanak-kanak [Hassan Ibrahim Hassan, 1989: 21]. Dengan ketenarannya itu, Muhammad tetap “membenci atau tidak senang” terhadap penyembah berhala yang dilakukan oleh penduduk negerinya, serta <em>tidak mengikuti</em> <em>dan menghadiri </em>upacara-upacara ritual yang dilakukan masyarakat penyembah berhala di negerinya, tetapi Muhammad tekun menyendiri untuk beribadah kepada Allah. Orang mudah yang dijuluki <em>al-Amien </em>yang banyak berkontemplasi ini akhirnya diamanahi Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul Allah. Penunjukkannya sebagai Nabi ditandai dengan turunnya wahyu Ilahi ketika beliau berada di Gua Hira, tepatnya saat beliau berumur 40 tahun. Wahyu pertama yang diterimanya menggambar budaya <em>“membaca” </em>dan <em>“menulis” </em>yaitu Surat al-Alaq, yang terdiri dari lima ayat; <em>“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan</em> <em>manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling </em><div class="entry"> <em>pemurah.</em> <em>Yang mengajarkan dengan pena. Yang mengajar manusia apa yang mereka tidak</em> <em>ketahui”. </em>Dengan wahyu pertama ini, Muhammad saw telah diangkat sebagai nabi<br />
Allah dan pada masa ini beliau belum disuruh untuk menyeru kepada umatnya. Orang-orang yang segera mempercayai kenabiannya dan menyatakan kesediaan untuk mengikutinya adalah [1] isterinya Khadijah, [2] keponakan yang diasuhnyasemenjak kecil, Ali bin Abi Thalib, dan [3] mantan hamba sahayanya, Zaid bin Haritsah yang masih tinggal di rumah beliau. Maka dapat dikatakan bahwa pendung pertama pada perjuangan Muhammad adalah keluarganya sendiri.Wahyu yang kedua turun ketika Muhammad saw dalam <em>“keadaan berselimut”</em>dikeranakan mengigil setelah mendengar suara gemerincing yang keras, yang tidak pernah didengar sebelumnya. Pada saat beliau menerima wahyu yang kedua Surat al-Muddatstir : <em>“Hai orang yang berselimut!, bangun dan sampaikanlah peringatan,</em> <em>dan agungkanlah Tuhanmu dan pakaianmu hendak kau bersihkan. dan hindarka nperbuatan dosa. Jangan kau memberi, karena ingin menerima lebih banyak. Dan</em> <em>demi Tuhanmu, tabahkanlah hatimu.” </em>Maka, semenjak saat itulah Muhammad diangkat sebagai Rasul dan berbeda dengan nabi lain yang tidak diwajibkan<br />
menyeru orang-orang untuk kembali kepada Allah. Sebagai Rasul beliau berkewajiban untuk menyeru kepada orang-orang yang hidup di sekitarnya. Tugas Muhammad adalah menyeru kebenaran kepada umat manusia dan menyukseskan risalah yang diberikan kepadanya. Seluruh hidup Muhammad sesudah penunjukannya sebagai Rasul diarahkan untuk mensukseskan tugas yang berat ini.<br />
<strong>A. Periode Mekkah</strong><br />
Setelah perselisihan yang panjang Muhammad bertambah yakin atas misinya yang suci. Muhammad mengarahkan usahanya pertama kali untuk meyakinkan penduduk negerinya atas kebenaran ajaran barunya, ketauhidan, kebencianterhadap penyembah berhala, kewajiban manusia untuk tunduk kepada kemauan Sang Pencipta. Inilah kebenaran dari ajaran yang ditegaskan. Muhammad berpikir keras bagaimana cara menyiarkan Islam di kalangan umatnya yang keras dan masih senang menyembah berhala. Setelah mengajak anggota keluarga masuk ke dalam naungan Islam, yaitu isterinya Khodijah, keponakannya Ali bin Abi Thalib, anak angkatnya Zaid bin Haritha, Muhammad segera mengajak orang dari luar keluarga dari kalangan suku Quraisy yaitu <em>Abu Bakar bin Abi </em><br />
<em>Quhafah </em>yang menjadi sahabat akrabynya, dan mendapatkan penghargaan yang tinggi <em> </em>[<em>siddik</em>] karena kesalehan dan kebijaksaannya, kemudian beberapa pemuda dari golongan miskin mau memeluk kepercayaan baru ini. Kemudian, dari Abu Bakarlah Islam diperkenalkan kepada sehabat-sehabatnya yang dipercaya, seperti Usman Bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqa, Zubair bin al-Awwam, Ubaidah bin Jarrah dan beberapa orang lagi. Mereka adalah orang-orang pertama yang beriman dengan kepercayaan ini. Pada masa awal, Muhammad mempertahankan atau menyebarkan ajarannya dengan diam-diam selama tiga tahun tetapi orang-orang Quraisy memandang rendah kepadanya juga kepada shahabat-shahabatnya. Setelah da’wah berjalan tiga tahun secara diam-diam, Muhammad diperintahkan Allah untuk melakukan da’wah secara terang-terangan. Dalam Qur’an Surat Al-Hijr [15]:94, <em>“Maka</em> <em>sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan</em> <em>kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”. </em>Selain itu diperintah Allah swt untuk mengajak para kerabatnya, hal ini ditegaskan dalam QS. As-Syuara, 26:214, <em>“Dan berikanlah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”</em>.<em> </em><br />
Maka, dengan berpedoman pada ayat tersebut, Muhammad mengajak kaum keluarganya, yaitu Bani Hasyim, untuk masuk Islam, akan tetapi mereka tidak menghiraukannya, bahkan pamannya <em>“Abu Lahab” </em>mencemohkannya, hingga turunlah QS al-Lahab, 111:1-5, <em>“Binasalah kedua tangan Abu lahab dan</em> <em>sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan</em> <em>apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan</em> [<em>begitu juga</em>] <em>isterinya, pembawa kayu bakar. Yang dilehernya ada tali dan sabut”.</em> Kaum Quraisy merasa terancam dengan berkembangnya da’wah Islam. Mereka berusaha menghalang-halangi da’wah Islam itu dengan berbagai cara, diantaranya dengan memutuskan hubungan antara kaum muslimin dan suku Quraisy, menyiksa mereka yang lemah sampai-sampai ada yang dibunuh. Sekalipun Muhammad dalam lindungan pamanya Abu Thalib, Muhammad dan pengikutnya selalu menghadapi kesulitan yang besar. Memasuki “tahun kelima” dari kenabiannya atau 615 M, Muhammad tidak dapat meringankan penderitaan pengikut-pengikutnya sehingga Muhammad memerintahkan mereka berhijrah ke Abessinis yang diikuti oleh kira-kira 100 laki-laki dan perempuan, meninggalkan negeri mereka menuju negeri lain dimana mereka diterima dengan baik oleh raja Kristen di negeri itu. Dalam catatan sejarah, memang kaum Quraisy tidak berani menyakiti Muhammad kerena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya Abu Thalib yang sangat disegani kaum Quraisy. <em>Abu Thalib</em>, memeiliki pribadi yang sangat <em>khas,</em> yaitu disatu sisi membenarkan Islam, membela keponakannya Muhammad, namun pada kenyataannya tidak pernah mengikuti apa yang dibelanya sampai ia meninggal. Dan setelah isterinya <em>Khodijah </em>meninggal dunia dan juga paman pelindungnya <em>Abu Thalib, </em>kaum Quraisy meningkatkan perlawanannya terhadap<br />
da’wah Muhammad dan tahun ini disebut dengan tahun kesedihan atau “<em>‘amul khuzni”</em>. Kaum Quraisy memboikot kaum muslimin dengan mengantungkan piagam<em> </em>di atas Ka’bah agar mereka tidak berhubungan dengan kaum muslimin. Kaum<em> </em>muslimin bersama Muhammad menyalamatkan diri mereka di cela-cela gunung diluar Mekkah. Mereka mengalami penderitaan yang sangat berat kerana kekurangan<em> </em>makanan. Setelah piagam itu dimakan rayap kurang lebih tiga tahun berikutnya,<em> </em>ternyata tak ada di antara kaum muslimin yang menyatakan ke luar dari Islam dan<em> </em>akhirnya piagam tersebut dinyatakan batal oleh kaum Quraisy.<em> </em>Setelah kaum Quraisy melihat Muhammad tanpa perlindungan yang disegani,<em> </em>Muhammad dihina dan dicaci maki penduduku setempat. Kaum Quraisy semakin<em> </em>keras menentang dan mengganggu da’wahnya dan akhirnya Nabi Muhammad<em> </em>memutuskan untuk mencari tempat lain dimana ajarannya dapat berkembang<em> </em>dengan pesat yaitu di <em>Tho’if </em>sebuah kota yang terletak kira-kira 70 mil dari kota<em> </em>Mekkah dan terkenal di jazirah Arab yang merupakan tempat subur bagi suku<em> </em>Quraisy. Kedatangan Nabi Muhammad dengan ajaran baru tentang <em>ketauhidan </em>menimbulkan ejekan dan hinaan dari pemimpin <em>Tho’if </em>yang tidak mengenal rasa<em> </em>belas kasihan sama sekali dan memaksa Muhammad untuk keluar dari kota mereka.<em> </em>Dalam perjalanan pulang masa depan Muhammad kelihatan lebih suram dari pada<em> </em>sebelumnya, kesengsaraan jiwanya dinyatakan dengan kata-kata yang sama<em> </em>dengan kata Nuh, yaitu : <em>“Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu hanya menambah mereka lari </em>[<em>dari kebenaran</em>]. <em>Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru, agar supaya Engkau ampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup bajunya </em>[<em>kemukanya</em>] <em>dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat </em>[QS, 71:5-7].<br />
Dalam keadaan terjepit dalam upaya menyiarkan agama, Allah memperkenankan Muhammad untuk langsung menghadap Allah dengan memperjalankan Muhammad dari <em>Masjidil Haram </em>ke <em>Masjidil Aqsa </em>dan selanjutnya ke <em>Sidratul Muntaha. </em>Peristiwa ini dikenal sebagai peristwa <em>Israk Mikraj. </em>Melalui peristiwa <em>Israk Mikraj </em>ini Muhammad dapat melihat siapa di antara umatnya yang benar-benar mantap dengan kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa dan mereka yang masih diselubungi keraguan. Pada siatuasi ini Abu Bakar Ash-Shidiq-lah dengan lantang tanpa keraguan mengungkapkan akan rasa percayanya yang tanpa dicampuri rasa keraguan akan peristiwa yang dialami Muhammad yaitu <em>Israk Mikraj.</em> Nabi Muhammad tak putus asa dalam menyerukan da’wah Islam, dan strategida’wah mulai dilakukan “pada musim haji. Muhammad menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah jemaah haji dari berbagai macam suku Arab, tetapi ajaran tauhid masih menimbulkan ejekan dan hinaan dari mereka. Bagaimanapun juga keadaan membuktikan, bahwa Muhammad mulai mengalihkan startegi da’wahnya dengan lebih baik untuk menyebarkan ajarannya ketika menjumpai sekelompok kecil dari<br />
jemaah haji yang berasal dari Yatsrib [yang kemudian disebut Madinah]. Penduduk kota ini terdiri dari bani Aws, bani Khazraj, suku Yahudi dari bani Quraisy dan Nadhir. Walaupun sudah lama terjadi permusuhan, mereka lebih dapat untuk memahami ajakan Muhammad daripada menyembah berhala oleh penduduk Mekah.Mereka memeluk agama Islam dan pulang ke negeri mereka sebagai <em>missionaries </em>atau juru da’wah Islam sehingga ajaran baru ini cepat tersebar dari rumah ke rumah bahkan dari suku ke suku yang lain. Dua tahun sesudah itu pada musim haji, sekelompok jemaah dari Yatsrib mengajak Muhammad untuk hijrah atau mengunjungi ke kota meraka dan mereka akan setia kepadanya [bersumpah setia kepadanya sebagai atasan atau pimpinan mereka].<br />
Mengingat bahwa penduduk Mekkah tidak banyak berubah dari pendirian menyembah berhala dan selalu menghalangi dan mengejar-ngejar umat Islam, maka Allah memerintahkan Muhammad untuk hijrah ke Yatsrib [Madinah]. Pada musim semi tahun 622 M, umat Islam Mekkah secara diam-diam hijrah ke daerah utara dalam jumlah yang sedikit. Perjalanan Muhammad mendapatkan rintangan bahkan dikejar Quraisy, tetapi Muhammad bersebuni di <em>gua Hira </em>yang mendapatkan dari Allah dengan kejadian yang tidak mampu dinalar oleh akal [labalaba membuat sarangnya di pintu gua dan burung merpati liar tinggal di atas pohon] yang mengalihkan perhatian kaum Quraisy Mekkah dan Nabi Muhammad lepas dari pengejaran kaum Quraisy tersebut. Nabi Muhammad menlanjutkan perjalanan ke Yatsrib dan dalam perjalanan Nabi Muhammad melaksanakan <em>“shalat Jum’at</em> <em>pertama kali” </em>dengan suku bani Salim dalam perjalanan menuju Yathrib [Madinah]. Nabi Muhammad tiba di Yatsrib [Madinah] dengan kemenangan dan peristiwa hijrah inilah yang menandakan berakhirnya jahiliyah dan dimulainya masa Muhammad. Peristiwa hijrah, tercatat sebagai salah satu lembaran penting dalam “peradaban Islam” pada masa Muhammad. Di Madinah Nabi Muhammad segera membangun Masjid, membangun masyarakat baru yaitu sebuah masyarakat madani atau masyarakat sipil dengan tatanan sosial yang kokoh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perjuangan da’wah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad di Mekkah ditekankan pada “penanaman dasar-dasar keimanan” yang berlangsung selama 13 tahun. Hal ini berbeda dengan saat Nabi Muhammad berada di Madinah, karena di ibu kota Islam yang baru ini, Nabi Muhammad segera menerapkan membangun sebuah masyarat baru dengan “syariat Islam” dan pembangunan ekonomi, sebagai dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara.<br />
<strong>2. Periode Madinah</strong><br />
Pada periode Mekkah, Nabi Muhammad saw belum berhasil meletakkan dasar-dasar Islam karena tidak mendapatkan sambutan dari sebagian besar kaum Quraisy. Tetapi setelah pindah ke Madinah, Nabi Muhammad berhasil meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam. Nabi Muhammad mendapatkan sambutan yang hangat ketika tiba di Madinah, segera mendapatkan pengikut dan sebagian penduduknya menjadikan Muhammad sebagai pemimpin mereka. Pada saat itu, penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan : [a] Penduduk , asli [<em>Anshor</em>], mereka yang membantu kepentingan Muhammad, [b] al-Muahajirin [<em>emigrants</em>] yaitu mereka yang hijrah dari Mekkah untuk mencari perlindungan di dalamnya, [3] Umat Yahudi yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari Arab. Dari golongan pertama dan kedia Nabi Muhammad membentuk pasukannya. Sesudah hijrah Nabi Muhammad, kota Madinah menjadi tempat kelahiran Islam dan tempat berlindungan bagi umat Islam dan akhirnya disebut <em>“kota Nabi”</em>.<br />
Kebangkitan Islam mempunyai pengaruh yang mendalam, ia menempatkan persaudaraan sesama muslim dengan tidak memandang suku atau jabatan, semua orang Arab menjadi sejajar dalam kehidupan bermasyarakat. Madinah merupakan negara yang didirikan untuk membangun peradaban baru. Madinah merupakan kota tujuan hijrah Nabi Muhammad Saw yang dulunya bernama Yatsrib. Perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan nama dari Yatsrib menjadi Madinah yang dipahami oleh umat Islam sebagai sebuah manifesto konseptual mengenai upaya Nabi untuk mewujudkan sebuah masyarakat madani, dihadapkan dengan masyarakat badawi atau nomad. Nabi mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah, pada hakekatnya merupakan sebuah pernyataan niat, sikap, proklamai atau deklarasi, bahwa di tempat baru itu, Nabi bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Anshar dan Muhajirin hendak mendirikan dan membangun suatu masyarakat yang beradab,9 yaitu suatu masyarakat yang teratur atau berperaturan, sebagaimana mestinya sebuah masyarakat. Sebagian ahli sejarah menyatakan, bahwa sebenarnya Rasulullah Saw tidak pernah memproklamirkan negara Yatsrib atau negara Madinah, sebab bukan kedaulatan wilayah yang menjadi tujuan utama gerekan Nabi. Negara yang hendak dibangun Islam adalah negara yang memberi ruang pada kedaulatan aqidah [<em>ideologi</em>] dan fikrah [paradigma]. Negara baru yang terbentuk di Madinah itu barangkali lebih tepat disebut sebagai <em>negara hijrah</em>, karena negara ini didirikan atas dasar <em>ideologi Islam </em>yang dapat didirikan di mana saja, bukan hanya di kota Madinah, karena dasarnya adalah ideologi, maka sifatnya menjadi universal, tidak tergantung dan terbatas pada wilayah geografis tertentu10. Dengan demikian, ada konsep baru yang ditawarkan Nabi, bahwa negara itu melampaui batas-batas wilayah geografis. Negara ini lebih cocok dengan nilai-nilai dasar kemanusian [<em>basic</em> <em>values of humanity</em>] sebab yang menjadi dasar utama kewarganegaraanya bukan nasionalisme, suku, ras, atau pertalian darah. Tetapi manusia dapat memilih konsep hidup tertentu atau aqidah tertentu, manusia secara bebas dan merdeka menentukan pilihan aqidahnya tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun oleh siapapun. Negara baru yang dibagun Nabi adalah negara ideologi yang didasarkan pada asas kemanusiaan yang terbuka. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al- Baqarah ayat 256, yang artinya : <em>“Tidak ada paksaan untuk [memasuki] agama</em><br />
<em>[Islam]; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar darpada jalan yang sesat” </em>[al- Baqarah (2), ayat : 256] .Untuk itu, konsep negara yang ditawarkan Islam benarbenar baru dan orsinil, karena negara yang menjunjung tinggi harkat dan martabat<br />
manusia, tak lain karena konsep yang dianutnya menetapkan sebuah keyakinan. Dengan keyakinan ini orang boleh berbicara tentang persamaan dan kebersamaan hak dan kewajiban serta kesetaraan. Apabila diskursus ini dimulai atau ditarik dari akar peristiwa gerakan hijrah yang disebut di atas sebagai negera hijrah, maka merupakan sebuah metamorfosisdari suatu “gerekan” menjadi “negara”. Gerakan ini berasal dari tiga belas tahun sebelumnya, Nabi Saw melakukan penetrasi sosial yang sangat sistematis; di mana<br />
Islam menjadi jalan hidup individu, di mana Islam “memanusia”, dan manusia kemudian “memasyarakat”. Melalui hijrah, masyarakat itu bergerak secara linear menuju negara. Melalui hijrah gerakan itu “menegara”, dan Madinah adalah wilayahnya. Nabi melakukan penataan negara tersebut, dengan : <em>Pertama</em>, membangun infrastruktur negara dengan mesjid sebagai simbol dan perangkat utamanya. Masjid sebagai tempat ibadah sholat dan tempat berkumpul umat Islam. <em>Kedua, </em>menciptakan <em>kohesi sosial </em>melalui proses persaudaraan antara dua komunitas yang berbeda yaitu <em>“Quraisy” </em>dan <em>“Yatsrib” </em>yang menjadi dan dikenal dengan komunitas <em>“Muhajirin</em>” dan <em>“Anshar</em>” tetapi menyatu sebagai komunitas dalam ikatan agama. <em>Ketiga, </em>membuat nota kesepakatan [perjanjian] untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang berbeda, sebagai sebuah masyarakat pluralistik yang mendiami wilayah yang sama, melalui <em>Piagam Madinah</em>. <em>Keempat,</em> merancang sistem negara melalui konsep <em>jihad fi sabilillah13.</em> Dengan dasar ini, negara dan masyarakat Madinah yang dibangun oleh Nabi Saw merupakan negara dan masyarakat yang kuat dan solid. Peristiwa hijrah telah menciptakan keberagaman penduduk Madinah. Penduduk Madinah tidak terdiri dari atas suku Aus, Khazraj, dan Yahudi, tetapi Muhajirin Quraisy dan suku-suku Arab lain yang datang dan hidup bersama mereka di Madinah. Nabi menghadapi realitas pluralitas, karena struktur masyarakat Madinah yang baru dibangun terdapat beragam agama yaitu Islam, Yahudi, Kristen, Sabi’in dan Majusi, dan ada juga golongan yang tidak bertuhan [<em>atheis</em>] dan bertuhan banyak [<em>polytheists</em>]. Struktur masyarakat yang pluralistik ini dibangun oleh Nabi di atas fondasi ikatan iman dan akidah yang tentu lebih tinggi nilai ikatannya dari<br />
solidaritas kesukuan [<em>ashabiyah</em>] dan afiliasi lainnya. Klasifikasi masyarakat pada saat itu didasarkan atas keimanan, dan mereka terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu: mu’minun, munafiqun, kuffar, mushrikun dan Yahudi14, dengan kata lain bahwa masyarakat di Madinah pada saat itu merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang majemuk atau plural. Kemajemuk masyarakat Madinah, diawali dengan membanjirnya kaum Muhajirin dari Makkah ke Madinah mengakibatkan munculnya persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan yang harus diantisipasi dengan baik. Maka dalam konteks itu, introduksi sistem persaudaraan menjadi kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan. Untuk mengtasi persoalan tersebut, Nabi Muhammad Saw bersama semua unsur penduduk Madinah secara konkret meletakan dasar-dasar masyarakat Madinah, mengatur kehidupan dan hubungan antar komunitaskomunitas yang merupakan komponen-komponen masyarakat yang majemuk di Madinah, dengan menggariskan ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang dikenal sebagai “Piagam Madinah” [<em>Mitsaq al-Madinah</em>], yang dianggap sebagai konstitusi tertulis pertama dalam sejarah kemanusian. Piagam ini tidak hanya sangat maju pada masanya, tetapi juga menjadi satu-satunya dokumen Islam15. Dalam dokumen Piagam itulah, dikatakan “umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan, antara lain, kepada wawasan kebebasan, terutama dibidang agama dan ekonomi, serta tanggung jawab sosial dan politik, khususnya pertahanan secara bersama. Dalam Piagam tersebut juga menempatkan hak-hak individu yaitu kebebasan memeluk agama, persatuan dan kesatuan, persaudaraan [<em>al-ukhuwwah</em>] antar agama, perdamaian dan kedamaian, toleransi, keadilan [<em>al-'adalah</em>], tidak membeda-bedakan [<em>diskriminasi</em>] dan menghargai kemajemukan”.Dengan kemajemukan, Nabi Muhammad Saw mempersatukan mereka beradasrkan tiga unsur, yaitu: “<em>Pertama</em>, mereka hidup dalam wilayah Madinah sebagai tempat untuk hidup bersama dan bekerja bersama. <em>Kedua</em>, mereka bersedia dipersatukan dalam satu ummah untuk mewujudkan kerukunan dan kemaslahatan secara bersamasama. <em>Ketiga</em>, mereka menerima Muhammad Saw sebagai pemimpin tertinggi dan pemegang otoritas politik yang legal dalam kehidupan mereka dan otoritas ini dilengkapi dengan institusi peraturan yang disebut Piagam Madinah yang berlaku bagi individu-individu dan setiap kelompok”.Dalam institusi “Piagam Madinah”, secara umum masyarakat berada dalam satu ikatan yang<br />
disebut ummah, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial yang disatukan dengan ikatan sosial dan kemanusiaan yang membuat mereka bersatu yang disebut ummah wahidah. Kedudukan dan hubungan mereka sebagai satu ummah dalam kehidupan sosial dan politik, sebab ikatan sosial yang mempersatukan mereka menjadi ummah bukan karena agama atau akidah melainkan karena unsur kemanusiaan. Oleh karena itu, perbedaan agama bukan merupakan penghambat dalam mencipatakan suasana persaudaraan dan damai dalam masyarakat plural. Muhammad Abduh dalam Tafsirnya al-Manar, mengakui bahwa agama bukanlah satu-satunya faktor ikatan sosial dalam suatu ummah, melainkan ada faktor universal yang boleh mendukung wujudnya suatu ummah yaitu unsur kemanusiaan. Karena unsur kemanusiaan sangat dominan dalam kehidupan<br />
manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk politik. Demikian juga Muhammad Imarah, dalam karyanya berjudul <em>Mafhum al-Ummat fi Hadarat al-Islam</em>, menyatakan bahwa ummah yang dibentuk oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah adalah merupakan ummah yang bersifat agama dan politik atau masyarakat agama dan politik. Sebab Nabi Muhammad Saw dalam menghimpun penduduk Madinah dari berbagai golongan tanpa memaksa mereka untuk memeluk agama Islam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ummah yang dibentuk Nabi Muhammad Saw di kota Madinah bersifat terbuka, karena Nabi tidak membentuk masyarakat politik yang eksklusif bagi atau untuk kaum muslimin saja, tetapi Nabi menghimpun semua komunitas atau golongan penduduk Madinah, baik golongan yang menerima risalah tauhid beliau maupun yang tidak menerima. Perbedaan aqidah atau agama di antara mereka tidak menjadi alasan untuk tidak bersatu padu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, gagasan dan praktik membentuk satu ummah dari berbagai golongan dan unsur-unsur kelompok sosial pada masa itu adalah merupakan sesuatu yang baru, yang belum dilakukan oleh kelompok masyarakat yang lain, sehingga seorang penulis barat Thomas W. Arnold, menganggapnya sebagai awal dari kehidupan berbangsa dalam Islam, atau merupakan kesatuan politik dalam bentuk baru yang disatukan dalam institusi Piagam Madinah <em>[Mitsaq al-Madinah</em>]. Institusi “Piagam Madinah” yang berjumlah 47 pasal itu18, secara formal mengatur hubungan sosial antara komponen masyarakat, yaitu : <em>Pertama</em>, antara sesama muslim, bahwa sesama muslim adalah satu ummat walaupun mereka berbeda suku. <em>Kedua</em>, hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim<br />
didasarkan pada prinsip bertetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasihati dan menghormati kebebasan beragama. Akan tetapi secara umum, sebagaimana dalam teks Piagam Madinah mengatur kehidupan sosial penduduk madinah secara lebih luas19. Dari Piagam Madinah ini, setidaknya ada dua nilai dasar yang tertuang sebagai dasar atau fundamental dalam mendirikan dan membangun Negara Madinah, yaitu: <em>Pertama, </em>prinsip kesederajatan dan keadilan [<em>almusawwah wal-</em> <em>'adalah</em>]<em>. Kedua, </em>inklusivisme atau keterbukaan. Kedua prinsip ini, ditanamkan dalambentuk beberapa nilai humanis-universal lainnya, seperti : konsistensi [<em>i'tidal</em>], seimbang [<em>tawazun</em>], moderat [<em>tawasut</em>] dan toleransi [<em>tasamuh</em>].. Kesemuanya menjadi landasan ideal sekaligus operasional dalam menjalin hubungan sosialkemasyarakatan yang mencakup semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun hukum. Mengenai prinsip <em>kesederajatan</em>, <em>keadilan </em>dan <em>inklusivisme </em>dapat dijelaskan sebagai berikut:<br />
<strong>a. Prinsip Kesederajatan dan Keadilan</strong><br />
Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspekbaik politik, ekonomi, maupun hukum. <em>Pertama</em>, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan. Mereka tidak dibedakan yaitu masingmasing memiliki untuk memeluk agama dan melaksanakan aktivitas dalam bidang sosial ekonomi. Misalnya, suku Quraish yang berpredikat <em>the best </em>dan Islam sebagai agama dominan, tetapi mereka tidak dianak-emaskan. Seluruh lapisan masyarakat duduk sama rendah berdiri sama tinggi dan ideologi sukuisme dan nepotisme tidak dikenal Nabi. <em>Kedua</em>, aspek ekonomi, Nabi mengaplikasikan ajaran <em>egaliterianisme1,</em> yakni pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama untuk berusaha dan berbisnis [QS.17:26 dan QS. 59:7]. Misi <em>egaliterianisme </em>ini sangat tipikal dalam ajaran Islam. Sebab misi utama yang diemban oleh Nabi bukanlah misi teologis, dalam arti untuk membabat habis orang-orang yang tidak seideologi dengan Islam, melainkan untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman kaum kapitalis. Dari sini, Mansour Fakih mensinyalir bahwa perlawanan yang dilakukan Quraish bukanlah perlawanan agama (teologi), melainkan lebih dikenal perlawanan pada aspek ekonomi, karena prinsip <em>egaliterianisme </em>Islam berseberangan dengan konsep kapitalisme Makkah23. Nurchalis Madjid, menyatakan bahwa masyarakat madani warisan Nabi, antara lain bercirikan <em>egaliterianisme</em>, penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan, kesukuan, ras, keterbukaan, partisipasi seluruh anggota<br />
masyarakat, dan penentuan kepemimpinan melalui pemilihan bukan beradasrkan keturunan. Kondisi ini hanya berlangsung selama tigapuluh tahun masa <em>khulafaur</em> <em>rasyidin</em>, sesudah itu sistem sosial madani digantikan dengan sistem yang lebih banyak diilhami oleh semangat kesukuan atau tribalisme Arab pra Islam, dan kemudian dikukuhkan dengan sistem dinasti keturunan atau geneologis24. Dengan demikian, masyarakat egaliterianisme, digambarkan sebagai masyarakat yang mengakui adanya kesetaraan dalam posisi di masyarakat dari sisi hak dan kewajiban. <em>Ketiga</em>, aspek Hukum, Nabi memahami aspek hukum sangat urgen dansignifikan kaitannya dengan stabilitas suatu bangsa, karena itulah Nabi tidak pernah membedakan “orang atas”, “orang bawah” atau terhadap keluarga sendiri [Ibid,hlm. 53]. Nabi sangat tegas dalam menegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah, artinya tidak ada seorangpun kebal hukum. Prinsip konsisten legal [hukum] harus ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga supermasi dan kepastian hukum benar-benar dirasakan semua anggota masyarakat.<br />
<strong>b. Prinsip Inklusivisme</strong><br />
Prinsip <em>inklusivisme, </em>merupakan prinsip yang dipegang Nabi dalam membangun negara Madinah. Nurchalis Madjid, menyatakan bahwa inklusivisme atau keterbukaan adalah konsekuensi dari perikemanusiaan, merupakan suatu pandangan yang melihat secara posetif dan optimis, yaitu pandangan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik [QS.7:172 dan QS.30:30], sebelum terbukti sebaliknya. Berdasarkan pandangan kemanusian yang optimis-posetif itu, harus memandang bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk benar dan baik, setiap orang mempunyai potensi untuk menyatakan pendapat dan untuk didengar. Sedangkan pihak yang mendengar, kesediannya untuk mendengar itu sendiri memerlukan dasar moral yang amat penting, yaitu sikap rendah hati, berupa kesiapan mental untuk menyadari dan mengakui diri sendiri selalu berpotensi untuk membuat kekeliruan. <em>Inklusivisme </em>merupakan sikap rendah hati untuk tidak merasa selalu benar, bersedia mendengar pendapat orang lain untuk diambil dan diikuti mana yang terbaik. Prinsip ini yang dipraktekan Nabi ketika membangun negara Madinah, karena Nabi sendiri selalu mendengarkan dan menerima kritik dari para sahabatnya dan kritikan itu tidak dianggap sebagai ancaman atau sebagai rival, makar, anti kemapanan dan lain sebagainya, meskipun berbagai kritik itu tajam menerpa Nabi selaku pimpinannya. Pada masa awal Nabi membangun Madinah, peran kelompok-kelompok masyarakat memiliki kemandirian cukup besar, dan pengambilan keputusan,<br />
sebagaimana tercermin dalam konstitusi Madinah atau Piagam Madinah. Tetapi seiringdengan semakin banyaknya wahyu yang turun, sistem negara Madinah masaNabi kemudian berkembang menjadi sistem “teokrasi”. Negara, dalam hal ini dimanifestasikan dalam figur Nabi yang memiliki kekuasaan amat besar, baik kekuasaan eksekutif, legeslatif maupun yudikatif. Segala sesuatu pada dasarnya dikembalikan kepada Nabi, dan ketaatan umat kepada Nabi pun semakin mutlak, sehingga tidak ada kemandirian lembaga masyarakat berhadapan dengan negara. Meskipun demikian, berbeda dengan umumnya penguasa dengan kekuasaan besar cenderung despotik, Nabi justru meletakan nilai-nilai dan norma-norma keadilan, persamaan, persaudaraan dan kemajemukan, yang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, di samping mendukung keterlibatan masyarakat (sahabat) dalam pengambilan keputusan secara musyawarah. Sedangkan, pada masa al-Khulafa al-Rasyidin, sistem negara tidak lagi berbentuk teokrasi melainkan “nomokrasi”. Prinsip ketuhanan diwujudkan dalam bentuk supermasi syari’ah, peranmasyarakat menjadi lebih besar, menunjukkan adanya masyarakat madani. Pada masa itu muncul kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sebagiannya memiliki aspirasi politik yang berbeda dengan pemerintah. Mereka melakukan kontrol<br />
terhadap pemerintah, dan rekruitmen kepemimpinanpun yang didasarkan pada kapasitas individual. Tetapi, setelah masa Khulafaur Rasyidin, situasi mulai berubah, peran masyarakat mengalami penyusutan, rekruitmen pimpinan tidak lagi berdasarkan pilihan rakyat [umat], melainkan atas dasar keturunan. Ada beberapa lembaga keulamaanlah yang merupakan satu-satunya lembaga masyarakat madani, masih relatif independen. Pada masa kekhalifaan yakni dari masa al-Khulafa al- Rasyid sampai menjelang akhir Dinasti Ustmani akhir abad ke-19, memang memiliki struktur relegio-politik, lembaga legislatif, dipegang oleh ulama. Mereka memiliki kemandirian dalam berijtihad menetapkan hukum-hukum, meskipun pada prakteknya kadang-kadang juga tidak terlepas dari pengaruh negera atau pemerintah. Dari pandangan ini, tercermin bahwa sebenarnya masyarakat Madani yang bernilai peradaban ini dapat dibangun setelah Nabi Muhammad Saw melakukan reformasi dan transformasi pada individu yang berdemensi aqidah, ibadah dan akhlak dan dalam praktiknya, iman dan moralitas yang menjadi landasan dasar bagi “Piagam Madinah”. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai tersebut, menjadi dasar bagi semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi dan hukum pada masa Nabi. Maka, dapat dikatakan bahwa masyarakat madani yang diidealkan itu pernah terwujud pada masa Nabi, sehingga Robert N Bellah, menyatakan bahwa masyarakat yang<br />
dibangun Nabi, disebut sebagai “masyarakat yang sangat modern untuk zaman dan tempat saat itu, tetapi setelah Nabi wafat sampai dengan akhir al-Khulafa al-.Rasyidin, model masyarakat itu tidak bertahan lama. Sebab masyarakat di timur tengah dan umat manusia saat itu belum siap dengan prasarana sosial yang diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial yang modern seperti dirintis Nabi”. Posisi “Piagam Madinah”29 adalah sebagai “kontrak sosial” antara Nabi Muhammad Saw dengan rakyat Madinah yang terdiri dari orang Quraisy, kaum Yastrib dan orang-orang yang mengakui berjuang bersama mereka. Posisi Rasul adalah sebagai pimpinan yang mereka akui bersama dan telah meletakkan Islam sebagai landasan bermasyarakat dan bernegara. Perjanjian atau piagam madinah itu, dapat disebut sebagai suatu social contrac oleh para orientalis. Makam itulah sebabnya perjanjian tersebut dalam konteks teori politik disebut sebagai Piagam Madinah atau Konstitusi Madinah, di dalamnya terdapat pasal-pasal yang menjadi hukum dasar sebuah negara kota dan kemudian disebut Madinah [<em>al-Madinah al-Munawarah</em>] atau [<em>al-</em> <em>Madinah al-Nabi</em>]. Maka, apabila akan mencari nilai-nilai yang tercermin dalam masyarakat Madinah saat itu, pastilah nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai Islami yang tertuang di dalam “Piagam Madinah”. Sedangkan kontrak sosial yang dilakukan Nabi, dinilai identik dengan teori “social contract” Thomas Hobbes, berupa perjanjian masyarakat yang menyatakan sumber kekuasaan pemerintah adalah perjanjian masyarakat. Pemerintah mimiliki kekuasaan karena adanya perjanjian masyarakat untuk mengurus mereka. Teori social contract J.J Rousseau, tentang otoritas rakyat dan perjanjian politik, harus dilaksanakan untuk menentukan masa depan rakyat serta menghancurkan monopoli yang dilakukan oleh kaum elite yang berkuasa demi kepentingan rakyat, juga identik dengan teori Nabi Muhammad Saw, ketika membangun ekonomi dengan membebaskan masyarakat dari ceng keraman kaum kapitalis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masyarakat Madinah yang dibangun Nabi tersebut, sebenarnya identik dengan <em>civil society, </em>karena secara sosio-kultural mengandung substansi keadaban atau peradaban. Nabi menjadikan masyarakat Madinah pada saat itu sebagai <em>classless society </em>yaitu masyarakat yang tak terbagi dalam kelas-kelas dan hukum tidak membedakan antara orang kaya dan orang miskin, pimpinan maupun bawahan, semua sama di depan hukum. Dari uraian di atas, setidaknya secara terminologi masyarakat madani yang berkembang dalam diskursus di Indonesia, berada dalam dua pandangan yakni “masyarakat Madinah” dan “masyarakat sipil” [<em>civil society</em>]. Keduanya tanpaknya berbeda tetapi sama, berbeda karena memang secara historis keduanya mewakili budaya yang berbeda yakni masyarakat madinah yang mewakili historis peradaban Islam, sedangkan masyarakat sipil adalah hasil dari peradaban Barat seperti yang telah dipaparkan di atas. Perbedaan lainnya, ialah masyarakat Madinah menjadi tipe<br />
ideal, sangat sempurnanya, karena komunitas masyarakat yang dipimpin langsung oleh seorang Nabi, dan karena sakin idealnya protetipe “masyarakat madinah” yang dipimpin oleh Nabi, dunia Islam sampai sekarang ini masih meraba-raba “masyarakat madani” yang bagaimana dalam bentuk kekinian. Maka, apabila masyarakat madani diasosiasikan sebagai penguat peran masyarakat sipil, maka masyarakat madani hanya bertahan dalam masa empat khalifah khulafaurrashiddin, setelah itu masyarakat Islam kembali kepada masa monarkhi, di mana penguasaan negara [<em>state</em>] kembali menjadi besar, dan peran masyarakat menjadi kecil. Oleh sebab itu, ketiga prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan sebagai elemen penting terbentuknya “masyarakat madani” adalah masyarakat yang memegang teguh ideologi yang benar, berakhlak mulia, secara politik-ekonomibudaya bersifat mandiri serta memeliki pemerintahan sipil, memiliki prinsip kesederajatan dan keadilan, serta prinsip keterbukaan. Timbul pertanyaan, nilai substansi seperti apakah yang dapat mewakili kecenderungan “masyarakat madinah”. Apabila dikaji secara umum, setidaknya nilai subtansi semangat Islam dalam pemberdayaan masyarakat mencakup tiga pilar utama, sebagai jawaban terhadap pertanyaan tersebut, yakni : Pertama, musyawarah [<em>syuro'</em>], kedua, keadilan [<em>adl</em>], dan ketiga, persaudaraan [<em>ukhuwah</em>]. Sedangkan “masyarakat sipil” [<em>civil society</em>], bermula dari semangat dan pergumulanpemikiran masyarakat barat untuk mengurangi peranan negara [<em>state</em>] terhadap perannya dalam kehidupan masyarakat. Seperti diketahui bahwa pada abad<br />
pertengahan, masyarakat barat dikuasai oleh dua kekuatan yang sangat dominan, yakni Gereja dan kerajaan-kerajaan, sehingga para sejarawan Barat menyebutnya sebagai “abad kegelapan” [<em>dark age</em>]. Muncul gerekan perlawanan baik dari gerakan-gerakan para ilmuwan yang menghadirkan gerekan sekularisme dan humanisme, di mana mereka menyatakan lepas dari keyakinan gereja dan manusia dianggap sebagai pusat segalanya [<em>antrophosentris</em>]31. Rasulullah saw menyerukan dakwah al-qur’an kepada ilmu pengetahuan. Rasulullah SAW merupakan orang yang pertama kali menerima seruan Al-Qur’an. Rasul, sangat peduli dengan dakwah Islamiah dengan kedua aspeknya, yaitu agama dan ilmu pengetahuan. Beliau membangkitkan perhatian untuk melakukan studi dan penelitian. Rasulullah SAW mengumpulkan orang-orang yang pandai menulis untuk mencatat ayat-ayat Al-Qur’an (wahyu) yang diturunkan kepadanya. Rasulullah SAW menyeru kaum Muslimin untuk belajar menulis dan membaca, agar mereka dapat menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan mempelajarinya serta menyebarkannya, sehingga pada perang Badar, ditetapkanlah tebusan sebagian dari tawanan perang yang pandai menulis-membaca, setiap orang dari mereka cukup mengajar menulis-membaca sehingga pandai, sepuluh anak-anak penduduk Madinah bagi setiap orang dari mereka. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sahabat-sahabatnya mempelajari bahasa-bahasa asing [selain bahasa Arab]. Rasulullah SAW bersabda: “Ilmu sedikit [yang diamalkan] lebih baik daripada banyak ibadah tanpa ilmu” [HR.Tabrani]. “Barangsiap menempuh suatu jalan dalam mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya suatu jalan menuju ke surga” [HR. Turmudzi]. “Saling menasehatilah kamu, dalam ilmu pengetahuan, karenasesungguhnya suatu khianat [kecurangan] dalam ilmu pengetahuan lebih jahat dari pada khianat [kecurangan] dalam harta benda” [HR. Abunaim]. Rasulullah menganjurkan umatnya merantau untuk mencari ilmu pengetahuan, meskipun ditempat yang jauh sebagaimana sabdanya: ”Carilah ilmu pengetahuan, sekalipun dinegeri Cina”. Dari hadis ini, terlihat kemampuan bahasa sangat diperlukan dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dalam hadits Abu Zarr RA dari Rasulullah SAW ia bersabda: “Menghadiri suatu majlis alim [pengajian] lebih utama daripada shalat sunnat seribu rakaat, mengunjungi seribu orang sakit, dan menghadiri seribu jenazah. Ditanyakan: Ya Rasulullah, apakah juga dari bacaan Al-Qur’an? Rasulullah SAW menjawab: Al-Qur’an itu tiada manfaatnya kecuali dengan ilmu.”</div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-23856454880875032602011-10-15T09:49:00.000-07:002011-10-15T09:49:25.235-07:00PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW SAMPAI MASA KHULAFAUR RASYIDIN<div style="text-align: center;"><br />
</div><div><div style="text-align: center;">M A K A L A H<br />
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW SAMPAI MASA KHULAFAUR RASYIDIN</div><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;">Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi Islam</div><div style="text-align: center;"><br />
Dosen Pengampu : Bpk. Prof. Drs. Yudian Wahyudi<br />
Asisten Dosen : Bpk. Khoirul Anam</div><div> </div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">DISUSUN OLEH KELOMPOK I :<br />
M. JAMIL 09340042<br />
AFIF FADLI YULIANSYAH 09340041<br />
TOSIM FAUZI 09340040<br />
ARIF BUDI UTOMO 09340039</div><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">FAKULTAS SYARI’AH<br />
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM<br />
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA<br />
YORYAKARTA<br />
2009</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div>KATA PENGANTAR<br />
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Agama Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW sampai Khulafaur Rasyidin” ini. Salawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Rasullullah Muhammad SAW sebagai pembawa refolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat, Amin.<br />
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam di Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.<br />
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, diantaranya:<br />
1.Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi selaku pengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam<br />
2.Bapak Khoirul Anam selaku Asdos mata kuliah Pengantar Studi Islam.<br />
3.Kepada seluruh Dosen Pengajar, terima kasih untuk kesempatan menimba dan mendalami ilmu di Fakultas Syariah Prodi Ilmu Hukum.<br />
4.Kepada seluruh karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah sudi melayani dalam pencarian kepustakaan.<br />
5.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum yang telah membantu memberikan dorongan moril dalam menyelesaikan makalah ini.<br />
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat, Amin.<br />
Yogyakarta, November 2009<br />
Penulis<br />
DAFTAR ISI<br />
HALAMAN JUDUL i<br />
KATA PENGANTAR ii<br />
DAFTAR ISI iii<br />
BAB I PENDAHULUAN<br />
A.LATAR BELAKANG MASALAH 1<br />
B.PERUMUSAN MASALAH 2<br />
C.TUJUAN PENULISAN 2<br />
D.METODE PENULISAN 2<br />
BAB II PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA NABI<br />
MUHAMMAD SAW<br />
A.ISLAM MASA RASULULLAH DI MEKKAH 3<br />
1.Menyiarkan Islam secara Sembunyi-Sembunyi 4<br />
2.Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan 4<br />
B.RASULULLAH SAW MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM<br />
DI MADINAH 8<br />
1.Mendirikan Masjid 10<br />
2.Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin 10<br />
3.Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim<br />
dan non Muslim 10<br />
4.Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk<br />
masyarakat baru 10<br />
BAB III PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR<br />
RASYIDIN<br />
A.PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN 12<br />
B.KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ 13<br />
1)Menjadi Khalifah Pertama 13<br />
2)Ekspedisi ke Utara 13<br />
3)Pengumpulan Al Quran 14<br />
4)Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq 14<br />
5)Sumbangan Saidina Abu Bakar 14<br />
C.KHALIFAH UMAR BIN KHATAB ( 634-644 M ) 15<br />
1)Pemerintahan Saidina Umar 15<br />
2)Wafatnya Saidina Umar 16<br />
D.KHALIFAH UTHMAN BIN AFFAN ( 644-656 M ) 16<br />
E.KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB ( 656-661 M ) 18<br />
BAB IV PENUTUP<br />
A.KESIMPULAN 19<br />
B.SARAN-SARAN 20<br />
DAFTAR PUSTAKA 21<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A.LATAR BELAKANG MASALAH<br />
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana perkembangan islam pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disnilah sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk masa depan yang lebih cemerlang tanpa tergoyahkan dengan kekuatan apa pun.<br />
Perkembangan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat adalah merupakan Agam Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW. Kemudian pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah empat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, Islam berkembang dengan pesat dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi. Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa islam pada zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan islam yang luar biasa pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarah islam yang sebenarnya.<br />
B.PERUMUSAN MASALAH<br />
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka saya merumuskan masalah sebagai berikut:<br />
1)Islam masa Rasulullah di Mekkah<br />
2)Rasulullah SAW Membangun Masyarakat Islam di Madinah<br />
3)Pengertian Khulafaur Rasyidin<br />
4)Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq<br />
5)Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khottob<br />
6)Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan<br />
7)Kepemimpinan Khalifah Ali Bin Abi Thalib<br />
C.TUJUAN PENULISAN<br />
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana :<br />
1)Islam masa Rasulullah di Mekkah<br />
2)Rasulullah SAW Membangun Masyarakat Islam di Madinah<br />
3)Pengertian Khulafaur Rasyidin<br />
4)Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq<br />
5)Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khottob<br />
6)Kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan<br />
7)Kepemimpinan Khalifah Ali Bin abi Thalib<br />
D.METODE PENULISAN<br />
Metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan yaitu memberikan gambaran tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku yang tersedia, tidak lupa juga penulis ambil sedikit dari media massa/internet.<br />
BAB II<br />
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA<br />
NABI MUHAMMAD SAW<br />
A.ISLAM MASA RASULULLAH DI MEKKAH<br />
Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah, kira-kira 571 masehi. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu kelahiran beliau, ada seorang gubernur dari keraan Nasrani Abisinia yang memerintah di Yaman bermaksud menghancurkan Ka’bah dengan bala tentaranya yang mengendarai Gajah. Belum tercapai tujuannya tentara tersebut, Allah telah menghancurkan mereka dengan mengirimkan burung Ababil. Karena pasukan itu menggunakan Gajah, maka tahun tersebut dinamakan tahun Gajah.1<br />
Disamping tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), nabi Muhammad SAW juga selalu beribadah dan berkhalwat di gua Hira. Sehingga pada tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan risalah-Nya. Ini terjadi menjelang usia Rasulullah yang ke 40 tahun. Setelah sekian lama wahyu kedua tidak muncul, timbul rasa rindu dalam dada Rasulullah SAW. Akan tetapi tak lama kemudian turunlah wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah Rasulullah berdakwah.<br />
Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan teman-temannya. Dengan turunnya wahyu ini, maka jelaslah apa yang harus Rasulullah kerjakan dalam menyampaikan risalah-Nya yaitu mengajak umat manusia menyembah Allah SWT yang maha Esa, yang tiada beranak dan tidak pula diberanakkan serta tiada sekutu bagi – Nya.<br />
1.Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi<br />
Ketika wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT. Jibril tidak lagi datang untuk beberapa waktu lamanya. Pada saat sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (Qs. Al-Mudatstsir:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru ummat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT. Dengan perintah tersebut Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.2<br />
2.Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan<br />
Penyiaran secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun, sampai kurun waktu berikutnya yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan.3 Ketika wahyu tersebut beliau mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul dibukit Safa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azap yang keras di kemudian hari (Hari Kiamat) bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya.<br />
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara rahasia. Kemudian turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr:94 yang memerintahkan agar Rasulullah berdakwa secara terang terangan. Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya. Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Demikianlah perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat untuk meyakinkan orang Makkah bahwa agama Islamlah yang benar dan berasal dari Allah SWT, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Qurais di Mekkah menentang ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Dengan adanya dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh penduduk Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi dan kandungan al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang (fasihat) serta menarik. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Dengan usaha yang serius pengikut Nabi SAW bertambah sehingga pemimpin kafir Quraisy yang tidak suka bila Agama Islam menjadi besar dan kuat berusaha keras untuk menghalangi dakwah Nabi dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap orang mukmin. Banyak hal yang dilakukan para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi. Pada mulanya mereka mengira bahwa kekuatan Nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib. Mereka mengancam dan menyuruh Abu Thalib untuk memilih dengan menyuruh Nabi berhenti berdakwa atau menyerahkannya pada orang kafir Quraisy. Karena cara–cara diplomatik dan bujuk rayu gagal dilakukan, akhirnya para pemimpin Quraisy melakukan tindakan fisik yang sebelumnya memang sudah dilakukan namun semakin ditingkatkan. Apabila orang Quraisy tahu bahwa dilingkungannya ada yang masuk Islam, maka mereka melakukan tindakan kekerasan semakin intensif lagi. Mereka menyuruh orang yang masuk Islam meskipun anggota keluarga sendiri atau hamba sahaya untuk di siksa supaya kembali kepada agama sebelumnya (murtad). Kekejaman yang dilakukan oleh peduduk Mekkah terhadap kaum muslimin mendorong Nabi SAW untuk mengungsikan sahabat–sahabatnya keluar Makkah. Sehingga pada tahun ke 5 kerasulan Nabi Muhammad SAW menetapkan Habsyah (Etiophya) sebagai negeri tempat untuk mengungsi, karena rajanya pada saat itu sangat adil. Namun kafir Quraisy tidak terima dengan perlakuan tersebut, maka mereka berusaha menghalangi hijrah ke Habsyah dengan membujuk raja Habsyah agar tak menerima kaum muslimin, namun gagal. Ditengah-tengah sengitnya kekejaman itu dua orang kuat Quraisy masuk Islam yaitu Hamzah dan Umar bin khattab sehingga memperkuat posisi umat Islam. Hal ini memperkeras reaksi kaum Quraisy Mereka menyusun strategi baru untuk melumpuhkan kekuatan Muhammad SAW yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan. Mereka memutuskan segala bentuk hubungan dengan suku ini. Persetujuan dilakukan dan ditulis dalam bentuk piagam dan disimpan dalam ka’bah. Akibatnya Bani Hasyim mengalami kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan yang tiada bandingnya. Hal ini terjadi pada tahun ke –7 ke Nabian dan berlangsung selama 3 tahun yang merupakan tindakan paling menyiksa dan melemahkan umat Islam. Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang beberapa waktu Abu Thalib meninggal Dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah pun wafat. Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Amul Huzni). Sepeninggal dua orang pendukung tersebut kaum Quraisy tak segan–segan melampiaskan amarahnya. Karena kaum Quraisy tersebut Nabi berusaha menyebarkan Islam keluar kota, namun Nabi malah di ejek, di sorak bahkan dilempari batu hingga terluka di bagian kepala dan badan. Untuk menghibur Nabi, maka pada tahun ke –10 keNabian, Allah mengisra’mi’rajkannya. Berita ini sangat menggemparkan masyarakat Makkah. Bagi orang kafir hal itu dijadikan sebagai propaganda untuk mendustakan Nabi, namun bagi umat Islam itu merupakan ujian keimanan. Setelah peristiwa ini dakwah Islam menemui kemajuan, sejumlah penduduk Yastrib datang ke Makkah untuk berhaji, mereka terdiri dari suku Khozroj dan Aus yang masuk Islam dalam tiga golongan :<br />
1.Pada tahun ke –10 keNabian. Hal ini berawal dari pertikaian antara suku Aus dan Khozroj, dimana mereka mendambakan suatu perdamaian.<br />
2.Pada tahun ke -12 ke-Nabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2 orang Aus serta seorang wanita) menemui Nabi disebuah tempat yang bernama Aqabah dan melakukan ikrar kesetiaan yang dinamakan perjanjian Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah dengan ini di temani seorang utusan Nabi yaitu Mus’ab bin Umar.<br />
3.Pada musim haji berikutnya. Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah ke Yastrib, mereka berjanji untuk membelah Nabi, perjanjian ini kemudian dinamakan Perjanjian Bai’ah Aqabah II. Setelah mengetahui perjanjian tersebut, orang kafir Quraisy melakukan tekanan dan intimidasi secara lebih gila lagi terhadap kaum muslimin. Karena hal inilah, akhirnya Nabi memerintahkan sahabat–sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib. Dalam waktu dua bulan, ± 150 orang telah meninggalkan kota Makkah. Hanya Ali dan Abu Bakar yang tetap bersama Nabi, akhirnya ia pun hijrah ke Yastrib bersama mereka karena kafir Quraisy sudah merencanakan pembunuhan terhadap Nabi SAW. Adapun cara-cara yang dilakukan orang Quraisy dalam melancarkan permusuhan terhadap Rasulullah SAW dan pengikutnya sebagai berikut:<br />
a.Mengejek, menghina dan menertawakan orang-orang Muslim dengan maksud melecehkan kaum muslimin.<br />
b.Mengejek ajaran Nabi, membangkitkan keraguan, menyebarkan anggapan-anggapanyang menyangsikan ajaran Nabi.<br />
c.Melawan Al-Qur’an dengan dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.<br />
d.Menyodorkan beberapa tawaran pada orang Islam yang mau menukar keimanannya dengan kepercayaan orang kafir Quraisy.<br />
Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang menyebabkan orang-orang kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu: Pertama, Orang kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan kekuasaan. Mereka menganggap bahwa tunduk pada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan bani Abdul Muthallib. Kedua, Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan antara bangsawan dan hamba sahaya. Ketiga, Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari kebangkitan kembali dan hari pembalasan di akhirat. Keempat, Taklid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab. Kelima, Pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki mereka.4<br />
B.RASULULLAH SAW MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM DI MADINAH<br />
Setiap musim haji tiba, banyak kabilah yang datang ke Mekah. Begitu juga nabi Muhammad SAW. Dengan giat menyampaikan dakwah islam. Diantara Kabilah yang menerima Islam adalah Khajraj dari Yatrib (Madinah). Setelah kembali ke negerinya, mereka mengabarkan adanya Nabi terakhir.5<br />
Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di musim haji ke Mekah dan menemui nabi di Bai’atul Akabah. Di tempat ini mereka mengadakan bai’at (perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah Pertama) karena dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai’atun Nisa’ (perjanjian wanita) karena didalamnya terdapat seorang wanita ‘Afra binti ‘Abid bin Tsa’labah.6<br />
Ketika beliau sampai di Madinah, disambut dengan syair-syair dan penuh kegembiraan oleh penduduk Madinah. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT. Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari (Syalaby,1997:117-119). Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Sehingga disamping sebagai kepala/ pemimpin agama, Nabi SAW juga menjabat sebagai kepala pemerintahan / Negara Islam. Kemudian, tidak beberapa lama orang-orang Madinah non Muslim berbondongbondong masuk agama Islam. Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar, mengingat penduduk yang tinggal di Madinah bukan hanya kaum muslimin, tapi juga golongan masyarakat Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang, maka agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi mengadakan perjanjian dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan beragama bagi kaum Yahudi. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan. Di samping itu setiap masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri dari serangan musuh. Adapun dasar-dasar tersebut adalah:<br />
1.Mendirikan Masjid<br />
Setelah agama Islam datang Rasulullah SAW mempersatukan seluruh suku-suku di Madinah dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang berupa masjid dan diberi nama masjid “Baitullah”. Dengan adanya masjid itu, selain dijadikan sebagai tempat peribadatan juga dijadikan sebagai tempat pertemuan, peribadatan, mengadiliperkara dan lain sebagainya.<br />
2.Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin<br />
Orang-orang Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta akan tetapi membawa keyakinan yang mereka anut. Dengan itu Nabi mempersatukan golongan Muhajirin dan Anshor tersebut dalam suatu persaudaraan dibawah satu keyakinan yaitu bendera Islam.<br />
3.Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim<br />
Setelah Nabi resmi menjadi penduduk Madinah, Nabi langsung mengadakan perjanjian untuk saling bantu-membantu atau toleransi antara orang Islam dengan orang non Islam. Selain itu Nabi mengadakan perjanjian yang berbunyi “kebebasan beragama terjamin buat semua orang-orang di Madinah”.<br />
4.Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru<br />
Dengan terbetuknya masyarakat baru Islam di Madinah, orang-orang kafir Quraisy bertambah marah, maka terjadi peperangan yang pertama yaitu perang Badar pada tanggal 8 Ramadlan, tahun 2 H. Kemudian disusul dengan perang yang lain yaitu perang Uhud, Zabit dan masih banyak lagi. Pada tahun 9 H dan 10 H (630–632 M) banyak suku dari berbagai pelosok mengirim delegasi kepada Nabi bahwa mereka ingin tunduk kepada Nabi, serta menganut agama Islam, maka terwujudlah persatuan orang Arab pada saat itu. Dalam menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain larangan untuk riba, menganiaya, perintah untuk memperlakukan istri dengan baik, persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan dan masih banyak lagi yang lainnya. Setelah itu Nabi kembali ke Madinah, ia mengatur organisasi masyarakat, petugas keamanan dan para da’i dikirim ke berbagai daerah, mengatur keadilan, memungut zakat dan lain-lain. Lalu 2 bulan kemudian Nabi jatuh sakit, kemudian ia meninggal pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M (Yatim,1998:27-33). Dengan terbentuknya negara Madinah Islam bertambah kuat sehingga perkembangan yang pesat itu membuat orang Makkah risau, begitu juga dengan musuh–musuh Islam.<br />
Untuk menghadapi kemungkinan gangguan–gangguan dari musuh, Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara.<br />
Banyak hal yang dilakukan Nabi dalam rangka mempertahankan dan memperkuat kedudukan kota Madinah diantaranya adalah mengadakan perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah, mengadakan ekspedisi keluar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk tersebut. Akan tetapi, ketika pemeluk agama Islam di Madinah semakin bertambah maka persoalan demi persoalan semakin sering terjadi, diantaranya adalah rongrongan dari orang Yahudi, Munafik dan Quraisy. Namun berkat keteguhan dan kesatuan ummat Islam, mereka dapat mengatasinya.<br />
BAB III<br />
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA<br />
KHULAFAUR RASYIDIN<br />
A.PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN<br />
Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah waris kepemimpinan Rasulullah selepas kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini merupakan orang-orang yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Pada saat perlantikan mereka dibuat secara syura yaitu perbincangan para sahabat atau pilihan khalifah sebelum. Selepas pemerintahan ini, kerajaan Islam diganti oleh kerajaan Ummaiyyah.<br />
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi Muhammad SAW wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.7<br />
Adapun Khulafaur Rasyidin dalam sejarah islam yang dimaksud terdiri daripada empat orang sahabat sebagai berikut:<br />
Saidina Abu Bakar ( 632-634 M )<br />
Saidina Umar bin Khatab ( 634-644 M )<br />
Saidina Uthman bin Affan ( 644-656 M )<br />
Saidina Ali bin Abi Talib ( 656-661 M )<br />
Keempat khalifah diatas bukan saja berhasil dalam melanjutkan risalah islam dan menegakkan tauhid, tetapi juga menyebarluaskan ke seluruh penjuru alam ini.8<br />
B.KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ (632-634 M )<br />
Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah Abu Bakar As-Siddik sebagai kholifah. Kholifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintah.9<br />
1)Menjadi Khalifah Pertama<br />
Semasa Rasulullah SAW sedang sakit tenat, baginda mengarahkan supaya Saidina Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad SAW., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil dari perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam.<br />
Perlantikan Saidina Abu Bakar mendapat tentangan daripada beberapa orang yang ingin melantik Saidina Ali Abi Talib sebagai khalifah kerana Saidina Ali merupakan menantu dan anak saudara Rasulullah SAW. Golongan Syiah yang merupakan golongan daripada keluarga Bani Hashim menentang perlantikan Saidina Abu Bakar. Tentangan itu tamat selepas Saidina Ali Abi Talib membaihkan Saidina Abu Bakar. Ada pendapat mengatakan bahawa Saidina Ali bin Abi Talib hanya membaihkan Saidina Abu Bakar selepas enam bulan.<br />
2)Ekspedisi ke Utara<br />
Selepas berjaya mengurangkan golongan riddah, Syaidina Abu Bakar mula menghantar panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Empayar Parsi. Khalid Al-Walid berjaya menawan Iraq dalam hanya satu kempen ketenteraan. Beliau juga menempuh kejayaan dalam beberapa ekspedisi ke Syria. Menurut seorang orientalis Barat, kempen Saidina Abu Bakar hanyalah sebuah lanjutan daripada Perang Riddah. Hal ini jelas salah memandangkan kebanyakan golongan riddah terletak di selatan Semenanjung Arab dan bukannya di utara.<br />
3)Pengumpulan Al-Quran<br />
Menurut ahli sejarah Islam, selepas Perang Riddah ramai orang yang mahir menghafaz Al Quran terbunuh. Saidina Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Saidina Abu Bakar untuk mula menjalankan aktviti pengumpulan semula ayat-ayat Al Quran. Saidina Uthman Affan kemudiannya melengkapkan aktiviti pengumpulan Al Quran semasa beliau menjadi khalifah.<br />
4)Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq<br />
Saidina Abu Bakar wafat pada 23 Ogos 634 di Madinah iaitu dua tahun selepas menjadi khalifah. Ada dua pendapat mengenai sebab kematian Saidina Abu Bakar. Ada yang mengatakan disebabkan keracunan dan ada pula yang mengatakan Saidina Abu Bakar meninggal dunia secara biasa. Sebelum kewafatannya, Saidina Abu Bakar mengesa masyarakat menerima Saidina Umar Al-Khatab sebagai khalifah yang baru. Saidina Abu Bakar dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah.<br />
5)Sumbangan Saidina Abu Bakar<br />
Saidina Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau banyak menyumbang terhadap perkembangan Islam. Beliau berjaya menumpaskan golongan Riddah yang ada diantaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi. Beliau juga mula mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau juga berjaya meluaskan pengaruh Islam.<br />
Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululllah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.<br />
C.KHALIFAH UMAR BIN-KHATAB ( 634-644 M )<br />
Setelah abu Bakar menunjuk penggantinya yaitu Umar Bin Khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat islam.10 Pada masa umar bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam pemperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa umar bin Khattab meliputi Semenanjung Arabiah, Palestina, Siria, Irak, Persia dan Mesir.11<br />
Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan.<br />
Pada masa Kholifah Umar Bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari Kholifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar hadis harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah berpusat di Madinah.12<br />
1)Pemerintahan Saidina Umar<br />
Semasa pemerintah Saidina Umar, Empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.<br />
Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis yaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian yaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian. 50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.<br />
Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina. Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.<br />
2)Wafatnya Saidina Umar<br />
Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam di Masjid al-Nabawi, Madinah.<br />
Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW dan makam Saidina Abu Bakar. Selepas kematiannya lalu Saidina Uthman bin Affan dilantik menjadi khalifah.<br />
D.KHALIFAH USMAN BIN AFFAN ( 644-656 M )<br />
Usman Bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam. Usman dianggap menjadi Kholifah hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh Kholifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal.13<br />
Pada masa Kholifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan madinah dimasa Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.<br />
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah di jangkau oleh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bias memilih tempat mereka inginkan untuk memberikan pendidikan pada masyarakat.<br />
Kholifah Usman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Berdasarkan hal-hal ini, Kholifah Usman memerintahkan kepada tim untuk menyalin tersebut, ada pun tim tersebut adalah : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist. 14<br />
Saidina Usman menjadi khalifah selepas Saidina Umar bin Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Antara pembaharuan yang dibuat ialah menubuhkan Angkatan Tentera Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan politik dan urusan dagangan Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Saidina Uthman wafat pada tahun 656 akibat dibunuh oleh pemberontak yang tidak puas hati dengan pemerintahannya.<br />
E.KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB ( 656-661 M )<br />
Pada tahun 656 masihi, khalifah Ali bin Abi Thalib, Islam yaitu Saidina Uthman bin Affan wafat kerana dibunuh di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah.<br />
Ali adalah Kholifah yang keempat setelah Usman bin Affan. Pada pemerintahannya sudah diguncang peperangan dengan Aisyah beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap usman, peperangan di antara mereka disebut perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Kholifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian. 15<br />
Muawiah sebagai gubernur Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya. Perang ini disebut dengan perang Siffin, karena terjadi di Siffin. Ketika tentara muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Semula Ali menolak, tetapi karena desakan sebagian tentara akhirnya Ali menerimanya, namun Tahkim malah menimbulkan kekacauan, sebab muawiyah bersifat curang, sebab dengan Tahtim Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu, sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara Tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu Khawarij.<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
A.KESIMPULAN<br />
Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diantaranya :<br />
1.Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah, kira-kira 571 masehi.<br />
2.Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.<br />
3.Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di musim haji ke Mekah dan menemui nabi di Bai’atul Akabah. Di tempat ini mereka mengadakan bai’at (perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah Pertama) karena dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai’atun Nisa’ (perjanjian wanita) karena didalamnya terdapat seorang wanita ‘Afra binti ‘Abid bin Tsa’labah.<br />
4.Khulafa ar-Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun (jamak kepada Khalifatur Rasyid) berarti wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar atau lurus Adapun maksudnya disini adalah empat Khalifah Shahabat Nabi yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra<br />
5.Pada Masa pemerintahan Abu Bakar Islam berkembang dengan melalui penyebaran langsung ketempat dimana belum ada penduduk yang beragama Islam. Pada masa ini pula Al-quran dikumpulkan dan ini pula merupakan jasa pemerintahan pada zaman beliau<br />
6.Pada Masa Umar (Masa Penguatan Pondasi Islam), Utsman ( Masa Pembukuan Al-quran) dan Ali, Islam sudah sangat tersebar luas diwilayah wilayah selain diwilayah jazirah arab itu sendiri. Dimana pada masa beliau beliau adalah merupakan tindak lanjut dari proses penyebaran Islam sebelumnya.<br />
7.Adapun kronologis khulafaurrasyidin adalah sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa khalifah Ali bin Abi Thalib dengan berbagai macam rentetan peristiwa yang terjadi pada setiap masanya.<br />
Sehingga dari berbagai macam analisis kesimpulan diatas bisa dikatakan bahwa Islam berkembang pada masa kepemimpinan Nabi Muhahammad dan Khulafaur Rasyidin adalah melalui beberapa aspek pendekatan yang diantaranya adalah pendekatan da’wah yang meliputi da’wah dengan lisan (diplomasi) dan juga perbuatan (pertempuran).<br />
B.SARAN-SARAN<br />
Adapun saran yang bisa penulis berikan :<br />
1.Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.<br />
2.Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
A. Zainudin, S.Ag & Muhammad Jamhari, S.Ag, Al-Islam I “Akidah dan Ibadah”, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999.<br />
___________________________________________ , Al-Islam II “Muamalah dan Akhlaq”, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999.<br />
Dr. Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam “Dirasah Islamiyah”, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2007.<br />
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag. Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Era Rasulullah Sampai Indonesia, Prenada Media Group, Jakarta, 1999.<br />
Nasution, Harun : Filsafat Pendidikan Islam 1982 Jakarta.<br />
Sejarah Peradaban Islam, Buku Panduan Madrasah Aliyah Kelas XII<br />
</div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720364867228813027.post-48139634559610859992011-10-14T11:51:00.000-07:002011-10-14T13:41:13.836-07:00MASA UMAYYAH<div class="entry-body"><div><div class="item-body"><div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut, dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “Penguasa” yang diangkat oleh Allah. Khalifah besar Bani Umayyah ini adalah :</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661M-680M)</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Abd Al-Malik Ibn Marwar (685M-705M)</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Al-Walid Ibn Abd Malik (705M-715M)</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Umar Ibn Abd Al-Aziz (717M-720M)</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724M-743M)</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>A. Kebijakan Politik Dan Ekonomi</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Sistem Politik Dan Perluasan Wilayah</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="FI">Dijaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. </span><span lang="SV">Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al-Malik, dia menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Mayoritas penduduk dikawasan ini kaum Paganis. Pasukan islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H / 661M. pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. Mereka sampai kewilayah Quhistan pada tahun 44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari. Pada tahun 44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maitan.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Ekspansi kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa <i>ketentraman, kemakmuran dan ketertiban</i>. Umat islam merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan dimasa pemerintahanya. Dia memulai kekuasaannya dengan membangun <i>Masjid Jami’ di Damaskus</i>. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Bibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Selanjutnya Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan islam memperoleh dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada masa inilah pemerintah islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya, dia wafat pada tahun 96H / 714M dan memerintah selama 10 tahun.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Dijaman Umar Ibn Ab Al-Aziz masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak Reformasi dan perbaikan. Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid. Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi dijamannya. Dimasa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat ataupun sedekah. Berkat ketaqwa’an dan kesalehannya, dia dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin. Penaklukan dimasa pemerintahannya pasukan islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis. sangat sedikit terjadi perang dimasa pemerintahan Umar. Dakwah islam marak dengan menggunakan nasehat yang penuh hikmah sehingga banyak orang masuk islam, masa pemerintahan Umar Bin Abd Aziz terhitung pendek.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Dijaman Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M) pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif. Dia membangun kota Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal sangat kikir dan pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan Eropa.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. </span>Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Khususnya dibidang Tashri, kemajuan yang diperoleh sedikit sekali, sebab kurangnya dukungan serta bantuan pemerintah (kerajaan) waktu itu. Baru setelah masa khalifah Umar Bin Abd Al-Aziz kemajuan dibidang Tashri mulai meningkat, beliau berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Umar Bin Abd Al-Aziz berusaha untuk membukukan Hadits.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Sistem Ekonomi</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Bidang-bidang ekonomi yang terdapat pada jaman Bani Umayyah terbukti berjaya membawa kemajuan kepada rakyatnya yaitu:</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Dalam bidang pertanian Umayyah telah memberi tumpuan terhadap pembangunan sector pertanian, beliau telah memperkenalkan system pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil pertanian.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Dalam bidang industri pembuatan khususnya kraftangan telah menjadi nadi pertumbuhan ekonomi bagi Umayyah.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>B. Sistem Peradilan Dan Pengembangan Peradaban</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Meskipun sering kali terjadi pergolakan dan pergumulan politik pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah, namun terdapat juga usaha positif yang dilakukan daulah ini untuk kesejahteraan rakyatnya.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Diantara usaha positif yang dilakukan oleh para khilafah daulah Bani Umayyah dalam mensejahterakan rakyatnya ialah dengan memperbaiki seluruh system pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas mengurusi masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="IT">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IT">Gaji pegawai dan tentara serta gaya tata usaha Negara.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Pembangunan pertanian, termasuk irigasi.</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Biaya orang-orang hukuman dan tawanan perang</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Perlengkapan perang</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Disamping usaha tersebut daulah Bani Umayyah memberikan hak dan perlindungan kepada warga negara yang berada dibawah pengawasan dan kekuasaannya. Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan kesewenangan. Oleh karena itu, Daulah ini membentuk lembaga kehakiman. Lembaga kehakiman ini dikepalai oleh seorang ketua Hakim (Qathil Qudhah). Seorang hakim (Qadli) memutuskan perkara dengan ijtihadnya. Para hakim menggali hukum berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Disamping itu kehakiman ini belum terpengaruh atau dipengaruhi politik, sehingga para hakim dengan kekuasaan penuh berhak memutuskan suatu perkara tanpa mendapat tekanan atau pengaruh suatu golongan politik tertentu.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> </b>Disamping itu, kekuasaan islam pada masa Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pengembangan peradaban seperti pembangunan di berbagai bidang, seperti:</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Pada masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Kemajuan Sistem Militer</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;">Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Secara garis besar formasi kekuatan tentara Bani Umayyah terdiri dari pasukan berkuda, pasukan pejalan kaki dan angkatan laut.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV"> </span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>C. Sistem Pergantian Kepala Negara Dan Keruntuhan Umayyah</b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><h2 style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Ada</span><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;"> beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:</span></h2><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><b>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b>Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><b>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b>Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa <span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syi%27ah" target="_blank" title="Syi'ah"><span style="color: black; text-decoration: none;">Syi'ah</span></a></span> (<b><i><span style="color: black;">para pengikut <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdullah_bin_Saba%E2%80%99&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Abdullah bin Saba’ (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Abdullah bin Saba’</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Yahudi&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Al-Yahudi (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">al-Yahudi</span></a></span></i></b>) dan <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khawarij" target="_blank" title="Khawarij"><span style="color: black; text-decoration: none;">Khawarij</span></a></span></i></b> terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><b>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b>Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (<b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bani_Qays&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Bani Qays (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Bani Qays</span></a></span></i></b>) dan Arabia Selatan (<b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bani_Kalb&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Bani Kalb (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Bani Kalb</span></a></span></i></b>) yang sudah ada sejak zaman sebelum <span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" target="_blank" title="Islam"><span style="color: black; text-decoration: none;">Islam</span></a></span>, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mawali&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Mawali (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">mawali</span></a></span></i></b> (non Arab), terutama di <i>Irak</i> dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mawali&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Mawali (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">mawali</span></a></span></i></b> itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa <span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab" target="_blank" title="Arab"><span style="color: black; text-decoration: none;">Arab</span></a></span> yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><b>4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b>Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><b>5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b>Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Abbas_ibn_Abd_al-Muthalib&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Al-Abbas ibn Abd al-Muthalib (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">al-Abbas ibn Abd al-Muthalib</span></a></span></i></b>. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Hasyim" target="_blank" title="Bani Hasyim"><span style="color: black; text-decoration: none;">Bani Hasyim</span></a> </span></i></b>dan <b><i>kaum</i></b> <b><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mawali&action=edit&redlink=1" target="_blank" title="Mawali (belum dibuat)"><span style="color: black; text-decoration: none;">mawali</span></a></span></i></b> yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.</div></div></div></div></div>SEJARAH PERADABAN ISLAM :( CHARDINAL PUTRA INSTITUTE)http://www.blogger.com/profile/15331084110040118303noreply@blogger.com0